Wahai Hati - Bab 11 Suara yang tidak asing (2)
mendengar perkataanku, Andi langsung menggaruk kepalanya dan dia mengerutkan keningnya sambil memikirkan sesuatu. lalu dia pun berkata dengan panik :" oh, aku sudah mengerti. bukankah kamu mengenal Olive? Mike merupakan salah satu penggemar setia Olive dan merupakan salah satu orang yang berkemungkinan menjadi calon pasangan Olive. apakah dia membantumu karena Olive?"
aku seketika tersadar setelah mendengar perkataan Andi. pikirku, bagaimana mungkin seorang Mike yang begitu terkenal bisa membantuku, ternyata semua ini karena Olive. hari ini aku sudah mengatakan semuanya kepada Olive dengan jelas, agar dia tidak begitu dekat denganku kedepannya. oleh karena itu dia tidak berani langsung datang membantuku. tetapi dia juga tidak bodoh. dia mungkin sudah menebak kalau Gunawan akan terus mencelakaiku. oleh karena itu dia menyuruh Mike untuk membantuku menyelesaikan masalah ini? dan Mike ingin menggunakan bantuannya kepadaku untuk mendapatkan hati gadis cantik. tidak heran kalau dia begitu serius membantuku.
memutar kesana sini, namun pada akhirnya aku tetap bergantung kepada Olive untuk memperoleh kedamaian. hanya saja, kedamaian sebelum bertemu dengan Olive yaitu tidak ada orang yang memandang rendah diriku dan aku hidup layaknya seperti orang biasa. namun ketenangan yang aku rasakan sekarang adalah sebuah kata ganti dari pengecut dan tidak sengaja membantu Mike untuk menaikkan nama baiknya. ini juga memberinya kesempatan untuk membantu Olive dan menjadikan dirinya disukai oleh Olive. perasaan ini sama seperti semua orang didunia ini sedang menginjakku. apakah aku akan menyukai hasil seperti ini?
tentu saja jawabanku tidak. setelah memikirkan itu, aku tidak bisa menahan diri untuk menertawakan diriku sendiri. disaat yang bersamaan, aku pun menjawab Andi :" mungkin saja!"
beberapa hari telah berlalu, kehidupanku sangatlah tenang bagaikan air didalam danau. hanya saja, air tetap saja melonjak didasar danau. jika dilihat dari depan, tidak ada yang berani mengangguku. namun dari belakang, aku sudah menjadi bahan tawaan para temanku. hampir semua orang menatapku dengan jijik.
Gunawan tidak lagi berani mencelakaiku karena telah diancam oleh Mike. namun dendamnya padaku tidaklah berkurang hingga sekarang. setiap bertemu denganku, dia bagaikan kucing yang bertemu dengan tikus. dia sangat ingin merobek diriku dengan penuh dendam. namun pada akhirnya dia tidak melakukan itu. suatu hari, Gunawan benar benar tidak tahan lagi. dia berlari kearahku dan menarik tanganku sambil bertanya dengan suara yang kecil :" Chandra, jujurlah padaku. hubungan apa yang ada diantara kamu dan Olive?"
aku tidak menyangka kalau Gunawan memperdulikan hubunganku dengan Olive. aku tidak mengerti apa tujuannya dan aku tidak ingin mengurus terlalu banyak. aku langsung membantahnya :" aku sudah mengatakannya berulang kali. aku tidak dekat dengan Olive. dia hanyalah teman sekelasku dulu dan waktu bersama kami sangatlah sedikit. oleh karena itu kami tidak punya hubungan apapun!"
Gunawan tidak mempercayai perkataanku dan lanjut bertanya :" kami berbohong kan. bahkan Mike sudah keluar untuk membantumu. mungkin orang lain tidak jelas tentang hal ini, namun apakah aku tidak jelas juga? ini sangat jelas merupakan perlakuan Olive. segera beritahu aku apa sebenarnya yang terjadi padamu dan Olive?"
aku menatap Gunawan dengan serius dan berkata dengan tegas :" benar benar tidak ada hubungan apapun!"
Gunawan tidak berhasil mendapatkan informasi dariku dan wajahnya sangatlah cuek. dia mengangguk dan berkata dengan geram :" kamu jago ya, suatu hari nanti, aku akan membuatmu menyesal."
aku tidak menghiraukan perkataannya karena dari hari pertama aku mengenalnya, aku sudah bersalah dimatanya. aku tidak takut untuk menambah kesalahanku padanya. setelah selesai berbicara dengannya, aku pun kembali kekelas. namun bisa dipastikan kalau hari ini bukanlah merupakan hari yang tenang. ketika aku sampai dikelas, aku mendengar Elis, Wanita sialan itu sedang menggosipiku dengan suara yang kuat :" apakah kalian semua sudah tahu kalau Mike dan Chandra tidak ada hubungan apapun? Mike membantu Chandra, ternyata karena Olive!"
" oh ya? kalau begitu kenapa Olive ingin membantu Chandra, apakah ada rahasia diantara mereka?"
" kamu berpikir terlalu banyak, apakah kamu merasa Olive akan menyukai pria lemah sepertinya? Mike begitu sempurna dan dia sudah mengejar Olive sekian lama. bahkan dia belum berhasil mendapatkannya. bagaimana mungkin dia menyukai pria seperti Chandra!"
" iya juga, kalau begitu kenapa Olive membantu Chandra?"
" aku mendegar kalau mereka berdua dulunya merupakan teman sekelas. Chandra sekarang dicelakai dan dia meminta bantuan kepada Olive. Olive merupakan orang yang baik dan membantunya karena dia merupakan teman lamanya. hanya saja bocah ini benar benar gila, sangat jelas dia telah dipukul orang lain. namun dia mengatakan kalau dirinya yang meminta untuk dipukul. pada akhirnya, Olive terpaksa meminta bantuan Mike untuk menyelesaikan masalah ini!"
" haiz, ini terlalu menyusahkan Olive loh. Chandra benar benar tidak tahu malu. kedepannya dia pasti hanya akan menjadi seorang pria yang lemah. kenapa dia memiliki perbedaan yang jauh dengan Mike? padahal mereka sama sama merupakan pria."
" perbedaan hanya bisa ditemukan jika dibandingkan. oleh karena itu, Mikelah yang merupakan salah satu calon yang kemungkinan besar bisa mendapatkan Olive. sedangkan Chandra sampai kehidupan selanjutnya juga tidak akan berhasil mendapatkan Olive!"
semua orang dikelas tidak berhenti menggosipiku karena topik yang dibawa oleh Elis. meskipun aku sudah masuk, mereka semua tetap saja tidak diam dan semakin semangat membicarakanku. awalnya mereka hanya berani membicarakanku dari belakang karena takut pada Mike. namun sekarang mereka langsung membully ku karena sudah tahu kalau aku sama sekali tidak ada hubungannya dengan Mike. mereka bahkan mengejek aku sebagai pria lemah. aku benar benar merasa tidak adil.
terkadang orang juga akan merasa tidak berdaya. mereka akan merasa menderita tanpa alasan dan hal yang lebih mengerikan adalah gosip yang beredar. gosip bisa merubah orang normal menjadi orang gila. aku yang merupakan manusia normal sudah menjadi seorang pria lemah dan pengecut dimulut mereka.
sebelum kecelakaan menimpa ibuku, aku memang memiliki mental yang lemah dan aku sangat bergantung pada ibuku. oleh karena itu semua temanku mengejekku. itu bisa dibilang tidak menyimpang dari kenyataan yang ada. namun sekarang, aku merasa kalau Tuhan memberikan sebuah topi sial di atas kepalaku. aku bahkan tidak dapat menjelaskan apapun meskipun memiliki alasan yang nyata. hal yang membuatku semakin galau adalah aku sangat ingin menjauh dari Olive, namun pada akhirnya aku tetap terikat padanya dan menjadi bahan gosip semua orang.
Elis dan mereka masih sedang panas panasnya. mereka masih belum berhenti menyebarkan gosip palsu itu. omongan mereka bagaikan panah yang terus menancap didalam hatiku. meskipun aku tidak ingin mendengarnya, namun aku masih saja merasa sakit hati.
aku merasa sangat kacau sepanjang sore hari ini. setelah pulang sekolah, Andi menarikku ke kantin untuk makan malam. aku tidak pergi dan aku memilih untuk pergi sendirian ke hutan kecil yang ada didalam sekolah. aku mencari sebuah tempat teduh yang tenang dan aku berbaring disana.
Matahari yang hampir terbenam menggantung di langit, dan langit diwarnai dengan lingkaran cahaya merah. Cahaya melewati celah-celah daun dan jatuh terpancar di wajahku, membentuk beberapa bayangan celah diwajahku. Aku berbaring di atas tanah, menatap ke langit dan hatiku yang tadinya kacau sudah mulai tenang sekarang.
aku yang sekarang, sudah bukan merupakan anak yang disayangi oleh ibunya lagi. meskipun aku merasa terbebani, aku juga tidak bisa bercerita dengan ibuku lagi. aku sudah beranjak dewasa. semua ini sudah berubah dan aku harus mulai bergantung pada diriku sendiri. jika ada beban, aku harus belajar untuk menahannya sendiri. jika ada tekanan, aku harus tegar untuk menghadapinya. Hanya dengan cara yang sunyi seperti itu jiwaku dapat beristirahat sejenak. jauh dari keramaian dan aku membiarkan hati yang terluka ini beristirahat sebentar.
namun setelah tidak lama kemudian, tiba tiba terdengar suara langkah kaki dan terdengar sebuah suara yang tidak asing :" Refaldi alias sipendek, aku sudah tahu kalau pukul 7 malam ini Olive akan pergi makan malam di luar sekolah bersama beberapa temannya. pergi, awasi dia dan tetaplah hubungi aku!"
ini merupakan suara Gunawan. setelah Gunawan selesai berbicara, terdengar sebuah suara yang berkata :" tidak mungkin kan bang Gunawan. ini terlalu berbahaya jika kamu ingin mencelakai Olive. perlakuan mu ini sulit untuk dilapor ke Mike nantinya. dia pastilah tidak akan membiarkanmu begitu saja!"
aku juga mengenal suara ini, dia adalah bawahan Gunawan, yaitu SiPendek.
setelah si Pendek mengatakan itu, Gunawan langsung berkata dengan serius :" lakukan saja perintahku, untuk apa kamu omong kosong!"
Novel Terkait
Cinta Adalah Tidak Menyerah
ClarissaWanita Yang Terbaik
Tudi SaktiHei Gadis jangan Lari
SandrakoLove Is A War Zone
Qing QingThe True Identity of My Hubby
Sweety GirlGet Back To You
LexyMendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniWahai Hati×
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (1)
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (2)
- Bab 2 Bu, Maaf (1)
- Bab 2 Bu, Maaf (2)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (1)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (2)
- Bab 4 Pria Perkasa (1)
- Bab 4 Pria Perkasa (2)
- Bab 5 Kemunculan Olive
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (1)
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (2)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(1)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(2)
- Bab 8 Musuhku(1)
- Bab 8 Musuhku(2)
- Bab 9 Sebelum badai datang
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (1)
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (2)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (1)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (2)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (1)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (2)
- Bab 13 Menjadi Pahlawan
- Bab 14 Lalat yang menganggu (1)
- Bab 14 Lalat yang menganggu (2)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (1)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (2)
- Bab 16 serangan yang terbuka mudah untuk ditangani, serangan kegelapan sulit untuk dihindari
- Bab 17 Harimau ingin menunjukkan kekuatan
- Bab 18 Aksi Balas Dendam
- Bab 19 Apa yang ditakutkan pasti akan terjadi
- Bab 20 Momen Menegangkan
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (1)
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (2)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (1)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (2)
- Bab 23 Majikan dan Anjingnya
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (1)
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (2)
- Bab 25 Rencana Licik (1)
- Bab 25 Rencana Licik (2)
- Bab 26 Satu Langkah Lagi
- Bab 27 Melukai Diri untuk Mendapatkan Kepercayaan
- Bab 28 Cinta dan Tidak Cinta
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (1)
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (2)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (1)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (2)
- Bab 31 Aura Seorang Ratu
- Bab 32 Pilihanmu Tidak Salah
- Bab 33 Pencegatan Mike
- Bab 34 Penyiksaan yang Kejam
- Bab 35 Ia adalah Ten Zhou
- Bab 36 Satu yang Menjaga, Tidak Ada yang Berani Menyerang
- Bab 37 Dendam dan Kewajiban
- Bab 38 Kecelakaan Gunawan
- Bab 39 Tokoh Kecil yang Tidak Dianggap
- Bab 40 Olive yang Sangat Terkejut
- Bab 41 Memancing ke dalam Jebakan
- Bab 42 Mike Berlutut
- Bab 43 Aura Pemenang
- Bab 44 Menginjak Jalan yang Buruk
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (1)
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (2)
- Bab 46 Pertarungan
- Bab 47 Tidak Ada yang Bisa Menaklukkanku
- Bab 48 Mencari Masalah
- Bab 49 Dua puluh miliar, itu hal yang kecil
- Bab 50 Menarik Uang
- Bab 51 menganggapmu ayah jika kaya
- Bab 52 keagungan
- Bab 53 Fetrin yang Percaya Diri
- Bab 54 Pengemis Tua
- Bab 55 Ada Uang, Sombong
- Bab 56 Krisis Ekonomi Keluarga Hu
- Bab 57 Merasa Terkejut
- Bab 58 Mike Kembali
- Bab 59 Datang Sendiri
- Bab 60 Boleh Membunuh Tapi Tidak Boleh Menghina
- Bab 61 Satu panggilan kak Chandra
- Bab 62 Mati dan hidup bersama
- Bab 63 Tidak berhenti sampai mati
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (1)
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (2)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (1)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (2)
- Bab 66 Waktu kematian sudah datang
- Bab 67 Perbuatan tercela Mike
- Bab 68 Fetrin Tiba
- Bab 69 Tuan Muda, Aku Terlambat
- Bab 70 Menjalani Keputusan Tuhan
- Bab 71 Amarah Michael Li
- Bab 72 Remehan Fetrin
- Bab 73 Bahaya Menyerang
- Bab 74 Namaku Jeno (1)
- Bab 74 Namaku Jeno (2)
- Bab 75 Michael Li Yang Jago
- Bab 76 Ada Orang di dalam Rumah
- Bab 77 Insting Orang hebat
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(1)
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(2)
- Bab 79 Jangan Mengulang ke Tiga Kalinya
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (1)
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (2)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (1)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (2)
- Bab 82 Balasan
- Bab 83 Posisi Defensif Michael Li
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (1)
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (2)
- Bab 85 Kematian Michael Li
- Bab 86 Kejadian saat itu
- Bab 87 Ayahmu
- Bab 88 Perasaan gelisah yang kuat.
- Bab 89 Perselisihan di Villa Keluarga Hu
- Bab 90 Sekeliling penuh dengan musuh
- Bab 91 Tuan Chandra
- Bab 92 Halo, Nama Aku Ruben
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (1)
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (2)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (1)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (2)
- Bab 95 Malu Ekstrim
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (1)
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (2)
- Bab 97 Kita Putus Saja (1)
- Bab 97 Kita Putus Saja (2)
- Bab 98 Kebencian
- Bab 99 Orang Belakang Ruben
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (1)
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (2)
- Bab 101 Menatap Semua orang
- Bab 102 Bersebrangan Dengan Marie Hu
- Bab 103 Ruben Yang Penuh Percaya Diri
- Bab 104 Tangkap Ruben dengan cara apapun
- Bab 105 Pertempuran Sengit
- Bab 106 Amarah Ruben
- Bab 107 Chris VS Ruben
- Bab 108 Kemampuan Fetrin
- Bab 109 Marie Berlutut
- Bab 110 Membalas Dendam Kepada Ruben
- Bab 111 Maaf, Aku Tidak Terima
- Bab 112 Pria Besar muncul
- Bab 113 Bunga Kampus yang Ketiga
- Bab 114 Selalu ada orang yang lebih hebat
- Bab 115 Putra Godi chen
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (1)
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (2)
- Bab 117 Ferdy Yang bertindak
- Bab 118 Keputusasaan Tanpa Akhir
- Bab 119 Lebih Baik Mati Daripada Hidup
- Bab 120 Pengemis Dan orang kaya generasi kedua (1)
- Bab 120 Pengemis dan orang kaya generasi kedua (2)
- Bab 121 Candra, Kamu Tamat (1)
- Bab 121 Chandra, Kamu Tamat ( 2)
- Bab 122 Ciuman Clara
- Bab 123 Kemarahan Ferdy
- Bab 124 Kobaran Api
- Bab 125 Hidup Mati
- Bab 126 Kematian Ruben Cai
- Bab 127 Ucapan Marie
- Bab 128 Menuju Ke Lokasi Perang
- Bab 129 Tuan Muda Ferdy Yang Susah Ditebak
- Bab 130 Ibuku Datang
- Bab 131 Keangkuhan Tuan muda Ferdy
- Bab 132 Api Peperangan Menyala
- Bab 133 Ibuku VS Tuan Muda Ferdy
- Bab 134 Berjuanglah Untuk Tetap Bertahan Hidup
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (1)
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (2)