Wahai Hati - Bab 98 Kebencian

Kita putus saja, tiga kata itu yang segera membutakanku dan menghancurkan jiwaku, aku benar-benar tidak menduga, bahwa Marie bisa dengan mudah putus denganku, aku selalu berpikir bahwa perasaan kita dapat bertahan dalam segaja ujian, setidaknya tidak begitu mudah hancur seperti ini. Namun, yang sebenarnya terjdi ingin membuatku pingsan, aku tidak bisa menerimanya atau memahaminya.

Sampai sekarang, aku masih ingat dengan jelas, bahwa ketika aku sangat putus asa, Marie menyemangati aku, menciumku di depan seluruh anak-anak di sekolah. Dan memberitahuku, pada saat itu hatiku meleleh karenanya, aku mulai merasakan cinta, aku telah berusaha untuk mempertahankan cinta ini, kami telah melalui banyak cobaan bersama, aku telah menembus penghalang orang tuanya dengan susah payah, aku telah hidup dan mati bersama dengannya, awalnya hubunga kita sangat susah, tapi pada akhirnya kita bahagia bersama, lalu aku tidak menyangka bahwa Ruben akan memecah perasaan kita dalam sekejap, dengan demikian, kebahagiaan yang kita peroleh dengan susah payah dihancurkan olehnya.

Marie tidak memberiku kesempatan, dia bahkan memercayai Ruben, bahkan dia mengatakan kata putus, dia begitu bertekad, dalam semua hal ini. Dan semuanya menghancurkan hatiku, aku tidak bisa mempercayainya, hati Marie sangat keras, dia terlalu kejam terhadapku. Mataku, tiba-tiba mengeluarkan air mata, apa ada sesuatu yang membuat mataku seperti ini, dengan mata kabur aku menatap Marie, berkata dengan tidak percaya diri: “Putus? Kamu mau putus denganku?”

Wajah Marie terdiam karena kesedihan. Dengan tegas berkata: “Benar, aku ingin putus denganmu!”

Perkataan ini, setiap kata seperti pisau yang tajam, satu per satau pisau merobekl hatiku, seluruh tubuhku gemetaran karena rasa sakit, dan organ dalamku juga ikut gemetaran, aku menatap Marie, dan berkata dengan suara bergetar: “Marie, hubunga kita kenapa begitu rapuh?”

Aku seperti berjalan di tepi tebing, hampir hancur berkeping-keping, tapi aku masih berusaha tetap tenang, berusaha menjaga sedikit martabat laki-lakiku, berusaha menjadi kuat. Ketika Marie melihatku seperti ini, air matanya mengalir turun lagi. Dia tenggelam dalam kesedihan dan hanyut oleh kesedihan, dia berkata kepadaku dengan berlinangan air mata: “Aku juga berpikir hubungan kita sangat kuat, aku pikir tidak ada yang bisa menggoyahkan cintaku padamu, jadi apa pun yang terjadi, aku tidak mengubah perasaanku padamu, namun Ketika aku melihat kamu tidur dengan wanita lain, aku mulai merasakan bahwa aku tidak tahan, ketika aku menutup mata, aku selalu kepikiran dengan gambaran itu, aku benar-benar tidak bisa hidup bersamamu lagi!”

Semakin Marie berkata dia semakin sedih, sampai dia terisak, dia benar-benar putus asa terhadapku.

Dan aku juga sangat sedih, hatiku terluka, tapi aku masih berusaha sebaik mungkin untuk menahan diri, menahan diri untuk membiarkan air mata di mataku jatuh, tetapi, pandanganku tidak berpaling dari Marie, aku menatapnya dengan dalam-dalam, dan berkata: “Sepasang kekasih, bukankah harus saling percaya, bukankah kamu mengatakan kamu percaya padaku, kenapa kamu tidak percaya padaku sekarang, jika ada masalah kenapa kamu tidak duduk dulu, kita bicarakan baik-baik, jangan apa-apa putus?”

Aku masih berusaha untuk mempertahankannyanya. Mencoba meyakinkan Marie dengan kebenaran, aku harap dia bisa memberiku kesempatan terakhir, berharap dia bisa berbicara denganku dengan tenang, jangan mengatakan putus begitu saja.

