Wahai Hati - Bab 102 Bersebrangan Dengan Marie Hu

menemui Ruben!

nada suara Fetrin terdengar penuh makna, dia sudah terlihat begitu pasti. dia tidak berkata pergi mencari Ruben, melainkan menemui Ruben. dapat dilihat kalau dia sudah mengetahui keberadaan Ruben.

setelah aku mendengar itu, aku semakin panas dan semangat. aku tidak menyangka kalau Fetrin akan duluan mendapatkan keberadaan Ruben. keberadaan Ruben begitu misterius, waktu itu Gunawan menghabiskan waktu 1 hari hanya untuk mencari keberadaannya saja. aku juga bisa menemuinya hanya karena kebetulan dia sedang bersama dengan Marie Hu. aku sama sekali tidak tahu harus kemana aku mencarinya. namun Fetrin bisa berhasil mencarinya hanya dalam waktu sesingkat ini. ini benar benar mengagumkan, aku pun bertanya kepada Fetrin :" apakah kamu tahu dimana Ruben?"

Fetrin mengangguk dan berkata :" iya, aku sudah berhasil mengendalikannya dan sekarang kita sedang menuju kesana."

mengendalikan?

menengar ini, aku semakin terkejut. jikalau dia berkata dia mendapat kabar tentang keberadaan Ruben, aku masih bisa menerimanya. karena bukanlah hal yang sulit bagi Fetrin untuk mencari tahu keberadaan Ruben. namun sekarang dia berkata kalau dia tidak hanya mengetahui keberadaan Ruben dan juga sudah mengendalikannya. aku sangat tidak percaya akan hal ini, aku masih mengingat Ruben yang begitu merajalela, dia tidak pernah menghargaiku walaupun dia tahu kalau aku memiliki latar belakang keluarga yang begitu hebat. dia tidak menghiraukan itu dan terus menyerangku. dia bisa sesombong itu pastilah karena dia memiliki deking. orang seperti dia tidak mungkin bisa dikendalikan oleh Fetrin dengan semudah itu.

aku benar benar tidak mengerti, ketika aku ingin bertanya, helikopter ini sepertinya sudah sampai ditempat yang sedang dituju dan mulai mendarat dengan perlahan. aku menarik kembali semua pertanyaan yang hampir aku katakan. aku lalu menatap kearah luar jendela dan hatiku berdegup kencang ketika melihat tempat yang tidak asing bagiku itu. aku berpikir sejenak dan seketika sadar bukankah tempat ini adalah gunung Longqing?

jika dilihat dari atas, bentuk gunung LongQing seperti bentuk seekor naga yang terlihat begitu keren. tentu saja sekarang aku tidak memiliki suasana hati yang cocok untuk menikmati pemandangan indah itu. aku hanya terkejut kalau Fetrin membawaku ketempat ini. apakah rumah Marie Hu? dan bisa dikatakan kalau Ruben sedang ada dirumah Marie?

ketika aku sedang memikirkan itu, helikopter pun sudah mendarat dengan selamat. seketika aku tersadar kalau helikopter ini mendarat tepat didepan pintu besi villa Marie.

aku turun dari helikopter dengan perasaan yang bercampur aduk. setelah turun, aku langsung melihat kalau pria berpakaian formal yang terus mengikuti Fetrin itu sudah membawa sekelompok orang untuk mengelilingi villa itu. setelah melihat aku dan Fetrin turun, dia pun menghampiri kami dan berkata dengan hormat :" direktur Fetrin, tuan!"

Fetrin mengangguk dan berkata :" apakah Ruben didalam?"

pria berjas putih itu pun menjawab :" iya, dia belum keluar dari dalam!"

