Wahai Hati - Bab 77 Insting Orang hebat
Jeno seperti mempunyai seribu mata, ternyata ia bisa melihat kondisi rumah Marie. Jadi maksud Jeno, ada orang lain selain Marie di rumahnya?
Tidak mungkin, Marie selalu tinggal sendri. Tidak mungkin ada orang lain, bukan? Tapi Jeno seperti tidak bercanda, nada bicara dan ekspresinya terlihat sangat serius.
Mendadak hatiku mencelos, aku menatap Jeno serius dan berkata dengan hati-hati: "Apa benar yang telah kamu katakan?"
Jeno mengangguk kepalanya dan berkata dengan nada beratnya: "Iya, di dalam sudah ada orang saat kita datang."
Aku tidak bisa tenang saat mendengar kata-kata Jeno, hatiku seperti akan keluar dari tubuh, diriku langsung tersadar Marie dalam bahaya. Firasatku pertama, rumah dimasuki oleh seseorang pasti bawahan dari Michael Li. Ia tahu tidak bisa melawanku, oleh karena itu ia melawan Marie.
Memikir sampai sini, aku langsung membalikkan badan dan menuju ke arah rumah Marie, sembari berlari aku berkata kepada Jeno: "Ayo, segera tolong orang!"
Suaraku tergabung menjadi satu dengan langit yang sangat luas, diriku secepat kilat menuju ke rumah Marie. Aku dengan cemas menekan tombol rumah Marie, sembari mengetok pintu rumah Marie dengan kasar.
Tidak butuh waktu yang lama Marie keluar dari rumahnya, ia melewati halaman rumah dan dengan cepat membuka pintu besi, Marie menghampiriku dan dengan terkejutnya ia bertanya: "Mengapa kamu ke sini lagi?"
Kedua tanganku memegang erat pundak Marie, dan dengan khawatirnya bertanya: "Kamu baik-baik saja, bukan?"
Marie bertanya kembali: "Tidak akan ada masalah jika diriku berada di rumah, bukan?"
Hatiku merasa lega saat mendengar kata-kata Marie, tubuhku terasa lemas, tapi hatiku terasa takut, dan aku berusaha menenangkan hatiku. Setelah itu aku menyadari diriku dibohongi oleh Jeno lagi?
Aku langsung menengok dan melihat Jeno tengah jalan dengan pincang menghampiriku, ia jalan benar-benar terlihat sangat santai.
Bahkan diriku tidak bisa berkata-kata, apakah orang ini saat bercanda juga kelewatan? Aku terdiam sejenak lalu berkata kepada Marie dengan nada lembut: "Tidak apa-apa, Jeno berkata ada orang di rumahmu, aku takut kamu terjebak dalam bahaya!"
Marie terkejut saat mendengar kata-kataku lalu oa berkata: "Bagaimana ia bisa tahu?"
Mendadak hatiku terasa tidak tenang lagi lalu aku bertanya: "Apakah benar ada orang di rumahmu?"
Marie mengangguk kepalanya dan berkata: "Iya, ayah dan ibuku datang berkunjung, tengah berada di dalam menunggu dan membahas sesuatu denganku. Bahkan belum membahas, kamu sudah datang!"
Detik ini hatiku baru merasakan lega, mendadak hatiku tidak bisa menerima apa yang telah terjadi. Jeno tidak membohongiku, diriku saja yang terlalu sensitif mengira Michael Li akan membalas dendam. Untunglah tidak terjadi apapun, aku membuang napas lega lalu berkata kepada Marie sembari tertawa: "Haha, yang penting dirimu baik-baik saja. Kalau begitu ngobrol lah dengan orang tuamu, aku akan pulang terlebih dahulu!"
Marie melihat aku sangat khawatir dengannya, ia mengeluarkan senyuman yang terharux lalu ia memelukku erat dan berkata: "Hati-hati di jalan!"
Setelah selesai berujar, ia masuk ke dalam rumahnya.
