Wahai Hati - Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (2)
Malam ini sinar rembulan tidak begitu terang, jalan di luar toko kue ini begitu sepii, lampu jalanan juga redup, Olive berjalan sendirian tanpa didampingi teman ini adalah kesempatan yang bagus bagi orang jahat yang ingin beraksi. Kenapa perasaanku, semuanya tampak seperti sesuai apa yang di harapkan Gunawan, tidakkah ini terlihat sangat kebetulan sekali?
Aku bisa merasakan ada sesuatu yang aneh, tetapi aku juga tidak memikirkannya terlalu banyak, hanya lebih memperhatikan Olive dan lebih berhati-hati, ketika Olive melangkah ke jalan setapak di jalanan yang sepi, tiba-tiba, ada lima orang bergegas keluar dari seberang jalan, dua orang dari mereka, adalah Gunawan dan Si Pendek.
Dengan segera, hatiku sedikit gemetaran, Gunawan benar-benar beraksi malam ini, Olive dalam bahaya. Aku tidak punya waktu untuk berpikir, dengan cepat menyembunyikan diri, dan mengamati situasi dengan tenang.
Begitu Gunawan muncul, dia langsung pergi ke Olive, dan sambil berjalan berkata:”Halo, Bunga kampus!”
Olive tiba-tiba dihadapkan pada situasi kritis seperti itu, dan tidak merasa panik, dia hanya bertanya dengan nada tidak senang:”Gunawan? Apa yang kamu inginkan?”
Gunawan menyeringai:”Apa yang ingin aku lakukan, kamu bilang apa yang ingin aku lakukan, kamu demi menargetkan si pecundang, berkali-kali menargetkanku, membuatku sangat tidak senang!”
Pada saat ini, Olive masih penuh kekuatan dan masih mempertahankan watak aslinya, dia memandang Gunawan dengan tenang, dan berkata dengan tegas:”Itu salahmu, darimana Chandra menyinggungmu, apakah kamu harus terus-terusan untuk mengerjainya, bukankah kamu merasa dia anak luar kota, yang lemah dan enak di permainkan?”
Benar saja, Olive demi aku, baru beberapa kali ditargetkan Gunawan, dia juga berpikir aku sangat lemah, dan membantuku berkali-kali demi aku, dia memang berniat baik, hanya saja kebaikan ini menjadi hal yang jahat, bahkan membuatku dalam bahaya demi dia sendiri.
Setelah Gunawan mendengar perkataan Olive, tidak tahan untuk menyindir:”Lelucon apa, aku Gunawan ingin menggertak siapa harus kamu yang atur? Kamu jujurlah padaku, aku menggertak dia bukan karena dia lemah, aku tidak akan menggertak orang lemah, aku hanya tidak suka melihatnya dan kesal terhadapmua. Dan terlebih lagi, jika bukan karena kamu membantunya di belakang, dan mempersulitku, apakah aku akan berurusan dengan seorang prajurit yang tidak dikenal? Katakan padaku, apakah kalian berdua sekelompok, maka kamu terus-menerus membantu dia!”
Olive mendengar kata-kata itu, dengan geram berkata:”Hei kamu Gunawan, kamu jangan omong kosong disini, aku membantumu hanya karena merasa kasihan terhadapmu, kamu jangan mengalihkan pembicaraan pada orang lain!”
Mendengar jawaban Olive, Gunawan juga tidak menindak lanjuti lagi, dia hanya mengerutkan kening, dan berkata dengan marah:”Baiklah, aku tidak akan basa-basi lagi kepada kamu, aku Gunawan adalah orang yang punya harga diri, kamu telah beberapa kali mempermalukan dirimu, perasaan kesal ini, aku tidak bisa menahannya lagi!”
Setelah mengatakannya, wajah Gunawan memancarkan aura dingin. Tetapi, Olive tidak takut, dia hanya marah, dan dengan kasar bertanya:”Kenapa, apakah kamu berani balas dendam padaku?”
Dalam nada suara Olive, ada juga makna yang kejam, meskipun dia telah berubah banyak dari seorang gadis yang polos di sekolah, tetapi karismanya sama sekali tidak berubah, dia sangat pemberani, di saat yang berbahaya, dia masih tenang. Dalam hal ini, dia masih berani menantang Gunawan.
Gunawan melihat Olive yang tidak begitu peduli padanya, wajah Gunawan berubah, menjadi aneh, dia tertawa, dan berkata:”Balas dendam padamu, Haha, bukankah ini sangat jelas?”
Setelah mengatakannya, dia juga menjilat bibir bawahnya, terlihat sangat berandal.
Olive mengangkat alisnya dan merasa jijik:”Gunawan, kamu jangan membuatku merasa jijik, kamu seharusnya tahu, jika kamu berani menyentuhku sedikit saja, kamu tidak akan bisa bertahan di sekolah ini!”
Setelah mendengarnya, tertawa dengan keras dan berkata:”Haha, kamu memang sangat cantik, sangat menarik perhatian pria, jika aku menyentuhmu aku pasti tidak akan bernasib baik, tetapi itu hanya di dalam sekolah. Sekarang diluar sekolah, tidak bisa sesuka hatimu, jika malam ini aku melakukan sesuatu terhadapmu, apa yang bisa kamu lakukan? Apakah kamu masih berani menyebar beritanya?”
Olive gelisah dan meraung,”Beranikah kamu?”
Gunawan menggertakkan giginya:”Haha, apakah kamu kira aku hari ini datang untuk bercanda dengamu? Ku beritahu padamu, aku akan memberimu pelajaran, supaya kamu tahu akibat dari menyinggung perasaanku, bukankah kamu selalu berpura-pura polos di sekolah, hari ini akan aku perlihatkan kepada mereka watak aslimu, biar mereka taku seberapa polosnya kamu!”
Ketika mendengar ini, aku yang bersembunyi di kegelapan pun menjadi marah, manusia tidak tahu diri ini, benar-benar tidak ada habisnya, memang Gunawa si pecundang ini, berani sekali dia berbuat hal bosoh ini!
Tidak heran dia berani berurusan dengan Olive, ternyata dia sudah lama memikirkan hal ini, jika dia mengambil foto Olive dari tangannya, kalau begitu bagaimana Olive berani menyentuhnya? Bagi Olive, harga diri lebih penting, atau, bagi setiap wanita manapun, kebenaran lebih penting, tidak ada siapapun yang ingin membuat foto sendiri dilihat untuk umum, itu akan lebih sakit daripada mati.
Olive tidak takut mati, tetapi dia takut dihancurkan secara tidak bersalah dalam kehidupannya, dan dia selalu tenang menghadapainya, tiba-tiba dia merasa panik saat ini, dia memandang Gunawan dengan ketakutan, sambil melangkah mundur berkata:”Aku peringatkan kamu, jangan sembarangan, jika tidak aku tidak akan melepaskanmu!”
Dalam kepanikan, Olive benar-benar kacau, dia tidak tahu apa yang sedang dia katakana, hanya bisa mengancam Gunawan, tetapi, dia yang mengancam dia yang berwajah pucat, bagaimana Gunawan akan mendengarkannya, dan langsung memerintah mereka untuk menangkap Olive.
Tiba-tiba, dua siswa tinggi berlari kearah Olive dan menahannya, Olive juga seorang wanita yang kuat, dia segera berusaha memberontak, tiramusi yang ditangannya terjatuh ke tanah, tetapi pada akhirnya, Olive hanya seorang gadis kecil, betapa berusahanya dia, juga tidak bisa menyingkirkan tangan kedua pria kuat itu.
Melihat Olive yang ditahan, dia segera mengulurkan tangannya, dan bersiap untuk merobek pakaian Olive.
Untuk sesaat, hatiku terasa robek, dan tiba-tiba terasa darah mengalir di dalam mulut, ini adalah luka yang tidak pernah bisa sembuh, empat tahun yang lalu, dengan mata kepalaku sendiri melihat para gangster menyerang ibuku, pada saat itu aku, hanya berdiri di samping tanpa berbuat apa-apa, hanya ada ketakutan, pada akhirnya aku tidak melakukan apa-apa, membuat ibuku dipukuli dan dihina bahkan membunuh orang dan masuk penjara, ini adalah penyesalan yang terbesar dalam hidupku, aku tidak pernah bisa menahan rasa sakit ini.
Hari ini, tiba-tiba melihat situasi ini di depanku, aku tiba-tiba merasa bahwa pemandangan lama muncul kembali, hanya saja, aku yang sekarang, tidak akan hanya duduk berpangku tangan. Jangankan mengintimidasi Olive, bahkan wanita yang tidak dikenal, aku pasti akan menolongnya.
Tepat pada saat itu, aku mengeluarkan pisau milikku, dan mataku yang memancarkan aura dingin, kemudian, aku melangkah maju, seperti hantu, berjalan keluar dari kegelapan. Sambil berjalan, aku sambil berkata dengan bijaksana:”Lepaskan gadis itu!”
Novel Terkait
His Soft Side
RiseMy Enchanting Guy
Bryan WuSomeday Unexpected Love
AlexanderDark Love
Angel Veronica1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaSi Menantu Buta
DeddyWahai Hati×
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (1)
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (2)
- Bab 2 Bu, Maaf (1)
- Bab 2 Bu, Maaf (2)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (1)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (2)
- Bab 4 Pria Perkasa (1)
- Bab 4 Pria Perkasa (2)
- Bab 5 Kemunculan Olive
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (1)
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (2)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(1)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(2)
- Bab 8 Musuhku(1)
- Bab 8 Musuhku(2)
- Bab 9 Sebelum badai datang
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (1)
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (2)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (1)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (2)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (1)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (2)
- Bab 13 Menjadi Pahlawan
- Bab 14 Lalat yang menganggu (1)
- Bab 14 Lalat yang menganggu (2)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (1)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (2)
- Bab 16 serangan yang terbuka mudah untuk ditangani, serangan kegelapan sulit untuk dihindari
- Bab 17 Harimau ingin menunjukkan kekuatan
- Bab 18 Aksi Balas Dendam
- Bab 19 Apa yang ditakutkan pasti akan terjadi
- Bab 20 Momen Menegangkan
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (1)
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (2)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (1)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (2)
- Bab 23 Majikan dan Anjingnya
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (1)
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (2)
- Bab 25 Rencana Licik (1)
- Bab 25 Rencana Licik (2)
- Bab 26 Satu Langkah Lagi
- Bab 27 Melukai Diri untuk Mendapatkan Kepercayaan
- Bab 28 Cinta dan Tidak Cinta
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (1)
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (2)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (1)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (2)
- Bab 31 Aura Seorang Ratu
- Bab 32 Pilihanmu Tidak Salah
- Bab 33 Pencegatan Mike
- Bab 34 Penyiksaan yang Kejam
- Bab 35 Ia adalah Ten Zhou
- Bab 36 Satu yang Menjaga, Tidak Ada yang Berani Menyerang
- Bab 37 Dendam dan Kewajiban
- Bab 38 Kecelakaan Gunawan
- Bab 39 Tokoh Kecil yang Tidak Dianggap
- Bab 40 Olive yang Sangat Terkejut
- Bab 41 Memancing ke dalam Jebakan
- Bab 42 Mike Berlutut
- Bab 43 Aura Pemenang
- Bab 44 Menginjak Jalan yang Buruk
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (1)
