Wahai Hati - Bab 75 Michael Li Yang Jago
Jeno, nama ini terdengar sangat sederhana dan juga aneh, bahkan aku merasa orang pincang tersebut sangat tidak normal, intinya ia adalah orang aneh. Tapi orang aneh ini membuatku benar-benar terkejut, dan juga ia memberi perasaan aman kepadaku. Jika ia tidak memberitahu bagaimana dirinya, bahkan aku bisa merasa ia hanyalah pengemis. Tapi saat ia mengeluarkan kemampuannya, diriku bodoh pun aku bisa tahu bahwa ia sangat jago. Tapi ia adalah orang jago yang sangat aneh, orang sepertinya mendadak muncul dan melindungiku. Tidak perlu kupikir, sudah pasti bukan bawahan dari Fetrin.
Akhirnya hatiku benar-benar terasa lega, memang benar Fetrin pantas dipercaya.
Tentunya hatiku merasa tentram, beda dengan Kenzie Zhang yang sudah cemas. Kini ia masih terlihat cemas dan ia mengerutkan dahinya, Kenzie Zhang terus berpikir siapa Jeno tersebut, tapi ia benar-benar tidak pernah mendengar nama orang tersebut. Oleh karena itu ia dengan hati-hatinya bertanya: "Dari mana kamu berasal?"
Jeno mengelus hidungnya dan berpura-pura menggunakan nada serius berkata: "Kamu tidak perlu tahu hal itu, yang perlu kalian tahu adalah jangan mengganggu orang. Pergi, kalian pergi saja!"
Terlihat dengan jelas bahwa Jeno sangat luar biasa, tapi Jeno tidak ingin berantem dan ia hanya ingin menakuti Kenzie Zhang. Tapi Kenzie Zhang tidak semudah itu untuk pergi karena ia mempunyai tugas, meskipun Jeno sangat jago tapi ia hanyalah satu orang. Kenzie Zhang terlihat sangat berkuasa karena ia memiliki banyak bawahan, perlahan Kenzie Zhang menenangkan dirinya dan ia dengan seriusnya menatap Jeno dan berkata: "Tidak boleh, Chandra adalah orang yang dibutuhkan oleh kakek Li, aku harap dirimu jangan ikut mencampuri masalah!"
Jeno mengerutkan hidungnya saat mendengar kata-kata Kenzie Zhang, ia sepertinya terlihat sedikit marah, bahkan nada bicaranya pun membesar: "Aku membiarkan kamu pergi!"
Jeno benar-benar terlihat menyeramkan saat sudah marah, bahkan Kenzie Zhang pun terlihat sedikit gemetaran, tentunya ia takut dengan Jeno. Tapi ia tidak mungkin langsung mundur karena ini adalah tugas dari Michael Li, ia tentunya tidak akan berani jika tidak melaksanakan tugas tersebut. Meskipun ia takut dengan Jeno, tapi ia memberanikan diri dan berkata: "Aku tidak peduli dirimu siapa, tapi malam ini aku harus membawa Chandra pergi, tidak ada yang bisa menghalangiku!"
Detik ini, Jeno benar-benar sudah marah, netranya yang lesu langsung berubah menjadi tajam, badannya yang terlihat ramping langsung pindah secara mendadak. Jeno benar-benar berada di sebelah Kenzie Zhang, bahkan tangannya sudah mencekik leher Kenzie Zhang secepat kilat.
Kenzie Zhang memiliki postur tubuh besar, ototnya terlihat sangat perkasa. Tapi orang sepertinya kini justru tengah dicekik oleh orang pincang yang memiliki postur tubuh ramping, bahkan tubuh besarnya tengah diangkat oleh Jeno dengan menggunakan satu tangannya. Wajahnya berubah merah, urat-urat mulai bermunculan di keningnya, mulutnya terbuka dengan lebar, lidahnya bergetar, bahkan kedua netranya seperti akan keluar, terlihat sungguh menyeramkan.
Mendadak semua orang benar-benar merasa terkejut, ini seperti tengah menonton film bela diri, bahkan otak kita tidak bisa mengikuti karena apa yang telah terjadi berproses dengan sangat cepat. Bahkan kami tidak melihat dengan jelas bagaimana Jeno beraksi, ia sudah melawan Kenzie Zhang yang benar-benar jago, ia bahkan tidak memberikan waktu kepada musuhnya. Saat ia melawan membuat seluruh orang tidak menyangka dan gerakannya sangat cepat, tapi ia adalah orang pincang, tidak mungkin memiliki gerakan yang begitu cepat. Bahkan ia bisa melawan Kenzie Zhang yang sangat kuat dengan sekali hentakan, ini benar-benar membuat seluruh orang terkejut!
Sedangkan Jeno terlihat sangat santai, ia seperti tidak mengeluarkan banyak tenaga, dan dengan santainya saat tengah mengangkat Kenzie Zhang. Ia memicingkan kedua netranya dan mengeluarkan tatapan tajamnya, bibirnya bergerak dan ia berkata terhadap Kenzie Zhang dengan nada tidak senang: "Apakah dirimu bosen hidup terlalu lama, oleh karena itu tidak mendengar kata-kataku?"
Setelah selesai berujar, sepertinya ia menguatkan tenaganya.
Kenzie Zhang terlihat sangat menyiksa, wajahnya berubah menjadi merah, bahkan ia memutar kedua netra dan mengeluarkan lidahnya, ia seperti tidak bisa menapas, dan pikiran di otak tidak bisa berputar. Ia hanya merasa tersiksa, ia semakin tidak bisa bernapas jika dirinya berontak. Ia sudah berada di bidang ini begitu lama, tapi ini adalah pertama kalinya ia tersiksa. Ia mulai menyadari dirinya mengganggu dewa iblis.
Bawahan kelompok pembalap liar tersadar kembali dan ingin beraksi saat melihat Kenzie Zhang akan menginjak arah kematian.
Jeno melihat itu langsung berteriak: "Jangan mendekatiku!"
Teriakan tersebut benar-benar membuat Jeno terlihat sangat berkuasa, ia membawa aura-aura kematian, tangannya yang tengah mencekik Kenzie Zhang mulai bergerak lagi.
Arwah Kenzie Zhang seperti dihancurkan, ia takut, ia tidak bisa berbicara, dan ia hanya bisa bergerak untuk menandakan bawahannya untuk mundur.
Kelompok pembalap liar langsung berhenti saar melihat kondisi tersebut, hati mereka juga bergetar, aura Jeno benar-benar membuat orang takut. Mereka tahu nyawa bosnya berada di tangan Jeno, nyawa bosnya akan hilang begitu saja jika mereka berani bertindak. Oleh karena itu mereka berhenti dan tidak berani untuk bergerak.
Sekali lagi Jeno memicingkan kedua netranya dan mengancam Kenzie Zhang lalu berkata: "Sekarang aku bertanya kepadamu, pergi atau tidak?"
Kali ini Kenzie Zhang benar-benar tidak memikir dan langsung mengangguk kepalanya dengan cepat, kini ia benar-benar tidak memikirkan apapun dan ia hanya ingin mempertahankan nyawanya, ia tidak berani melawan Jeno. Bagi Kenzie Zhang, Jeno bukanlah orang, ia adalah iblis. Ia benar-benar tidak berani melawan Jeno meskipun ia harus melanggar permintaan dari kakek Li, ia tidak berani menganggu iblis tersebut. Ia lebih memilih diceramahi oleh kakek Li dibanding ia kehilangan nyawanya!
Melihat sikap Kenzie Zhang, Jeno dengan puasnya berdehem dan langsung melepaskan Kenzie Zhang, lalu ia berujar dengan pelan: "Pergi."
Kenzie Zhang dengan terburu-buru menggunakan tangan mengelus lehernya, batuk dan terengah-rengah dengan kasar. Setelah ia merasa membaik, ia langsung terburu-buru menaiki motornya dan pergi begitu saja, yang lain pun seperti itu juga. Mendadak hanya terdengar suara motor yang semakin menjauh.
Aku dan Marie terus berada di posisi semula hingga semua motor menghilang dari pandangan kami, berusaha menerima apa yang telah terjadi, karena apa yang telah terjadi benar-benar tidak nyata. Jeno seperti dewa surga, ia menggunakan kekuatannya sendiri untuk melawan kejahatan, bahkan ia tidak menghabiskan tenaganya, seperti orang dewasa yang menakuti segerombolan anak kecil!
Detik ini punggung Jeno yang terlihat sangat ramping ibaratkan gunung yang luas bagiku. Ia bisa melawan orang yang begitu banyak dan melindungiku, aku benar-benar merasa takjub dan terhomat bisa menemui orang sepertinya di hidupku. Di saat itu juga aku benar-benar semakin percaya dengan Fetrin, ia mengatakan aku tidak perlu khawatir, memang benar aku tidak perlu mengkhawatirkan apapun.
Aku baru kembali sadar, setelah itu di saat aku ingin melangkahkan kakiku untuk menghampiri Jeno dan mengatakan sebuah terima kasih. Tidak tahunya, Jeno membalikkan badannya dan mengeluarkan sebuah senyuman yang sangat berlebihan, dan ia berkata kepadaku: "Bagaimana? Apakah diriku tampan? Keren atau tidak?"
Aku menghentikan langkahan lakiku saat mendengar kata-katanya, kedua netraku melotot, benar-benar merasa tidak percaya, Jeno ini memanglah aneh. Sebelumnya ia terlihat tegas dan berkuasa, tapi Jeno langsung berubah saat membalikkan badannya. Ia berubah menjadi bandel, mendadak aku tidak bisa menerima dirinya yang seperti itu. Melongo beberapa detik diriku baru membalasnya: "Tampan, keren!"
Jeno terkekeh pelan lalu berkata kepadaku: "Aku benar-benar menyiapkan diri untuk menampil keren, padahal aku ingin muncul di saat kamu bahaya, dan bisa menampilkan bahwa diriku sangat keren. Tapi ternyata si bodoh ini basa-basi dan tidak melakukan sesuatu, membuat aku harus terlebih dahulu menolongmu. Aku merasa penampilan diriku harus dikurangi dua poin, oleh karena itu mereka tidak takut denganku!"
Aku benar-benar merasa terkejut dengan kata-kata Jeno, bahkan Kenzie Zhang dan yang lain membuatku ketakutan, dan aku tidak merasakan ada seseorang yang melindungiku, bahkan aku merasa diriku akan tidak baik-baik saja. Ternyata Jeno memang sengaja untuk tidak langsung menolongiku, tapi ternyata ia peduli bagaimana bisa berpenampilan keren. Astaga aku benar-benar salut dengannya, orang ini memang aneh. Tapi mau bagaimana pun, aku masih berterima kasih dengannya: "Terima kasih, Jeno!"
Jeno mengayunkan tangannya dan berkata: "Tidak perlu berterima kasih kepadaku, bos Zhang yang menyuruh aku untuk melindungimu, ini adalah tugasku!"
Mendengar apa yang telah ia lontarkan, aku baru merasa diriku mendengar kata-kata yang normal. Saat aku tengah memikir, mendadak ia berkata: "Lagipula aku mengambil uang, jika kamu terjadi sesuatu aku tidak akan bisa mengambil uang tersebut!"
Oke, aku mematung untuk kesekian kalinya!
Tiba-Tiba Marie tertawa, setelah tertawa ia memuji Jeno lalu berkata: "Bapak, kamu humoris sekali!"
Saat Jeno mendengar pujian dari Marie, ia langsung menghentakkan kakinya dan berkata kepada Marie dengan nada tidak senang: "Wei, wei, wei. Kamu tidak boleh asal berbicara, adik. Aku berumur dua-puluh-delapan tahun, mengapa kamu memanggilku bapak?"
Marie benar-benar terkejut saat mendengar kata-kata Jeno, bahkan ia tidak percaya bahwa Jeno hanya berumur dua-puluh-delapan tahun. Wajah ia terlihat sangat lesu, bahkan baju yang ia kenakan juga terlihat tua, benar-benar beda dengan kami. Yang paling penting adalah bela dirinya benar-benar luar biasa, tidak mungkin ia bisa sejago itu dalam umur semuda ini, tidak berlebihan jika mau mengatakan bahwa ia berumur empat-puluh-delapan tahun.
Jeno melihat Marie tidak mengatakan apapun, ia dengan paniknya berkata lagi: "Kamu bagaimana, sih? Aku begitu keren dan tampan, tidak mungkin mirip dengan bapak-bapak!"
Setelah selesai berujar, ia mulai mengagumi penampilannya. Tapi saat Jeno melihat baju yang ia kenakan sudah robek, ia baru menyadari lalu berkata: "Oh, baju ini yang membuat penampilanku menjadi tidak bagus!"
Setelah selesai berujar, Jeno melepaskan baju lalu ia membuangnya.
Mendadak Jeni benar-benar terlihat beda, ternyata ia mengenakan kemeja putih, kemeja putihnya terlihat sangat rapi dan menyenangkan mata. Jeno benar-benar berubah, ia berubah menjadi keren dan tampan.
Marie dengan terkejutnya menganga mulutnya, lalu ia berkata: "Maaf, aku...."
Jeno mengayunkan tangannya dan berkata: "Kamu tidak salah, aku memang sengaja meyiapkan baju tersebut untuk terlihat mirip!"
Mendengar kata-kata Jeno, Marie terkekeh pelan lagi, aku pun juga teryawa. Jeno benar-benar orang yang asik, ia bisa mencairkan suasana, dan bisa dengan mudah membuat orang menjadi tertawa. Ia sangat ahli dalam bercanda, tentunya jika ia marah sangat menyeramkan.
Di saat aku dan Marie masih tertawa, Jeno berkata lagi: "Mengapa kalian masih berdiri di sini? Apakah kalian tidak ingin memberi sesuatu?"
Aku bertanya: "Apa maksudmu?"
Jeno mengkerutkan dahinya lalu berkata: "Aku menolong kalian, apakah kalian tidak ingin mentraktirku makan? Mengikuti kalian sepanjang hari, melihat kalian makan makanan lezat, bahkan aku tidak makan apa pun. Kamu lihat, aku benar-benar lapar!"
Setelah selesai berujar, ia menunjukkan dirinya yang memang memiliki postur tubuh ramping.
Melihat ia berkata dengan nada kasian, aku terkekeh pelan lagi lalu berkata: "Ayo!"
Setelah itu, kami pergi ke sebuah restoran terdekat.
------
Dalam waktu yang sama, dalam ruangan mewah di klub malam Roofstar.
Michael Li duduk di sofa, dengan santainya ia meminum alkohol, gayanya terlihat malas, tapi kedua netranya terlihat sangat serius. Terlihat jelas ia tengah memikir sesuatu, tapi seperti tengah menunggu sesuatu juga.
Mendadak pintu ruangan di dorong dari luar oleh seseorang, dengan cemasnya Kenzie Zhang memasuki ruangan, ia langsung bersujud di depan Michael Li lalu dengan takutnya ia berkata: "Aku minta maaf, kakek Li. Aku tidak bisa mengerjakan tugas yang diberikan oleh anda dengan baik!"
Kenzie Zhang menganggap Michael Li sebagai langit, adalah dewa yang ia hormatkan. Ia percaya dan juga takut dengan Michael Li, ia bahkan pernah bersumpah akan menangkapku demi bertampil dengan baik di depan Michael Li.
Kenzie Zhang tahu latar belakangku, tapi ia tidak takut dan merasa bisa menyelesaikan masalah ini dengan baik. Tapi ternyata orang pincang tersebut mengganggunya, bahkan ia belum melawan langsung kabur saking takutnya. Kini ia kehilangan muka dan yang paling penting ia tidak bisa menyelesaikan masalah dengan baik dari perintah Michael Li, ia takut akan dihukum oleh Michael Li, oleh karena itu setelah Kenzie Zhang masuk ke dalam ruangan ia langsung minta maaf kepada Michael Li.
Mimik wajah Michael Li tidak berubah saat mendengar kata-kata Kenzie Zhang, ia tidak merasa terkejut dengan apa yang terjadi, ia juga tidak ada niat untuk memberi hukuman kepada Kenzie Zhang, dan ia hanya berujar dengan pelan: "Katakanlah, apa yang terjadi?"
Hati Kenzie Zhang langsung merasa lega saat melihat sikap Michael Li, ia dengan cepat memberitahu apa yang terjadi kepada Michael Li. Untuk meringankan hukumnya, ia menceritakan Jeno sangat ahli dalam bela diri, mengatakan bahwa Jeno sangat menyeramkan, dan tidak ada yang bisa melawannya.
Mimik wajah Michael Li tetap tenang saat mendengar penjelasan dari Kenzie Zhang, lalu ia berkata: "Aku sudah tahu apa yang telah terjadi, kamu pergi dulu!"
Kenzie Zhang benar-benar merasa tidak percaya saat mendengar kata-kata dari Michael Li, ia tidak menyelesaikan masalah dengan baik, tapi Michael Li tidak memberi reaksi apa pun. Bahkan Michael Li tidak merasa terkejut saat tahu bahwa Jeno sangat luar biasa, ini benar-benar aneh. Tapi Kenzie Zhang tidak bisa banyak mengurus masalah ini, ia merasa bersyukur tidak mendapat hukuman. Ia tidak berani terlalu lama berada di tempat ini dalam jangka waktu lama, ia langsung bangkit dan keluar.
Setelah Kenzie Zhang pergi, Michael Li menarokan gelas yang terisi alkohol di meja, lalu ia menghadap kepada ruangan yang luas dan berkata: "Sudah mendengarnya, bukan? Sekarang waktunya kalian harus beraksi!"
Novel Terkait
Pejuang Hati
Marry SuCinta Tapi Diam-Diam
RossieTernyata Suamiku Seorang Sultan
Tito ArbaniAir Mata Cinta
Bella CiaoHalf a Heart
Romansa UniverseHanya Kamu Hidupku
RenataLove and Trouble
Mimi XuBeautiful Love
Stefen LeeWahai Hati×
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (1)
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (2)
- Bab 2 Bu, Maaf (1)
- Bab 2 Bu, Maaf (2)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (1)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (2)
- Bab 4 Pria Perkasa (1)
- Bab 4 Pria Perkasa (2)
- Bab 5 Kemunculan Olive
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (1)
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (2)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(1)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(2)
- Bab 8 Musuhku(1)
- Bab 8 Musuhku(2)
- Bab 9 Sebelum badai datang
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (1)
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (2)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (1)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (2)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (1)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (2)
- Bab 13 Menjadi Pahlawan
- Bab 14 Lalat yang menganggu (1)
- Bab 14 Lalat yang menganggu (2)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (1)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (2)
- Bab 16 serangan yang terbuka mudah untuk ditangani, serangan kegelapan sulit untuk dihindari
- Bab 17 Harimau ingin menunjukkan kekuatan
- Bab 18 Aksi Balas Dendam
- Bab 19 Apa yang ditakutkan pasti akan terjadi
- Bab 20 Momen Menegangkan
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (1)
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (2)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (1)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (2)
- Bab 23 Majikan dan Anjingnya
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (1)
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (2)
- Bab 25 Rencana Licik (1)
- Bab 25 Rencana Licik (2)
- Bab 26 Satu Langkah Lagi
- Bab 27 Melukai Diri untuk Mendapatkan Kepercayaan
- Bab 28 Cinta dan Tidak Cinta
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (1)
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (2)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (1)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (2)
- Bab 31 Aura Seorang Ratu
- Bab 32 Pilihanmu Tidak Salah
- Bab 33 Pencegatan Mike
- Bab 34 Penyiksaan yang Kejam
- Bab 35 Ia adalah Ten Zhou
- Bab 36 Satu yang Menjaga, Tidak Ada yang Berani Menyerang
- Bab 37 Dendam dan Kewajiban
- Bab 38 Kecelakaan Gunawan
- Bab 39 Tokoh Kecil yang Tidak Dianggap
- Bab 40 Olive yang Sangat Terkejut
- Bab 41 Memancing ke dalam Jebakan
- Bab 42 Mike Berlutut
- Bab 43 Aura Pemenang
- Bab 44 Menginjak Jalan yang Buruk
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (1)
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (2)
- Bab 46 Pertarungan
- Bab 47 Tidak Ada yang Bisa Menaklukkanku
- Bab 48 Mencari Masalah
- Bab 49 Dua puluh miliar, itu hal yang kecil
- Bab 50 Menarik Uang
- Bab 51 menganggapmu ayah jika kaya
- Bab 52 keagungan
- Bab 53 Fetrin yang Percaya Diri
- Bab 54 Pengemis Tua
- Bab 55 Ada Uang, Sombong
- Bab 56 Krisis Ekonomi Keluarga Hu
- Bab 57 Merasa Terkejut
- Bab 58 Mike Kembali
- Bab 59 Datang Sendiri
- Bab 60 Boleh Membunuh Tapi Tidak Boleh Menghina
- Bab 61 Satu panggilan kak Chandra
- Bab 62 Mati dan hidup bersama
- Bab 63 Tidak berhenti sampai mati
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (1)
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (2)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (1)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (2)
- Bab 66 Waktu kematian sudah datang
- Bab 67 Perbuatan tercela Mike
- Bab 68 Fetrin Tiba
- Bab 69 Tuan Muda, Aku Terlambat
- Bab 70 Menjalani Keputusan Tuhan
- Bab 71 Amarah Michael Li
- Bab 72 Remehan Fetrin
- Bab 73 Bahaya Menyerang
- Bab 74 Namaku Jeno (1)
- Bab 74 Namaku Jeno (2)
- Bab 75 Michael Li Yang Jago
- Bab 76 Ada Orang di dalam Rumah
- Bab 77 Insting Orang hebat
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(1)
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(2)
- Bab 79 Jangan Mengulang ke Tiga Kalinya
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (1)
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (2)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (1)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (2)
- Bab 82 Balasan
- Bab 83 Posisi Defensif Michael Li
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (1)
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (2)
- Bab 85 Kematian Michael Li
- Bab 86 Kejadian saat itu
- Bab 87 Ayahmu
- Bab 88 Perasaan gelisah yang kuat.
- Bab 89 Perselisihan di Villa Keluarga Hu
- Bab 90 Sekeliling penuh dengan musuh
- Bab 91 Tuan Chandra
- Bab 92 Halo, Nama Aku Ruben
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (1)
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (2)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (1)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (2)
- Bab 95 Malu Ekstrim
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (1)
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (2)
- Bab 97 Kita Putus Saja (1)
- Bab 97 Kita Putus Saja (2)
- Bab 98 Kebencian
- Bab 99 Orang Belakang Ruben
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (1)
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (2)
- Bab 101 Menatap Semua orang
- Bab 102 Bersebrangan Dengan Marie Hu
- Bab 103 Ruben Yang Penuh Percaya Diri
- Bab 104 Tangkap Ruben dengan cara apapun
- Bab 105 Pertempuran Sengit
- Bab 106 Amarah Ruben
- Bab 107 Chris VS Ruben
- Bab 108 Kemampuan Fetrin
- Bab 109 Marie Berlutut
- Bab 110 Membalas Dendam Kepada Ruben
- Bab 111 Maaf, Aku Tidak Terima
- Bab 112 Pria Besar muncul
- Bab 113 Bunga Kampus yang Ketiga
- Bab 114 Selalu ada orang yang lebih hebat
- Bab 115 Putra Godi chen
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (1)
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (2)
- Bab 117 Ferdy Yang bertindak
- Bab 118 Keputusasaan Tanpa Akhir
- Bab 119 Lebih Baik Mati Daripada Hidup
- Bab 120 Pengemis Dan orang kaya generasi kedua (1)
- Bab 120 Pengemis dan orang kaya generasi kedua (2)
- Bab 121 Candra, Kamu Tamat (1)
- Bab 121 Chandra, Kamu Tamat ( 2)
- Bab 122 Ciuman Clara
- Bab 123 Kemarahan Ferdy
- Bab 124 Kobaran Api
- Bab 125 Hidup Mati
- Bab 126 Kematian Ruben Cai
- Bab 127 Ucapan Marie
- Bab 128 Menuju Ke Lokasi Perang
- Bab 129 Tuan Muda Ferdy Yang Susah Ditebak
- Bab 130 Ibuku Datang
- Bab 131 Keangkuhan Tuan muda Ferdy
- Bab 132 Api Peperangan Menyala
- Bab 133 Ibuku VS Tuan Muda Ferdy
- Bab 134 Berjuanglah Untuk Tetap Bertahan Hidup
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (1)
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (2)