Wahai Hati - Bab 105 Pertempuran Sengit
Setelah menderu ini, aku segera membuka mata. dari deruanku terdengar suatu kepastian siap untuk bertarung, Keyakinan untuk balas dendam ini telah berakar di dalam hatiku dan tidak akan pernah mudah dihilangkan. Jika Fetrin tidak bisa membereskan Ruben, dia harus menarik pasukannya, tetapi sekarang Fetrin juga mengatakan bahwa dia bisa menang, hanya saja perlu pengorbanan besar. Aku tidak peduli seberapa besar pengorbanannya. Pokoknya, aku hanya perlu membereskan Ruben, jika tidak aku tidak bisa memadamkan api amarahku!
Setelah Fetrin mendengarkan kata-kataku, dengan tidak bertele-tele lagi. Dia segera berbalik ke Chris di samping dan berkata, "Serang!"
Chris menerima perintah dan bergegas menyerang ke arah Ruben tanpa mengucapkan sepatah kata pun!
Melihat bahwa pertempuran akan segera mulai, Marie Hu cemas sampai matanya memerah. Dia tahu bahwa dia tidak bisa lagi menghentikan perang ini, tetapi dia tidak putus asa. Di bawah desakan, dia memilih mengambil resiko untuk bergegas ke depan menghentikan Chris.
Yongky Hu dan istrinya setelah melihat ini segera menarik Marie Hu, Marie Hu berjuang, dan hanya bisa menatapku dengan sepasang mata merah. Dengan tegas menatapku, tampak jelas, dia tidak mengerti dengan tindakan yang kulakukan dan semakin marah padaku karena memulai peperangan.
Aku tidak melihat Marie Hu lagi. Bahkan jika matanya bisa menembakkan api, aku juga benar-benar mengabaikannya. Aku hanya menatap Ruben dengan marah, berharap untuk menelannya segera.
Namun, Ruben tetap tenang seperti biasanya, dia melihat Chris bergegas membawa orang juga tanpa ekspresi apapun. Dia hanya melambaikan tangannya dengan tidak tergesa-gesa. Setelah beberapa saat, semua orang berseragam hijau bergegas keluar.
Pertempuran antar para master sudah mulai!
pasukan Ruben berseragam hijau benar-benar pasukan yang luar biasa. Mereka sangat terorganisir dan disiplin. Jelas mereka adalah pasukan yang terlatih secara khusus. Mereka sama sekali tidak membutuhkan bahasa untuk berkomunikasi. Ketika mulai bertarung mereka membagi tugas diantara mereka ada beberapa master hebat, mereka bersatu untuk mengepung orang kami yang paling kuat yaitu Chris, Sisanya yang memegang pisau melawan pria berkacamata hitam di pihak kami.
Begitu pertempuran dimulai, kedua belah pihak bertempur dengan sengit dan panas. Pria berkacamata hitam yang dibawa oleh Fetrin memiliki kekuatan yang luar biasa, mereka semua adalah prajurit yang terlatih dengan baik. Hanya saja, orang-orang berseragam hijau di sisi Ruben juga sangat kuat dan tak tertandingi, mereka memiliki banyak master, yang lebih penting, pasukan mereka memiliki senjata tajam, orang yang memegang pisau itu bahkan lebih galak dan kejam.
Aku berdiri di luar lingkaran pertempuran, melihat pertarungan yang sengit ini membuatku gemetaran, jantung berdebar kencang merasa lebih menegangkan daripada film seni bela diri, dan hanya saja menonton film di layar sedikit kurang adanya kejutan. Saat ini, aku secara pribadi di tempat kejadian dan melihat kejadian itu dengan mata kepalaku sendiri. Jenis kejutan itu benar-benar tidak bisa dikatakan.
Secara keseluruhan, kekuatan pria berkacamata hitam tampaknya sedikit lebih besar dari pada orang-orang berseragam hijau. Pengalaman tempur pria berkacamata hitam sangat kaya. Bahkan jika pihak lain memiliki pisau, mereka masih bisa menghindari serangannya. Setiap pria berkacamata hitam memiliki kekuatan tertentu. Mereka bergerak dengan cepat dan lincah saat bertarung tampak sangat ganas.
Pada awalnya, pria berkacamata hitam tampaknya di posisi menang, tetapi segera situasinya terbalik. pasukan berseragam hijau mengandalkan kekuatan lemah ini untuk bangkit, mereka menang dengan senjata, dan yang lebih penting, mereka semua tidak mau nyawa, sangat sengit dalam pertarungannya,biarpun akan melukai dirinya sendiri tetapi mereka tetap pantang mundur dan terus melakukan serangan.
Mereka seperti orang yang merangkak keluar dari neraka, sehingga mereka tidak takut mati, betapa menakutkan, mereka merasa bahwa adegan itu semakin berbau darah semakin membuat mereka bersemangat, aroma darah dapat menstimulasi saraf aktif mereka.
Semakin bertarung mereka semakin gila, selama mereka tidak mati, selama mereka bisa berdiri, mereka akan terus bertarung. Bahkan jika tubuh mereka hancur, jiwa mereka tetap tidak menyerah.
Pantas saja Fetrin baru saja menyebut pasukan ini sebagai tentara mati. Ternyata orang-orang berseragam hijau itu benar-benar tak berperasaan. Mereka benar-benar tidak terkalahkan. Mereka jatuh dan bisa bangun lagi. Bahkan jika mereka berlumuran darah, mereka juga bisa dengan berani untuk terus bertarung. Mereka sama sekali bukan manusia!
pasukan Ruben benar-benar kejam dan cukup keras. Tidak heran dia selalu terlihat begitu sombong. Dia benar-benar memiliki modal untuk sombong.
Dimedan perang ini terlalu mengerikan. Darah ada di mana-mana, dan bahkan pepohonan dan dedaunan di sekitarnya berwarna merah. Aku berdiri di belakang, Akhirnya aku menyadari bahwa pasukan pria berkacamata hitam ini biarpun kuat tapi bukanlah tak terkalahkan, mereka juga bisa berhadapan dengan orang yang lebih hebat dari mereka, dan juga ada saatnya mereka jatuh dan kalah. pada saat ini, aku melihat satu per satu pria berkacamata hitam terluka dan jatuh ke tanah, aku mengepalkan tanganku sekuat tenaga, Aku benar-benar ingin bergegas untuk membantu mereka, tapi aku tidak bisa melakukan apa-apa. Aku tidak punya dasar kemampuan bertarung sama sekali. Bahkan jika aku bergegas pergi lebih menjadi penghalang daripada membantu. Aku merasa sangat tidak berguna. Pada akhirnya, aku masih membutuhkan Fetrin seorang wanita untuk melindungi aku. aku hanya dengan tidak berdaya melihat orang lain berdarah dan berkorban demi aku, apakah ini yang disebut pengorbanan?
Pengorbanan ini memang sangat besar, tetapi aku tidak bisa menyesalinya. Karena aku memilih untuk membalas dendam kepada Ruben, aku harus melakukannya sampai akhir.
Aku tidak bisa apapun aku hanya berharap pria berkacamata hitam dapat bangkit kembali dan dengan cepat mengalahkan pasukan seragam hijau ini. Ini adalah satu-satunya harapanku dan juga harapan terakhirku. Aku tidak ingin kalah, dan juga tidak boleh kalah. Jika kali ini aku kalah, maka untuk kedepannya aku akan diinjak mati-matian. Karena itu aku tidak berhenti berdoa di dalam hati, berdoa agar pria berkacamata hitam itu dapat menunjukkan kekuatan dan keagungannya dan melalukan serangan balik.
Hanya saja kenyataan itu selalu kejam. Tidak peduli seberapa kuat pria berkacamata hitam itu juga tidak ada gunanya, karena pasukan seragam hijau ini sangat ganas dan tidak terkalahkan.
Tak lama kemudian Semakin banyak Pasukan kami yang jatuh ketanah, meskipun pasukan seragam hijau banyak yang luka parah tetapi tidak sebanyak pasukan kami. Kemenangan, sudah mulai condong ke arah mereka.
Situasi perang tidak optimis, situasi semakin lama semakin parah, hati aku sepertinya dicengkeram oleh tangan yang tidak terlihat, tegang dan mati lemas.
Fetrin di sebelahku tidak bisa lagi tenang. Melihat bahwa pihak kita akan kalah, Fetrin berteriak pada waktunya: "Semuanya berhenti!"
Kata-kata Fetrin adalah perintah yang paling langsung, Chris dan pria berkacamata hitam lainnya segera menghormati perintah itu. Mereka sambil bertarung sambil mundur mereka akhirnya datang mendekat kami. Pada saat ini, kami telah kehilangan lebih dari setengah, dan yang bisa berdiri hanya tersisa enam sampai sepuluh orang, sedangkan mereka hanya ada kurang dari seratus orang yang tersisa. Mereka terlihat masih semangat begitu penuh perjuangan, mereka telah memenangkan pertarungan ini, dan pada saat ini mereka masih ingin terus bertarung, tetapi pada saat yang kritis, Ruben menghentikan mereka.
Pemandangan yang hiruk pikuk itu untuk sementara waktu menjadi diam, dan orang-orang berseragam hijau itu mundur ke sisi Ruben. Ruben mengangkat alis dan dengan menyindir berkata kepada Fetrin: "Mengapa tidak bertarung?"
Fetrin menatap pasukan berseragam hijau berdarah di depannya dan berkata, "Aku tidak menduga ada master dalam kelompok ini, Ruben, kamu benar-benar tidak segampang yang kupikirkan!"
Ketika dia mengatakan ini, ekspresi Fetrin tidak sedikitpun khawatir, bahkan tidak ada ketakutan, dia hanya sedikit terkejut terhadap kekuatan pasukan Ruben.
Meskipun Fetrin dari awal telah menduga Ruben memiliki persiapan, ketika pasukan berseragam hijau itu muncul, Fetrin sedikit terkejut. Dia tidak menyangka Ruben, seorang pria kaya kecil, bisa punya bawahan hebat ini. Dan sekarang setelah pertempuran telah dimulai, tim berseragam hijau Ruben menunjukkan kekuatan yang luar biasa, Mereka dapat mengalahkan Chris. Mereka juga dapat mengalahkan tim pria berkacamata hitam ini Membuat Fetrin tak sempat berpikir ini benar-benar diluar dugaannya.
Setelah Ruben mendengarkan kata-kata Fetrin, ekspresinya bahkan menjadi lebih bangga pada diri sendiri. Dia menyeringai sedikit dan dengan sombong berkata kepada Fetrin: "Karena mereka bertanggung jawab untuk melindungi keselamatanku, seni bela diri mereka tidak boleh terlalu buruk, kalau tidak, bukannya aku sudah sia-sia menyuruh mereka? "
Ruben mengatakan ini dengan sangat sembrono, dan itu jelas menjelaskan secara terperinci kepada Fetrin. Dia masih menggunakan identitas pengawal untuk menggambarkan orang-orang berseragam hijau itu, tetapi siapa yang akan percaya bahwa dia, seorang tuan muda dari keluarga Cai, membutuhkan begitu banyak pengawal yang begitu kuat dan kejam? Selain itu, master-master ini bukan hanya dengan uang sudah bisa mengundangnya, aku percaya Ruben pasti menyembunyikan sesuatu dan kita semua dapat melihat bahwa Ruben orangnya tidak beres.
Tetapi, Marie Hu tidak bisa melihatnya. Dia tidak tahu Ruben penuh dengan ambisi liar dan jahat. Dia tidak bisa melihat Ruben adalah serigala berbulu domba, percaya padanya tanpa syarat. Setelah pertempuran ini, Marie Hu terhadap Ruben semakin memiliki kesan yang baik. Bagiku, ini semakin membuatku jijik. Ketika kata-kata Ruben keluar, dia tiba-tiba berdiri dan mengecamku berkata: "Chandra, apakah ini hasil yang kamu inginkan? Apakah kamu puas sekarang?"
Ketika berbicara, Marie Hu juga mengarahkan jarinya pada orang yang jatuh dalam genangan darah. Dia berpikir bahwa semua ini disebabkan olehku, seolah-olah aku yang membunuh mereka, Dia menyalahkanku dan membenciku!
Aku begitu dimarahi oleh Marie Hu, emosi di hatiku benar-benar seperti ombak. Aku tidak berani percaya, aku tidak berani menerimanya. Mengapa bisa hasilnya seperti ini? Kalah, pada akhirnya apakah masih kalah? Apakah aku akhirnya tidak bisa menangani Ruben?
Mungkinkah mulai dari sekarang sampai kedepannya Ruben hidup tenang dan bersama marie hu? Sedangkan aku hanya bisa menerima kekalahan, dan selamanya iri pada Ruben?
Aku tidak bisa menerimanya, tidak tahan dengan hasil akhir ini, aku benci, mataku merah menatap Ruben dengan ganas, seolah-olah api membakar mataku.
Ruben juga menatap ke arahku saat ini. Dia masih mempertahankan senyum sembrono. Melihatku seperti melihat anjing yang sedang berduka. Dia berpura-pura sedikit tidak senang dan berkata padaku, "Aku sudah berkata sebelumnya, kamu tidak bisa membawa aku pergi, tetapi kamu tidak dengar masih aja mau berperang denganku, dan berakhir dengan penuh duka ini buat apa?Chandra, kamu lihat banyak dari orangku yang terluka. Katakan, apa yang harus kulakukan?
Dia mengatakan ini kepadaku sambil tersenyum, tetapi di balik senyum ini, ada ancaman yang mendalam. Maknanya sangat jelas. Karena aku dia kehilangan banyak prajurit, jadi dia ingin aku menganti rugi.
Marie Hu mendengar makna Ruben, dia segera membujuk Ruben dan mengatakan: "Kakak Ruben, lupakan saja, jangan membuat keributan lagi!"
Di dalam hati Marie Hu, Ruben bukan tipe orang yang tidak mendengar nasehat, jadi dia di saat yang tepat Marie mencoba untuk mencegah Ruben, dia berpikir bahwa Ruben akan mendengarkannya. Marie Hu masih tidak ingin melihat adegan pertumpahan darah, dia tidak ingin Ruben denganku bertempur sampai tidak mati tidak berakhir. Dia mungkin berpikir bahwa aku sudah mendapat balasan karena kecerobohanku. Lagipula aku sekarang dimata adalah orang yang bodoh.
Ruben si munafik ini paling menikmati saat memamerkan dirinya sendiri di depan Marie Hu. Dia hari ini terus-menerus bersandiwara dan mengubah dirinya menjadi orang jujur yang baik. Karena itu, dia pasti tidak mungkin di depan Marie Hu melawanku. Sekarang Marie Hu menyarankan dia untuk berhenti, dan dia kebetulan bisa mendengarkannya dan membeli muka untuk Marie Hu. Lalu Ruben berkata pada kami dengan munafik: "Karena Marie Hu demi kalian memohonku, aku tidak akan meminta pertanggungjawaban kalian, kalian juga tidak perlu membayar biaya medis. Lagipula, aku tidak kekurangan uang. Tolong kalian cepat pergi, jangan mencari gara-gara lagi! "
Dengan mengatakan itu, dia juga membuat gerakan mengayunkan tangan, seolah-olah dia sedang mengusir kami seperti mengusir hewan.
Aku dengan marah sampai menggigit gigi, perasaan tercekik ini membuatku hampir meledak, tetapi aku tidak tahu harus berbuat apa. Dalam situasi ini, jika kita terus bertarung, hanya akan membuat diri kami kelihatan semakin buruk, itu hanya akan membuat lebih banyak orang berkorban untukku, tetapi jika aku pergi begitu saja , hatiku tidak bisa damai.
Selama aku ragu Fetrin membuka mulutnya, dia memandang Ruben dengan acuh tak acuh, suaranya dengan dingin berkata: "Tuan muda kami mengatakan dia akan membawamu, tapi dia belum membawamu pergi sekarang, bagaimana kami bisa pergi?"
Nada bicara Fetrin dengan sedikit mengejek dan rasa percaya diri yang kuat, setelah aku mendengarkannya, semuanya tercengang, dan aku merasa sangat bersemangat, aku tidak tahu dari mana asal kepercayaan diri Fetrin.
Ruben juga sedikit tidak bisa dipercaya. Dia mengangkat alis dan bertanya fetrin, "Apakah kamu masih berpikir bisa membawa aku pergi?"
Fetrin mendengus dengan pelan dan berkata dengan singkat, "Bisa!"
Satu kata, dan ketika kata-kata itu keluar, dia menoleh, memandang ke arah Chris, dan dengan tenang berkata, "Biarkan mereka keluar!"
Novel Terkait
Adieu
Shi QiMendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniGadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraMata Superman
BrickPernikahan Tak Sempurna
Azalea_Mr Huo’s Sweetpie
EllyaLelaki Greget
Rudy GoldWahai Hati×
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (1)
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (2)
- Bab 2 Bu, Maaf (1)
- Bab 2 Bu, Maaf (2)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (1)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (2)
- Bab 4 Pria Perkasa (1)
- Bab 4 Pria Perkasa (2)
- Bab 5 Kemunculan Olive
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (1)
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (2)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(1)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(2)
- Bab 8 Musuhku(1)
- Bab 8 Musuhku(2)
- Bab 9 Sebelum badai datang
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (1)
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (2)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (1)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (2)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (1)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (2)
- Bab 13 Menjadi Pahlawan
- Bab 14 Lalat yang menganggu (1)
- Bab 14 Lalat yang menganggu (2)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (1)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (2)
- Bab 16 serangan yang terbuka mudah untuk ditangani, serangan kegelapan sulit untuk dihindari
- Bab 17 Harimau ingin menunjukkan kekuatan
- Bab 18 Aksi Balas Dendam
- Bab 19 Apa yang ditakutkan pasti akan terjadi
- Bab 20 Momen Menegangkan
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (1)
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (2)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (1)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (2)
- Bab 23 Majikan dan Anjingnya
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (1)
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (2)
- Bab 25 Rencana Licik (1)
- Bab 25 Rencana Licik (2)
- Bab 26 Satu Langkah Lagi
- Bab 27 Melukai Diri untuk Mendapatkan Kepercayaan
- Bab 28 Cinta dan Tidak Cinta
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (1)
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (2)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (1)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (2)
- Bab 31 Aura Seorang Ratu
- Bab 32 Pilihanmu Tidak Salah
- Bab 33 Pencegatan Mike
- Bab 34 Penyiksaan yang Kejam
- Bab 35 Ia adalah Ten Zhou
- Bab 36 Satu yang Menjaga, Tidak Ada yang Berani Menyerang
- Bab 37 Dendam dan Kewajiban
- Bab 38 Kecelakaan Gunawan
- Bab 39 Tokoh Kecil yang Tidak Dianggap
- Bab 40 Olive yang Sangat Terkejut
- Bab 41 Memancing ke dalam Jebakan
- Bab 42 Mike Berlutut
- Bab 43 Aura Pemenang
- Bab 44 Menginjak Jalan yang Buruk
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (1)
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (2)
- Bab 46 Pertarungan
- Bab 47 Tidak Ada yang Bisa Menaklukkanku
- Bab 48 Mencari Masalah
- Bab 49 Dua puluh miliar, itu hal yang kecil
- Bab 50 Menarik Uang
- Bab 51 menganggapmu ayah jika kaya
- Bab 52 keagungan
- Bab 53 Fetrin yang Percaya Diri
- Bab 54 Pengemis Tua
- Bab 55 Ada Uang, Sombong
- Bab 56 Krisis Ekonomi Keluarga Hu
- Bab 57 Merasa Terkejut
- Bab 58 Mike Kembali
- Bab 59 Datang Sendiri
- Bab 60 Boleh Membunuh Tapi Tidak Boleh Menghina
- Bab 61 Satu panggilan kak Chandra
- Bab 62 Mati dan hidup bersama
- Bab 63 Tidak berhenti sampai mati
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (1)
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (2)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (1)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (2)
- Bab 66 Waktu kematian sudah datang
- Bab 67 Perbuatan tercela Mike
- Bab 68 Fetrin Tiba
- Bab 69 Tuan Muda, Aku Terlambat
- Bab 70 Menjalani Keputusan Tuhan
- Bab 71 Amarah Michael Li
- Bab 72 Remehan Fetrin
- Bab 73 Bahaya Menyerang
- Bab 74 Namaku Jeno (1)
- Bab 74 Namaku Jeno (2)
- Bab 75 Michael Li Yang Jago
- Bab 76 Ada Orang di dalam Rumah
- Bab 77 Insting Orang hebat
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(1)
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(2)
- Bab 79 Jangan Mengulang ke Tiga Kalinya
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (1)
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (2)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (1)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (2)
- Bab 82 Balasan
- Bab 83 Posisi Defensif Michael Li
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (1)
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (2)
- Bab 85 Kematian Michael Li
- Bab 86 Kejadian saat itu
- Bab 87 Ayahmu
- Bab 88 Perasaan gelisah yang kuat.
- Bab 89 Perselisihan di Villa Keluarga Hu
- Bab 90 Sekeliling penuh dengan musuh
- Bab 91 Tuan Chandra
- Bab 92 Halo, Nama Aku Ruben
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (1)
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (2)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (1)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (2)
- Bab 95 Malu Ekstrim
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (1)
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (2)
- Bab 97 Kita Putus Saja (1)
- Bab 97 Kita Putus Saja (2)
- Bab 98 Kebencian
- Bab 99 Orang Belakang Ruben
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (1)
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (2)
- Bab 101 Menatap Semua orang
- Bab 102 Bersebrangan Dengan Marie Hu
- Bab 103 Ruben Yang Penuh Percaya Diri
- Bab 104 Tangkap Ruben dengan cara apapun
- Bab 105 Pertempuran Sengit
- Bab 106 Amarah Ruben
- Bab 107 Chris VS Ruben
- Bab 108 Kemampuan Fetrin
- Bab 109 Marie Berlutut
- Bab 110 Membalas Dendam Kepada Ruben
- Bab 111 Maaf, Aku Tidak Terima
- Bab 112 Pria Besar muncul
- Bab 113 Bunga Kampus yang Ketiga
- Bab 114 Selalu ada orang yang lebih hebat
- Bab 115 Putra Godi chen
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (1)
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (2)
- Bab 117 Ferdy Yang bertindak
- Bab 118 Keputusasaan Tanpa Akhir
- Bab 119 Lebih Baik Mati Daripada Hidup
- Bab 120 Pengemis Dan orang kaya generasi kedua (1)
- Bab 120 Pengemis dan orang kaya generasi kedua (2)
- Bab 121 Candra, Kamu Tamat (1)
- Bab 121 Chandra, Kamu Tamat ( 2)
- Bab 122 Ciuman Clara
- Bab 123 Kemarahan Ferdy
- Bab 124 Kobaran Api
- Bab 125 Hidup Mati
- Bab 126 Kematian Ruben Cai
- Bab 127 Ucapan Marie
- Bab 128 Menuju Ke Lokasi Perang
- Bab 129 Tuan Muda Ferdy Yang Susah Ditebak
- Bab 130 Ibuku Datang
- Bab 131 Keangkuhan Tuan muda Ferdy
- Bab 132 Api Peperangan Menyala
- Bab 133 Ibuku VS Tuan Muda Ferdy
- Bab 134 Berjuanglah Untuk Tetap Bertahan Hidup
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (1)
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (2)