Wahai Hati - Bab 34 Penyiksaan yang Kejam
Kini Mike terlihat seperti tengah menatap mangsanya, tatapannya berubah menjadi menyeramkan, seperti sedetik kemudian ia akan menghancuriku.
Aku dengan tenang menatap kedua netra Mike tapi dalam lubuk hati aku merasa panik, mungkin orang lain tidak mengerti mengapa Mike terus-menerus menatap bagian dadaku. Tapi aku sangat paham ia ingin melihat apa dadaku terluka, dan memastikan aku adalah orang yang menyerangnya.
Dulu Mike meremehkanku, menganggapku sebagai semut yang bebas ia injak. Jadi meskipun aku mengaku orang yang menyerang ia adalahku, ia pasti tidak akan percaya.
Aku memegang dadaku yang kesakitan karena Evan Chen menendangku di belakang. Mike yang pinter pasti sudah menebak dadaku terluka, dan ia pasti teringat orang yang menyerangnya malam itu dadanya juga terluka. Jadi ia menangkapku dengan tergesa-gesa hanya ingin melihat bagian dadaku terluka atau tidak. Jika ia melihat lukaku, ia pasti akan memastikan aku adalah orang yang menyerangnya.
Jika Mike membuktikan orang yang menyerangnya adalahku, Marie pun tidak akan bisa melindungiku.
Sejujurnya aku tidak takut Mike, siang ini saat aku menegur Olive aku juga sudah tahu akibat membuat Mike marah. Tapi semua masalah berjalan hingga akhir hatiku berubah sangat banyak. Aku tidak akan ikut mencampuri masalah Olive, aku juga tidak ingin berhubungan dengan Mike lagi. Apalagi sekarang aku sudah pacarana dengan Marie, aku hanya ingin menjalin suatu hubungan baik dengannya, tidak ingin terus bertengkar dengan Mike. Oleh karena itu aku tidak akan bodoh untuk mengaku aku adalah orang yang menyerangnya, aku hanya terus berusaha tenang dan berkata: “Mengapa kamu harus melihat dadaku? Hak dari mana kamu melepas bajuku?”
Mendengar kata-kataku Marie juga ikut membalas: “Benar, mengapa kamu harus melepas baju Chandra? Apakah kamu mendadak menyukai pria?”
Mike menggertakan giginya lalu berkata: “Tidak perlu berpura-pura, aku tidak mempunyai waktu untuk berbicara dengan kalian. Orang yang menyerangku dadanya terluka. Chandra, kalau kamu berani lepaskan bajumu! Bia aku melihat apakah dadamu terluka atau tidak!”
Raut wajah Marie berubah seketika, ia pun langsung membelaku: “Ia tidak luka!”
Melihat Marie begitu cemas membuat Mike semakin curiga. Ia tersenyum licik ke Marie lalu bertanya: “Oh, iyakah? Mengapa kamu bisa tahu ia tidak terluka? Apakah hubungan kalian sudah menjalin begitu cepat?”
Kedua pipi Marie merona merah saat mendengar ucapan Mike, ia marah lalu berkata: “Kamu tak tahu malu!”
Mike juga malas berdebat dengannya, netranya langsung menatapku dan berkata: “Kamu mau lepas atau tidak?!”
Kali ini nada bicara Mike berubah menggebu-gebu, sikapnya berubah menjadi keras dan sombong.
Aku padahal hanya ingin diam-diam saja namun karena ucapan Mike membuatku menegakan badanku dan berkata: “Tidak lepas, kamu kira kamu siapa? Kamu menyuruhku lepas dan aku bakal lepas, membuat diriku malu!”
Mendengar sampai sini, akhirnya Mike tidak tahan dan memanggil bawahannya: “Lepaskan bajunya sekarang juga!”
Evan dan Ivan beserta bawahan lainnya mendengar perintah langsung menghampiriku.
Dengan cepat Marie menghentikan mereka dan berteriak: “Jangan kalian coba untuk menyentuhnya!”
Saat itu Marie menunjukkan keberaniannya, ia terlihat seperti seorang pahlawan dalam membantuku.
Evan serta bawahan lainnya menjadi sedikit ragu saat melihat Marie, tapi Mike menekankan nada bicaranya: “Tarik Marie dan lepaskan baju Chandra!”
Perintah dari Mike membuat Evan langsung menarik Marie, sedangkan Ivan serta bawahan lainnya melepaskan bajuku secara terpaksa.
