Wahai Hati - Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (2)
Sedangkan pecinta wanita yang seperti Andi, juga menunjukkan kekagumannya kepadaku. Ia bilang dua bunga kampus begitu melindungiku. Aku benar-benar berbeda. Walaupun aku lemah, tapi juga berbeda dengan yang lain. Ia begitu kagum kepadaku.
Sebenarnya aku juga tahu diriku sudah menyebabkan masalah besar di sekolah. Aku sudah menjadi topik hangat. Banya orang yang tidak mengerti mengapa dua bunga kampus bertindak sangat berbeda kepadaku. Apalagi Marie yang seharusnya menjadi musuhku juga ikut melindungiku. Ini benar-benar membuat orang sulit untuk dimengerti. Bahkan ada beberapa orang di sekolah penasaran dan datang ke kelasku untuk melihat bagaimana dengan wujudku, sehingga aku bisa menarik perhatian dengan dua bunga kampus.
Aku pasti tidak peduli dengan beberapa rumor yang tersebar, lagipula tidak ada orang yang membahasku langsung dihadapanku, tidak ada orang yang menganggu. Aku bisa menjadi lebih tenang. Aku juga bisa menaruh seluruh perhatianku untuk belajar dan dengan tenang membaca bukuku.
Beberapa hari berlalu, aku selalu tenggelam dalam buku. Kehidupanku seperti tidak ada sesuatu yang seru, bagai air tawar. Aku juga tidak lagi mendapat masalah. Olive tidak mencariku, Gunawan tidak mencariku, begitupula dengan Elis. Aku merasa diriku sudah menjadi orang biasa dan bisa melalui kehidupan yang lebih tenang.
Seminggu kemudian, kebetulan hari mingguFetrin sedang ada pekerjaan dimana kota universitasku berada. Ia bilang sekalian datang untuk mengunjungiku. Aku tidak ingin memberitahu apa yang terjadi padaku di sekolah, jadi juga tidak membiarkannya datang ke sekolah. Kita berjanji untuk bertemu di pusat kota.
Saat aku tiba, langit sudah menggelap.Fetrin sedang menungguku di depan pintu sebuah restoran mahal. Ia segera memanggilku setelah menemukanku. “Bagaimana dengan kehidupan mahasiswamu? Tidak ada yang mencari masalah denganmu kan?”
Aku tidak ingin membuatFetrin khawatir, jadi aku membalasnya santai. “Tidak ada. Siapa yang berani mencari masalah denganku!”
Fetrin tertawa dan berkata, “Pasti. Tuan mudaku sudah menjadi berbeda. Bedebah mana yang berani mencari masalah denganmu, kecuali ia sungguh tidak menginginkan nyawanya.”
Aku hanya tersenyum tipis dan tidak membalas perkataannya.Fetrin juga tidak banyak berbicara dan langsung menarikku kedalam restoran.
Kita duduk di ujung sana. Dekorasi restoran ini klasik, suasananya begitu tenang dan nyaman. Setelah kita duduk,Fetrin memberikan menu dan menyuruhku untuk memesan.
Aku melihat sekilas semua jenis makanan didalam dan menyadari bahwa harganya agak mahal. Aku tidak terlalu tertarik dengan jenis makanan yang ada, jadi aku asal memesan seporsi spaghetti.
Fetrin tidak tahan berkata, “Chandra, mengapa kamu masih begitu hemat? Tidak makan makanan yang enak, pakaiannya begitu biasa. Siapa yang bisa membayangkan bahwa dirimu adalah keturunan dari orang kaya.”
Aku mengerucutkan bibirku dan berkata, “Lebih baik tidak ada yang tahu, agar tidak menyebabkan masalah!”
Aku bersikap biasa di dalam kehidupan mahasiswaku dan hanya ingin menjadi orang biasa. Aku tidak suka aura apapun yang terpasang di diriku, apalagi anak orang kaya. Dulu Olive menipuku, sepupu laki-laki juga menipu Ibuku, dikarenakan mereka tahu keluargaku kaya. Aku merasa kaya menjadi sebuah masalah bagiku, jadi aku hanya bisa bersikap biasa.