Aku langsung membalikkan badanku untuk pergi saat melihat Marie sudah memasuki rumah, saat itu juga Jeno menghampiriku dan bertanya: "Apa yang telah terjadi?"
Aku memutar balik bola mataku dan berkata kepadanya: "Bukannya aku mengatakan untuk menolong orang, mengapa kamu jalan sangat lama? Untung saja di dalam rumah adalah kedua orang Marie, akan terjadi sesuatu jika di dalam rumah adalah orang jahat!"
Mendengar kata-kataku, ia dengan tidak senangnya membalas: "Kamu tidak tahu kakiku tidak lincah, aku tidak bisa mengejarmu karena dirimu lari begitu cepat!"
Aku hanya ingin tertawa saat medengar kata-kata Jeno, bahkan Jeno lari secepat kilat saat ia melawan Kenzie Zhang, diriku benar-benar melihat adegan tersebut. Jeno berani sekali mengatakan bahwa ia sangat lama dalam berlari, ia pincang pun tidak mempengaruhi kecepatannya, kecuali ia sengaja. Memikir sampai sini aku tersadar dengan sesuatu, lalu aku menatap Jeno dan berkata: "Kamu tahu Marie tidak bahaya?"
Jeno dengan santainya berkata: "Benar, aku memang tahu rumah Marie ada oang lain, tapi aku tidak merasakan hawa-hawa bahaya. Oleh karena itu aku bisa meyakinkan rumah tersebut tidak bahaya!"
Mendengar kata-kata Jeno, aku benar-benar terdiam, lalu aku berkata kepadanya: "Tapi sebelumnya kamu mengatakan hal tidak baik dan menakutiku, bahkan aku mengira ada hal yang tidak baik akan terjadi!"
Jeno dengan kasiannya berkata: "Kamu yang mengatakan ia tinggal sendiru, dan aku mengetahui di dalam rumahnya ada orang, oleh karena itu diriku merasa ada sesuatu yang terjadi. Tapi aku tahu di dalam rumahnya bukan orang jahat, aku hanya mengira selingkuhannya. Lagipula ini masalah kalian, aku merasa tidak baik untuk mencampuri masalah kalian, tugasku adalah melindungimu!"
Aku menghela napas, aku benar-benar tidak tahu apa yang telah dipikirkan oleh Jeno, mengapa ia sangat aneh? Aku benar-benar merasa pikirannya beda dengan yang lain, aku merasa sedikit lelah saat ngobrol dengannya. Aku menatap rumah Marie lalu berkata kepada Jeno: "Ayo, kita pergi!"
Setelah itu kami terdiam, kami tidak berbicara dan terus berjalan hingga keluar dari blok greenland. Kami datanglah jalan yang penuh dengan berbaris pohon, diriku baru bertanya kepada Jeno: "Oh iya. Bagaimana kamu bisa tahu di dalam rumah ada orang, Jeno?"
Mendengar kata-kataku, sudut bibir Jeno terangkat, dan ia tersenyum bangga. Ia mengeluarkan gaya yang sok keren dan berkata: "Insting orang jago, kalian tidak akan tahu!"
Oke, aku memang menemui alien.
Tapi jika dipikirkan, meskipun Jeno terlihat sangat berlebihan, tapi apa yang telah ia katakan tidak salah. Apakah orang jago memang bisa merasakan hal-hal yang tidak bisa dirasakan oleh orang biasa?
Mendadak aku merasa tertarik dan terus bertanya kepada Jeno: "Apakah orang jago memang seluar biasa itu?"
Jeno langsung menegakkan tubuhnya saat melihat diriku tertarik, ia mendongakkan kepalanya, dan menggunakan gaya orang ahli menjelaskan kepadaku: "Itu adalah kenyataan, kalau begitu tidak mungkin dijuluki sebagai orang jago, bukan? Orang jago adalah bisa melihat sekitar, ini adalah hal paling dasar dalam melindungi diri sendiri. Orang jago pasti bisa merasakan apa yang terjadi di sekitarnya, apalagi orang jago yang benar-benar ahli dalam bela diri, dan instingnya akan semakin kuat. Jika setelah itu kamu ingin belajar bela diri, kamu harus membuka instingmu dan merasakan apa yang berbeda di sekitarmu."
Mendengar kata-kata Jeno, aku semakin tertarik dengan orang-orang jago, ini adalah keberadaan yang benar-benar luar biasa! Saat bahaya mendatangi, orang jago bisa selalu merasakannya dan dengan mudah melawannya. Sedangkan aku yang tidak bisa bela diri benar-benar terbalik dengan orang jago tersebut, dan mengharapkan hidupku kepada orang lain. Aih, kapan selesai hidupku yang seperti ini? Dan kapan aku akan menjadi orang jago?
Saat aku tengah memikir, mimik wajah Jeno berubah serius lalu ia memicingkan kedua netranya dan berkata: "Seperti sekarang, aku bisa merasakan hawa-hawa kematian!"
Kata-kata Jeno membuatku kembali ke kenyataan, aku dengan cepat menatap sekitar.
Tapi aku tidak melihat siapa pun, bahkan aku tidak merasakan hawa-hawa bahaya, apakah Jeno membohongiku lagi?
Aku dengan bingungnya menatap Jeno, tapi ia tidak menatapku. Ia masih serius menatap ke arah depan, tiba-tiba ia berujar dengan pelan: "Jangan mengumpet, keluarlah!"
------
Marie tengah berada di ruang tamu, Marie dan kedua orang tuanya tengah duduk di sofa membahas sesuatu!
Tentunya ada masalah penting, oleh karena itu Yongky Hu dan istrinya berkunjung ke rumah Marie di malam hari seperti ini. Michael Li sudah mengancam Yongky Hu untuk membiarkan Marie menjauh dariku, ia tidak akan peduli jika Marie terlibat dalam masalah tersebut. Tentunya Yongky Hu khawatir dengan Marie, oleh karena itu ia datang untuk mengkunjungi Marie.
Setelah duduk, bahkan Yongky Hu tidak menyapa hangat kepada Marie dan langsung berkata: "Marie, pulanglah dengan kami. Beberapa hari ini jangan bertemu dengan Chandra!"
Marie langsung panil saat mendengar kata-kata Yongky Hu, ia dengan tidak senangnya berkata: "Apa maksudmu, ayah? Bukannya kamu sudah menyetujui tidak akan mencampuri masalah percintaanku? Apakah kamu akan mengurungku lagi?"
Yongky Hu menghela napas lalu berkata: "Aku juga tidak ingin, tapi aku tidak mempunyai cara. Tentunya kamu tahu Chandra melakukan apa saja, ia menghancurkan anak Michael Li, apakah menurutmu Michael Li akan melepaskan Chandra begitu saja? Kamu akan terjebak dalam bahaya jika terus menjalin hubungan dengan Chandra, aku tidak akan membiarkan kamu terjadi sesuatu yang bahaya, oleh karena itu kamu harus pulang denganku!"
Nada bicara Yongky Hu benar-benar berubah, ia harus tegas dalam menghadapi masalah ini. Mau bagaimana pun, ia tidak akan membiarkan putrinya terjebak dalam bahaya.
Saat Marie mendengar kata-kata Yongky Hu, ia dengan terburu-buru menjelaskannya: "Chandra akan baik-baik saja, hubungan keluarganya sangat kuat, bahkan menyuruh orang untuk melindunginya. Malam ini ada sekelompok orang menyerang yang Chandra, tapi orang jago tersebut melindungi Chandra. Michael Li benar-benar tidak bisa melawan Chandra!"
Yongky Hu tersenyum sinis saat mendengar kata-kata Marie, ia menatap Marie lalu berkata: "Marie, masalah ini tidak semudah yang kamu lihat. Kamu tidak tahu dengan jelas bagaimana Michael Li ini, Michael Li tidak akan melepaskan begitu saja jika tujuannya belum tercapai, ia mempunyai banyak cara untuk melawan Chandra. Malam ini Chandra bisa kabur, tidak membuktikan ia akan terus lolos dari jebakan Michael Li, suatu saat Chandra akan berurusan dengannya!"
Hatinya terasa sangat cemas saat mendengar kata-kata Yongky Hu, ia tahu ayahnya tidak membohonginya, Michael Li adalah orang yang licik, orang yang mengganggunya tidak akan baik-baik saja. Oleh karena itu Marie khawatir denganku, ia tetap khawatir meskipun Jeno melindungiku. Tapi semakin aku terjebak dalam bahaya, Marie semakin tidak bisa meninggaliku. Semenjak ia pacaran denganku, ia sudah berjanji akan melewati semuanya denganku, oleh karena ia berkata kepada ayahnya dengan nada yakin: "Chandra terjebak dalam bahaya, aku harus menemaninya. Aku harus melewati bersamanya, ini adalah kewajiban seorang kekasih yang pantas melakukan semua ini!"
Sikap Marie sangat keras kepala, ayah dan ibunya tahu fakta tersebut. Tapi mereka harus terus menerus menegur Marie, saat ibu Marie mendengar kata-kata Marie, ia langsung menegurnya dan berkata: "Kamu harus mendengar kata-kata dari ibu, nak. Aku dan ayahmu tidak ada niat untuk memisahkan kamu dan Chandra, kita hanya khawatir denganmu, seperti kamu khawatir dengan Chandra. Tapi bedanya, kita khawatir denganmu, bisa membuatmu tidak terjebak dalam bahaya. Sedangkan kamu khawatir dengan Chandra, tapi dirimu tidak bisa melakukan apa-apa!"
Setelah ibu Marie berujar, Yongky Hu membalas: "Benar, kamu tidak bisa membantu Chandra. Kamu berada di dekatnya justru semakin mudah membuat ia terjebak dalam bahaya!"
Hati Marie mencelos saat mendengar kata-kata Yongky Hu, mendadak Marie teringat kembali saat aku dengan khawatirnya balik ke rumahnya, karena takut terjadi sesuatu dengannya. Ia tahu apa yang telah dikatakan oleh kedua orang tuanya memang benar, ia tidak bisa membantuku apapun, justru ia adalah beban bagiku. Marie tidak ingin aku khawatir dengannya, ia tidak ingin menambah masalah yang membuatku makin pusing dalam menghadapinya. Tapi ia tidak bisa melepaskan aku begitu saja di saat diriku terjebak dalam bahaya.
Marie membawakan rasa sakit itu dan berkata dengan nada seraknya: "Tapi aku tidak bisa meninggalkan Chandra, aku akan menjadi orang seperti apa jika diriku meninggalkannya?!"
Yongky Hu bisa mengerti dengan perasaan putrinya, benar-benar mengerti. Tapi keamanan putrinya jauh lebih penting, ia terdiam cukup lama lalu terus menegur anaknya dan berkata: "Aku mengatakan yang fakta, anakku. Michael Li berkata dalam tiga hari ini ia akan membunuh Chandra, setelah tiga hari berlalu dan Chandra baik-baik saja. Aku akan setuju dengan hubungan kalian, bagaimana?"
Mimik wajah Marie berubah saat mendengar kata-kata Yongky Hu. Saat ia ingin membalas, Yongky Hu membalasnya lagi: "Kamu pernah mengatakan kepada ayah bahwa Chandra adalah pria yang berbeda dan ia akan memiliki masa depan yang cemerlang, bukan? Kalau begitu, anggaplah ini sebuah ujian untuk Chandra. Jika Chandra sangat luar biasa, ia pasti akan baik-baik saja. Apakah perlu membahas tentang masa depan jika ia tidak bisa mengurus Michael Li dengan baik? Benar, bukan?"
Akhirnya Marie benar-benar terdiam , hatinya tersentuh. Benar, ia memang menganggapku berbeda, ia juga percaya masa depanku akan cemerlang, dan aku benar-benar bisa menjadi orang sukses. Orang yang sepertiku tidak boleh semudah itu langsung menyerah.
Meskipun ia percaya, tapi Marie tetap takut karena Michael Li sangat menyeramkan, oleh karena itu ia wajar khawatir denganku. Dengan perlahan ia bangkit dari sofa dan menuju ke arah jendela.
Berdiri di depan jendela, menatap langit gelap, perlahan Marie berkata kepadaku: "Chandra, kamu akan tetap berjuang meskipun di luar sana sangat bahaya. Iya, bukan?"
Novel Terkait
Rahasia Istriku
MahardikaPRIA SIMPANAN NYONYA CEO
Chantie LeeLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaCinta Dibawah Sinar Rembulan
Denny AriantoGet Back To You
LexyAir Mata Cinta
Bella CiaoMy Goddes
Riski saputroWahai Hati×
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (1)
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (2)
- Bab 2 Bu, Maaf (1)
- Bab 2 Bu, Maaf (2)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (1)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (2)
- Bab 4 Pria Perkasa (1)
- Bab 4 Pria Perkasa (2)
- Bab 5 Kemunculan Olive
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (1)
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (2)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(1)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(2)
- Bab 8 Musuhku(1)
- Bab 8 Musuhku(2)
- Bab 9 Sebelum badai datang
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (1)
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (2)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (1)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (2)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (1)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (2)
- Bab 13 Menjadi Pahlawan
- Bab 14 Lalat yang menganggu (1)
- Bab 14 Lalat yang menganggu (2)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (1)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (2)
- Bab 16 serangan yang terbuka mudah untuk ditangani, serangan kegelapan sulit untuk dihindari
- Bab 17 Harimau ingin menunjukkan kekuatan
- Bab 18 Aksi Balas Dendam
- Bab 19 Apa yang ditakutkan pasti akan terjadi
- Bab 20 Momen Menegangkan
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (1)
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (2)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (1)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (2)
- Bab 23 Majikan dan Anjingnya
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (1)
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (2)
- Bab 25 Rencana Licik (1)
- Bab 25 Rencana Licik (2)
- Bab 26 Satu Langkah Lagi
- Bab 27 Melukai Diri untuk Mendapatkan Kepercayaan
- Bab 28 Cinta dan Tidak Cinta
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (1)
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (2)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (1)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (2)
- Bab 31 Aura Seorang Ratu
- Bab 32 Pilihanmu Tidak Salah
- Bab 33 Pencegatan Mike
- Bab 34 Penyiksaan yang Kejam
- Bab 35 Ia adalah Ten Zhou
- Bab 36 Satu yang Menjaga, Tidak Ada yang Berani Menyerang
- Bab 37 Dendam dan Kewajiban
- Bab 38 Kecelakaan Gunawan
- Bab 39 Tokoh Kecil yang Tidak Dianggap
- Bab 40 Olive yang Sangat Terkejut
- Bab 41 Memancing ke dalam Jebakan
- Bab 42 Mike Berlutut
- Bab 43 Aura Pemenang
- Bab 44 Menginjak Jalan yang Buruk
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (1)
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (2)
- Bab 46 Pertarungan
- Bab 47 Tidak Ada yang Bisa Menaklukkanku
- Bab 48 Mencari Masalah
- Bab 49 Dua puluh miliar, itu hal yang kecil
- Bab 50 Menarik Uang
