Wahai Hati - Bab 118 Keputusasaan Tanpa Akhir
Fetrin selalu saja menjadi perempuan kekeh yang tidak pernah berubah pikiran, dia tidak akan dengan mudah tergerak akan suatu hal, dan lebih tidak mudah untuk peduli akan orang lain, tetapi Ferdy malah membuatnya peduli. Dia mengerti dengan jelas seberapa hebat orang itu, hebat hingga dia tidak mampu untuk mendongakkan kepalanya menatapnya. Dia juga ingat dengan baik dalam hatinya akan perkataan ibunya agar tidak menyinggung seseorang.
Jika bisa, Fetrin malah tidak akan menyinggung Ferdy hanya karena seseorang seperti Ruben, tetapi Fetrin juga tau jika Ruben dan Ferdy tidak memiliki hubungan yang cukup dalam, berdasarkan status dan kedudukan yang dimiliki oleh Ferdy, dia seharusnya tidak akan hanya demi Ruben sampai berbuat yang tidak tidak hingga membalasku yang sama sekali tidak terbilang mengancam ini. Jadi, Fetrin baru membantuku membereskan Ruben, dia merasa jika asalkan Ruben bisa tetap hidup, maka Ferdy juga tidak akan berbuat hal diluar batas.
Tetapi Fetrin sudah memikirkannya dalam dalam. Dia masih tidak menyangka jika Ferdy ternyata akan berbuat seperti itu, ini benar benar diluar nalar, entah bagaimana Fetrin memikirkannya, dia masih saja tidak menemukan jawabannya, seseorang seperti Ferdy bagaimana bisa dia sampai datang ke kota kecil seperti ini hanya untuk mencariku?
Saat Fetrin sedang berkutat dengan pemikirannya, Chris tiba tiba menyeletuk, “iya, seharusnya dia lah yang melakukan semua itu, tetapi Ferdy sepertinya bukan karena Ruben lah dia berbuat seperti itu kepada tuan, semua tindakannya itu sepertinya dia lakukan karena Clara Xia!”
Fetrin langsung tercengang saat mendengar nama itu, kemudian dia berkata, “ Clara Xia? Nona dari keluarga Xia di kota Moulia!”
Chris mengangguk mengiyakan, “iya, dia adalah teman sekolah tuan dulu, tuan sepertinya menyukainya dan berencana untuk mengejarnya, tetapi terjadi masalah pada waktu itu. Ferdy adalah orang nomor satu yang selalu mengejar Clara, dan mungkin karena masalah tuan mengejar Clara ini lah yang sampai akhirnya sampai menyulut kemarahan Ferdy.”
Setelah mendengar penjelasan dari Chris, kekemelutan di pikiran Fetrin akhirnya terselesaikan, ternyata dugaannya tidak salah, Ferdy tidak akan hanya karena Ruben sampai mencari nya, alasannya datang ke kota kecil itu adalah semata mata karena Clara. Begitu teringat akan hal ini, amarah di hati Fetrin mulai meluap luap hingga tidak bisa disembunyikan lagi, “bukankah keluarga Xia sudah menyelesaikan masalah pernikahan setelah terjadi sesuatu dengan Godi Chen, kenapa Clara masih saja pergi ke sekolah tuan!”
Saat Fetrin mengatakan itu semua bisa dirasakan emosinya yang sudah tidak bisa dibendung. Dia benar benar menganggap keluarga Xia sebagai musuh, hal ini karena membelotnya keluarga Xia dalam pernikahan membuatnya merasa terhina. Kepala keluarga Xia dan ayahku masih bersauadara, dan keduanya memiliki hubungan yang sangat kuat, hingga akhirnya mereka memutuskan untuk melakukan perjodohan diantara kedua keluarga. Tetapi begitu ayahku meninggal, segalanya berubah, dan karena keluarga Xia khawatir akan terkena akibat dan imbas dari masalah ini, mereka langsung memutuskan perjodohan. Tindakan seperti ini di mata Fetrin benar benar tidak adil dan sangat memalukan.
Fetrin pada awalnya memang tidak menyukai keluarga Xia, dan karena sekarang terjadi sesuatu dengan Clara, jadi membuatnya semakin emosional.
Chris yang mendengarkan apa yang dikatatakan oleh Fetrin juga tidak memiliki pilihan lain, “aku juga tidak begitu mengerti akan masalah ini, entah itu kebetulan atau bukan, bagaimanapun juga mereka berasal dari satu sekolah yang sama, mungkin ini adalah sebuah takdir.
Chris hanya bisa menyangkut pautkan ini dengan takdir, pada awalnya dia ingin memberikan pelajaran kepada Ruben, dan tidak perlu sampai membuat orang besar seperti Ferdy marah, tetapi pada saat ini malah membuat kesal Clara, ini adalah lelucon besar yang takdir gariskan kepadanya. Orang yang tidak seharusnya disatukan malah dipertemukan secara bersamaan.