Fetrin tidak tahan menghela nafas setelah mendengar ucapanku. Ia bilang, “Aduh kamu ini! Aku sudah tak tahu bagaimana harus berbicara denganmu. Coba kamu perhatikan anak-anak muda sekarang, suka sekali menghabiskan uang. Bukankah kuliahan menjadi milik orang kaya? Kalau ada uang, maka orang lain juga bisa menghormatimu. Kamu menjadikan dirimu seperti anak miskin. Bagaimana kamu bisa mendapat pacar? Oh iya, apakah kamu sudah memiliki pacar?”
Seketika aku menjadi malu setelah tiba-tiba ditanya masalah itu dariFetrin . Aku berkata, “Belum ada!”
Fetrin menjadi penasaran dan berkata, “Lalu mengapa kamu tidak mencari satu? Apakah tidak ada seorang wanita yang kamu sukai?”
Aku membalas, “ Bukan. Hanya belum ada yang cocok, lagipula aku juga belum berpikir untak berkencan.”
Fetrin berkata dengan tidak berdaya, “Kamu tidak boleh terus belajar, juga harus menikmati kehidupan mahasiswa. Anak orang kaya biasanya suka menggonta-ganti pacar. Sedangkan kamu? Satupun saja belum ada. Chandra, kuliah dan sekolah itu berbeda. Kuliah adalah dunia yang bebas. Kamu tidak perlu terus belajar, seharusnya bermain pada saatnya dan menikmati apa adanya. Ibumu pasti juga berharap kamu bisa hidup dengan bahagia, tanpa menanggung banyak beban.
Mendengar ucapannya, ada sesuatu yang tersentuh didalam hatiku. Sebenarnya aku ingin hidup dengan mengikuti keinginan Ibuku. Aku ingin sukses, agar ia bisa bangga karena diriku, tapi apa itu bahagia, apa itu menikmati. Aku danFetrin juga memiliki pikiran yang berbeda. Aku merasa cukup baik menjalani hidup yang begitu damai. Makanan yang terenak, pakaian yang terbaik, menghabiskan uang dan berkencan bukanlah yang kuinginkan. Kedamaian dan ketenangan yang kucintai, akan lebih baik jika ada beberapa teman yang bisa diajak main.
Bisa dikatakan bahwa aku hanya menginginkan kehidupan orang biasa selama kuliah. Tapi aku tidak tahu cara untuk memberitahuFetrin , jadi aku berkata dengan secara singkat. “Sebenarnya aku merasa sekarang cukup baik. Setiap hari berlalu dengan bahagia.”
sambil berkata,“Untukmu. Sudah kuliah, agak merepotkan kalau tidak memiliki telepon. Aku harus menghubungi pengurus asrama untuk bertemu denganmu. Dengan adanya telepon, aku bisa langsung menemukanmu. Nomor telepon sudah tersimpan di teleponmu. Hubungi aku kalau ada kebutuhan apapun. Untuk ini, kamu tidak boleh menolakku!”
Aku menerima kotak kecil ini dan menemukan sebuah telepon bermerk ‘Apple’. Kebetulan merk telepon ini yang mengalahkan jaman telepon ‘Nokia’. Telepon ‘Apple’ seri keempat, bagai sesuatu yang melambangkan orang kaya. Si gendut yang sekamar denganku juga memilikinya. Memamerkan telepon menjadi kerjaannya setiap hari, bahkan berjalan saja juga harus memainkan teleponnya, takut orang lain tidak tahu kalau ia kaya.
Aku tidak ada keperluan untuk telepon, karena jarang berkomnuikasi dengan orang. TapiFetrin sudah mengatakan itu, sehingga aku tidak enak untuk menolak. Aku membuka kotaknya dan mengeluarkan telepon, lalu menerimanya dan berterima kasih kepadaFetrin .
Dalam proses acara makan-makan berlangsung,Fetrin terus berbicara kepadaku. Aku mendengar dan juga membalasnya, hanya saja tidak banyak berbicara. Tapi suasana diantara kita berdua sangat baik. Di restoran yang mewah seperti ini, juga menyembuhkan perasaan. Namun kita berdua ada perbedaan pendapat setelah selesai makan. Aku bilang aku ingin kembali ke sekolah, sedangkanFetrin bersikeras untuk membawaku ke mall membeli pakaian. Ia bilang pakaianku sekarang terlalu tua, harus diganti gayanya. Ia juga bilang ia akan memilih pakaian yang lebih fashionista untukku, sehingga akan ada banyak wanita yang jatuh cinta kepadaku.