- Bab 51 menganggapmu ayah jika kaya
- Bab 52 keagungan
- Bab 53 Fetrin yang Percaya Diri
- Bab 54 Pengemis Tua
- Bab 55 Ada Uang, Sombong
- Bab 56 Krisis Ekonomi Keluarga Hu
- Bab 57 Merasa Terkejut
- Bab 58 Mike Kembali
- Bab 59 Datang Sendiri
- Bab 60 Boleh Membunuh Tapi Tidak Boleh Menghina
- Bab 61 Satu panggilan kak Chandra
- Bab 62 Mati dan hidup bersama
- Bab 63 Tidak berhenti sampai mati
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (1)
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (2)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (1)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (2)
- Bab 66 Waktu kematian sudah datang
- Bab 67 Perbuatan tercela Mike
- Bab 68 Fetrin Tiba
- Bab 69 Tuan Muda, Aku Terlambat
- Bab 70 Menjalani Keputusan Tuhan
- Bab 71 Amarah Michael Li
- Bab 72 Remehan Fetrin
- Bab 73 Bahaya Menyerang
- Bab 74 Namaku Jeno (1)
- Bab 74 Namaku Jeno (2)
- Bab 75 Michael Li Yang Jago
- Bab 76 Ada Orang di dalam Rumah
- Bab 77 Insting Orang hebat
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(1)
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(2)
- Bab 79 Jangan Mengulang ke Tiga Kalinya
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (1)
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (2)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (1)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (2)
- Bab 82 Balasan
- Bab 83 Posisi Defensif Michael Li
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (1)
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (2)
- Bab 85 Kematian Michael Li
- Bab 86 Kejadian saat itu
- Bab 87 Ayahmu
- Bab 88 Perasaan gelisah yang kuat.
- Bab 89 Perselisihan di Villa Keluarga Hu
- Bab 90 Sekeliling penuh dengan musuh
- Bab 91 Tuan Chandra
- Bab 92 Halo, Nama Aku Ruben
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (1)
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (2)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (1)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (2)
- Bab 95 Malu Ekstrim
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (1)
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (2)
- Bab 97 Kita Putus Saja (1)
- Bab 97 Kita Putus Saja (2)
- Bab 98 Kebencian
- Bab 99 Orang Belakang Ruben
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (1)
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (2)
- Bab 101 Menatap Semua orang
- Bab 102 Bersebrangan Dengan Marie Hu
- Bab 103 Ruben Yang Penuh Percaya Diri
- Bab 104 Tangkap Ruben dengan cara apapun
- Bab 105 Pertempuran Sengit
- Bab 106 Amarah Ruben
- Bab 107 Chris VS Ruben
- Bab 108 Kemampuan Fetrin
- Bab 109 Marie Berlutut
- Bab 110 Membalas Dendam Kepada Ruben
- Bab 111 Maaf, Aku Tidak Terima
- Bab 112 Pria Besar muncul
- Bab 113 Bunga Kampus yang Ketiga
- Bab 114 Selalu ada orang yang lebih hebat
- Bab 115 Putra Godi chen
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (1)
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (2)
- Bab 117 Ferdy Yang bertindak
- Bab 118 Keputusasaan Tanpa Akhir
- Bab 119 Lebih Baik Mati Daripada Hidup
- Bab 120 Pengemis Dan orang kaya generasi kedua (1)
- Bab 120 Pengemis dan orang kaya generasi kedua (2)
- Bab 121 Candra, Kamu Tamat (1)
- Bab 121 Chandra, Kamu Tamat ( 2)
- Bab 122 Ciuman Clara
- Bab 123 Kemarahan Ferdy
- Bab 124 Kobaran Api
- Bab 125 Hidup Mati
- Bab 126 Kematian Ruben Cai
- Bab 127 Ucapan Marie
- Bab 128 Menuju Ke Lokasi Perang
- Bab 129 Tuan Muda Ferdy Yang Susah Ditebak
- Bab 130 Ibuku Datang
- Bab 131 Keangkuhan Tuan muda Ferdy
- Bab 132 Api Peperangan Menyala
- Bab 133 Ibuku VS Tuan Muda Ferdy
- Bab 134 Berjuanglah Untuk Tetap Bertahan Hidup
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (1)
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (2)