Wahai Hati - Bab 97 Kita Putus Saja (2)
Mobil itu sangat mempesona, hatiku sangat sakit, walaupun aku bodoh tapi aku tahu bahwa Marie pasti bersama Ruben sekarang, bajingan Ruben, dia sudah ada di kamar. Aku membenturkan sarafku, dan hampir membuat diriku pingsan. Harus tahu, aku sudah lama mencintai Marie, dan aku belum pernah masuk ke rumah pribadinya, kami telah melakukan segala macam hal sebagai sepasang kekasih, tetapi kami belum melewati garis pertahanan terakhir, aku menghormati Marie, dan aku belum pernah melampaui ini, aku bahkan tidak bisa masuk ke vilanya, tapi sekarang, Ruben sudah masuk ke dalam rumah pribadinya, tidak peduli apa alasannya dia masuk, aku tidak bisa menerimanya.
Namun, meskipun aku marah, cemburu dan tidak bisa menerima ini, aku tidak bisa membiarkan diriku kehilangan keseimbangan sekarang, aku harus mencoba yang terbaik untuk menenangkan diri, sangat jelas bahwa banyak masalah yang telah terjadi di luar imajinasiku, Ruben adalah orang yang sangat licik, dia telah merencanakan segalanya, dan membuat diriku dan Marie semakin banyak salah paham, hubunganku dengan Marie menghadapi ancaman yang sangat serius, pada saat ini, semakin aku tidak boleh dibuat pusing, dan aku tidak boleh dibuat bingung dengan trik Ruben.
Setelah menenangkan pikiranku, aku berjalan masuk ke vila Marie, gerbang besi halaman tidak ditutup, tetapi pintunya ditutup, dengan berat hati, aku membunyikan bel pintu.
Tidak butuh waktu lama, pintu terbuka, tapi bukan Marie yang membukanya, melainkan Ruben yang membukanya, ketika dia melihatku, wajahnya sangat tidak senang, dan nada bicaranya tidak baik: “Mengapa kamu di sini? Kamu tidak diterima di sini!”
Dia mengatakan ini, seolah-olah dia adalah tuan di sini, aku tidak bisa dengan mudah menekan kemarahanku, setelah mendengar perkataannya, aku sangat marah, aku berteriak kepada Ruben: “Menyingkirlah!”
Setelah berteriak, aku mendorongnya dan bergegas masuk ke dalam vila.
Begitu masuk, aku melihat Marie sedang duduk di sofa yang ada di ruang tamu sambil menangis, matanya memerah, wajah cantiknya menghilang dan menjadi sangat murung, dia tampak sangat sedih, dia seperti masih kebingungan, sampai aku muncul di ruang tamu, dia tiba-tiba sadar, dia segera berdiri dan berteriak kepadaku: “Siapa yang membiarkan kamu masuk, keluar kamu dari sini!”
Pada saat ini, kesedihan Marie berubah menjadi kemarahan, dia mengusirku tanpa ampun dan memperlakukanku seperti ini di depan Ruben, yang membuat hatiku semakin hancur, aku menunjuk Ruben dan bertanya pada Marie: “Mengapa dia ada di sini?”
Marie menyeka air matanya dan mencibir: “Ada apa? Kau diizinkan tidur dengan wanita lain, dan aku tidak diizinkan membiarkan pria lain masuk kesini?”
Ketika aku mendengar ini, aku terdiam, Marie sudah tahu tentang Olive dan aku, dan bahkan situasinya lebih serius daripada yang aku pikirkan, Ruben sang pengarang cerita ini, lagi-lagi selengkah lebih dulu daripadaku, dia sudah menceritakan semuan ini kepada Marie, dan membuat Marie salah paham dengan dirinya, aku punya firasat, penjelasanku sulit untuk meyakinkannya, tapi bagaimanapun, aku masih ingin menjelaskannya, aku dengan cepat menekan suasana hatiku, dan berkata dengan cemas kepada Marie: “Marie, dengarkan aku, kejadian yang sebenarnya tidak seperti yang kamu pikirkan, Ruben yang sengaja merancang semua ini untuk menjebakku, jangan tertipu olehnya, dia benar-benar penjahat, dia yang membuat segalanya, dia telah melakukan begitu banyak hal untuk menghancurkan perasaan kita, jangan tertipu olehnya!”
Aku menjelaskan dengan sangat bersemangat dan tulus, tetapi Marie sama sekali tidak mempercayaiku, wajahnya sangat sedih, dia kecewa dan menangis llau berkata kepadaku: “Ruben menipuku? Kaulah yang menipuku, aku melihat kamu dan Oring berbaring di tempat tidur hotel dengan mataku sendiri, kamu masih ingin berdebat dan menghina orang lain, apakah kamu punya perasaan?”
Mendengar ini, hatiku tiba-tiba terbuka, aku pikir Ruben telah mengambil gambar atau sesuatu, tetapi pada akhirnya, Marie melihatnya dengan matanya sendiri, dia melihat Olive dan aku bersama di atas tempat tidur!
Pada saat ini, Ruben tiba-tiba berkata: “Chandra. Kamu tidak menyangka kan, hotel yang kamu masuki, dibuka oleh temanku!”
Segera setelah aku mendengar suara Ruben, badanku gemetara, aku sangat marah, tertekan, dan geram. Penjahat licik berani bicara omong kosong di sini, dia membuat segalanya seperti ini, membawa Olive dan aku ke hotel yang dia kenal, dan kemudian dia bisa mendapatkan kartu kamar, menyuruh Marie melihat dengan matanya sendiri bahwa Olive dan aku berbaring bersama, yang cukup untuk membuat Marie pingsan dan kehilangan akal sehatnya.
Aku tahu bahwa tidak peduli bagaimana aku menjelaskannya, sulit untuk menghapus bayangan di hati Marie, tapi aku masih bersikeras menjelaskan kepadanya: “Marie, jangan percaya kepada bajingan ini, dia menjebakku dengan sengaja, Olive dan aku dibawa ke hotel, Kami tidak ada hubungan apa-apa!”
Marie tidak ingin mendengarkan penjelasanku sama sekali, dia tampaknya telah memutuskan bahwa aku berbohong. Tidak peduli apa yang aku katakan, dia tetap tidak percaya, suasana hatinya sangat hancur, dia menegurku dengan marah: “Pada saat ini, kamu masih mengatakan omong kosong, kamu benar-benar mengecewakanku, kamu berani mengatakan bahwa kamu tidak ada hubungannya dengan Olive, jika kamu tidak memiliki hubungan apa-apa dengan Olive, mengapa Olive ditangkap oleh Michael, Kau mempertaruhkan nyawamu untuk menyelamatkannya? Bukankah kau berurusan dengan ayah dari keluarga Li karena dia?”
Ketika mendengar ini, aku terdiam lagi, Marie bahkan tahu masalah itu, tampaknya Ruben benar-benar memperhitungkan semuanya dengan benar, dia bahkan tahu masalah aku dan Olive, dan menjelaskan semuanya, ada banyak alasan mengapa aku menyelamatkan Olive, lagi pula, itu juga berarti aku peduli pada Olive, hubunganku dengan Olive benar-benar Tidak Jelas. Terlebih lagi, tampaknya Marie telah dicuci otaknya oleh Ruben, tidak ada gunanya bagiku untuk mengatakan apa pun, setelah terdiam beberapa saat, aku bertanya kepada Marie: “Semua ini palsu, apa yang sebenarnya kamu mau, biar kamu percaya padaku?”
Marie menggelengkan kepalanya dengan putus asa dan tersedak: “Aku tidak akan pernah mempercayaimu lagi, tidak akan pernah!”
Selamanya, Marie bisa dengan mudah mengucapkan kata itu selamanya, kepercayaannya padaku benar-benar musnah, dia mendorongku ke ambang kehancuran, aku bahkan tidak punya kesempatan untuk menjelaskan semua ini?
Tiba-tiba tubuhku terasa dingin, dan darah serta pikiranku membeku, aku dilukai oleh Marie, tapi aku masih punya alasan, aku tahu bahwa mungkin Marie kehilangan alasannya, sehingga dia tidak dapat dipisahkan. Aku harus berusaha untuk mendapatkan itu lagi, aku tidak bisa menyerah begitu saja, aku menatap Marie dalam-dalam dan berkata: “Beri aku sedikit waktu, aku akan membuktikannya sendiri bahwa aku tidak bersalah!”
Setelah mendengar ini, Marie masih tampak sangat sedih, dia menatapku dengan air mata yang mengalir matanya dan berkata: “Tidak perlu, kita pisah saja!”
Novel Terkait
Doctor Stranger
Kevin WongUnlimited Love
Ester GohThe Revival of the King
ShintaCinta Seorang CEO Arogan
MedellineBretta’s Diary
DanielleMy Tough Bodyguard
Crystal SongMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu
Milea AnastasiaWahai Hati×
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (1)
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (2)
- Bab 2 Bu, Maaf (1)
- Bab 2 Bu, Maaf (2)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (1)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (2)
- Bab 4 Pria Perkasa (1)
- Bab 4 Pria Perkasa (2)
- Bab 5 Kemunculan Olive
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (1)
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (2)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(1)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(2)
- Bab 8 Musuhku(1)
- Bab 8 Musuhku(2)
- Bab 9 Sebelum badai datang
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (1)
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (2)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (1)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (2)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (1)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (2)
- Bab 13 Menjadi Pahlawan
- Bab 14 Lalat yang menganggu (1)
- Bab 14 Lalat yang menganggu (2)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (1)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (2)
- Bab 16 serangan yang terbuka mudah untuk ditangani, serangan kegelapan sulit untuk dihindari
- Bab 17 Harimau ingin menunjukkan kekuatan
- Bab 18 Aksi Balas Dendam
- Bab 19 Apa yang ditakutkan pasti akan terjadi
- Bab 20 Momen Menegangkan
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (1)
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (2)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (1)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (2)
- Bab 23 Majikan dan Anjingnya
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (1)
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (2)
- Bab 25 Rencana Licik (1)
- Bab 25 Rencana Licik (2)
- Bab 26 Satu Langkah Lagi
- Bab 27 Melukai Diri untuk Mendapatkan Kepercayaan
- Bab 28 Cinta dan Tidak Cinta
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (1)
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (2)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (1)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (2)
- Bab 31 Aura Seorang Ratu
- Bab 32 Pilihanmu Tidak Salah
- Bab 33 Pencegatan Mike
- Bab 34 Penyiksaan yang Kejam
- Bab 35 Ia adalah Ten Zhou
- Bab 36 Satu yang Menjaga, Tidak Ada yang Berani Menyerang
- Bab 37 Dendam dan Kewajiban
- Bab 38 Kecelakaan Gunawan
- Bab 39 Tokoh Kecil yang Tidak Dianggap
- Bab 40 Olive yang Sangat Terkejut
- Bab 41 Memancing ke dalam Jebakan
- Bab 42 Mike Berlutut
- Bab 43 Aura Pemenang
- Bab 44 Menginjak Jalan yang Buruk
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (1)
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (2)
- Bab 46 Pertarungan
- Bab 47 Tidak Ada yang Bisa Menaklukkanku
- Bab 48 Mencari Masalah
- Bab 49 Dua puluh miliar, itu hal yang kecil
- Bab 50 Menarik Uang