Tentunya aku tidak akan membiarkan mereka melepaskan bajuku, tapi mereka terlalu banyak dan aku masih terluka, bahkan aku tidak tidur semalaman. Aku tidak bisa mengeluarkan kekuatanku dan dengan mudahnya langsung ditahan oleh mereka.
Ivan tidak menunggu lagi, lantas melepaskan bajuku.
Di sebelah Marie sudah beteriak dengan amarahnya yang menggebu-gebu: “Mike, lepaskan ia! Kalau kamu terus-menerus seperti, akan kujamin hidupmu sengsara!”
Kali ini Mike sudah berniat tidak memperdulikan Marie, tidak peduli dengan ancaman Marie. Tatapannya dingin dan ia membalas ucapan Marie dengan dingin juga: “Marie, kamu tidak periu mengancamku. Aku bukanlah orang yang suka mencari masalah, jika bukan Chandra yang melakukan hal ini aku akan meinta maaf. Namun kalau ia yang melakukannya, aku tidak akan melepaskannya dengan mudah!”
Mike dengan cepat menghampiriku dan melepaskan bajuku.
Aku ditahan oleh banyak orang, mau memberontak juga sulit bagiku. Sangat cepat bajuku sudah dilepas oleh bawahan Mike.
Bagian dadaku yang dibaluti oleh perban tertampang jelas di depan mereka.
Melihat itu kedua netra Mike berubah menjadi merah, ia berteriak histeris kepadaku: “Ternyata beneran kamu, berengsek!”
Mike berubah dengan cepat, raut wajahnya berubah menjadi mengerikan. Ia sudah tidak memperdulikan reputasi baiknya, dan menunjukan sisi buruknya.
Aku tidak pernah melihat Mike begitu marah, seperti akal sehatnya terbakar hangus oleh amarahnya, bagai seorang iblis yang keluar dari neraka. Seketika hatiku berdegup lebih kencang. Otakku terlintas peringatan yang Mike berikan malam itu, “Entah siapapun kamu, aku tidak akan melepaskanmu.”
Aku tahu Mike sangat membenciku. Aku juga tahu ia dan Gunawan si bodoh itu sangatlah berbeda. Ia licik, sombong dan berpura-pura, memiliki latar belakang yang kuat, ada uang. Orang yang seperti ini lah yang menakutkan.
Tapi masalah ini sudah berakhir seperti ini, aku tidak mungkin bisa menutupi masalah ini, tidak bisa kabur lagi dan hanya bisa menghadapinya. Ak uterus menatap Mike, berusaha tenang untuk berkata, “Benar, aku mengakui aku yang melakukannya, siapa suruh kamu licik, bekerja sama dengan Gunawan untuk menyerangku. Kamu yang mencari semua masalah ini. Mike, aku berharap kamu tahu kita berdua terluka. Kamu jangan terus mengingat masalah ini, aku juga tidak ingin perduli masalahmu dan Olive. Kalau kamu lanjut bertingkah seperti ini dan ketahuan Olive, kurasa juga tidak beruntung bagimu.”
Aku sudah tidak memiliki cara lain, hanya bisa menggunakan Olive untuk menahannya, lagipula Mike melakukan begitu banyak usaha untuk mendapat Olive. Kalau hubungannya dan Olive berakhir buruk, maka apapun yang ia lakukan sia-sia. Aku berpikir ia tidak seharusnya jangan membalas dendam kepadaku, sehingga usahanya tersia-sia begitu saja!
Tapi akhirnya aku salah menghitung niatnya terhadap Olive. Sekarang ia sama sekali tidak mempedulikan apapun, hanya tersisa kebencian. Ia terus menatapiku dan berkata, “Aku dari kecil tak pernah terluka. Berani-berani bajingan sepertimu berani menyerangku. Aku hari ini akan membuatmu merasakan hidup yang sengsara!”
Mike hampir berteriak untuk memberikan perintah. “Pukul ia dengan kasar!”
Lalu Ivan mereka menjatuhkanku. Sejumlah tendangan dan pukulan bagai hujan terjatuh di tubuhku. Aku hanya merasa kesakitan yang menyerangku dan hatiku sudah merasa kesal, tapi aku sama sekali tidak bisa membalas. Orang mereka terlalu banyak dan terlihat sering bertengkar. Tenaga yang mereka gunakan sangatlah berat, aku bahkan tidak bisa memukul kembali, hanya bisa dipukul dan disiksa mereka.
Marie yang disamping sangatlah panik. Ia berusaha mendekati untuk menahan orang-orang ini, tapi Evan menahannya, sehingga ia tidak bisa bergerak. Ia hanya bisa berteriak, “Mike, hentikan ini semua. Kalau kamu terus melanjutkannya, masalah kita tidak akan pernah selesai!”
Mike hanya seringai sinis saat melihat aku tersiksa, ia bahkan tidak peduli dengan ancaman Marie, bahkan lirik sekilas pun tidak. Ia hanya berkata dengan dingin: “Marie, kamu tahu jelas bagaimana diriku. Aku adalah orang yang membalas dendam, orang ini menyerangku dan membuatku terluka berat. Menurutmu apakah aku bisa melepaskannya dengan mudah? Aku kasih tahu ke kamu, hari ini siapapun tidak akan bisa menolong Chandra!”
Sikap Mike masih tetap keras, Marie pun tidak bisa membuatnya tergoyah. Setelah itu mau Marie mengancamnya atau memarahinya, Mike tetap terlihat biasa saja. Netranya terus menatapku dan tatapannya seperti iblis yang kejam. Melihat aku dipukul semakin kasar, ia semakin semangat.
Tubuhku terasa remuk, tidak ada satupun bagian yang tidak terasa sakit. Tapi sakitnya tubuh tidak sebanding dengan sakitnya hatiku, aku merasa diriku tidak berguna dan sangat menyiksa!
Belum lama ini aku pernah bersumpah dengan Marie, aku akan memberinya kebahagiaan dan aku tidak akan membuatnya kecewa. Ia juga sangat percaya denganku, di dalam lubuk hatinya ia bahkan menganggap aku akan mejadi orang yang luar biasa. Ia percaya masa depanku akan berbeda dengan orang lain dan ia percaya aku akan lebih bersinar sedangkan Mike tidak. Tapi dalam sekejap mata, aku sudah hancur dipukul oleh Mike. Tuhan seperti merubahkan semuanya, aku sangat ingin menjadi sesosok pria yang bisa membuat Marie bangga denganku, namun sekarang aku terlihat seperti pecundang.
Aku tidak ingin menjadi orang tidak berguna, tapi aku tidak bisa berbuat apapun. Badanku sudah terlalu lelah dan sakit, bawahan Mike juga sangat banyak dan kejam, bagimana bisa aku memberontak? Yang hanya bisa kulakukan adalah menahan rasa sakit ini dan mempertahankan harga diriku sebagai pria.
Terakhir badanku terasa mati rasa dan aku merasa duniaku sedang berputar. Akhirnya Mike memanggil bawahannya untuk berhenti.
Ivan serta bawahan lainnya langsung berhenti dan minggir.
Akhirnya aku bisa bernapas, tapi tubuhku sudah dipenuhi oleh luka dan memar merah. Aku tengah terbaring di lantai seperti anjing yang tak bernyawa, terlihat sangat mengenaskan.
Bagaikan raja, Mike menghampiriku dan berkata dengan ganas: “Kamu kuat juga, ya? Biarlah aku melihat sebagaimana kuatnya kamu!”
Setelah selesai melontarkan kata-kata, ia langsung menginjak lukaku di bagian dada.
Terakhir, harga diriku benar-benar runtuh. Bagian luka itu sangat mematikan bagiku, aku bahkan teriak histeris saat lukaku diinjak oleh Mike. Peluhku mengalir deras, rasa sangat menyiksa disbanding kematian.
Di sebelah Marie sudah beteriak hingga suaranya menjadi serak, melihat Mike menginjak lukaku ia semakin menangis deras. Kedua netranya merah dan ia terus meminta Mike untuk berhenti, namun Mike tidak menghiraukannya dan semakin menginjak lukaku. Ia dengan semangatnya berkata: ‘Teriak, teriak lebih keras!”
Aku seperti sudah kehilangan rasa dan aku hanya bisa merasakan sakit, rasanya seperti ingin mati. Rasa sakit ini seperti menusuk sarafku, seperti binatang buas kecil yang tersiksa, tidak hentinya teriak dengan nada serak.
Perlahan tenggorokanku menjadi serak, teriakanku semakin melemah dan hampir pingsan. Tiba-tiba, Mike memindahkan kakinya.
Marie yang kuat sudah berubah runtuh, kedua netra yang merah terus-menerus mengalir air mata. Ia menangis sembari teriak histeris kepada Mike: “Mike, kamu bukan orang!”
Mike sudah berubah gila karena terus menyiksaku bahkan ia tidak membiarku pergi. Saat Marie tengah menangis, ia merogoh sebuah pisau kecil.
Pisau terkena sinar matahari menimbulkan cahaya yang bersinar, Mike menggenggam erat pisau tersebut lalu berkata dengan nada seramnya: “Chandra, kamu bukannya sangat hebat? Kamu beraninya mematahkan satu tanganku, kamu berhutang dan aku akan membuatmu membayarnya dua kali lipat, aku akan mematahkan kedua tanganmu!”
Aku sudah hampir pingsan tapi karena mendengar kata Mike, seketika aku kembali semangat, ada sesuatu yang dingin menyerang hatiku. Aku tidak takut dipukul, meskipun bakal dipukul hingga mati aku juga tidak takut. Tapi jika ia mematahkan kedua tanganku dan akhirnya aku menjadi orang cacat, aku tidak akan terima. Aku lebih milih mati disbanding aku harus cacat seumur hidup.
Tiba-tiba aku mendapat sedikit kekuatan, aku berusaha berontak sembari berdiri, aku berkata dengan nada serak: “Mike, kamu jangan keterlaluan!”
Mike semakin semangat saat melihatku seperti itu. Ia tidak mengizinkanku untuk berontak, netranya merah dan berteriak kepadaku: “Tahan ia!”
Aku baru saja berusaha untuk bangun tapi langsung di tahan oleh dua bawahan Mike yang berpostur tubuh kekar. Aku ingin memberontak juga tidak bisa. Kepalaku terasa sakit, kedua netraku merah, dan hatiku sudah pasrah.
Perlahan Mike berjongkok, tangannya mengambil pisau lalu letakkan di nadiku. Tatapan seramnya menatapku dan berkata:” Chandra, jangan menyalahiku karena semua masalah disebabkan olehmu.”
Novel Terkait
Gaun Pengantin Kecilku
Yumiko YangHis Second Chance
Derick HoSuami Misterius
LauraTakdir Raja Perang
Brama aditioAku bukan menantu sampah
Stiw boySederhana Cinta
Arshinta Kirania PratistaTernyata Suamiku Seorang Milioner
Star AngelWahai Hati×
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (1)
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (2)
- Bab 2 Bu, Maaf (1)
- Bab 2 Bu, Maaf (2)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (1)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (2)
- Bab 4 Pria Perkasa (1)
- Bab 4 Pria Perkasa (2)
- Bab 5 Kemunculan Olive
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (1)
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (2)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(1)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(2)
- Bab 8 Musuhku(1)
- Bab 8 Musuhku(2)
- Bab 9 Sebelum badai datang
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (1)
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (2)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (1)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (2)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (1)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (2)
- Bab 13 Menjadi Pahlawan
- Bab 14 Lalat yang menganggu (1)
- Bab 14 Lalat yang menganggu (2)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (1)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (2)
- Bab 16 serangan yang terbuka mudah untuk ditangani, serangan kegelapan sulit untuk dihindari
- Bab 17 Harimau ingin menunjukkan kekuatan
- Bab 18 Aksi Balas Dendam
- Bab 19 Apa yang ditakutkan pasti akan terjadi
- Bab 20 Momen Menegangkan
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (1)
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (2)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (1)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (2)
- Bab 23 Majikan dan Anjingnya
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (1)
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (2)
- Bab 25 Rencana Licik (1)
- Bab 25 Rencana Licik (2)
- Bab 26 Satu Langkah Lagi
- Bab 27 Melukai Diri untuk Mendapatkan Kepercayaan
- Bab 28 Cinta dan Tidak Cinta
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (1)
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (2)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (1)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (2)
- Bab 31 Aura Seorang Ratu
- Bab 32 Pilihanmu Tidak Salah
- Bab 33 Pencegatan Mike
- Bab 34 Penyiksaan yang Kejam
- Bab 35 Ia adalah Ten Zhou
- Bab 36 Satu yang Menjaga, Tidak Ada yang Berani Menyerang
- Bab 37 Dendam dan Kewajiban
- Bab 38 Kecelakaan Gunawan
- Bab 39 Tokoh Kecil yang Tidak Dianggap
- Bab 40 Olive yang Sangat Terkejut
- Bab 41 Memancing ke dalam Jebakan
- Bab 42 Mike Berlutut
- Bab 43 Aura Pemenang
- Bab 44 Menginjak Jalan yang Buruk
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (1)
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (2)
- Bab 46 Pertarungan
- Bab 47 Tidak Ada yang Bisa Menaklukkanku
- Bab 48 Mencari Masalah
- Bab 49 Dua puluh miliar, itu hal yang kecil
- Bab 50 Menarik Uang
- Bab 51 menganggapmu ayah jika kaya
- Bab 52 keagungan
- Bab 53 Fetrin yang Percaya Diri
- Bab 54 Pengemis Tua
- Bab 55 Ada Uang, Sombong
- Bab 56 Krisis Ekonomi Keluarga Hu
- Bab 57 Merasa Terkejut
- Bab 58 Mike Kembali
- Bab 59 Datang Sendiri
- Bab 60 Boleh Membunuh Tapi Tidak Boleh Menghina
- Bab 61 Satu panggilan kak Chandra
- Bab 62 Mati dan hidup bersama
- Bab 63 Tidak berhenti sampai mati
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (1)
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (2)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (1)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (2)
- Bab 66 Waktu kematian sudah datang
- Bab 67 Perbuatan tercela Mike
- Bab 68 Fetrin Tiba
- Bab 69 Tuan Muda, Aku Terlambat
- Bab 70 Menjalani Keputusan Tuhan
- Bab 71 Amarah Michael Li
- Bab 72 Remehan Fetrin
- Bab 73 Bahaya Menyerang
- Bab 74 Namaku Jeno (1)
- Bab 74 Namaku Jeno (2)
- Bab 75 Michael Li Yang Jago
- Bab 76 Ada Orang di dalam Rumah
- Bab 77 Insting Orang hebat
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(1)
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(2)
- Bab 79 Jangan Mengulang ke Tiga Kalinya
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (1)
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (2)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (1)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (2)
- Bab 82 Balasan
- Bab 83 Posisi Defensif Michael Li
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (1)
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (2)
- Bab 85 Kematian Michael Li
- Bab 86 Kejadian saat itu
- Bab 87 Ayahmu
- Bab 88 Perasaan gelisah yang kuat.
- Bab 89 Perselisihan di Villa Keluarga Hu
- Bab 90 Sekeliling penuh dengan musuh
- Bab 91 Tuan Chandra
- Bab 92 Halo, Nama Aku Ruben
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (1)
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (2)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (1)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (2)
- Bab 95 Malu Ekstrim
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (1)
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (2)
- Bab 97 Kita Putus Saja (1)
- Bab 97 Kita Putus Saja (2)
- Bab 98 Kebencian
- Bab 99 Orang Belakang Ruben
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (1)
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (2)
- Bab 101 Menatap Semua orang
- Bab 102 Bersebrangan Dengan Marie Hu
- Bab 103 Ruben Yang Penuh Percaya Diri
- Bab 104 Tangkap Ruben dengan cara apapun
- Bab 105 Pertempuran Sengit
- Bab 106 Amarah Ruben
- Bab 107 Chris VS Ruben
- Bab 108 Kemampuan Fetrin
- Bab 109 Marie Berlutut
- Bab 110 Membalas Dendam Kepada Ruben
- Bab 111 Maaf, Aku Tidak Terima
- Bab 112 Pria Besar muncul
- Bab 113 Bunga Kampus yang Ketiga
- Bab 114 Selalu ada orang yang lebih hebat
- Bab 115 Putra Godi chen
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (1)
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (2)
- Bab 117 Ferdy Yang bertindak
- Bab 118 Keputusasaan Tanpa Akhir
- Bab 119 Lebih Baik Mati Daripada Hidup
- Bab 120 Pengemis Dan orang kaya generasi kedua (1)
- Bab 120 Pengemis dan orang kaya generasi kedua (2)
- Bab 121 Candra, Kamu Tamat (1)
- Bab 121 Chandra, Kamu Tamat ( 2)
- Bab 122 Ciuman Clara
- Bab 123 Kemarahan Ferdy
- Bab 124 Kobaran Api
- Bab 125 Hidup Mati
- Bab 126 Kematian Ruben Cai
- Bab 127 Ucapan Marie
- Bab 128 Menuju Ke Lokasi Perang
- Bab 129 Tuan Muda Ferdy Yang Susah Ditebak
- Bab 130 Ibuku Datang
- Bab 131 Keangkuhan Tuan muda Ferdy
- Bab 132 Api Peperangan Menyala
- Bab 133 Ibuku VS Tuan Muda Ferdy
- Bab 134 Berjuanglah Untuk Tetap Bertahan Hidup
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (1)
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (2)