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (2)
- Bab 46 Pertarungan
- Bab 47 Tidak Ada yang Bisa Menaklukkanku
- Bab 48 Mencari Masalah
- Bab 49 Dua puluh miliar, itu hal yang kecil
- Bab 50 Menarik Uang
- Bab 51 menganggapmu ayah jika kaya
- Bab 52 keagungan
- Bab 53 Fetrin yang Percaya Diri
- Bab 54 Pengemis Tua
- Bab 55 Ada Uang, Sombong
- Bab 56 Krisis Ekonomi Keluarga Hu
- Bab 57 Merasa Terkejut
- Bab 58 Mike Kembali
- Bab 59 Datang Sendiri
- Bab 60 Boleh Membunuh Tapi Tidak Boleh Menghina
- Bab 61 Satu panggilan kak Chandra
- Bab 62 Mati dan hidup bersama
- Bab 63 Tidak berhenti sampai mati
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (1)
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (2)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (1)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (2)
- Bab 66 Waktu kematian sudah datang
- Bab 67 Perbuatan tercela Mike
- Bab 68 Fetrin Tiba
- Bab 69 Tuan Muda, Aku Terlambat
- Bab 70 Menjalani Keputusan Tuhan
- Bab 71 Amarah Michael Li
- Bab 72 Remehan Fetrin
- Bab 73 Bahaya Menyerang
- Bab 74 Namaku Jeno (1)
- Bab 74 Namaku Jeno (2)
- Bab 75 Michael Li Yang Jago
- Bab 76 Ada Orang di dalam Rumah
- Bab 77 Insting Orang hebat
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(1)
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(2)
- Bab 79 Jangan Mengulang ke Tiga Kalinya
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (1)
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (2)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (1)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (2)
- Bab 82 Balasan
- Bab 83 Posisi Defensif Michael Li
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (1)
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (2)
- Bab 85 Kematian Michael Li
- Bab 86 Kejadian saat itu
- Bab 87 Ayahmu
- Bab 88 Perasaan gelisah yang kuat.
- Bab 89 Perselisihan di Villa Keluarga Hu
- Bab 90 Sekeliling penuh dengan musuh
- Bab 91 Tuan Chandra
- Bab 92 Halo, Nama Aku Ruben
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (1)
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (2)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (1)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (2)
- Bab 95 Malu Ekstrim
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (1)
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (2)
- Bab 97 Kita Putus Saja (1)
- Bab 97 Kita Putus Saja (2)
- Bab 98 Kebencian
- Bab 99 Orang Belakang Ruben
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (1)
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (2)
- Bab 101 Menatap Semua orang
- Bab 102 Bersebrangan Dengan Marie Hu
- Bab 103 Ruben Yang Penuh Percaya Diri
- Bab 104 Tangkap Ruben dengan cara apapun
- Bab 105 Pertempuran Sengit
- Bab 106 Amarah Ruben
- Bab 107 Chris VS Ruben
- Bab 108 Kemampuan Fetrin
- Bab 109 Marie Berlutut
- Bab 110 Membalas Dendam Kepada Ruben
- Bab 111 Maaf, Aku Tidak Terima
- Bab 112 Pria Besar muncul
- Bab 113 Bunga Kampus yang Ketiga
- Bab 114 Selalu ada orang yang lebih hebat
- Bab 115 Putra Godi chen
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (1)
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (2)
- Bab 117 Ferdy Yang bertindak
- Bab 118 Keputusasaan Tanpa Akhir
- Bab 119 Lebih Baik Mati Daripada Hidup
- Bab 120 Pengemis Dan orang kaya generasi kedua (1)
- Bab 120 Pengemis dan orang kaya generasi kedua (2)
- Bab 121 Candra, Kamu Tamat (1)
- Bab 121 Chandra, Kamu Tamat ( 2)
- Bab 122 Ciuman Clara
- Bab 123 Kemarahan Ferdy
- Bab 124 Kobaran Api
- Bab 125 Hidup Mati
- Bab 126 Kematian Ruben Cai
- Bab 127 Ucapan Marie
- Bab 128 Menuju Ke Lokasi Perang
- Bab 129 Tuan Muda Ferdy Yang Susah Ditebak
- Bab 130 Ibuku Datang
- Bab 131 Keangkuhan Tuan muda Ferdy
- Bab 132 Api Peperangan Menyala
- Bab 133 Ibuku VS Tuan Muda Ferdy
- Bab 134 Berjuanglah Untuk Tetap Bertahan Hidup
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (1)
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (2)