Wahai Hati - Bab 40 Olive yang Sangat Terkejut
Gunawan tidak dapat menjelaskan perasaannya sekarang. Ia pastinya tidak merasa diriku mudah. Aku memiliki sisi kejam yang dimiliki lelaki berpakaian hitam, juga memiliki sisi sabar yang dimiliki Chandra. Ia merasa diriku bisa sukses, oleh karena itu, ia juga merasa senang dirinya memilih pihak yang benar dan tidak mencari masalah denganku. Sepertinya ia juga percaya dengan kalimat terakhirku, percaya aku bisa mengalahkan Mike.
Semua ini tentu hanyalah pikiran Gunawan. Dari kenyataan, aku tidak bisa sebanding dengan Mike. Aku ingin mengalahkan Mike, seperti sedang bercanda. Tapi Gunawan tidak berpikir banyak dan hanya berjalan sesuai pikirannya.
Akhirnya Gunawan masih cukup beruntung. Ia melakukan pilihan terbaik dalam hidupnya. Untuk masa depannya menjadi baik, tentu saja masih tebakan.
Saat ini, otak Gunawan hanya tersisa satu pikiran dan segera dilampiaskan. Ia menahan begitu banyak ketidakadilan dan juga banyak kesulitan, sehingga ia harus menggunakan caranya untuk melampiaskan. Oleh karena itu, setelah berbicara, ia langsung menjatuhkan Lily di ranjang. Ia menjalankan tiga ronde dengan penuh gairah malam itu!
Dua hari kemudian, malam hari, di dalam sebuah bar, Olive duduk sendirian di ujung, sambil minum bir.
Olive yang sekarang, berbeda dengan dirinya yang begitu nakal dulu. Ia telah merubah gaya kehidupannya dan melepaskan jaman dulu, berubah menjadi gadis baik yang rajin.
Beberapa tahun ini, ia menaati peraturan yang dibuatnya dan menahan dirinya, tidak lagi menjadi nakal. Ia tidak pergi ke bar, juga tidak pernah minum, sungguh menjadi gadis yang baik. Hanya saja hari ini gadis baik ini tidak baik lagi. Ia datang ke bar yang ramai ini, sendirian minum bir. Ia tidak berpikir banyak, hanya tahu ia akan mati jika terus menahan untuk tidak minum lagi. Ia sama sekali tidak ada cara lain untuk melampiaskan kekesalan dalam hatinya, hanya bisa menggunakan bir.
Alasan ia kesal berasal dariku. Sejak aku mengacaukan acara besar Mike, hati Olive muncul masalah lagi. Ia perlu menyelesaikan masalahnya, jadi Olive juga berusaha mencariku beberapa hari ini, tapi setiap kali tidak berhasil, sehingga membuatnya makin terasa kesal.
Hal yang tidak bisa dilupakan Olive adalah kekecewaan yang kubilang kepadanya saat memutuskan hubungan dengannya. Ia sepertinya bisa merasakan kesedihanku, tapi saat itu Marie tiba-tiba datang dan membuat pikiran Olive menjadi kacau. Tapi setelah kejadian itu, ia menenangkan dirinya dan baru menyadari bahwa dirinya seperti salah paham kepadaku. Ia seharusnya mendengarkan penjelasanku dengan baik-baik. Oleh karena itu, ia ingin mencari aku lagi untuk berbicara, tapi Tuhan sepertinya tidak memberikan kesempatan ini untuknya. Ia tidak akan pernah menemukanku lagi, bahkan kata ‘maaf’ juga tidak ada kesempatan lagi.
Olive sebenarnya ingin percaya kepadaku, ia merasa diriku tidak akan pernah berbohong. Tapi kata-kataku hari itu sungguh tidak mudah dipercaya, hingga ia juga tidak dapat percaya.
Seperti aku bilang lelaki berpakaian hitam yang menolongnya itu adalah diriku. Bagaimanapun Olive juga tidak bisa memercayainya. Ia tidak percaya diriku yang begitu lemah, memliki keberanian seperti itu. Ia tidak percaya pahlawan yang menolongnya adalah pecundang seperti diriku. Contoh lagi, aku bilang Mike berpura-pura dan berakting, tapi ia jelas melihat bahwa Mike terluka. Ia tidak mengira bahwa Mike akan melukai dirinya, jadi ia semakin tidak dapat percaya. Tapi ia mau mendengarkan penjelasannku, tapi sekarang aku menghilang, sehingga ia tidak bisa menemukanku. Hati Olive seketika menjadi sangat kacau.
Olive bukanlah orang yang berbaik hati. Ia juga tidak sebaik hingga membantu orang yang kasihan. Tapi hanya terhadapku, ia tidak tahan ingin membantuku, karena ia selalu merasa dirinya berhutang kepadaku. Masalah tahun itu masih menjadi masalah terbesar di dalam hatinya. Ia selalu ingin melakukan sesuatu untuk membayar kesalahannya. Tapi ia sama sekali tak sangka bahwa ia tidak membantuku apapun, melainkan membawakan masalah untuku, hingga aku pergi dari sekolah. Rasa bersalah Olive semakin dalam. Ia tiba-tiba merasa dirinya seperti seorang tawanan, sehingga ia juga tida ada pikiran untuk berpacaran dengan Mike.
Olive pernah mengira Mike melakukan apapun demi dirinya, baik kepadanya. Kebaikan ini membuat dirinya terharu, juga membuat ia ingin mencoba untuk menjalin hubungan dengan Mike. Hanya saja ia sudah tidak perasaan itu lagi. Ia juga tidak peduli Mike sungguh melakukannya atau berpura-pura. Pastinya ia sekarang hanya ingin menemukanku dan membahas semua masalah, serta meminta maaf lagi kepadaku. Untuk masalah lain, ia hanya bisa menyimpan dulu disamping untuk sementara.
Hari-hari berlalu, tapi masalah hatinya masih saja belum terselesaikan, begitupula dengan pikiran kacaunya. Oleh karena itu, ia akhirnya tidak tahan lagi datang kesini untuk minum. Minum hingga kini, ia merasa tubuhnya sedikit melayang. Ia tidak lanjut minum lagi dan berdiri meninggalkan bar.
Jalan ke luar dan diterpa angin dingin, Olive yang mabuk agak sadar. Ia sibuk melihat waktu dan menyadari telah pukul setengah sebelas malam dimana bentar lagi asrama akan ditutup. Oleh karena itu, ia mempercepat langkah kakinya dan berjalan menuju sekolah.
Tengah malam musim gugur sangatlah sejuk dan sepi. Olive dengan membawa hati yang kacau, sambil berjalan sendirian di jalanan yang sepi dengan langkah yang tidak teratur.
Olive tidak tahu bahwa ada seorang pria mabuk yang berpostur besar diam-diam mengikutinya sejak ia keluar dari bar.
Pria mabuk ini dipanggil Heri Liu, sering pergi ke bar. Ia suka memilih menyerang para gadis lajang yang mabuk di bar. Ia dulu pernah bermain dengan istri muda yang cukup cantik. Setelah merasakan kenikmatannya, Heri sangat menyukai dengan aktivitas ini. Setiap kali ia tidak dapat menahannya, ia akan keluar untuk berburu mangsa. Hari ini ia langsung fokus kepada Olive. Ia sudah sering melakukannya, sehingga ia bisa mengetahui bahwa Olive sedang kacau dan menebak ia akan minum banyak. Melihat Olive sendirian, ini merupakan mangsa yang sangat cocok. Jadi malam ini, Heri hanya fokus kepada Olive.
Olive keluar dari bar, begitupula dengan Heri. Menunggu Olive tiba di tempat yang sepi, Heri keluar di saat yang tepat dan berkata kepada Olive. “Cantik, kamu mau kemana? Aku ada mobil, biar aku antar saja kamu!”
Meskipun Olive mabuk, tapi otaknya tidak sebodoh itu. Ia tahu pria berparas buruk itu tidak berhati baik, jadi langsung menolaknya dengan cuek. “Tidak perlu!” Lalu ia mempercepat langkahnya.
Melihat kondisi ini, Heri menarik baju Olive dan terkekeh berkata, “Sudah begini malam, akan berbahaya bagimu diluar. Biar aku antar kamu saja!”
Melihat gerak-gerik Heri, Olive langsung merasa kesal dan jijik. Ia memanglah bukan orang yang mudah didekati. Suasana hatinya sekarang sangat buruk dan juag menjadi lebih berani setelah minum. Ia sama sekali tidak sungkan dan melepaskan tangan Heri. Ia berteriak, “Aku bilang tidak perlu. Apakah kamu tuli?!”
Heri semakin semangat melihat Olive marah-marah. Tubuhnya semakin bergairah. Ia menarik lagi Olive dan berkata, “Cantik, jangan begitu galak. Aku juga berbaik hati, mengapa kamu harus mengomeliku!”
Kali ini, Olive sungguh marah. Ia juga tidak peduli apapun, berbalik badan dan menendang kearah Heri. Tendangan kebetulan mengenai bagian mematikan milik Heri. Heri langsung menahan celananya dan berteriak penuh kesakitan.
Olive sama sekali tidak peduli kepadanya dan segera mempercepat langkahnya untuk pergi.
Heri semakin tidak menyerah setelah dirugikan. Ia berteriak beberapa kali untuk meredakan rasa kesakitannya, lalu berlari mengejar Olive.
HIngga detik ini, Heri juga malas untuk berpura-pura lagi. Ia langsung menunjukkan sifatnya jahat. Ia menarik tangan Olive dan berkata, “Wanita jalang, aku berhati baik untuk menolongmu dan kamu tidak mau menerimanya. Kalau begitu jalan salahkan aku!”
Setelah itu, Heri langsung menarik Olive menuju taman di samping jalan raya.
Olive terus berusaha untuk melepaskannya. Lagipula ia adalah seorang wanita, apalagi sedang mabuk, bagaimana mungkin ia bisa melepaskan dirinya dari pria berpostur besar. Heri menarik Olive dengan begitu mudah.
Saat ini, Olive baru merasa ketakutan. Ia tahu orang itu sudah mulai menggunakan kekuatannya. Ia berteriak kencang sambil bertahan di tanah tidak ingin jalan. Heri sudah tidak dapat menahan lagi, lalu menyerah untuk menarik Olive dan langsung menidurkan Olive di tempat.
Hati Olive hampir mau keluar setelah melihat Heri menekannya di bawah. Seketika ras a mabuknya menghilang. Ia menggunakan sekuat tenaga yang ia miliki untuk menentang. Tapi Heri ini memang sangatlah kuat, bagai seekor kerbau, bahkan Olive sama sekali tidak dapat bergerak. Di saat yang sama, tangan Heri sama sekali tidak pernah berhenti. Ia menggunakan satu tangannya untuk menutup mulut Olive, satu tangannya lagi untuk merobek pakaian Olive. Heri adalah orang yang kasar, sama sekali tidak sayang kepada wanitam begitupula dengan gerakannya.
Olive mau mengeluarkan seluruh tenaganya, juga tida bisa mendorong lelaki ini. Detik ini, akhirnya Olive menyadari apa itu putus asa dan tak berdaya. Ia sangat takut, sehingga rasa ketakutannya menjadi setan untuk mengikatnya. Ia juga sedang menyesal kepada dirinya, mengapa harus sendirian datang ke bar untuk melampiaskan kekesalannya. Kalau Tuhan bisa memberikan kesempatan lagi untuknya, ia sungguh memilih mati, dibanding dirinya dikotori lelaki berparas buruk seperti Heri!
Saat tangan jijik Heri menyentuh kulit Olive, tubuh Olive bergetar hebat. Ia seperti telah tenggelam dalam rasa ketakutan. Ia ingin berteriak, tetapi mulutnya dibungkam. Ia ingin membebaskan dirinya, tetapi sama sekali tidak berguna. Hatinya seperti telah terjatuh sangat dalam dan putus asa.
Di saat Olive merasa putus asa, tiba-tiba Heri yang berada diatas tubuhnya tertendang oleh orang.
Seorang lelaki berpakaian hitam dengan memakai topi dan masker, tiba-tiba muncul secara diam dan memukul Heri.
Heri berguling banyak kali di tanah, lalu ia berdiri dengan kesal dan menunjuk lelaki berpakaian hitam. “Sial, berani-beraninya kamu menyentuhku. Apakah kamu tahu siapakah diriku?”
Lelaki berpakaian hitam tidak berbicara dan mengeluarkan pisau lipat menggores Heri.
Goresan itu mengiris wajah Heri, sehingaa Heri berteriak. Lelaki berpakaian hitam dan berkata, “Pergilah!”
Heri pernah melihat orang yang kejam, tapi tidak pernah melihat orang kejam yang langsung menggunakan pisau. Orang ini seperti dewa kematian, Heri tidak berani melawannya. Ia langsung berbalik badan dan kabur.
Setelah Heri kabur, Olive baru kembali tersadar. Ia masih saja bergetar, sepertinya rasa ketakutan belum menghilang. Ia masih merasa takut, tapi ia juga menyadari dirinya tertolong. Oleh karena itu, ia segera memutar balik kepalanya, melihat orang yang menolongnya.
Hati Olive bergetar lagi. Ia tidak dapat percaya, bahwa orang yang muncul di hadapannya adalah orang yang paling membuatnya terima kasih, pahlawan yang menolongnya Gunawan!”
‘
Ada seketika terlintas rasa terkejut yang muncul di dalam hatinya. Hatinya dengan senang berdetak. Ia melihat lelaki berpakaian hitam dan dengan semangat berkata, “Kamu?”
Novel Terkait
Awesome Husband
EdisonRahasia Istriku
MahardikaGadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraPrecious Moment
Louise LeeBeautiful Love
Stefen LeeAsisten Bos Cantik
Boris DreyMenantu Hebat
Alwi GoWahai Hati×
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (1)
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (2)
- Bab 2 Bu, Maaf (1)
- Bab 2 Bu, Maaf (2)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (1)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (2)
- Bab 4 Pria Perkasa (1)
- Bab 4 Pria Perkasa (2)
- Bab 5 Kemunculan Olive
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (1)
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (2)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(1)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(2)
- Bab 8 Musuhku(1)
- Bab 8 Musuhku(2)
- Bab 9 Sebelum badai datang
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (1)
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (2)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (1)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (2)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (1)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (2)
- Bab 13 Menjadi Pahlawan
- Bab 14 Lalat yang menganggu (1)
- Bab 14 Lalat yang menganggu (2)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (1)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (2)
- Bab 16 serangan yang terbuka mudah untuk ditangani, serangan kegelapan sulit untuk dihindari
- Bab 17 Harimau ingin menunjukkan kekuatan
- Bab 18 Aksi Balas Dendam
- Bab 19 Apa yang ditakutkan pasti akan terjadi
- Bab 20 Momen Menegangkan
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (1)
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (2)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (1)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (2)
- Bab 23 Majikan dan Anjingnya
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (1)
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (2)
- Bab 25 Rencana Licik (1)
- Bab 25 Rencana Licik (2)
- Bab 26 Satu Langkah Lagi
- Bab 27 Melukai Diri untuk Mendapatkan Kepercayaan
- Bab 28 Cinta dan Tidak Cinta
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (1)
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (2)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (1)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (2)
- Bab 31 Aura Seorang Ratu
- Bab 32 Pilihanmu Tidak Salah
- Bab 33 Pencegatan Mike
- Bab 34 Penyiksaan yang Kejam
- Bab 35 Ia adalah Ten Zhou
- Bab 36 Satu yang Menjaga, Tidak Ada yang Berani Menyerang
- Bab 37 Dendam dan Kewajiban
- Bab 38 Kecelakaan Gunawan
- Bab 39 Tokoh Kecil yang Tidak Dianggap
- Bab 40 Olive yang Sangat Terkejut
- Bab 41 Memancing ke dalam Jebakan
- Bab 42 Mike Berlutut
- Bab 43 Aura Pemenang
- Bab 44 Menginjak Jalan yang Buruk
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (1)
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (2)
- Bab 46 Pertarungan
- Bab 47 Tidak Ada yang Bisa Menaklukkanku
- Bab 48 Mencari Masalah
- Bab 49 Dua puluh miliar, itu hal yang kecil
- Bab 50 Menarik Uang
- Bab 51 menganggapmu ayah jika kaya
- Bab 52 keagungan
- Bab 53 Fetrin yang Percaya Diri
- Bab 54 Pengemis Tua
- Bab 55 Ada Uang, Sombong
- Bab 56 Krisis Ekonomi Keluarga Hu
- Bab 57 Merasa Terkejut
- Bab 58 Mike Kembali
- Bab 59 Datang Sendiri
- Bab 60 Boleh Membunuh Tapi Tidak Boleh Menghina
- Bab 61 Satu panggilan kak Chandra
- Bab 62 Mati dan hidup bersama
- Bab 63 Tidak berhenti sampai mati
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (1)
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (2)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (1)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (2)
- Bab 66 Waktu kematian sudah datang
- Bab 67 Perbuatan tercela Mike
- Bab 68 Fetrin Tiba
- Bab 69 Tuan Muda, Aku Terlambat
- Bab 70 Menjalani Keputusan Tuhan
- Bab 71 Amarah Michael Li
- Bab 72 Remehan Fetrin
- Bab 73 Bahaya Menyerang
- Bab 74 Namaku Jeno (1)
- Bab 74 Namaku Jeno (2)
- Bab 75 Michael Li Yang Jago
- Bab 76 Ada Orang di dalam Rumah
- Bab 77 Insting Orang hebat
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(1)
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(2)
- Bab 79 Jangan Mengulang ke Tiga Kalinya
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (1)
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (2)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (1)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (2)
- Bab 82 Balasan
- Bab 83 Posisi Defensif Michael Li
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (1)
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (2)
- Bab 85 Kematian Michael Li
- Bab 86 Kejadian saat itu
- Bab 87 Ayahmu
- Bab 88 Perasaan gelisah yang kuat.
- Bab 89 Perselisihan di Villa Keluarga Hu
- Bab 90 Sekeliling penuh dengan musuh
- Bab 91 Tuan Chandra
- Bab 92 Halo, Nama Aku Ruben
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (1)
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (2)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (1)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (2)
- Bab 95 Malu Ekstrim
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (1)
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (2)
- Bab 97 Kita Putus Saja (1)
- Bab 97 Kita Putus Saja (2)
- Bab 98 Kebencian
- Bab 99 Orang Belakang Ruben
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (1)
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (2)
- Bab 101 Menatap Semua orang
- Bab 102 Bersebrangan Dengan Marie Hu
- Bab 103 Ruben Yang Penuh Percaya Diri
- Bab 104 Tangkap Ruben dengan cara apapun
- Bab 105 Pertempuran Sengit
- Bab 106 Amarah Ruben
- Bab 107 Chris VS Ruben
- Bab 108 Kemampuan Fetrin
- Bab 109 Marie Berlutut
- Bab 110 Membalas Dendam Kepada Ruben
- Bab 111 Maaf, Aku Tidak Terima
- Bab 112 Pria Besar muncul
- Bab 113 Bunga Kampus yang Ketiga
- Bab 114 Selalu ada orang yang lebih hebat
- Bab 115 Putra Godi chen
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (1)
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (2)
- Bab 117 Ferdy Yang bertindak
- Bab 118 Keputusasaan Tanpa Akhir
- Bab 119 Lebih Baik Mati Daripada Hidup
- Bab 120 Pengemis Dan orang kaya generasi kedua (1)
- Bab 120 Pengemis dan orang kaya generasi kedua (2)
- Bab 121 Candra, Kamu Tamat (1)
- Bab 121 Chandra, Kamu Tamat ( 2)
- Bab 122 Ciuman Clara
- Bab 123 Kemarahan Ferdy
- Bab 124 Kobaran Api
- Bab 125 Hidup Mati
- Bab 126 Kematian Ruben Cai
- Bab 127 Ucapan Marie
- Bab 128 Menuju Ke Lokasi Perang
- Bab 129 Tuan Muda Ferdy Yang Susah Ditebak
- Bab 130 Ibuku Datang
- Bab 131 Keangkuhan Tuan muda Ferdy
- Bab 132 Api Peperangan Menyala
- Bab 133 Ibuku VS Tuan Muda Ferdy
- Bab 134 Berjuanglah Untuk Tetap Bertahan Hidup
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (1)
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (2)