Wahai Hati - Bab 56 Krisis Ekonomi Keluarga Hu
Mendengar kata-kata Fetrin, Chris pun tersenyum dan mengedipkan matanya. Ia berkata dengan tenang, “Oke, aku lakukan sekarang!”
Chris pun segera meninggalkan kantor.
Fetrin pun lanjut membereskan dokumen diatas meja kerjanya, dengan ekspresi wajahnya yang tenang dan gerakan yang sudah terbiasa. Seolah-olah tidak terjadi apa-apa, seperti mengalahkan Yongky itu adalah hal yang mudah. Fetrin sama sekali tidak menganggapnya.
Tentu, hal yang Fetrin lakukan untukku, aku sendiri pun tidak mengetahuinya. Malam ini, aku dengan Gunawan mereka bermain dan minum hingga mabuk, seperti memberikan kebebasan kepada diriku. Aku tidak tahu berapa banyak minuman beralkohol yang telahku minum, tapi yang dapat diyakinkan berminum-minum merupakan ide yang bagus. Di saat berminum-minum hingga mabuk, aku sama sekali sudah tidak teringat hal yang mengacaukan hatiku, hanya terus berbahagia seperti orang bodoh.
Aku dan Gunawan mereka bermain sepanjang malam. Hingga pagi hari kedua, kita baru berpisah. Aku balik ke hotel dan tidur di ranjang besar yang nyaman!
Yang tidak kuketahui adalah saat aku tertidur nyenyak, Yongky sedang pusing akan tekanan yang ia alami.
Langit hari ini begitu biru, cerah dan terasa hangat. Tetapi bagi Yongky, hari ini merupakan masa terkelam dalam hidupnya. Betapa cerahnya hari ini, juga tidak dapat menyinari hatinya. Hari ini merupakan hari tersial baginya.
Siang hari, perusahaan ia sedang mengalami banyak masalah. Semua proyek yang sedang ditangani ia berturut-turut muncul masalah. Salah satu yang paling parah adalah proyek yang baru-baru ini menghabiskan banyak uang Yongky, untuk membeli sebuah tanah. Awalnya ia bekerja sama dengan perusahaan besar, untuk bersama mengembangkan tanah ini.
Namun, proyek besar ini baru berlangsung setengah. Tiba-tiba hari ini perusahaan besar itu mengajukan permintaan untuk menarik investasinya kembali. Secara mendadak Yongky pun harus menghadapi masalah krisis ekonomi ini. Apalagi ini merupakan jumlah uang yang sangat besar dan yang membuatnya semakin memburuk adalah hutang Yongky kepada beberapa perusahaan, hari ini mendesaknya untuk membayar hutang. Masalah Yongky semakin membanyak dan membuatnya makin terpuruk.
Untuk menyelesaikan situasi mendadak ini, Yongky sibuk dari pagi hingga malam tanpa beristirahat. Namun krisis ini tetap tidak dapat ditangani. Perusahaan yang ia bangun dengan susah payah, tiba-tiba mengalami krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dalam sekejap waktu perusahaannya seperti berada di ambang kehancuran. Yongky sama sekali tidak menyangka, bahwa perusahaan yang ia miliki tiba-tiba dalam keadaan krisis. Seketika ia sangat stres, seperti Tuhan ingin membunuh dirinya..
Di hari ini, Yongky stres dan depresi. Selama ini ia selalu yakin kepada dirinya sendiri, apalagi dalam bersosialisasi. Ia mengira tidak ada siapapun yang mampu menyainginya. Ia sudah hidup sangat lama di lingkungan masyarakat yang rumit ini, mau pihak pemerintahan atau dunia perdagangannya, ia bisa mendirikan hubungan yang kuat dan baik. Oleh karena itu, ia juga bisa lebih menonjol, sehingga perusahaannya makin besar dan lancar. Yongky sangat percaya diri. Ia merasa perusahaannya bisa semakin diperbesar. Ia juga merasa dirinya bisa menjadi pengusaha yang terkenal. Tapi ia sama sekali tidak pernah terpikir bahwa perusahaan yang paling membuatnya bangga, begitu saja mengalami krisis ekonomi.