Namun, Marie tidak memberiku kesempatan seperti itu, tekadnya sangat kuat, matanya kabur karena air mata dan berkata: “Tidak perlu dibicarakan lagi, sebenarnya, kamu tidak tahu, setelah latar belakang keluargamu telah terungkap, aku hidup bersamamu mulai merasa tertekan, aku takut kehilangan kamu, jadi aku mencoba yang terbaik untuk menjadi sempurna, tidak peduli apa pun, aku ingin menjadi sempurna, bahkan aku sampai berdandan, aku terus berjung, karena takut kamu tidak menyukaiku lagi, aku bukan diriku sebelumnya lagi, aku hidup tanpa diriku. Bahkan orang tuaku harus tunduk padamu karena takut menyinggung perasaanmu, aku terlalu lelah untuk bersamamu, aku hanya ingin istirahat sekarang, aku tidak ingin saling menyiksa lagi, kita, putus saja!”

Setelah mendengarkan kata-kata ini, tubuhku membatu lagi, aku tidak tahu, aku tidak tahu sama sekali bahwa Marie sangat lelah ketika dia bersamaku, aku pikir dia senang ketika dia bersamaku, aku pikir latar belakang keluargaku akan membuatnya bangga. Tetapi aku tidak menyangka bahwa perubahanku hanya memberi tekanan padanya, membuat dia khawatir. Tetapi apakah itu yang aku inginkan? Awalnya aku juga merendah, aku tidak pernah menunjukkan kekayaanku, jika orang tuanya tidak sombong, akankah aku memaksa Fetrin melakukannya? Yang aku lakukan semuanya adalah hanya untuk bersamanya, aku sangat sopan kepada orang tuanya, mereka begitu mempermalukanku. Aku juga tidak peduli, apa lagi yang bisa aku lakukan?

Aku sudah melakukan segalanya demi hubungan kami, tetapi pada akhirnya, aku masih tidak bisa mengubah kepercayaan Maria, dia lebih percaya dengan Ruben yang baru kenal selama tiga hari, daripada percaya padaku, dia melakukan ini, apakah layak untukku?

Aku juga akan lelah, aku juga akan putus asa, ketidakpercayaan Maria, membuatku patah hati, hati dan jiwaku hancur, aku tidak ingin menjelaskannya lagi, tidak ada gunanya. Aku memandang Maria, dalam keadaan yang tidak pernah serius, dan berkata: “Putus berarti kita sudah menjadi orang asing mulai sekarang, dan kita tidak bisa bersama lagi nantinya, sudahkah kau mempertimbangkannya dengan jelas?”

Ketika Maria mendengarkan kata-kata itu, dia tiba-tiba berhenti, tetapi pada akhirnya, dia masih mengucapkan kata putus asa: “Iya!”

Perkataan itu, benar-benar menghancurkan perasaanku dan kepercayaanku, tubuhku gemetaran, kedua kakiku hampir tidak dapat berdiri dengan stabil, tapi aku masih berusaha membuat diriku berdiri dengan stabil, aku mengambil napas dalam-dalam, dan kemudian berkata, membuat suara paling pahit: “Aku tahu, selamat tinggal!”

Setelah selesai berbicara, aku langsung berbalik badan, dan berjalan dengan cepat menuju pintu, ketika aku berjalan keluar dari ruang tamu vila, tiba-tiba dari belakang terdengar suara Ruben: “Marie, berhentilah menangis, bajingan seperti ini tidak pantas untuk kamu tangisi!”

Mendengar suara ini. Air asam di dalam perutku nyaris keluar, yang membuatku merasa jijik dan tidak nyaman, Ruben si munafik ini, berakting seperti ini, lalu dia tidak lupa untuk menusuk hatiku, aku sudah terhuyung-huyung, tetapi aku tidak ingin menjadi lemah di depan mereka, aku tidak ingin diinjak-injak, aku merasa semakin tida berdaya jika berada disini terus. Aku ingin melarikan diri dengan cepat, sejauh mungkin.

Tanpa disadari Langkahku semakin cepat, punggungku sangat tegak, aku mencoba yang terbaik untuk mempertahankan benteng yang kuat di hatiku agar tidak runtuh, karena Marie percaya pada Ruben, maka biarkan Ruben yang menghiburnya, aku hanya menambahkan kesedihan dan tawa di sini, aku hanya ingin pergi dari sini, segera, aku keluar dari halaman villa, dan kemudian aku berlari lagi, aku berlari dengan kencang di Blok greenland.

Angin berhembus di wajahku seperti pisau, tetapi aku tidak bisa merasakan sakitnya, aku berlari seperti ingin menyelamatkan hidupku, ketika aku keluar dari Blok Greenlans, tiba-tiba langit turun hujan tanpa pertanda apa pun, hujan mengguyurku tanpa ampun, dan segera membuatku basah, tetapi aku masih tidak peduli dan tidak sadar, berlari dengan cepat ke arah depan.

