Wahai Hati - Bab 8 Musuhku(1)
dibawah terik Matahari udara penuh bercampur dengan keringat dan aura bahaya, Gunawan dan temannya, terlihat seperti iblis, mereka semua menatapku, menatapku dengan penghinaan, ada semacam cahaya melahap, seolah-olah mereka akan memakanku di detik berikutnya.
Aku dapat merasakan kebencian yang kuat dari orang-orang ini, tetapi hatiku sangat terbuka, dan ekspresiku sangat tenang, aku tidak takut menghadapi badai ataupun hujan. Aku hanya ingin melihat, Gunawan karena masalah kecil saja dia besar-besarkan, harus bagaimana biar dia bisa melepaskanku.
Gunawan dengan gagah berjalan ke arahku, melihat aku masih sangat tenang, dia langsung mengerutkan kening, dia menatapku dengan tatapan yang sangat tidak senang, kemudian, dia bertanya dengan arogan: “Anak muda, apakah kamu tahu siapa aku?”
Nada ini, jelas berarti dia menganganggap dirinya adalah raja, sebenarnya aku tahu, bahwa yang paling dipedulikan Gunawan adalah keagungannya, dia menyuruhku berdiri begitu lama, dan mengelilingiku dalam formasi yang begitu besar, dia hanya ingin memberiku tumpangan. Jika aku bisa sujud dan sopan padanya, atau jika aku takut dan gemetar, dia akan sangat puas. Namun, pada titik ini, aku tidak bisa memuaskannya, aku masih tenang, dengan suara samar: “Aku tidak tahu sebelumnya, tapi hari ini aku tahu, namamu Gunawan!”
Gunawan melihat aku sangat tenang dan menyebutkan nama besarnya, wajahnya tiba-tiba berubah, dia bertanya dengan wajah bingung: “apakah kamu tidak takut padaku?”
Aku tersenyum, dengan santai berkata: “kenapa aku harus takut padamu!”
Perkataan Ini, setara dengan langsung menyapu keagungan Gunawan dan seperti menampar wajahnya, segera, wajah Gunawan menjadi lebih buruk daripada hati babi, semua saudara di sekitar Gunawan juga sudah tidak tahan, mereka dipenuhi dengan kemarahan dan memarahiku, mereka berteriak untuk memukul aku terlebih dahulu.
Namun, Gunawan tidak melakukan ini, dia hanya menepuk pundakku dengan tangannya dan berkata kepadaku dengan makna yang dalam: “Ya, ada benih, tapi aku tahu dari mana kamu berasal, kamu mempunyai orang belakang, ada orang yang mendukungmu, jadi kamu sangat percaya diri!”
Setelah mendengarkan kata-kata Gunawan, aku agak bingung dan berkata dengan tidak jelas: “apa maksudmu?”
Gunawan menatapku dengan dingin dan berkata: “jangan berpura-pura bingung di sini, bukankah kamu kenal dengan Olive, hari ini di kantin dia demi kamu, sehingga membuatku hilang harga diri. Terlebih lagi, dia bahkan mengatur seseorang untuk memberi aku pemeriksaan mendadak di asrama, dan mengurangi kredit asrama kami dengan alasan sanitasi yang buruk, dia jelas ingin membalas dendam, kamu katakan bagaimana dengan masalah ini?”
Pada saat ini, aku benar-benar berpikiran terbuka, aku mengatakan bagaimana Gunawan karena masalah kecil di kantin dia benar-benar tidak membiarkanku pergi, awalnya Olive mengurangi nilai asramanya, ini pasti akan membuat Gunawan membencinya, yang terpenting adalah, dengan begini dia hampir memastikan bahwa aku ada hubungannya dengan Olive, dia tidak mencariku baru aneh.
Benar-benar tidak menduga, Olive akan memanfaatkan posisinya, untuk Gunawan, apakah dia ingin membantuku? Atau? tidak mengerti, tetapi memang benar dia membuat aku dalam kesulitan, aku segera menjelaskannya: “Kamu salah paham, aku tidak kenal dengan Olive!”
Ketika Gunawan mendengar ini, dia menggertakkan giginya, dengan tenaga dia mendorongu,lalu menunjuk ke arahku dan memarahiku: “kamu bajingan masih berpura-pura, orang-orangku melihat bahwa kamu dan Olive bertemu berduaan, apa lagi yang ingin kamu katakan?”
Sekarang, aku benar-benar sulit untuk menjelaskannya, Gunawan karena masalah di kantin dia menatapku dan Olive, dia tahu bahwa Olive dan aku bertemu berduaan, dia memiliki rasa balas dendam yang kuat, kali ini aku mendapat masalah sepenuhnya, aku tahu Gunawan tidak akan melepaskanku, tetapi aku masih mencoba menjelaskan bahwa Olive dan aku hanyalah teman lama dan tidak akrab.
Tentu saja, Gunawan tidak akan mempercayaiku lagi, dia mengayunkan tangan dan berkata: “Oke, kamu tidak perlu bicara omong kosong denganku, aku mencarimu hari ini, aku tidak ingin membuatmu seperti apa, aku tahu bahwa ibu Olive tidak sederhana, dia dilindungi oleh banyak orang, dan aku tidak ingin melawannya, jadi aku ingin berdamai dengannya, menyuruhnya berhenti menargetkan ku. Begini saja, malam ini, kamu bantu aku untuk mengajak Olive keluar dan makan bersama untuk menyelesaikan konflik ini, bagaimana?”
Ketika mengatakan ini, Gunawan pura-pura santai dengan sengaja, seluruh orang dengan cepat mengubah wajahnya dan membuat penampilan yang tulus. Tapi aku tidak bodoh, aku bisa melihat kelicikan Gunawan dengan sekilas, Ia tidak mudah mengalah, menyuruhku untuk mengajak Olive makan bersama tidak semudah itu, Olive adalah seorang dewi di mata laki-laki yang tak terhitung jumlahnya, dan seperti bulan di langit, orang-orang hanya bisa melihat dari jauh,dan tidak bisa menggapainya sama sekali. Gunawan memintaku membantunya merebut dewi bulan, tentu saja, aku tidak akan membantunya.
Terlebih lagi, bahkan jika Gunawan benar-benar menyanjung Olive, aku juga tidak bisa menjanjikannya, aku benar-benar tidak ingin terlibat lagi dengan Olive, apalagi mengajaknya makan. Jadi aku berkata dengan tegas: “Maaf, aku tidak bisa membuat janji dengan Olive!”
Baru selesai aku berbicara, si pendek yang arogan yang membawaku tadi tidak tahan lagi, dia melompat dan menendang aku dengan satu kaki, dan memarahiku: “Bajingan masih berpura-pura, aku kasih tahu kamu, kamu jangan menolak permintaanya!”
si pendek kekuatannya sangat besar, ketika dia menendangku seperti ini, aku mundur dua langkah tanpa terkendali, si pendek ingin mengejarku dan memukulku, tetapi dia dihentikan oleh Gunawan, wajahnya tenang lagi, berpura-pura menjadi orang tua yang baik dan berkata kepadaku dengan getir: “Chandra, aku mengajakmu keluar, hanya untuk menyelesaikan masalah kami secara damai bersamamu, aku tidak ingin membuat konflik besar, aku harap kamu bisa memahami kerja kerasku, tidak bisakah kamu memberiku harga diri? Membuat janji dengan Olive?”
Dari ekspresi Gunawan, aku melihat kemunafikan di wajahnya, aku menolak untuk mempertimbangkannya sama sekali dan berkata: “aku benar-benar tidak bisa membuat janji kepadanya!”
Setelah mendengar ini, wajah munafik Gunawan tiba-tiba berubah dan menjadi sangat ganas, dia tidak bisa berpura-pura lagi, dia langsung memberi perintah dan berteriak: “pukul dia, pukul dia dengan keras!”
Seketika, para pemain bola basket berlari ke arah aku, menendang dan meninju, dan aku terjatu di tanah, tetapi mereka masih tidak berhenti, tangan serta kaki mereka menghujaniku, orang-orang ini bukan siswa biasa, mereka adalah olahragawan yang kuat, dan tangan mereka sangat bertenaga, aku hanya merasakan sakit di seluruh tubuhku, dan tulang-tulangku seperti berserakan, aku menggunakan tanganku untuk melindungi kepalaku, dan api di hatiku tidak berhenti membara.
Aku tidak tahu apa yang terjadi, bahkan memprovokasi Gunawan si cabul ini, sayangnya ini terkait dengan Olive, jika bukan Olive, Gunawan menggunakanku untuk menunjukan keagungannya, masalah ini sudah berakhir. Tapi sekarang, aku ditendang seperti anjing oleh banyak orang, aku sudah tidak tahan dengan suasan ini, akan tetapi, aku harus bersabar, aku berjanji kepada ibuku, harus bisa bersabar, membuat dia bangga denganku, aku harus menyelesaikan kuliah dengan baik, tidak harus memaksa, aku tidak ingin membuat masalah besar. Sekarang aku tidak ingin mengharapkan yang lain, hanya berharap bisa menahan pukulan ini, Gunawan bisa berhenti menggangguku.
Namun, begitu masalah dimulai, masalahnya tidak akan berakhir.
Ketika kepalaku yang sakit hampir vertigo, Gunawan tiba-tiba berteriak untuk berhenti, orang-orang ini segera berhenti, dan meninggalkanku.
Aku pikir aku masih bisa bernapas lega, siapa tahu, detik berikutnya, Gunawan datang dan menginjak perutku, menatapku dan berkata: “kamu benar-benar menyebalkan, aku ingin berbicara denganmu dengan baik, dan masih memandangmu, tetapi kamu tidak menghargainya, aku bertanya sekali lagi kepadamu, apakah kamu mau menerima permintaanku?”
Novel Terkait
Istri kontrakku
RasudinSederhana Cinta
Arshinta Kirania PratistaPRIA SIMPANAN NYONYA CEO
Chantie LeeMendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniPernikahan Tak Sempurna
Azalea_My Lady Boss
GeorgeKamu Baik Banget
Jeselin VelaniDiamond Lover
LenaWahai Hati×
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (1)
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (2)
- Bab 2 Bu, Maaf (1)
- Bab 2 Bu, Maaf (2)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (1)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (2)
- Bab 4 Pria Perkasa (1)
- Bab 4 Pria Perkasa (2)
- Bab 5 Kemunculan Olive
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (1)
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (2)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(1)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(2)
- Bab 8 Musuhku(1)
- Bab 8 Musuhku(2)
- Bab 9 Sebelum badai datang
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (1)
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (2)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (1)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (2)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (1)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (2)
- Bab 13 Menjadi Pahlawan
- Bab 14 Lalat yang menganggu (1)
- Bab 14 Lalat yang menganggu (2)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (1)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (2)
- Bab 16 serangan yang terbuka mudah untuk ditangani, serangan kegelapan sulit untuk dihindari
- Bab 17 Harimau ingin menunjukkan kekuatan
- Bab 18 Aksi Balas Dendam
- Bab 19 Apa yang ditakutkan pasti akan terjadi
- Bab 20 Momen Menegangkan
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (1)
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (2)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (1)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (2)
- Bab 23 Majikan dan Anjingnya
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (1)
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (2)
- Bab 25 Rencana Licik (1)
- Bab 25 Rencana Licik (2)
- Bab 26 Satu Langkah Lagi
- Bab 27 Melukai Diri untuk Mendapatkan Kepercayaan
- Bab 28 Cinta dan Tidak Cinta
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (1)
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (2)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (1)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (2)
- Bab 31 Aura Seorang Ratu
- Bab 32 Pilihanmu Tidak Salah
- Bab 33 Pencegatan Mike
- Bab 34 Penyiksaan yang Kejam
- Bab 35 Ia adalah Ten Zhou
- Bab 36 Satu yang Menjaga, Tidak Ada yang Berani Menyerang
- Bab 37 Dendam dan Kewajiban
- Bab 38 Kecelakaan Gunawan
- Bab 39 Tokoh Kecil yang Tidak Dianggap
- Bab 40 Olive yang Sangat Terkejut
- Bab 41 Memancing ke dalam Jebakan
- Bab 42 Mike Berlutut
- Bab 43 Aura Pemenang
- Bab 44 Menginjak Jalan yang Buruk
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (1)
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (2)
- Bab 46 Pertarungan
- Bab 47 Tidak Ada yang Bisa Menaklukkanku
- Bab 48 Mencari Masalah
- Bab 49 Dua puluh miliar, itu hal yang kecil
- Bab 50 Menarik Uang
- Bab 51 menganggapmu ayah jika kaya
- Bab 52 keagungan
- Bab 53 Fetrin yang Percaya Diri
- Bab 54 Pengemis Tua
- Bab 55 Ada Uang, Sombong
- Bab 56 Krisis Ekonomi Keluarga Hu
- Bab 57 Merasa Terkejut
- Bab 58 Mike Kembali
- Bab 59 Datang Sendiri
- Bab 60 Boleh Membunuh Tapi Tidak Boleh Menghina
- Bab 61 Satu panggilan kak Chandra
- Bab 62 Mati dan hidup bersama
- Bab 63 Tidak berhenti sampai mati
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (1)
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (2)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (1)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (2)
- Bab 66 Waktu kematian sudah datang
- Bab 67 Perbuatan tercela Mike
- Bab 68 Fetrin Tiba
- Bab 69 Tuan Muda, Aku Terlambat
- Bab 70 Menjalani Keputusan Tuhan
- Bab 71 Amarah Michael Li
- Bab 72 Remehan Fetrin
- Bab 73 Bahaya Menyerang
- Bab 74 Namaku Jeno (1)
- Bab 74 Namaku Jeno (2)
- Bab 75 Michael Li Yang Jago
- Bab 76 Ada Orang di dalam Rumah
- Bab 77 Insting Orang hebat
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(1)
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(2)
- Bab 79 Jangan Mengulang ke Tiga Kalinya
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (1)
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (2)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (1)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (2)
- Bab 82 Balasan
- Bab 83 Posisi Defensif Michael Li
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (1)
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (2)
- Bab 85 Kematian Michael Li
- Bab 86 Kejadian saat itu
- Bab 87 Ayahmu
- Bab 88 Perasaan gelisah yang kuat.
- Bab 89 Perselisihan di Villa Keluarga Hu
- Bab 90 Sekeliling penuh dengan musuh
- Bab 91 Tuan Chandra
- Bab 92 Halo, Nama Aku Ruben
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (1)
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (2)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (1)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (2)
- Bab 95 Malu Ekstrim
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (1)
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (2)
- Bab 97 Kita Putus Saja (1)
- Bab 97 Kita Putus Saja (2)
- Bab 98 Kebencian
- Bab 99 Orang Belakang Ruben
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (1)
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (2)
- Bab 101 Menatap Semua orang
- Bab 102 Bersebrangan Dengan Marie Hu
- Bab 103 Ruben Yang Penuh Percaya Diri
- Bab 104 Tangkap Ruben dengan cara apapun
- Bab 105 Pertempuran Sengit
- Bab 106 Amarah Ruben
- Bab 107 Chris VS Ruben
- Bab 108 Kemampuan Fetrin
- Bab 109 Marie Berlutut
- Bab 110 Membalas Dendam Kepada Ruben
- Bab 111 Maaf, Aku Tidak Terima
- Bab 112 Pria Besar muncul
- Bab 113 Bunga Kampus yang Ketiga
- Bab 114 Selalu ada orang yang lebih hebat
- Bab 115 Putra Godi chen
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (1)
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (2)
- Bab 117 Ferdy Yang bertindak
- Bab 118 Keputusasaan Tanpa Akhir
- Bab 119 Lebih Baik Mati Daripada Hidup
- Bab 120 Pengemis Dan orang kaya generasi kedua (1)
- Bab 120 Pengemis dan orang kaya generasi kedua (2)
- Bab 121 Candra, Kamu Tamat (1)
- Bab 121 Chandra, Kamu Tamat ( 2)
- Bab 122 Ciuman Clara
- Bab 123 Kemarahan Ferdy
- Bab 124 Kobaran Api
- Bab 125 Hidup Mati
- Bab 126 Kematian Ruben Cai
- Bab 127 Ucapan Marie
- Bab 128 Menuju Ke Lokasi Perang
- Bab 129 Tuan Muda Ferdy Yang Susah Ditebak
- Bab 130 Ibuku Datang
- Bab 131 Keangkuhan Tuan muda Ferdy
- Bab 132 Api Peperangan Menyala
- Bab 133 Ibuku VS Tuan Muda Ferdy
- Bab 134 Berjuanglah Untuk Tetap Bertahan Hidup
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (1)
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (2)