Yongky sangat stres, sehingga ia membuang harga dirinya dan mencari koneksi untuk melakukan apapun demi menyelesaikan masalah ini. Pada akhirnya semua tindakan ini tidak ada gunanya dan sia-sia begitu saja. Orang yang biasanya berhubungan baik dengan Yongky pun menghindarinya, seperti ia adalah wabah penyakit. Tidak ada satu pun yang ingin membantunya dan menjauhi ia serta tidak memberinya muka sama sekali.
Akhirnya, Yongky mendapat dukungan dari Joshizkia. Joshizkia merupakan pengusaha yang terkenal di kota ini. Entah dari status ataupun pengaruhnya, Joshizkia dapat dianggap sebagai pengusaha yang terbaik. Bukan hanya kemampuannya saja yang terbaik, keluarganya pun juga cukup terkenal di kota ini. Perusahaan Keluarga Cai memiliki dasar yang kuat, sama sekali tidak dapat dibandingkan dengan Yongky.
Yongky melakukan apapun itu untuk menjodohkan Marie dengan Tuan muda Cai. Karena ia ingin menjilat Joshizkia yang memiliki status lebih tinggi darinya. Dengan kata lain, hanya dengan berhubungan pernikahan dengan Keluarga Cai, maka dasar perusahaan Keluarga Hu akan lebih stabil dan kuat.
Tapi tak tersangka, pernikahan antara kedua keluarga ini tidak berhasil. Kini perusahaannya sendiri telah bermasalah, Yongky benar-benar putus asa. Ia hanya bisa menahan malunya dan mencari Joshizkia.
Joshizkia juga merupakan orang yang licik. Pemikirannya tidak terlepas dari karakter pengusaha, pasti ia lebih mempertimbangkan keuntungannya. Ia menyetujui agar anaknya dan Marie untuk coba menjalin hubungan, hanya karena ia merasa Yongky adalah orang yang cerdik dan perkembangan perusahaannya juga bagus. Ditambah lagi adanya hubungan kerja sama antara mereka, pasti ini akan membawakannya keuntungan. Maka Joshizkia tentu tidak akan menentang perjodohan ini. Tetapi perusahaan Yongky mendadak mengalami krisis ekonomi, tentu saja ia dihindari. Joshizkia sama sekali tidak mempertimbangkannya lagi dan langsung menolak Yongky.
Sekarang Yongky benar-benar ada rasa ingin mati. Ia benar-benar sudah dalam keadaan putus asa, bahkan Joshizkia pun tidak memberi muka kepadanya. Ia benar-benar tidak ada jalan lain lagi. Tapi ini merupakan harapan terakhirnya, entah bagaimana pun Yongky tidak akan mudah menyerah. Walaupun ia ditolak, ia tetap bermohon kepada Joshizkia, “Kak Joshizkia, kita akan menjadi keluarga. Saat ini keuanganku hanya tidak dapat dikelola sementara. Jika Anda membantuku untuk melewati krisis ekonomi ini, aku pasti akan berterima kasih kepadamu!”
Joshizkia membalasnya dengan tertawa, “Yongky... Saat ini saja, kita belum menjadi keluarga. Meski sudah berkeluarga, aku juga tidak berani untuk membantumu!”
Yongky terkejut dan bertanya, “Mengapa?”
Joshizkia pelan-pelan menurunkan nada suaranya dengan misterius bertanya, “Kamu masih tidak menyadarinya. Terjadi masalah yang begitu besar di perusahaanmu, apakah kamu tidak merasa curiga?”
Yongky berkata setelah berfikir, “Masalah ini memang aneh, aku juga merasa curiga. Tetapi jika dipikir ulang, juga tidak ada alasan. Siapa yang akan mengerjaiku? Apakah ada keuntungan baginya?”
Joshizkia berkata jujur, “Kalau ini aku juga kurang tahu, aku hanya tahu bahwa kamu benar-benar dipojoki. Tadi pagi seorang direktur di kalanganku datang menyapaku dan ia memintaku untuk tidak berhubungan lagi denganmu. Jika tidak aku juga akan terlibat masalah!”
Mendengar kata-katanya, Yongky pun tercengang. Ia tiba-tiba merasa pusing seperti ada yang memukul kepalanya. Tak lama kemudian, ia baru membuka mulut lagi. “Siapakah orang yang ingin mencari masalah denganku?”
Joshizkia berkata, “Aku tidak tahu siapa yang memojokimu, tapi yang aku tahu hanya status direktur ini lebih tinggi dari kita. Tetapi ia hanya ditugaskan untuk menyampaikan pesan!”
Yongky semakin membingung, ia merasa dadanya seperti tersumbat. Otaknya juga berhenti beroperasi. Ia terus mengoceh. “Sungguh aneh. Mereka berani mengalahkanku dan diri mereka juga akan rugi banyak. Siapa yang begitu kesal kepadaku dan menggunakan cara ini untuk menjatuhkanku?”
Joshizkia berkata, “Ini berarti masalahmu, seharusnya kamu pikir. Sebenarnya kamu telah mencari masalah dengan siapa, sehingga orang itu menghabiskan banyak uang untuk menjatuhkanmu?
Yongky berusaha menenangkan diri. Ia berfikir begitu lama dengan teliti. Tetapi ia tetap tidak kepikiran, siapa yang akan menghabiskan begitu banyak uang untuk menjatuhkannya. Akhirnya mau tak mau ia menggelengkan kepalanya, “Tidak, selama ini lancar saja, setiap bisnis yang dibahas pun berjalan dengan baik. Tidak ada konflik antara pihak kerja sama, pada bisnis lain pun juga tidak ada konflik!”
Yongky paling jago dalam bersosialisasi. Ia memiliki EQ yang tinggi dan sangat jago dalam mengamati ekspresi wajah serta membangun hubungan dengan orang. Setelah bertahun-tahun di dunia bisnis ini, ia telah menjadi orang yang berpengalaman. Ia sangat mengerti dalam mengatur seluruh masalah. Ia tidak akan mudah mencari masalah dengan orang, apalagi tokoh besar yang begitu menakutkan.
Joshizkia juga sangat bingung kepada hal ini. Ia sungguh tidak tahu siapa yang begitu kesal kepada Yongky. Biasanya musuh dalam bisnis juga tidak akan bertindak begitu jahat dan merugikan lawan. Lagipula mereka semua sama sebagai pengusaha. Siapa yang bisa membenci uang, tapi entah bagaimanapun Joshizkia bisa memastikan bahwa orang yang kesal kepada Yongky ini bukanlah orang biasa. Jadi ia tidak akan berani-berani menginjak air kotor ini. Ia sekali lagi berkata kepada Yongky. “Yongky, sebagai temanmu, aku telah mengingatkanmu, tapi aku tidak bisa membantumu. Aku harap kamu bisa mengerti ini!”
Yongky tahu apa yang sedang Joshizkia pertimbangkan. Ia juga tahu bahwa ia tidak ada harapan lagi. Karena itu, ia tidak memaksa Joshizkia dan langsung pergi.
Yongky tiba dirumah saat malam hari. Ia segera menceritakan semua masalah perusahaannya kepada istrinya. Pada akhirnya, ia dengan serius bertanya dengan istrinya, “Apakah kamu bermusuhan dengan tokoh besar diluar sana?”
Yongky juga tidak kepikiran dengan siapa ia mencari masalah, lagipula kebencian ini sangatlah dalam. Ia tanya lagi kepada diri sendiri dan tidak pernah melakukan hal-hal itu, jadi ia hanya bisa bertanya kepada istrinya. Lagipula istrinya juga memiliki perusahaannya, siapa tahu istrinya mencari masalah dengan seseorang.
Sekarang Ibu Hu pun terjebak dalam kemurungan, wajahnya terlihat suram. Ia mengerutkan dahinya seperti sedang merenung, tetapi tidak menemukan alasan yang pasti. Ia dengan kesal berkata, “Aku bisa bermusuhan dengan siapa, seperti kamu tidak tahu saja. Sekarang aku kan sudah tidak pernah mengurus kantor. Biasanya juga hanya jalan-jalan atau bermain mahjong. Aku sudah tidak berurusan dengan masalah bisnis. Aku tidak ada kesempatan untuk mecari masalah dengan tokoh besar!”
Ibu Marie juga merupakan orang yang pintar. Sekarang ia sudah keluar dari kalangan bisnis menjadi ibu rumah tangga berkelas. Biasanya ia juga hanya bertemu dengan ibu rumah tangga sepertinya. Antara ibu rumah tangga ini pasti tidak akan menimbulkan krisis pada perusahaan. Ia sendiri juga tidak pernah menimbulkan masalah besar dengan orang lain.
Seketika Yongky menjadi diam dan suasana menunjukkan aura yang tertekan. Mereka saling memandang. Aku lihat kamu, kamu lihat aku dengan wajah kesal dan cemberut. Akhirnya mereka mengalami krisis terbesar dalam kehidupannya, tapi sayangnya rasa ini tidak dapat dilampiaskan dan membuatnya bingung.
Waktu berjalan dengan cepat. Setelah keheningan yang berlangsung lama, tiba-tiba mereka teringat seseorang, lalu teriak secara bersamaan. “Chandra!”
Novel Terkait
Harmless Lie
BaigeCinta Yang Terlarang
MinnieCinta Yang Tak Biasa
WennieDoctor Stranger
Kevin WongMenantu Bodoh yang Hebat
Brandon LiBaby, You are so cute
Callie WangWahai Hati×
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (1)
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (2)
- Bab 2 Bu, Maaf (1)
- Bab 2 Bu, Maaf (2)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (1)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (2)
- Bab 4 Pria Perkasa (1)
- Bab 4 Pria Perkasa (2)
- Bab 5 Kemunculan Olive
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (1)
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (2)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(1)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(2)
- Bab 8 Musuhku(1)
- Bab 8 Musuhku(2)
- Bab 9 Sebelum badai datang
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (1)
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (2)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (1)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (2)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (1)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (2)
- Bab 13 Menjadi Pahlawan
- Bab 14 Lalat yang menganggu (1)
- Bab 14 Lalat yang menganggu (2)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (1)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (2)
- Bab 16 serangan yang terbuka mudah untuk ditangani, serangan kegelapan sulit untuk dihindari
- Bab 17 Harimau ingin menunjukkan kekuatan
- Bab 18 Aksi Balas Dendam
- Bab 19 Apa yang ditakutkan pasti akan terjadi
- Bab 20 Momen Menegangkan
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (1)
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (2)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (1)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (2)
- Bab 23 Majikan dan Anjingnya
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (1)
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (2)
- Bab 25 Rencana Licik (1)
- Bab 25 Rencana Licik (2)
- Bab 26 Satu Langkah Lagi
- Bab 27 Melukai Diri untuk Mendapatkan Kepercayaan
- Bab 28 Cinta dan Tidak Cinta
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (1)
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (2)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (1)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (2)
- Bab 31 Aura Seorang Ratu
- Bab 32 Pilihanmu Tidak Salah
- Bab 33 Pencegatan Mike
- Bab 34 Penyiksaan yang Kejam
- Bab 35 Ia adalah Ten Zhou
- Bab 36 Satu yang Menjaga, Tidak Ada yang Berani Menyerang
- Bab 37 Dendam dan Kewajiban
- Bab 38 Kecelakaan Gunawan
- Bab 39 Tokoh Kecil yang Tidak Dianggap
- Bab 40 Olive yang Sangat Terkejut
- Bab 41 Memancing ke dalam Jebakan
- Bab 42 Mike Berlutut
- Bab 43 Aura Pemenang
- Bab 44 Menginjak Jalan yang Buruk
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (1)
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (2)
- Bab 46 Pertarungan
- Bab 47 Tidak Ada yang Bisa Menaklukkanku
- Bab 48 Mencari Masalah