- Bab 51 menganggapmu ayah jika kaya
- Bab 52 keagungan
- Bab 53 Fetrin yang Percaya Diri
- Bab 54 Pengemis Tua
- Bab 55 Ada Uang, Sombong
- Bab 56 Krisis Ekonomi Keluarga Hu
- Bab 57 Merasa Terkejut
- Bab 58 Mike Kembali
- Bab 59 Datang Sendiri
- Bab 60 Boleh Membunuh Tapi Tidak Boleh Menghina
- Bab 61 Satu panggilan kak Chandra
- Bab 62 Mati dan hidup bersama
- Bab 63 Tidak berhenti sampai mati
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (1)
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (2)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (1)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (2)
- Bab 66 Waktu kematian sudah datang
- Bab 67 Perbuatan tercela Mike
- Bab 68 Fetrin Tiba
- Bab 69 Tuan Muda, Aku Terlambat
- Bab 70 Menjalani Keputusan Tuhan
- Bab 71 Amarah Michael Li
- Bab 72 Remehan Fetrin
- Bab 73 Bahaya Menyerang
- Bab 74 Namaku Jeno (1)
- Bab 74 Namaku Jeno (2)
- Bab 75 Michael Li Yang Jago
- Bab 76 Ada Orang di dalam Rumah
- Bab 77 Insting Orang hebat
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(1)
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(2)
- Bab 79 Jangan Mengulang ke Tiga Kalinya
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (1)
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (2)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (1)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (2)
- Bab 82 Balasan
- Bab 83 Posisi Defensif Michael Li
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (1)
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (2)
- Bab 85 Kematian Michael Li
- Bab 86 Kejadian saat itu
- Bab 87 Ayahmu
- Bab 88 Perasaan gelisah yang kuat.
- Bab 89 Perselisihan di Villa Keluarga Hu
- Bab 90 Sekeliling penuh dengan musuh
- Bab 91 Tuan Chandra
- Bab 92 Halo, Nama Aku Ruben
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (1)
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (2)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (1)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (2)
- Bab 95 Malu Ekstrim
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (1)
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (2)
- Bab 97 Kita Putus Saja (1)
- Bab 97 Kita Putus Saja (2)
- Bab 98 Kebencian
- Bab 99 Orang Belakang Ruben
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (1)
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (2)
- Bab 101 Menatap Semua orang
- Bab 102 Bersebrangan Dengan Marie Hu
- Bab 103 Ruben Yang Penuh Percaya Diri
- Bab 104 Tangkap Ruben dengan cara apapun
- Bab 105 Pertempuran Sengit
- Bab 106 Amarah Ruben
- Bab 107 Chris VS Ruben
- Bab 108 Kemampuan Fetrin
- Bab 109 Marie Berlutut
- Bab 110 Membalas Dendam Kepada Ruben
- Bab 111 Maaf, Aku Tidak Terima
- Bab 112 Pria Besar muncul
- Bab 113 Bunga Kampus yang Ketiga
- Bab 114 Selalu ada orang yang lebih hebat
- Bab 115 Putra Godi chen
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (1)
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (2)
- Bab 117 Ferdy Yang bertindak
- Bab 118 Keputusasaan Tanpa Akhir
- Bab 119 Lebih Baik Mati Daripada Hidup
- Bab 120 Pengemis Dan orang kaya generasi kedua (1)
- Bab 120 Pengemis dan orang kaya generasi kedua (2)
- Bab 121 Candra, Kamu Tamat (1)
- Bab 121 Chandra, Kamu Tamat ( 2)
- Bab 122 Ciuman Clara
- Bab 123 Kemarahan Ferdy
- Bab 124 Kobaran Api
- Bab 125 Hidup Mati
- Bab 126 Kematian Ruben Cai
- Bab 127 Ucapan Marie
- Bab 128 Menuju Ke Lokasi Perang
- Bab 129 Tuan Muda Ferdy Yang Susah Ditebak
- Bab 130 Ibuku Datang
- Bab 131 Keangkuhan Tuan muda Ferdy
- Bab 132 Api Peperangan Menyala
- Bab 133 Ibuku VS Tuan Muda Ferdy
- Bab 134 Berjuanglah Untuk Tetap Bertahan Hidup
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (1)
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (2)