Aku berlari melawan angin, berjalan melintasi hujan, pakaianku semakin basah, tubuhku semakin berat, kepalaku semakin sakit, mataku tidak bisa terbuka, tapi aku masih berlari. Hatiku seolah-olah kosong, dan jiwaku menjadi kosong, aku seperti kehilangan akal sehat, aku terus berlari dengan cepat ke depan, surga sama gilanya denganku, angin kuat dan hujan deras, dunia ini tampak sedih.

Aku waktu itu, yang tidak mengerti cinta, ketika aku masih mahasiswa baru, aku memiliki perasaan bodoh dengan Olive, kemudian, aku bertemu lagi di perguruan tinggi, aku memiliki prasangka buruk terhadap Olive karena kebencian, tetapi aku masih tidak peduli dengannya, aku selalu membantunya diam-diam, bahkan demi dia, di depan seluruh anak-anak sekolah, aku menghancurkan pengakuan Mike, menyinggung Mike, tetapi dia tidak mempercayaiku, dan akhirnya membuat semua harapanku hancur berkeping-keping.

Dan, tepat ketika aku terluka karena Olive, Marie muncul, dia memberiku kenyamanan terbesar di hatiku, memberiku ciuman dan cinta, dan memberiku sentuhan dan kehangatan yang belum pernah terjadi sebelumnya, sejak saat itu, aku mulai melupakan Olive, dan berpaling untuk mencintainya, aku mencintainya sepenuh hati, dan aku mencoba yang terbaik untuk mempertahankan cinta ini, ini adalah cinta pertama dalam hidupku, aku sangat menghargainya, sangat menikmatinya, dan tidak melakukan apa-apa. Tetapi pada akhirnya, tidak peduli berapa banyak yang aku berikan, itu tidak sebagus bajingan itu, Marie lebih mempercayai Ruben daripada memercayaiku, tidak peduli seberapa keras aku berusaha, aku tidak akan mendapatkan apa-apa.

Dengan kata lain sumpah setinggi gunung dan sedalam samudera akan selamanya abadi. Ternyata kenyatan berbeda, cinta yang aku pegang erat mudah diambil, sungguh cinta keparat!

Aku tiba-tiba mengangkat kepalaku, menatapi langit malam tanpa akhir, dan berteriak: “Pergilah kau cinta keparat!”

Teriakan keras, akhirnya mengosongkan semua kekuatanku. Aku tidak bisa lari lagi, tubuh saya tiba-tiba condong ke depan, dan terdengar suara gedebuk, aku jatuh berlutut, saat ini kekuatanku runtuh sepenuhnya, suasana hatiku tiba-tiba runtuh, aku tidak bisa menahan air mata ini. Tiba-tiba air mataku keluar, air mata menjalari air hujan, membuatku kesal, aku mendongak ke langit, tiba-tiba aku seperti orang bodoh tertawa, tertawa dan tertawa, air mata semakin banyak keluar.

Hidup sudah lama, dan aku tidak pernah tertawa seperti ini sebelumnya, suara tawa itu tenggelam di tengah hujan. Itu membuatku lebih tidak terkendali, aku mencengkik leherku dan tertawa di sini, semakin aku tertawa, semakin aku merasa sedih, semakin aku tertawa, semakin aku merasa sakit, semakin aku tertawa, semakin banyak air mata mengalir di mataku, aku pikir, aku pasti gila, aku gila karena Marie, dia sudah tertanam di hatiku bahkan masuk ke dalam tulangku, tetapi ketika aku tidak bisa menahan diri, aku meninggalkannya, dia membuatku benar-benar merasakan rasa sakit yang sangat, aku tidak pernah tahu, aku telah berada dalam cinta ini begitu dalam, aku tidak tahu, ternyata kehilangan semua orang yang aku sayang, akan terasa seperti itu.

Ini seperti ribuan semut yang sedang menggigit hati, dan menghilangkan perasaan cinta ini, aku tidak tahan dengan rasa sakit seperti ini, aku hanya tertawa seperti orang gila yang tidak punya perasaan, aku tidak tahu sudah berapa lama tertawa, hujan deras telah berhenti, dan suaraku menjadi serak, dunia seketika hening, keheningan ini sedikit menakutkan!

Kesedihan dan rasa sakitku juga tampaknya berhenti, di mataku, ada kilasan cahaya, tidak ada kesedihan di dalamnya, sebaliknya, hanya ada kebencian.

Perlahan aku berdiri, lalu mengeluarkan ponselku dan menelpon Fetrin.

Ketika telepon berbunyi suara bip dua kali, telepon terhubung, aku melihat kearah tempat yang gelap di depanku, berbicara dengan orang yang ada di dalam telepon, aku mengeluarkan suara yang sangat dingin: “Bawa orang ke sini, jangan tanggung-tanggung!”

Novel Terkait

Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu