Wahai Hati - Bab 1 Kekokohan Ibuku (2)
Aku juga tidak memperdulikan yang lain, dengan suara memohon menjelaskan pada olive: “Aku sudah berusaha!”
Olive melihatku lemah seperti ini, tidak dapat menahan tertawa, dia menertawakanku dan berkata: “Aku bilang Chandra, kamu itu pria bukan? Aku kenapa merasa mental kamu ini, tidak seperti pria, jangan-jangan kamu ini cewek ya?”
Perkataan olive, mewakilkan suara hati seluruh kelas, semua sangat setuju, mengatakan aku tidak memiliki keberanian, aku seperti seorang wanita.
Aku mengigit bibirku, tidak berani membantah, tetapi hatiku sangat sakit.
Olive berhenti, lalu melepaskan kerahku, memegang muka kecilku dan berkata: “Masalah uang, aku percaya kamu pasti sudah berusaha, tidak mempersulit kamu dulu. Tapi aku beneran penasaran dengan jenis kelaminmu, sini, biar kakak periksa dulu, kamu sebenarnya cowok atau cewek!”
Selesai bicara, olive segera beraksi, membuka celanaku dengan paksa, dia menunduk dan melihat, segera dia bahagia, tertawa dan berkata: “Benar-benar masih seorang lelaki!”
Yang lainnya dengan cepat memanjangkan lehernya dan melihat, seketika, seluruh kelas dipenuhi dengan suara tertawa yang menghina.
Saat itu aku tertegun di tempat, suasana hatiku sangat kacau, aku hampir gila, air mataku seketika mengalir keluar. Saat itu, aku merasa sangat ingin mati, rasa malu dan sakit seperti menusuk hatiku, aku benar-benar tidak habis pikir, olive ternyata orang seperti itu, waktu yang sudah begitu Panjang, aku selalu mendengarkan perintah dia, setiap hari memberinya uang jajan, sekalipun dia tidak berterima kasih padaku, sekalipun tidak menghargaiku, tapi jangan didepan kelas mempermalukanku seperti ini! Walaupun aku begitu pemalu dan lemah, tapi aku seorang lelaki, aku masih memiliki harga diri, bagaimana bisa dia seperti ini padaku!
Aku sudah tidak tahan lagi, saat satu kelas menertawakanku, aku menaikkan celana, nangis dan lari keluar kelas.
Sepanjang aku berlari, sejauh itu juga aku terus menangis, dari kecil hingga dewasa, walaupun aku sering menerima hinaan dari orang lain, tetapi penghinaan kali ini benar-benar kelewatan, perlakuan olive begitu melukai perasaanku, aku benar-benar sedih, dan benar-benar sakit.
Sampai di rumah, mataku sudah membengkak, di wajahku masih tertinggal bekas air mata, ibuku melihat jam pelajaran aku berlari pulang, dia langsung mengerutkan kening, sangat serius bertanya padaku: “Apa yang terjadi?”
Aku tidak berani menyembunyikan apapun, dan menceritakan semua pada ibuku. Ibuku selesai mendengar, emosinya langsung meledak, satu tangannya mengenggam tanganku, sambil berjalan dan berkata padaku: “Ayo, ikut denganku ke sekolah!”
Sampai diluar kelas, para siswa lain sedang belajar, pintu kelas tertutup, ibuku tidak memperdulikan apapun, dengan satu tendangan membuat pintu kelas terbuka, dengan aura yang sangat kuat seketika membawaku masuk ke dalam kelas.
Saat masuk kedalam kelas, ibuku langsung berdiri di atas podium, berteriak dengan keras ke semua murid: “Siapa yang bernama Olive, berdiri keluar!”
Aura ibuku sangat kuat, membuat guru yang di atas podium pun juga terkejut, dibawah podium terlebih lagi tenang, tidak ada yang berani mengeluarkan suara. Hanya Olive seorang, mentalnya memang sedikit lebih besar, sedikit ragu, dia berdiri keluar, dengan sombong berkata pada ibuku: “Aku orangnya!”
Ibuku melihat Olive, dari matanya memancarkan cahaya yang sangat kuat, disaat itu juga, langkah kaki ibuku dengan cepat melangkah, dengan emosi yang membara menuju kearah olive.
Sampai didepan olive, ibuku dengan sangat cepat, menarik rambut olive, dengan sekuat tenaga, langsung melemparkan olive jatuh ke bawah, sukses dengan satu gerakan!
Olive juga bukan orang yang mudah diganggu, dengan kesal berdiri, tapi ibuku tidak memberi olive kesempatan, dengan mudah dia mengangkat satu bangku, di saat suara teriakkan murid lain, memukul olive dengan bangku tersebut.
Suara “Brak”, olive terbaring dengan lemah di lantai, dan tidak ada tenaga untuk bangun lagi!
Melihat kejadian ini, otakku seketika kosong, ditelingaku hanya terdengar suara ibuku yang sangat nyaring: “siapa yang berani menganggu anakku lagi, aku akan mengambil nyawanya!”
Mulai hari itu, olive tidak lagi kesekolah, seketika aku menjadi orang yang terkenal disekolah, tidak ada yang berani mengangguku lagi. Kehidupanku seketika berubah menjadi aman dan tentram, tapi, aku tidak ada sedikitpun merasa tenang dan bahagia, siswa lain terlihat tidak akan mengangguku, tetapi dalam hati mereka masih tetap meremehkanku, yang mereka takutkan adalah ibuku yang perkasa.
Dikelas, setiap hari aku tidak berani mendonggakan kepalaku, aku semakin jarang berbicara, hatiku juga hampir kosong, Secara logis, tidak ada olive setan wanita yang mengangguku, aku seharusnya merasa gembira, tetapi kenyataannya, hatiku seperti ada bongkahan yang digali, sangat kosong. Saat pelajaran, aku terkadang bisa melirik kearah kursi olive, memikirkan olive, memikirkan gaya sombongnya yang mengangguku, mungkin ini pelakuan yang kejam!
Seringkali, hatiku merasa sedikit gelisah, aku selalu merasa olive tidak mungkin semudah itu mengalah, walaupun waktu aku mengenalnya tidak lama, tapi aku mengerti dia, dia wanita yang tidak mengaku kalah, tidak mudah dijatuhkan, jadi tidak mungkin mundur begitu saja.
Seiring waktu, kegelisahanku semakin kuat, benar saja, setengah bulan kemudian, masalah datang!
Itu adalah hari sabtu siang, sekolah hanya ada setengah hari kelas, pelajaran ke 4 pagi selesai, aku langsung pulang kerumah makan, tapi, saat masuk kedalam rumah, aku langsung tertegun.
Sejak aku lahir, rumahku tidak pernah dimasukki laki-laki, tapi saat itu, ruang tamuku berdiri 4 orang lelaki, dan yang membuatku lebih terkejut lagi, ibuku diikat dengan erat di atas kursi, hingga membuat rambutnya berantakkan, bajunya pun juga berantakkan.
Novel Terkait
Love Is A War Zone
Qing QingCinta Dibawah Sinar Rembulan
Denny AriantoMy Perfect Lady
AliciaKembali Dari Kematian
Yeon KyeongMeet By Chance
Lena TanWahai Hati×
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (1)
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (2)
- Bab 2 Bu, Maaf (1)
- Bab 2 Bu, Maaf (2)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (1)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (2)
- Bab 4 Pria Perkasa (1)
- Bab 4 Pria Perkasa (2)
- Bab 5 Kemunculan Olive
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (1)
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (2)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(1)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(2)
- Bab 8 Musuhku(1)
- Bab 8 Musuhku(2)
- Bab 9 Sebelum badai datang
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (1)
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (2)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (1)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (2)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (1)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (2)
- Bab 13 Menjadi Pahlawan
- Bab 14 Lalat yang menganggu (1)
- Bab 14 Lalat yang menganggu (2)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (1)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (2)
- Bab 16 serangan yang terbuka mudah untuk ditangani, serangan kegelapan sulit untuk dihindari
- Bab 17 Harimau ingin menunjukkan kekuatan
- Bab 18 Aksi Balas Dendam
- Bab 19 Apa yang ditakutkan pasti akan terjadi
- Bab 20 Momen Menegangkan
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (1)
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (2)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (1)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (2)
- Bab 23 Majikan dan Anjingnya
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (1)
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (2)
- Bab 25 Rencana Licik (1)
- Bab 25 Rencana Licik (2)
- Bab 26 Satu Langkah Lagi
- Bab 27 Melukai Diri untuk Mendapatkan Kepercayaan
- Bab 28 Cinta dan Tidak Cinta
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (1)
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (2)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (1)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (2)
- Bab 31 Aura Seorang Ratu
- Bab 32 Pilihanmu Tidak Salah
- Bab 33 Pencegatan Mike
- Bab 34 Penyiksaan yang Kejam
- Bab 35 Ia adalah Ten Zhou
- Bab 36 Satu yang Menjaga, Tidak Ada yang Berani Menyerang
- Bab 37 Dendam dan Kewajiban
- Bab 38 Kecelakaan Gunawan
- Bab 39 Tokoh Kecil yang Tidak Dianggap
- Bab 40 Olive yang Sangat Terkejut
- Bab 41 Memancing ke dalam Jebakan
- Bab 42 Mike Berlutut
- Bab 43 Aura Pemenang
- Bab 44 Menginjak Jalan yang Buruk
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (1)
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (2)
- Bab 46 Pertarungan
- Bab 47 Tidak Ada yang Bisa Menaklukkanku
- Bab 48 Mencari Masalah
- Bab 49 Dua puluh miliar, itu hal yang kecil
- Bab 50 Menarik Uang
- Bab 51 menganggapmu ayah jika kaya
- Bab 52 keagungan
- Bab 53 Fetrin yang Percaya Diri
- Bab 54 Pengemis Tua
- Bab 55 Ada Uang, Sombong
- Bab 56 Krisis Ekonomi Keluarga Hu
- Bab 57 Merasa Terkejut
- Bab 58 Mike Kembali
- Bab 59 Datang Sendiri
- Bab 60 Boleh Membunuh Tapi Tidak Boleh Menghina
- Bab 61 Satu panggilan kak Chandra
- Bab 62 Mati dan hidup bersama
- Bab 63 Tidak berhenti sampai mati
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (1)
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (2)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (1)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (2)
- Bab 66 Waktu kematian sudah datang
- Bab 67 Perbuatan tercela Mike
- Bab 68 Fetrin Tiba
- Bab 69 Tuan Muda, Aku Terlambat
- Bab 70 Menjalani Keputusan Tuhan
- Bab 71 Amarah Michael Li
- Bab 72 Remehan Fetrin
- Bab 73 Bahaya Menyerang
- Bab 74 Namaku Jeno (1)
- Bab 74 Namaku Jeno (2)
- Bab 75 Michael Li Yang Jago
- Bab 76 Ada Orang di dalam Rumah
- Bab 77 Insting Orang hebat
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(1)
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(2)
- Bab 79 Jangan Mengulang ke Tiga Kalinya
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (1)
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (2)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (1)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (2)
- Bab 82 Balasan
- Bab 83 Posisi Defensif Michael Li
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (1)
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (2)
- Bab 85 Kematian Michael Li
- Bab 86 Kejadian saat itu
- Bab 87 Ayahmu
- Bab 88 Perasaan gelisah yang kuat.
- Bab 89 Perselisihan di Villa Keluarga Hu
- Bab 90 Sekeliling penuh dengan musuh
- Bab 91 Tuan Chandra
- Bab 92 Halo, Nama Aku Ruben
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (1)
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (2)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (1)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (2)
- Bab 95 Malu Ekstrim
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (1)
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (2)
- Bab 97 Kita Putus Saja (1)
- Bab 97 Kita Putus Saja (2)
- Bab 98 Kebencian
- Bab 99 Orang Belakang Ruben
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (1)
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (2)
- Bab 101 Menatap Semua orang
- Bab 102 Bersebrangan Dengan Marie Hu
- Bab 103 Ruben Yang Penuh Percaya Diri
- Bab 104 Tangkap Ruben dengan cara apapun
- Bab 105 Pertempuran Sengit
- Bab 106 Amarah Ruben
- Bab 107 Chris VS Ruben
- Bab 108 Kemampuan Fetrin
- Bab 109 Marie Berlutut
- Bab 110 Membalas Dendam Kepada Ruben
- Bab 111 Maaf, Aku Tidak Terima
- Bab 112 Pria Besar muncul
- Bab 113 Bunga Kampus yang Ketiga
- Bab 114 Selalu ada orang yang lebih hebat
- Bab 115 Putra Godi chen
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (1)
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (2)
- Bab 117 Ferdy Yang bertindak
- Bab 118 Keputusasaan Tanpa Akhir
- Bab 119 Lebih Baik Mati Daripada Hidup
- Bab 120 Pengemis Dan orang kaya generasi kedua (1)
- Bab 120 Pengemis dan orang kaya generasi kedua (2)
- Bab 121 Candra, Kamu Tamat (1)
- Bab 121 Chandra, Kamu Tamat ( 2)
- Bab 122 Ciuman Clara
- Bab 123 Kemarahan Ferdy
- Bab 124 Kobaran Api
- Bab 125 Hidup Mati
- Bab 126 Kematian Ruben Cai
- Bab 127 Ucapan Marie
- Bab 128 Menuju Ke Lokasi Perang
- Bab 129 Tuan Muda Ferdy Yang Susah Ditebak
- Bab 130 Ibuku Datang
- Bab 131 Keangkuhan Tuan muda Ferdy
- Bab 132 Api Peperangan Menyala
- Bab 133 Ibuku VS Tuan Muda Ferdy
- Bab 134 Berjuanglah Untuk Tetap Bertahan Hidup
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (1)
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (2)