Wahai Hati - Bab 15 Bunga kampus yang seksi (1)
aku mulai curiga kalau pada kehidupan sebelumnya, aku berhutang cinta pada Elis. oleh karena itu, dikehidupan yang sekarang ini, dia terus lengket padaku tanpa alasan. aku benar benar terganggu dan tidak memiliki suasana hati yang baik lagi untuk kembali ke perpustakaan. aku terpaksa kembali ke kamar.
hari ini masih tergolong tenang, tidak terjadi masalah apapun. namun aku semakin merasa tidak tenang jika keadaan sedamai ini. aku tahu kalau semua kelakuanku hari ini terlalu berlebihan. jika dilihat dari sifat Elis, dia tidak akan duduk diam begitu saja. namun semua sudah terjadi, aku harus berani menanggung semua ini. tidak perduli apa yang akan terjadi kedepannya, aku juga tidak akan menghindar!
keesokan harinya, aku pun pergi ke kelas untuk belajar seperti biasanya. Elis belum datang, namun semua orang dikelas sedang menggosipiku. mereka berkata kalau aku tidak sanggup melawan pria dan hanya berani memukul wanita. mereka semua marah dan merasa dendam terhadap aku. apalagi sekelompok wanita yang sepertinya sangat ingin merobek kulitku.
kelas pada siang ini merupakan kelas gabungan. semua murid dari dua kelas akan digabungkan menjadi satu. murid dari kelas lain juga mulai menggosipi ku setelah mendengar kabar tentang aku. mereka juga menatapku dengan tatapan yang aneh.
tidak usah dipikirkan lagi, ini semua pasti karena ulah Elis. berkat dia, nama baikku semakin hancur. bahkan Andi bertanya kepadaku :" Chandra, apakah kamu benar memukul Elis?"
aku menjawabnya dengan cuek :" dia butuh dihajar!"
Andi adalah orang yang paling mengerti diriku dan dia tahu bagaimana cara Elis menganggu ku selama ini. oleh karena itu, dia tidak memandangku seperti orang lain dan malah memujiku sambil berkata :" iya, aku mendukungmu. kamu tidak usah segan dengan orang seperti itu!"
setelah mengatakan itu, Andi pun menghela nafas dan berkata :" namun, kenapa dia menyukaimu ya? kalau dia menyukaiku, aku bakal langsung menerimanya dan tidak akan terjadi hal seperti ini!"
aku melototi Andi dan tidak berkata apapun.
sebelum mulai belajar, seketika terdengar keributan dari luar. seperti terjadi gempa saja. banyak pria berbondong bondong berlari kearah luar sambil berteriak :" lihatlah, bunga kampus sudah datang!"
bagi pria genit didalam kampus, bunga kampus merupakan tujuan kecabulan harian mereka. meskipun mereka tahu kalau tidak mungkin untuk mendapatkannya, namun mereka tetap akan menikmati kecantikannya. contohnya adalah Andi, dia langsung berlari keluar dengan cepat ketika mendengar bunga kampus telah datang.
aku tidak ikut. namun aku tiba tiba murung. bunga kampus ? apakah Olive?
ketika aku sedang memikirkan itu, seorang wanita tiba tiba muncul didepan pintu kelasku dan belakangnya diikuti oleh banyak pengikut. dapat dirasakan kalau wanita seksi itu merupakan bunga kampus yang mereka sebut tadi.
dia bukan Olive, berarti dia adalah salah satu dari tiga bunga kampus ini?
Saat aku melihatnya, aku tidak bisa memalingkan mataku, karena dia terlalu cantik dan seksi. Kecantikannya berbeda dari Olive. Olive memiliki kecantikan yang segar dan suci. Dan wanita ini, memiliki kecantikan yang mempesona, wajah Timur dengan darah campuran. Bibirnya agak naik keatas, kemerahan dan berkilau, yang membuat orang ingin menciumnya. Terlebih lagi, bagian yang membuat orang tergoda adalah tubuhnya sangat indah, kakinya panjang dan menggoda. yang paling mengerikan adalah dia juga mengenakan korset, rok ketat yang pendek, dan sepasang stoking hitam. Ini jelas merupakan peri yang menawan, dan tidak heran dia menyebabkan kampus ini seperti terjadi gempa bumi.
bahkan aku yang tidak begitu selera pada wanita cantik saja bisa memandangnya tanpa henti.
ketika aku sedang menghayal, wanita itu mengetuk pintu kelasku dan bertanya dengan cuek :" apakah Chandra ada disini?"
wanita seksi bagaikan sebuah barang antik didunia, sangatlah mempesona dan setiap gerakannya menarik perhatian semua pria. perkataannya yang halus itu juga menghasilkan efek radiasi. dalam waktu yang singkat, semua pandangan tertuju kearahu. aku tidak usah mengaku lagi dan semua pandangan itu telah menjawab pertanyaan wanita seksi itu.
pandangan wanita seksi itu tertuju kearahku. dia menatapku selama 2 detik, lalu berkata dengan datar :" keluarlah, ada yang ingin aku katakan!"
dipanggil oleh wanita tercantik mungkin merupakan sebuah kehormatan bagi orang lain. namun bagiku itu seperti sebuah kabut. karena aku sama sekali tidak tahu sejak kapan aku berhubungan dengan wanita seksi seperti ini. melihat penampilannya yang tenang itu, aku bahkan tidak tahu apakah dia merupakan orang baik atau jahat. namun aku tetap saja harus keluar. kalau tidak aku akan mati terbunuh oleh pandangan dendam dari semua orang!
setelah beberapa saat, aku berdiri dan keluar sambil dipandangi semua orang.
wanita seksi itu berjalan didepan dan aku mengikutinya dari belakang. kami pun dikelilingi oleh banyak orang. wanita seksi itu berjalan dengan santai dan menganggap tidak ada orang disekelilingnya. dia mulai menaiki tangga dan setelah sampai di lantai teratas gedung, dia memberhentikan langkah kakinya. disaat ini, bel pun berbunyi. semua mahasiswa yang tadinya berkumpul itu seketika bubar.
ketika aku sampai diatas, semua orang pun sudah bubar dan hanya tersisa wanita seksi itu disana. melihat dirinya yang menemuiku dengan tunggal, aku pun merasa sedikit tenang, sepertinya dia datang bukan untuk mencari masalah.
aku berjalan kearahnya dan berhenti. aku lalu bertanya denga perasaan yang panik :" halo, untuk apa kamu mencariku?"
aku bertanya dengan penuh sopan. namun wanita itu tidak memperdulikanku. dia tidak terburu buru menjawab pertanyaanku. dia pun mengelurkan sebungkus rokok dari kantongnya dan mengambil sebatang lalu menghidupkannya. dia lalu menghembuskan asap kearahku.
ditengah asap yang tipis itu, dia pun berkata dengan suara yang halus :" namaku adalah Marie Hu. aku adalah kakak sepupu Elis!"
aku terbengong ketika mendengar ini. pertama, nama wanita seksi ini sangatlah indah. namanya sangatlah cocok dengan aura tubuhnya. kedua, caranya menghembuskan asap rokok sangatlah menggoda. aku bahkan hampir tergoda olehnya. yang terakhir adalah wanita seksi ini ternyata merupakan kakak sepupu dari Elis. aku merasa diriku seperti terjatuh dari atas awan kedalam neraka!
seperti dugaanku, hal yang menghampiriku bukanlah merupakan hal baik. yang datang hanyalah masalah. namun aku tidak menyangka kalau Elis akan menyuruh wanita ini untuk membantunya. ini membuatku merasa sedikit aneh. namun masalah ini, Elis lah yang duluan melakukan kesalahan aku tidak merasa bersalah. setelah beberapa saat, aku pun menjawabnya dengan tenang :" oh!"
Marie Hu menatapku sebentar dan kembali menghisap rokoknya dan tersenyum genit. dia pun berkata :" dengar dengar kamu memukul adik sepupuku. pria yang memukul wanita bukanlah merupakan pria sejati!"
aku tidak ingin kembali menjelaskan masalah ini dan aku menjawabnya dengan asal :" dia bagaikan setangkai bunga yang indah."
setelah mendengar ini, Marie Hu pun mengejekku :" apakah kamu tidak tahu kalau wanita itu harus dihormati? bagaimanapun adik sepupuku menyukaimu. semua perlakuannya hanyalah untuk menarik perhatianmu. meskipun dia sedikit nakal, namun dia tidaklah jahat, kamu tidak seharusnya memukul dia."
setelah mengatakan itu, Marie Hu memegang daguku dan dia menatapku dengan dalam sambil berkata :" aku tahu kamu adalah seorang pria pengecut. aku tidak mengerti kenapa adik sepupuku bisa menyukaimu. awalnya aku masih mengira kalau kamu adalah seorang pria ganteng, namun jika dilihat sekarang, kamu seperti pria pada umumnya!"
setiap tatapan dan perkataan Marie, sangat jelas kalau dia sedang memandang diriku dan dia memandang hina seluruh bagian tubuhku, dari kepala hingga kakiku.
Novel Terkait
Cinta Tapi Diam-Diam
RossieSomeday Unexpected Love
AlexanderMore Than Words
HannyTernyata Suamiku Seorang Sultan
Tito ArbaniBalas Dendam Malah Cinta
SweetiesMenantu Hebat
Alwi GoThe Sixth Sense
AlexanderWahai Hati×
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (1)
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (2)
- Bab 2 Bu, Maaf (1)
- Bab 2 Bu, Maaf (2)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (1)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (2)
- Bab 4 Pria Perkasa (1)
- Bab 4 Pria Perkasa (2)
- Bab 5 Kemunculan Olive
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (1)
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (2)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(1)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(2)
- Bab 8 Musuhku(1)
- Bab 8 Musuhku(2)
- Bab 9 Sebelum badai datang
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (1)
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (2)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (1)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (2)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (1)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (2)
- Bab 13 Menjadi Pahlawan
- Bab 14 Lalat yang menganggu (1)
- Bab 14 Lalat yang menganggu (2)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (1)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (2)
- Bab 16 serangan yang terbuka mudah untuk ditangani, serangan kegelapan sulit untuk dihindari
- Bab 17 Harimau ingin menunjukkan kekuatan
- Bab 18 Aksi Balas Dendam
- Bab 19 Apa yang ditakutkan pasti akan terjadi
- Bab 20 Momen Menegangkan
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (1)
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (2)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (1)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (2)
- Bab 23 Majikan dan Anjingnya
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (1)
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (2)
- Bab 25 Rencana Licik (1)
- Bab 25 Rencana Licik (2)
- Bab 26 Satu Langkah Lagi
- Bab 27 Melukai Diri untuk Mendapatkan Kepercayaan
- Bab 28 Cinta dan Tidak Cinta
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (1)
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (2)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (1)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (2)
- Bab 31 Aura Seorang Ratu
- Bab 32 Pilihanmu Tidak Salah
- Bab 33 Pencegatan Mike
- Bab 34 Penyiksaan yang Kejam
- Bab 35 Ia adalah Ten Zhou
- Bab 36 Satu yang Menjaga, Tidak Ada yang Berani Menyerang
- Bab 37 Dendam dan Kewajiban
- Bab 38 Kecelakaan Gunawan
- Bab 39 Tokoh Kecil yang Tidak Dianggap
- Bab 40 Olive yang Sangat Terkejut
- Bab 41 Memancing ke dalam Jebakan
- Bab 42 Mike Berlutut
- Bab 43 Aura Pemenang
- Bab 44 Menginjak Jalan yang Buruk
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (1)
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (2)
- Bab 46 Pertarungan
- Bab 47 Tidak Ada yang Bisa Menaklukkanku
- Bab 48 Mencari Masalah
- Bab 49 Dua puluh miliar, itu hal yang kecil
- Bab 50 Menarik Uang
- Bab 51 menganggapmu ayah jika kaya
- Bab 52 keagungan
- Bab 53 Fetrin yang Percaya Diri
- Bab 54 Pengemis Tua
- Bab 55 Ada Uang, Sombong
- Bab 56 Krisis Ekonomi Keluarga Hu
- Bab 57 Merasa Terkejut
- Bab 58 Mike Kembali
- Bab 59 Datang Sendiri
- Bab 60 Boleh Membunuh Tapi Tidak Boleh Menghina
- Bab 61 Satu panggilan kak Chandra
- Bab 62 Mati dan hidup bersama
- Bab 63 Tidak berhenti sampai mati
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (1)
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (2)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (1)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (2)
- Bab 66 Waktu kematian sudah datang
- Bab 67 Perbuatan tercela Mike
- Bab 68 Fetrin Tiba
- Bab 69 Tuan Muda, Aku Terlambat
- Bab 70 Menjalani Keputusan Tuhan
- Bab 71 Amarah Michael Li
- Bab 72 Remehan Fetrin
- Bab 73 Bahaya Menyerang
- Bab 74 Namaku Jeno (1)
- Bab 74 Namaku Jeno (2)
- Bab 75 Michael Li Yang Jago
- Bab 76 Ada Orang di dalam Rumah
- Bab 77 Insting Orang hebat
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(1)
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(2)
- Bab 79 Jangan Mengulang ke Tiga Kalinya
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (1)
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (2)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (1)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (2)
- Bab 82 Balasan
- Bab 83 Posisi Defensif Michael Li
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (1)
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (2)
- Bab 85 Kematian Michael Li
- Bab 86 Kejadian saat itu
- Bab 87 Ayahmu
- Bab 88 Perasaan gelisah yang kuat.
- Bab 89 Perselisihan di Villa Keluarga Hu
- Bab 90 Sekeliling penuh dengan musuh
- Bab 91 Tuan Chandra
- Bab 92 Halo, Nama Aku Ruben
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (1)
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (2)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (1)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (2)
- Bab 95 Malu Ekstrim
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (1)
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (2)
- Bab 97 Kita Putus Saja (1)
- Bab 97 Kita Putus Saja (2)
- Bab 98 Kebencian
- Bab 99 Orang Belakang Ruben
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (1)
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (2)
- Bab 101 Menatap Semua orang
- Bab 102 Bersebrangan Dengan Marie Hu
- Bab 103 Ruben Yang Penuh Percaya Diri
- Bab 104 Tangkap Ruben dengan cara apapun
- Bab 105 Pertempuran Sengit
- Bab 106 Amarah Ruben
- Bab 107 Chris VS Ruben
- Bab 108 Kemampuan Fetrin
- Bab 109 Marie Berlutut
- Bab 110 Membalas Dendam Kepada Ruben
- Bab 111 Maaf, Aku Tidak Terima
- Bab 112 Pria Besar muncul
- Bab 113 Bunga Kampus yang Ketiga
- Bab 114 Selalu ada orang yang lebih hebat
- Bab 115 Putra Godi chen
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (1)
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (2)
- Bab 117 Ferdy Yang bertindak
- Bab 118 Keputusasaan Tanpa Akhir
- Bab 119 Lebih Baik Mati Daripada Hidup
- Bab 120 Pengemis Dan orang kaya generasi kedua (1)
- Bab 120 Pengemis dan orang kaya generasi kedua (2)
- Bab 121 Candra, Kamu Tamat (1)
- Bab 121 Chandra, Kamu Tamat ( 2)
- Bab 122 Ciuman Clara
- Bab 123 Kemarahan Ferdy
- Bab 124 Kobaran Api
- Bab 125 Hidup Mati
- Bab 126 Kematian Ruben Cai
- Bab 127 Ucapan Marie
- Bab 128 Menuju Ke Lokasi Perang
- Bab 129 Tuan Muda Ferdy Yang Susah Ditebak
- Bab 130 Ibuku Datang
- Bab 131 Keangkuhan Tuan muda Ferdy
- Bab 132 Api Peperangan Menyala
- Bab 133 Ibuku VS Tuan Muda Ferdy
- Bab 134 Berjuanglah Untuk Tetap Bertahan Hidup
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (1)
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (2)