Fetrin pun berkata :" ayuk kita masuk!"

setelah mengatakan itu, dia langsung berjalan memasuki villa keluarga Hu itu. aku mengikutinya dari belakang dan kami pun berjalan kearah pintu besi villa itu. pria berjas putih itu membawa sekelompok orang dan mengikuti kami dari belakang.

setelah kami sampai didepan pintu, aku baru melihat didalam taman villa itu sudah berdiri 3 orang, yaitu Marie Hu, ayah Marie dan juga ibu Marie. disaat ini, ekspresi mereka begitu serius dan penuh waspada. mereka mengunci erat pintu besi itu untuk menghindari kami.

ekspresi wajah Marie semakin berubah ketika melihat keberadaanku disana. dia terlihat penuh amarah dan juga terlihat kesakitan yang begitu daam. dia menatapku dan berkata dengan tidak senang :" Chandra, kamu membawa orang untuk berantam hingga kerumahku?"

aku menatap Marie dengan perasaan yang bercampur aduk. aku tidak pernah membayangkan kalau aku dan Marie bisa bertemu dengan Marie didalam kondisi seperti ini. dulunya kami saling mencintai, namun sekarang Marie malah menatapku dengan penuh dendam. nada suaranya begitu penuh amarah dan kecewa. ini merupakan hal yang sangatlah lucu. beberapa hari yang lalu, Ruben juga membawa sekelompok orang untuk mengelilingi villa ini, Marie masih berusaha sepenuhnya untuk melindungiku. namun sekarang, semua sudah terbalik. aku menjadi orang yang akan mencelakai keluarganya dan orang yang dilindunginya berubah menjadi Ruben. ini sedikit sadis bagiku, tidak mungkin kalau aku tidak sakit hati. namun aku tidak menunjukkannya dan hanya menjawabnya dengan cuek :" aku hanya ingin Ruben, cepat serahkan dia padaku!"

meskipun aku sudah berusaha menghilangkan perasaanku pada Marie, namun aku tidak bisa menganggap dirinya sebagai musuhku. aku hanya berharap dia tidak menghalangi jalanku untuk membalas dendam. namun bagaiaman mungkin Marie akan menyetujuinya, dia langsung menjawabku tanpa ragu :" tidak, dia datang kerumahku dan otomatis dia adalah tamuku. aku tidak akan mengizinkanmu menyentuh tamuku!"

hatiku begitu sakit ketika melihat Marie sedang membela Ruben. dia memutuskan hubungan denganku karena dia tidak sanggup akan keterlibatan Olive, namun Olive sama sekali tidak terlibat didalam hubungan kami. yang benar benar masuk terlibat didalam hubungan kami adalah Ruben. orang yang seharusnya cemburu bukanlah Marie, melainkan aku. setelah Ruben muncul, sikap Marie terhadap Ruben benar benar berlebihan. meskipun mereka memiliki memori yang indah pada waktu mereka kecil, namun Marie seharusnya harus menjaga perasaanku dan tidak sepercaya itu dengan Ruben dan melindungi Ruben!

yang lebih lucunya lagi adalah setelah kami putus, Ruben sudah tinggal dirumah Marie. apakah Marie memiliki perasaan padanya dan meingizinkannya masuk kedalam villanya? apakah mereka sudah menjadi pasangan sehidup semati dalam waktu sesingkat ini?

ketika memikirkan itu, dendamku terhadap Ruben semakin dalam. bagaimanapun, aku tidak akan membiarkannya begitu saja. meskipun aku sudah berpisah dengan Marie, aku juga tidak akan membiarkannya jadian bersama Marie. aku harus memusnahkan bocah itu. tidak ada yang bisa menghalangiku, Marie juga tidak!

oleh karena itu, aku langsung berkata kepada Marie :" Marie, kita sudah putus hubungan, kamu sudah tidak berhak memberiku perintah lagi sekarang. dendamku kepada Ruben sudah sedalam lautan dan aku tidak akan membiarkannya begitu saja!"

setelah mendengar perkataanku, tatapan Marie terlihat dipenuhi oleh kekecewaan. dia menatapku dengan mata yang merah dan dia pun berkata :" dendam sedalam lautan? hehe, apakah kamu harus sedendam itu? dia hanya mengumbar cerita tentang dirimu dan Olive saja kok. kenapa kamu begitu perhitungan?"

perkataan Marie seperti pisau yang terus menusuk diriku. Ruben sudah mencuci pemikiran Marie dan Marie sudah sangat percaya pada Ruben. dia begitu percaya pada Ruben hingga bisa mengatakan perkataan seperti ini untuk menyakitiku. aku sudah bersusah payah memendam semua sakit itu dan kembali dikorek olehnya. aku bukanlah patung, aku juga memiliki perasaan. aku lalu berkata kepada Marie :" iya, aku perhitungan, jadi aku harus membalas dendamku pada Ruben. siapapun tidak bisa menghalangi. sebaiknya kamu menyerahkan dengan Ruben segera!"

nada bicaraku sangatlah kejam dan keras. Chandra yang sekarang sudahlah berbeda dengan yang dulu. aku tidak lagi bersikap lembut kepada Marie. aku langsung dianggap sebagai orang jahat yang telah dipenuhi oleh dendam.

melihat diriku yang seperti ini, kedua mata Marie semakin memerah. ketika Marie ingin mengatakan sesuatu, Fetrin yang berdiri disampingku pun berkata :" gadis kecil, dulu aku merasa kami memiliki mata yang bagus karena telah memilih tuan kami. namun sekarang kamu sangatlah bodoh, jangan terobsesi dengan itu lagi. segera serahkan orang itu, kalau tidak aku tidak akan segan lagi!"

aura Fetrin sangatlah kuat, suasana disana seketika berubah setelah dia bericara. Marie dan kedua orang tuanya merasakan tekanan yang kuat dari Fetrin. harus diketahui kalau pintu besi ini sama sekali tidak cukup kuat untuk menghalangi keinginan kami. kami rela menunggu diluar karena masih menghormati mereka. aku tidak ingin mempersulit masalah ini. aku tidak ingin kami menjadi saling bermusuhan. oleh karena itu aku tidak memaksa untuk masuk. namun jikalau Fetrin memberi perintah, semua ini akan menjadi sulit diperkirakan.

wajah Marie menjadi pucat ketika mendengar perkataan Fetrin. dia menatap Fetrin dengan penuh ketakutan. dia lalu berkata dengan panik :" ini adalah rumahku, atas hak apa kamu menangkap orang disini? kalian mengandalkan keluarga kalian yang hebat itu untuk menindas orang? percaya tidak kalau aku melapor pada polisi sekarang?"

sejak pertama kali Marie bertemu dengan Fetrin, dia sudah sedikit tekut pada Fetrin. setelah dia mengobrol beberapa saat dengan Fetrin, dia baru berani dekat dengan Fetrin. namun sekarang, aku sudah diputuskan dan Fetrin tentu saja tidak akan bersikap baik lagi. rasa takut Marie kepada Fetrin kembali muncul. dia tidak tahu apa yang harus ia lakukan dan hanya bisa melapor kepada polisi saja.

setelah mendengar itu, Fetrin pun tertawa dan berkata :" lapor saja, namun setelah kamu melapor polisi, silahkan buka gerbang ini. itu lebih baik dibanding aku merusak rumahmu!"

setelah mengatakan itu, Fetrin mendaratkan pandangan kearah Yongky Hu, dia lalu bekata dengan cuek kepada Yongky :" Yongky Hu, kamu memiliki seorang putri yang sangatlah baik!"

perkataan yang sangat sederhana itu menjadi sebuah perkataan yang menakutkan bagi Yongky dan membuat kedua kakinya lemas. dia benar benar sangat takut menghadapi situasi seperti ini. sebagai penegah, dia tidak ingin melakukan kesalahan pada keluarga Cai dan juga kepada keluarga Su. dulunya dia juga tahu kalau keluargaku lebih hebat lalu menyerahkan putrinya padaku. siapa sangka tidak lama kemudian aku pun berpisah dengan putrinya dan putrinya kembali dekat dengan Ruben. ini merupakan hal yang tidak diduga oleh Yongky dan dia sangat tidak berdaya akan hal ini. namun hari ini dia melihat diriku membawa begitu banyak orang datang ke villanya, dia tetap saja panik dan hatinya berdegup kecang. sekarang Fetrin juga mulai fokus padanya, tentu saja dia takut dan bisa menebak identitas Fetrin. dia pasti tahu jelas kemampuan Fetrin, Fetrin adalah orang yang bisa membuat perusahaannya bangkrut dengan gampang. jikalau dia melakukan kesalahan dengan orang seperti ini, maka perusahaannya akan berada dalam bahaya.

setelah berunding, Yongky pun memilih untuk mendukungku. oleh karena itu, dia langsung berkata kepada Marie :" Marie, ini adalah masalah antara keluarga Cai dan keluarga Su, tidak perduli siapa yang benar dan salah, kita tidak berhak untuk mengurus hal ini. kamu juga tidak usah ikut campur lagi, suruhlah Ruben untuk mengurusnya sendiri!"

melihat itu, ibu Marie pun berkata :" benar Marie, biarkan mereka menyelesaikannya sendiri!"

sepasang suami istri itu tidak ingin mencari masalah karena takut mencelakai diri mereka sendiri. namun berbeda dengan Marie, hal yang sudah ditetapkan olehnya, sudah tidak dapat diubah. mungkin dia juga sudah merasa dendam padaku. jadi, dia akan melawanku demi melindungi Ruben. dia tidak mendengar arahan orang tuanya dan malah melangkah 2 langkah kedepan lalu berjalan kedepan pintu besi itu sambil berkata :" kalau kalian hebat, silahkan hancurkan rumahku dan injaklah jasatku untuk menangkap Ruben!"

hatiku terasa begitu berat ketika melihat sikap Marie yang seperti ini. aku tidak bisa menerima kenyataan ini, aku tidak bisa menerima dia yang mempertaruhkan nyawanya untuk melindungi Ruben. meskipun aku sudah memberitahuku diriku sendiri aku sudah tidak ada hubungan dengannya lagi, namun dia tetap saja bisa mempengaruhi suasana hatiku. perasaanku benar benar bercampur aduk. namun Fetrin yang berdiri disampingku sudah mulai marah. dia tidak lagi basa basi dan langsung memberi perintah :" segera terobos pintu ini!"

setelah Fetrin memberi perintah, seorang pria berkacamata langsung naik kedalam sebuah mobil LandRover. pria itu seperti robot, dia masuk kedalam mobil itu tanpa ekspresi apapun dan menjalankan mobil itu dengan cepat kearah pintu.

melihat situasi sudah diluar kendali, tiba tiba pintu itu terbuka dan seseorang keluar dari sana. dia, berbadan tegap dan berwajah ganteng. dia berpakaian formal dan memiliki aura yang elegan. dia adalah musuh terberatku, Ruben.

ketika Ruben berjalan keluar, ekspresi wajahnya tidak terlihat kaget dan kedua tatapannya sangatlah tenang. dia sama sekali tidak takut kepada kami yang begitu ramai. dia berjalan kedepan pintu besi itu dengan langkah kaki yang tenang.

melihat Ruben berjalan keluar, Marie pun menariknya dan berkata :" kenapa kamu keluar? bukankah aku menyuruhmu berdiam diri didalam? aku tidak akan membiarkan mereka membawamu pergi!"

Ruben tersenyum dan berkata dengan lembut :" tenang saja, mereka tidak akan bisa membawaku pergi."

Marie terkejut mendengar ini dan disaat yang bersamaan, Ruben sudah berhasil membuka pintu itu. dia lalu berjalan keluar dari taman villa itu dan dia pun berdiri dibagian luar pintu besi itu.

setelah berdiri tenang disana, Ruben mendaratkan padangannya yang cuek itu kepada kami dan dia pun berkata dengan nada yang hina :" apakah kalian perlu memanggil begitu banyak orang hanya untuk menangkap aku seorang saja?"

Novel Terkait

Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu