Wahai Hati - Bab 59 Datang Sendiri
Berada di dalam kehidupan tentram cukup lama sungguh membuat suasana hatiku berubah, beberapa hari ini aku benar-benar terlarut dalam kehidupan yang seru, aku bahkan melupakan segala yang membuatku penat. Bahkan aku melupakan Mike, tapi tiba-tiba ia balik dan menangkap Gunawan, sesungguhnya membuatku terkejut.
Yang harus datang memang harus mendatang, Mike akan benar-benar membalas dendam terhadapku.
Aku memegang ponsel dengan erat, berusaha menenangkan hatiku dan berkata terhadap Refaldi: "Jelaskan kepadaku, apa yang terjadi?"
Refaldi dengan terburu-buru menjelaskan: "Saat aku dan kak Gunawan ingin balik ke asrama, Mike membawa banyak orang dan dengan paksa membawa kak Gunawan pergI. Saat diriku ingin menghalangnya, aku justru dihantam oleh mereka!"
Aku membuang napas membiarkan nada bicaraku terdengar santai: "Apakah Mike mengatakan sesuatu?"
Refaldi dengan khawatirnya berkata: "Tidak, ia tidak mengatakan apapun. Kak Chandra, apa yang harus kita lakukan?"
Aku menjawab dengan tenang: "Tidak apa-apa, aku akan memikir cara untuk menolong Gunawan. Sudah, aku matikan sambungan telepon terlebih dahulu!"
Setelah selesai berujar, aku langsung mematikan sambungan telepon.
Aku terdiam setelah menyimpankan ponselku, suasana hatiku berubah namun sangat jelas pikiranku. Mike balik pasti akan membalas dendam terhadapku dan Gunawan, tapi ia lebih membenciku dibanding Gunawan, oleh karena itu ia mempunyai alasan untuk menangkap Gunawan terlebih dahulu. Aku tidak mencarinya tentunya ia akan mencariku, sepertinya ia sudah memiliki rencana.
Marie melihatku mengerutkan dahi ia pun dengan cemasnya bertanya: "Chandra, apa yang terjadi?"
Aku membalas dengan serius: "Mike balik dan ia juga menangkap Gunawan!"
Seketika mimik wajah Marie berubah setelah mendengar kata-kataku, ia semakin mengerutkan dahinya dan semakin khawatir. Ia dengan pusingnya berkata: "Sebenarnya diriku sudah menebak Gunawan tidak akan semudah itu melepaskanmu, ia sangat ingat dengan kesalahan orang lain dan tidak pernah ingin dirinya rugi, ia pasti sudah menyiapkan berbagai cara untuk membalas dendam. Chandra, apa yang akan kamu lakukan?"
Aku dengan tenangnya membalas: "Aku mempunyai cara untuk membalasnya, aku tidak takut dengannya!"
Aku sudah menebak Mike akan membalas dendam, ia adalah orang yang begitu kejam tentunya ia tidak akan semudah itu melepaskanku. Saat itu ia takluk terhadapku karena ia takut denganku, tapi saat dirinya pulih ia akan mencari cara untuk membalas dendam, ia adalah orang berengsek yang suka membalas dendam. Tapi aku tidak pernah takut dengannya, jadi diriku tidak pernah peduli dengan masalahnya. Diriku terlalu terlarut dalam duniaku sendiri, aku bahkan melupakannya. Ternyata saat ia balik dirinya menangkap Gunawan, sesungguhnya itu membuatku terkejut dan juga penat.
Aku tidak tahu apa yang akan dilakukan oleh Mike, aku juga merasa kesal kehidupan tentramku diganggu olehnya, benar-benar terasa kacau. Yang hanya bisa kupastikan adalah meskipun rencana Mike sangat kejam ataupun menyeramkan, diriku tidak boleh takut. Ia membalas aku akan berusaha menerimanya, ia ingin membalas dendam, aku akan mengikuti permainannya!
Marie semakin khawatir saat melihat diriku biasa saja, ia dengan seriusnya berkata: "Chandra, kamu jangan menganggap remeh orang seperti Mike. Ia sangat kaya dan berkuasa, bahkan ia mempunyai latar belakang sebagai kekuasaan gelap!"
Aku juga mengerti titik ini. Mike bisa jaya kembali di lingkungan sekolah, alasan paling utama yaitu keluarganya. Keluarganya memiliki kekuasaan gelap, jadi orang biasa tidak akan berani mencari masalah dengannya. Ia menggunakan kekuasaan rumahnya untuk bebas bertindak di sekolah, tanpa takut. Di kota ini, ia teruslah bertindak bebas.
Di saat aku ingin membalas 'aku tahu' kepada Marie, mendadak ponselku berdering. Aku melihat siapa yang menelponku dan ternyata Gunawan, aku dengan segera mengangkat telepon tersebut.
Sesuai dengan dugaan, sebrang sana terdengar suara Mike yang menyeramkan: "Hai Chandra, aku dengar hidupmu semakin membaik, selamat ya!"
Apa yang telah dipikirkan memang benar, Mike mencariku dan ia menangkap Gunawan, tentunya ia yang mengontrol ponsel Gunawan. Aku menebak ia akan mencariku terlebih dahulu tapi ternyata ia terlalu cepat, tapi mau bagaimana pun diriku hanya bisa mengikuti apa yang ingin ia lakukan!
Aku tidak menunjukan bahwa diriku panik, justru aku menjawabnya dengan santai: "Mike, rupanya kamu tidak mendengar kata-kataku dan beneran membalas dendam, kamu berani juga ya!"
Saat aku melontarkan kata-kata tersebut, aku teringat hari itu ia takluk terhadapku, saat itu ia seperti pengecut menurut apa yang telah kuucapkan, benar-benar tidak berani melawanku. Tapi karma bisa berputar, keburuntungan tidak selalu berada di diriku, tapi aku tidak akan seperti Mike yang pengecut. Diriku selalu memiliki keberanian dan berani mengambil keputusan, bahkan aku belajar untuk selalu tenang di saat menghadapi banyak masalah.
Mendadak Mike tertawa saat mendengar kata-kataku, ketawanya terdengar sombong dan juga sinis: "Hehe, kamu hanya orang yang berani menyerang di belakang, Chandra. Apakah dirimu mengira kamu benar-benar bisa melawan aku? Apakah kamu merasa beberapa hari ini dirimu terlewat sangat santai? Hidupmu akan berakhir jika aku ingin menghancurkanmu, aku hanya ingin membalas dendam setelah diriku pulih. Bagaimana? Kangen aku, bukan?"
Entah mengapa aku merasa jijik jika mendengar suara Mike, aku tidak ada waktu basa-basi dengannya lalu membalas: "Tidak perlu basa-basi denganku, yang melukai kamu adalah diriku dan tidak ada hubungannya dengan Gunawan. Tidak perlu mengganggu Gunawan, lawan diriku saja!"
Mike terkekeh pelan lalu berkata: "Oh, benarkah? Benar-benar tidak ada hubungan dengan Gunawan? Kalau bukan karena Gunawan, apakah reputasiku akan seburuk itu sekarang? Ia ternyata mengikutimu, apakah ia buta? Karena dirinya buta, biarlah aku yang membuat Gunawan benar-benar buta!"
Nada bicara Mike berubah, berubah menjadi dingin dan menyeramkan.
Hatiku mencelos saat mendengar kata-katanya, aku sangat tahu dengan jelas bahwa Mike sangat kejam, apa yang telah ia ucapkan ia akan benar-benar melakukannya. Aku tidak berani memikir lebih lanjut dan berkata: "Jangan melukai Gunawan, kalau tidak kamu akan mati di tanganku!"
Mike terkekeh pelan lalu dengan bangganya ia berkata: "Kamu tidak perlu mengancamku, kamu tahu aku tidak takut. Chandra, kamu tidak perlu pura-pura di depanku, dan hari ini aku akan melihat apakah dirimu setia terhadap kawan. Bukankah kamu ingin menolong Gunawan? Aku akan memberimu satu kesempatan!"
Akhirnya ia mengeluarkan apa yang ia inginkan, ternyata ini adalah tujuan Mike menangkap Gunawn. Aku tahu diriku akan memasuki jebakan Mike, tapi mau bagaimana pun Gunawan tidak boleh terjebak dalam bahaya. Aku menggertakan gigiku lalu bertanya: "Apa yang kamu ingin?"
Mike terdiam sejenak lalu menggunakan nada tidak percaya berkata: "Sangat mudah, aku berada di gudang bekas dekat sekolah. Inget, tiga-puluh menit kamu harus segera tiba di sini dan harus sendiri, tidak boleh ajak orang dan melapor polisi. Kalau tidak aku akan membuat Gunawan menjadi buta, aku tidak bohong dalam ucapanku!"
Setelah selesai berujar, ia langsung mematikan sambungan telepon dan benar-benar tidak memberiku kesempatan untuk membalas.
Tatapanku berubah menjadi dingin setelah menaruh ponselku, gudang bekas dekat sekolah memang tempat yang cocok untuk berbuat hal-hal jahat, pintu gerbang utara memanglah tempat yang tidak pernah digunakan. Awal mula seorang developer ingin mengembangkan tempat tersebut, tapi entah mengapa tiba-tiba berhenti dan menjadi gudang bekas. Bahkan pelajar suka berkelahi di tempat tersebut, terlebih lagi pekerja suka menganggap tempat tersebut sebagai tempat perkelahian, yang paling menyeramkan adalah ada yang berkelahi di tempat tersebut sehingga terjadi kejadian fatal. Mike menyuruhku ke sana pasti ingin membuatku mati di tempat tersebut.
Marie melihat tatapan dinginku, ia dengan tidak sabarnya bertanya: "Apa yang terjadi?"
Aku terbangun dari lamunanku, lalu aku menceritakan semuanya kepada Marie.
Setelah Marie mendengar ceritaku, ia dengan paniknya berkata: "Tidak boleh, kamu tidak terjebak dalam jebakan Mike, alangkah baiknya kita harus melapor polisi!"
Aku mengayunkan tangan, dan menghela napas lalu berkata: "Tidak guna melapor polisi, itu hanya bisa membahayakan Gunawan!"
Tentunya Marie tahu dengan jelas orang seperti Mike berani melakukan segala hal, jika diriku tidak menurut, Gunawan akan mengalami bahaya. Tapi Marie lebih peduli denganku, ia tetap berkata: "Jangan pergi sendiri karena sangat bahaya, orang seperti Mike benar-benar berani melakukan segala hal!"
Aku menatap Marie dengan serius lalu berkata: "Karena ia kejam dan berani melakukan segala hal, Gunawan akan sangat bahaya, aku tidak boleh hanya diam saja!"
Marie mengerti dengan pikiranku, ia tahu apa yang telah kulontarkan memang benar, tapi kini ia kehilangan akal sehat karena tentangku. Ia langsung menarikku dan berkata: "Pasti ada cara, aku tidak boleh melihat kamu mengorbankan nyawamu, aku tidak beri izin!"
Beberapa hari ini aku dan Marie menjadi sangat dekat, ia bahkan tidak bisa meninggalkanku, dan di saat kami tengah melanda dalam hubungan manis ini, diriku harus menghadapi masalah yang berbahaya. Tentunya Marie tidak bisa menerima, ia tidak ingin melihat diriku dalam bahaya karena ia bisa sedih.
Tentunya diriku merasa sedih, aku sangat suka dengan kehidupan sekarang, melewati hari bersama Marie membuatku terasa jatuh cinta juga, tentunya aku tidak ingin menghancurkan kebahagiaan ini. Kalau boleh diriku tidak ingin memasuki jebakan yang telah dibuat oleh Mike, aku tidak ingin mati tapi kadang masalah tidak bisa kuhindari. Aku tidak bisa menghindari masalah dengan Mike, dan diriku tidak bisa membiarkan Gunawan dalam bahaya. Ini adalah prinsipku, dan ini adalah tujuanku menjadi seorang manusia.
Terdiam cukup lama, akhirnya aku berkata terhadap Marie: "Marie, kamu harus mengerti karena diriku Gunawan terjebak dalam bahaya, bahkan ia adalah teman pertamaku. Tentunya aku tidak bisa membiarkan ia begitu saja, bukan? Alasan Gunawan bisa mengkhianati Mike karena ia memilih untuk mengikutku, jika aku menyerah untuk menolong Gunawan, diriku akan berubah seperti apa? Diriku akan berubah seperti Mike!"
Ini adalah pertama kali bagi diriku memiliki banyak teman semenjak aku bertumbuh menjadi dewasa, meskipun dulu Gunawan sempat bermasalah denganku, tapi aku sudah menganggapnya sebagai teman di saat ia pertama kali memanggilku dengan panggilan 'bos'. Ia adalah orang yang sangat baik dan setia kawan, aku tidak akan membiarkan ia dalam bahaya karena diriku sebagai bosnya. Jika diriku tidak mengurus masalah tersebut, simpati orang lain terhadapku akan menghilang, bagaimana diriku bisa mendapat banyak teman? Aku tidak ingin sendiri, aku harus menghargai pertemanan jika diriku masih hidup, aku tidak apa-apa jika demi teman.
Marie sangat tahu dengan jelas keputusan yang telah kubuat, ia juga tahu diriku akan sangat tidak baik jika tidak menolong Gunawan, ia mengerutkan dahinya lalu berkata: "Kamu boleh pergi untuk menolong Gunawan, tapi mohon kamu diam-diam membawa orang untuk membantumu, jangan sendiri. Setidaknya lebih aman!"
Aku langsung mengatakan: "Tidak boleh, Mike pasti sudah melakukan persiapan karena ia hanya menyuruhku untuk datang sendiri, sekeliling pasti diawasi oleh ia. Jika aku membawa orang dan Mike tahu, Gunawan sama aja mengalami bahaya, akan terlihat sia-sia kalau diriku melakukan hal seperti itu. Untuk menjamin Gunawan baik-baik saja, aku harus datang sendiri."
Kedua netra Marie memerah setelah selesai mendengar kata-kataku, ia bahkan memohon kepadaku lalu berkata: "Chandra, tolong kamu mikirkan cara lain, aku benar-benar tidak bisa melihat kamu dalam bahaya! Kalau begitu, kamu beritahu saja kepada keluargamu. Mungkin saja bisa membantumu karena mereka sangat jago, bukan?"
Air yang jauh tidak bisa memadamkan api yang dekat, Mike hanya memberiku tiga-puluh menit, dan meskipun keluargaku berkuasa, sangat tidak mungkin dalam waktu sesingkat ini bisa mencari orang untuk membantuku. Lagipula Fitrin hanyalah perempuan, ia juga melakukan pekerjaan yang normal, dan ia tidak memiliki kekuasaan ilegal, sama saja tidak berguna. Yang paling penting adalah aku tidak ingin orang lain terganggu karena masalah pribadiku, dulu ibu bisa masuk penjara karena diriku, dan kini aku tidak boleh merepotkan Fitrin karena masalah pribadiku.
Aku bahkan tidak merasa ragu dan langsung menggelengkan kepalaku, lalu berkata terhadap Marie: "Sudah tidak ada waktu lagi, aku harus segera pergi. Marie, bukankah kamu selalu percaya denganku? Kali ini aku berharap kamu bisa percaya dengan diriku, aku akan baik-baik saja!"
Hati Marie terasa sakit saat mendengar kata-kataku, ia ingat dengan jelas saat di rumah sakit karena ia tidak percaya denganku, membuatku tidak pamit dan hampir tidak bisa bertemu dengannya. Marie tidak pernah melupakan masalah ini, dan kini aku membahas tentang kepercayaan, tentunya Marie tidak berani membalas dan menghalangiku lagi. Ia hanya bisa dengan nada seraknya berkata: "Kamu harus hati-hati!"
Tatapanku berubah menjadi tajam dan dengan seriusnya aku berkata: "Kamu tidak perlu khawatir, diriku akan baik-baik saja!"
Setelah selesai berujar, aku mengecup kening Marie dan pergi.
Langkahan kakiku sangat cepat, meninggalkan punggung kepergian yang pasti dan kuat.
Keluar dari restoran Hakka Yi, aku pun pergi ke supermarket untuk membeli sebuah pisau.
Setelah selesai menyembunyikan pisau, aku pun langsung bergegas menuju ke bangunan bekas.
Masih terasa terik matahari di siang hari ini, cahaya menerpa ke seluruh tubuhku, dan seperti mengeluarkan kekuatan.
Novel Terkait
Istri ke-7
Sweety GirlThe Sixth Sense
AlexanderInventing A Millionaire
EdisonAfter Met You
AmardaThe Comeback of My Ex-Wife
Alina QueensPernikahan Tak Sempurna
Azalea_Wahai Hati×
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (1)
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (2)
- Bab 2 Bu, Maaf (1)
- Bab 2 Bu, Maaf (2)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (1)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (2)
- Bab 4 Pria Perkasa (1)
- Bab 4 Pria Perkasa (2)
- Bab 5 Kemunculan Olive
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (1)
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (2)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(1)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(2)
- Bab 8 Musuhku(1)
- Bab 8 Musuhku(2)
- Bab 9 Sebelum badai datang
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (1)
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (2)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (1)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (2)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (1)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (2)
- Bab 13 Menjadi Pahlawan
- Bab 14 Lalat yang menganggu (1)
- Bab 14 Lalat yang menganggu (2)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (1)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (2)
- Bab 16 serangan yang terbuka mudah untuk ditangani, serangan kegelapan sulit untuk dihindari
- Bab 17 Harimau ingin menunjukkan kekuatan
- Bab 18 Aksi Balas Dendam
- Bab 19 Apa yang ditakutkan pasti akan terjadi
- Bab 20 Momen Menegangkan
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (1)
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (2)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (1)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (2)
- Bab 23 Majikan dan Anjingnya
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (1)
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (2)
- Bab 25 Rencana Licik (1)
- Bab 25 Rencana Licik (2)
- Bab 26 Satu Langkah Lagi
- Bab 27 Melukai Diri untuk Mendapatkan Kepercayaan
- Bab 28 Cinta dan Tidak Cinta
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (1)
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (2)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (1)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (2)
- Bab 31 Aura Seorang Ratu
- Bab 32 Pilihanmu Tidak Salah
- Bab 33 Pencegatan Mike
- Bab 34 Penyiksaan yang Kejam
- Bab 35 Ia adalah Ten Zhou
- Bab 36 Satu yang Menjaga, Tidak Ada yang Berani Menyerang
- Bab 37 Dendam dan Kewajiban
- Bab 38 Kecelakaan Gunawan
- Bab 39 Tokoh Kecil yang Tidak Dianggap
- Bab 40 Olive yang Sangat Terkejut
- Bab 41 Memancing ke dalam Jebakan
- Bab 42 Mike Berlutut
- Bab 43 Aura Pemenang
- Bab 44 Menginjak Jalan yang Buruk
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (1)
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (2)
- Bab 46 Pertarungan
- Bab 47 Tidak Ada yang Bisa Menaklukkanku
- Bab 48 Mencari Masalah
- Bab 49 Dua puluh miliar, itu hal yang kecil
- Bab 50 Menarik Uang
- Bab 51 menganggapmu ayah jika kaya
- Bab 52 keagungan
- Bab 53 Fetrin yang Percaya Diri
- Bab 54 Pengemis Tua
- Bab 55 Ada Uang, Sombong
- Bab 56 Krisis Ekonomi Keluarga Hu
- Bab 57 Merasa Terkejut
- Bab 58 Mike Kembali
- Bab 59 Datang Sendiri
- Bab 60 Boleh Membunuh Tapi Tidak Boleh Menghina
- Bab 61 Satu panggilan kak Chandra
- Bab 62 Mati dan hidup bersama
- Bab 63 Tidak berhenti sampai mati
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (1)
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (2)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (1)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (2)
- Bab 66 Waktu kematian sudah datang
- Bab 67 Perbuatan tercela Mike
- Bab 68 Fetrin Tiba
- Bab 69 Tuan Muda, Aku Terlambat
- Bab 70 Menjalani Keputusan Tuhan
- Bab 71 Amarah Michael Li
- Bab 72 Remehan Fetrin
- Bab 73 Bahaya Menyerang
- Bab 74 Namaku Jeno (1)
- Bab 74 Namaku Jeno (2)
- Bab 75 Michael Li Yang Jago
- Bab 76 Ada Orang di dalam Rumah
- Bab 77 Insting Orang hebat
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(1)
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(2)
- Bab 79 Jangan Mengulang ke Tiga Kalinya
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (1)
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (2)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (1)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (2)
- Bab 82 Balasan
- Bab 83 Posisi Defensif Michael Li
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (1)
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (2)
- Bab 85 Kematian Michael Li
- Bab 86 Kejadian saat itu
- Bab 87 Ayahmu
- Bab 88 Perasaan gelisah yang kuat.
- Bab 89 Perselisihan di Villa Keluarga Hu
- Bab 90 Sekeliling penuh dengan musuh
- Bab 91 Tuan Chandra
- Bab 92 Halo, Nama Aku Ruben
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (1)
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (2)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (1)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (2)
- Bab 95 Malu Ekstrim
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (1)
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (2)
- Bab 97 Kita Putus Saja (1)
- Bab 97 Kita Putus Saja (2)
- Bab 98 Kebencian
- Bab 99 Orang Belakang Ruben
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (1)
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (2)
- Bab 101 Menatap Semua orang
- Bab 102 Bersebrangan Dengan Marie Hu
- Bab 103 Ruben Yang Penuh Percaya Diri
- Bab 104 Tangkap Ruben dengan cara apapun
- Bab 105 Pertempuran Sengit
- Bab 106 Amarah Ruben
- Bab 107 Chris VS Ruben
- Bab 108 Kemampuan Fetrin
- Bab 109 Marie Berlutut
- Bab 110 Membalas Dendam Kepada Ruben
- Bab 111 Maaf, Aku Tidak Terima
- Bab 112 Pria Besar muncul
- Bab 113 Bunga Kampus yang Ketiga
- Bab 114 Selalu ada orang yang lebih hebat
- Bab 115 Putra Godi chen
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (1)
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (2)
- Bab 117 Ferdy Yang bertindak
- Bab 118 Keputusasaan Tanpa Akhir
- Bab 119 Lebih Baik Mati Daripada Hidup
- Bab 120 Pengemis Dan orang kaya generasi kedua (1)
- Bab 120 Pengemis dan orang kaya generasi kedua (2)
- Bab 121 Candra, Kamu Tamat (1)
- Bab 121 Chandra, Kamu Tamat ( 2)
- Bab 122 Ciuman Clara
- Bab 123 Kemarahan Ferdy
- Bab 124 Kobaran Api
- Bab 125 Hidup Mati
- Bab 126 Kematian Ruben Cai
- Bab 127 Ucapan Marie
- Bab 128 Menuju Ke Lokasi Perang
- Bab 129 Tuan Muda Ferdy Yang Susah Ditebak
- Bab 130 Ibuku Datang
- Bab 131 Keangkuhan Tuan muda Ferdy
- Bab 132 Api Peperangan Menyala
- Bab 133 Ibuku VS Tuan Muda Ferdy
- Bab 134 Berjuanglah Untuk Tetap Bertahan Hidup
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (1)
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (2)