- Bab 49 Dua puluh miliar, itu hal yang kecil
- Bab 50 Menarik Uang
- Bab 51 menganggapmu ayah jika kaya
- Bab 52 keagungan
- Bab 53 Fetrin yang Percaya Diri
- Bab 54 Pengemis Tua
- Bab 55 Ada Uang, Sombong
- Bab 56 Krisis Ekonomi Keluarga Hu
- Bab 57 Merasa Terkejut
- Bab 58 Mike Kembali
- Bab 59 Datang Sendiri
- Bab 60 Boleh Membunuh Tapi Tidak Boleh Menghina
- Bab 61 Satu panggilan kak Chandra
- Bab 62 Mati dan hidup bersama
- Bab 63 Tidak berhenti sampai mati
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (1)
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (2)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (1)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (2)
- Bab 66 Waktu kematian sudah datang
- Bab 67 Perbuatan tercela Mike
- Bab 68 Fetrin Tiba
- Bab 69 Tuan Muda, Aku Terlambat
- Bab 70 Menjalani Keputusan Tuhan
- Bab 71 Amarah Michael Li
- Bab 72 Remehan Fetrin
- Bab 73 Bahaya Menyerang
- Bab 74 Namaku Jeno (1)
- Bab 74 Namaku Jeno (2)
- Bab 75 Michael Li Yang Jago
- Bab 76 Ada Orang di dalam Rumah
- Bab 77 Insting Orang hebat
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(1)
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(2)
- Bab 79 Jangan Mengulang ke Tiga Kalinya
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (1)
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (2)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (1)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (2)
- Bab 82 Balasan
- Bab 83 Posisi Defensif Michael Li
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (1)
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (2)
- Bab 85 Kematian Michael Li
- Bab 86 Kejadian saat itu
- Bab 87 Ayahmu
- Bab 88 Perasaan gelisah yang kuat.
- Bab 89 Perselisihan di Villa Keluarga Hu
- Bab 90 Sekeliling penuh dengan musuh
- Bab 91 Tuan Chandra
- Bab 92 Halo, Nama Aku Ruben
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (1)
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (2)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (1)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (2)
- Bab 95 Malu Ekstrim
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (1)
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (2)
- Bab 97 Kita Putus Saja (1)
- Bab 97 Kita Putus Saja (2)
- Bab 98 Kebencian
- Bab 99 Orang Belakang Ruben
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (1)
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (2)
- Bab 101 Menatap Semua orang
- Bab 102 Bersebrangan Dengan Marie Hu
- Bab 103 Ruben Yang Penuh Percaya Diri
- Bab 104 Tangkap Ruben dengan cara apapun
- Bab 105 Pertempuran Sengit
- Bab 106 Amarah Ruben
- Bab 107 Chris VS Ruben
- Bab 108 Kemampuan Fetrin
- Bab 109 Marie Berlutut
- Bab 110 Membalas Dendam Kepada Ruben
- Bab 111 Maaf, Aku Tidak Terima
- Bab 112 Pria Besar muncul
- Bab 113 Bunga Kampus yang Ketiga
- Bab 114 Selalu ada orang yang lebih hebat
- Bab 115 Putra Godi chen
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (1)
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (2)
- Bab 117 Ferdy Yang bertindak
- Bab 118 Keputusasaan Tanpa Akhir
- Bab 119 Lebih Baik Mati Daripada Hidup
- Bab 120 Pengemis Dan orang kaya generasi kedua (1)
- Bab 120 Pengemis dan orang kaya generasi kedua (2)
- Bab 121 Candra, Kamu Tamat (1)
- Bab 121 Chandra, Kamu Tamat ( 2)
- Bab 122 Ciuman Clara
- Bab 123 Kemarahan Ferdy
- Bab 124 Kobaran Api
- Bab 125 Hidup Mati
- Bab 126 Kematian Ruben Cai
- Bab 127 Ucapan Marie
- Bab 128 Menuju Ke Lokasi Perang
- Bab 129 Tuan Muda Ferdy Yang Susah Ditebak
- Bab 130 Ibuku Datang
- Bab 131 Keangkuhan Tuan muda Ferdy
- Bab 132 Api Peperangan Menyala
- Bab 133 Ibuku VS Tuan Muda Ferdy
- Bab 134 Berjuanglah Untuk Tetap Bertahan Hidup
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (1)
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (2)