Untuk pakaian, aku juga tidak memiliki banyak permintaan, yang penting nyaman dipakai. Lagipula aku juga tidak terlalu suka untuk berpamer, jadi aku menolaknya lembut. TapiFetrin bilang ia jarang datang, entah kapan lagi akan kesini, jadi harus membawaku beli. Ia terus berbicara sambil menarikku keluar restoran.
Aku merasa diriku seperti ditangkap dan tidak bisa mengalahkanFetrin . Pelan-pelan, memberontak menjadi mematuhi, jadi aku hanya bisa mengikutiFetrin pergi.
Saat tiba di depan pintu restoran, tiba-tiba langkah kakiku berhenti. Hatiku mencelos, karena melihat empat orang yang sedang memasukki restoran. Mereka tertawa sambil berbicara dan hubungan mereka terlihat dekat.
Keempat orang ini adalah dua laki-laki dan dua perempuan. Aku tidak mengenal perempuannya, tapi kedua laki-laki itu aku sangat mengenalnya. Aku cuku terkejut saat melihat mereka dua pasang berjalan bersama. Satunya adala musuhku, satunya lagi ada orang yang membantuku.
Orang yang memiliki dendam denganku adalah Gunawan. Sedangkan orang yang telah membantuku dari kesulitan adalah Mike.
Novel Terkait
His Soft Side
RiseBeautiful Love
Stefen LeeBeautiful Lady
ElsaMore Than Words
HannyMi Amor
TakashiCinta Adalah Tidak Menyerah
ClarissaWahai Hati×
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (1)
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (2)
- Bab 2 Bu, Maaf (1)
- Bab 2 Bu, Maaf (2)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (1)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (2)
- Bab 4 Pria Perkasa (1)
- Bab 4 Pria Perkasa (2)
- Bab 5 Kemunculan Olive
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (1)
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (2)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(1)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(2)
- Bab 8 Musuhku(1)
- Bab 8 Musuhku(2)
- Bab 9 Sebelum badai datang
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (1)
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (2)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (1)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (2)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (1)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (2)
- Bab 13 Menjadi Pahlawan
- Bab 14 Lalat yang menganggu (1)
- Bab 14 Lalat yang menganggu (2)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (1)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (2)
- Bab 16 serangan yang terbuka mudah untuk ditangani, serangan kegelapan sulit untuk dihindari
- Bab 17 Harimau ingin menunjukkan kekuatan
- Bab 18 Aksi Balas Dendam
- Bab 19 Apa yang ditakutkan pasti akan terjadi
- Bab 20 Momen Menegangkan
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (1)
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (2)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (1)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (2)
- Bab 23 Majikan dan Anjingnya
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (1)
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (2)
- Bab 25 Rencana Licik (1)
- Bab 25 Rencana Licik (2)
- Bab 26 Satu Langkah Lagi
- Bab 27 Melukai Diri untuk Mendapatkan Kepercayaan
- Bab 28 Cinta dan Tidak Cinta
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (1)
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (2)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (1)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (2)
- Bab 31 Aura Seorang Ratu
- Bab 32 Pilihanmu Tidak Salah
- Bab 33 Pencegatan Mike
- Bab 34 Penyiksaan yang Kejam
- Bab 35 Ia adalah Ten Zhou
- Bab 36 Satu yang Menjaga, Tidak Ada yang Berani Menyerang
- Bab 37 Dendam dan Kewajiban
- Bab 38 Kecelakaan Gunawan
- Bab 39 Tokoh Kecil yang Tidak Dianggap
- Bab 40 Olive yang Sangat Terkejut
- Bab 41 Memancing ke dalam Jebakan
- Bab 42 Mike Berlutut
- Bab 43 Aura Pemenang
- Bab 44 Menginjak Jalan yang Buruk
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (1)
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (2)
- Bab 46 Pertarungan
- Bab 47 Tidak Ada yang Bisa Menaklukkanku
- Bab 48 Mencari Masalah
- Bab 49 Dua puluh miliar, itu hal yang kecil
- Bab 50 Menarik Uang
- Bab 51 menganggapmu ayah jika kaya
- Bab 52 keagungan
- Bab 53 Fetrin yang Percaya Diri
- Bab 54 Pengemis Tua
- Bab 55 Ada Uang, Sombong
- Bab 56 Krisis Ekonomi Keluarga Hu
- Bab 57 Merasa Terkejut
- Bab 58 Mike Kembali
- Bab 59 Datang Sendiri
- Bab 60 Boleh Membunuh Tapi Tidak Boleh Menghina
- Bab 61 Satu panggilan kak Chandra
- Bab 62 Mati dan hidup bersama
- Bab 63 Tidak berhenti sampai mati
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (1)
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (2)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (1)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (2)
- Bab 66 Waktu kematian sudah datang
- Bab 67 Perbuatan tercela Mike
- Bab 68 Fetrin Tiba
- Bab 69 Tuan Muda, Aku Terlambat
- Bab 70 Menjalani Keputusan Tuhan
- Bab 71 Amarah Michael Li
- Bab 72 Remehan Fetrin
- Bab 73 Bahaya Menyerang
- Bab 74 Namaku Jeno (1)
- Bab 74 Namaku Jeno (2)
- Bab 75 Michael Li Yang Jago
- Bab 76 Ada Orang di dalam Rumah
- Bab 77 Insting Orang hebat
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(1)
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(2)
- Bab 79 Jangan Mengulang ke Tiga Kalinya
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (1)
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (2)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (1)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (2)
- Bab 82 Balasan
- Bab 83 Posisi Defensif Michael Li
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (1)
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (2)
- Bab 85 Kematian Michael Li
- Bab 86 Kejadian saat itu
- Bab 87 Ayahmu
- Bab 88 Perasaan gelisah yang kuat.
- Bab 89 Perselisihan di Villa Keluarga Hu
- Bab 90 Sekeliling penuh dengan musuh
- Bab 91 Tuan Chandra
- Bab 92 Halo, Nama Aku Ruben
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (1)
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (2)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (1)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (2)
- Bab 95 Malu Ekstrim
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (1)
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (2)
- Bab 97 Kita Putus Saja (1)
- Bab 97 Kita Putus Saja (2)
- Bab 98 Kebencian
- Bab 99 Orang Belakang Ruben
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (1)
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (2)
- Bab 101 Menatap Semua orang
- Bab 102 Bersebrangan Dengan Marie Hu
- Bab 103 Ruben Yang Penuh Percaya Diri
- Bab 104 Tangkap Ruben dengan cara apapun
- Bab 105 Pertempuran Sengit
- Bab 106 Amarah Ruben
- Bab 107 Chris VS Ruben
- Bab 108 Kemampuan Fetrin
- Bab 109 Marie Berlutut
- Bab 110 Membalas Dendam Kepada Ruben
- Bab 111 Maaf, Aku Tidak Terima
- Bab 112 Pria Besar muncul
- Bab 113 Bunga Kampus yang Ketiga
- Bab 114 Selalu ada orang yang lebih hebat
- Bab 115 Putra Godi chen
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (1)
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (2)
- Bab 117 Ferdy Yang bertindak
- Bab 118 Keputusasaan Tanpa Akhir
- Bab 119 Lebih Baik Mati Daripada Hidup
- Bab 120 Pengemis Dan orang kaya generasi kedua (1)
- Bab 120 Pengemis dan orang kaya generasi kedua (2)
- Bab 121 Candra, Kamu Tamat (1)
- Bab 121 Chandra, Kamu Tamat ( 2)
- Bab 122 Ciuman Clara
- Bab 123 Kemarahan Ferdy
- Bab 124 Kobaran Api
- Bab 125 Hidup Mati
- Bab 126 Kematian Ruben Cai
- Bab 127 Ucapan Marie
- Bab 128 Menuju Ke Lokasi Perang
- Bab 129 Tuan Muda Ferdy Yang Susah Ditebak
- Bab 130 Ibuku Datang
- Bab 131 Keangkuhan Tuan muda Ferdy
- Bab 132 Api Peperangan Menyala
- Bab 133 Ibuku VS Tuan Muda Ferdy
- Bab 134 Berjuanglah Untuk Tetap Bertahan Hidup
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (1)
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (2)