Fetrin sudah melampiaskan kekesalan dalam hatinya, dia tau jika sekarang bukanlah saatnya untuk menyalahkan seseorang, semuanya sudah terjadi, maka sekarang hanya perlu menyelesaikannya bagaimanapun juga. Dan akhirnya Fetrin mulai kembali tenang, kemudian berkata kepada Chris, “ayo kita pergi mencari tuan.”
Setelah itu dia melepaskan semua pekerjaan di tangannya, dan pergi dengan terburu buru ke kota di mana tempatku berada!
Saat hari sudah hampir menjelang malam, mereka berdua sudah menemukan keberadaanku, begitu sampai di kota ini mereka langsung mengurusi dan menyelesaikan masalahku, sebenarnya masalah ini biasa di lakukan oleh Chris. Tetapi kali ini lawan kita adalah seorang Ferdy, Fetrin tidak mungkin mengabaikannya dan hanya menonton saja, dia harus mengurus segalanya sendiri, demi menyelamatkanku dia pegi ke sana kemari untuk meminta bantuan.
Tetapi sangat disayangkan, dia sudah berusaha begitu lama tetapi tidak ada yang membuahkan hasil, jangankan membuatku keluar dari tahanan, hanya untuk bertemu denganku saja tidak bisa, aku sudah seperti seorang teroris yang berbahaya dan diasingkan secara rahasia, Fetrin sudah berjalan ke sana kemari tetapi masih tidak diperbolehkan untuk menemuiku. Ini adalah pertama kalinya dia merasakan lelah dan tidak berdaya, perasaan seperti ini benar benar membuatnya mati lemas, dia sudah mengeluarkan begitu banyak uang dan menjalin hubungan dengan orang penting tetapi masih saja tidak bisa menyelesaikan masalah ini. Alasan dibalik ini sangat jelas yaitu karena orang yang dia hadapi adalah Ferdy.
Fetrin tidak menyangka jika perbuatan Ferdy kali ini benar benar tidak berbelas kasih, dia langsung menyelesaikan segalanya dan membuat Fetrin marah sekaligus tidak berdaya.
Pada pukul 11 malam Fetrin dan Chris sedang duduk bersama di sebuah ruangan bar yang dia sewa, keduanya memasang ekspresi tidak menyenangkan, Fetrin biasanya tidak begitu banyak minum minuman, tetapi karena ada sesuatu yang mengganjal di hatinya jadi dia minum banyak.
Chris juga sama dengannya, tetapi dia tidak minum hanya mencoba memikirkan masalah ini saja, tetapi entah bagaimana dia memikirkannya dia masih tidak bisa menemukan petunjuk dan jalan keluarnya, dia memang orang yang sedikit berpengaruh, dan berdasarkan kepintaran dan kemampuannya yang cukup bisa diandalkan tetapi dia masih tidak bisa melawan Ferdy, dia menghembuskan napas panjang kemudian berkata, “apa sudah benar benar tidak ada cara lagi ?”
Fetrin menenggak minuman di dalam gelasnya kemudian berkata kesal, “aku secara pribadi juga sudah menemukan kepala biro kota, tetapi dia mengatakan jika ini perintah dari atas dan dia tidak memiliki wewenang untuk melepaskan sembarang orang.”
Chris yang mendengar itu tatapan matanya langsung berubah tajam, dia mengepalkan kedua tangannya dan berkata dengan marah, “apa sebenarnya yang ingin dilakukan Ferdy, apa dia ingin menghabisi tuan kita ?”
Fetrin kembali menenggak minumannya, meletakkan gelasnya, kemudian mulai mengedumel, “seharusnya dia tidak akan melakukan itu, jika dia ingin menghabisi tuan muda kita maka masih ada banyak cara lain, dan dia tidak perlu melakukannya dengan cara seperti ini. Menurutku dia hanya ingin memberikan pelajaran kepada tuan dan saat bersamaan dia juga ingin memperingatkan kita jika dia sudah turun tangan maka kita tidak akan bisa melakukan apapun.”
Fetrin adalah orang yang pintar, dia bisa menebak apa niat tersembunyi dibalik tindakan Ferdy, dia tidak benar benar berniat melakukan semua ini, dan tindakannya kali ini hanyalah sebagai peringatan, agar Fetrin mengetahui kemampuan yang sebenarnya, seberapa besar dia berkuasa, atau mungkin dia ingin agar Fetrin menarik kembali semua tindakannya dan tidak lagi mencoba untuk menyinggungnya.
Chris mengerti akan semua yang Fetrin katakan, hanya saja dalam hatinya dia masih merasa tidak senang, dia tidak menyukai perasaan tertekan seperti saat ini, dan juga dia mengkhawatirkanku, dia takut jika aku akan terkena masalah selama di dalam tahanan, jadi kemudian dia kembali bertanya, “kalau begitu selanjutnya apa yang harus kita lakukan.”
Tatapan mata Fetrin tertuju pada sisa minuman di dalam gelasnya kemudian dia menjawab, “hanya bisa menunggu.”
Setelah itu dia menenggak habis minuman di dalam gelas. Fetrin bukannya tidak marah, hanya saja dia tidak boleh melampiaskan kemarahannya, dia memang harus bertemu langsung dengan Ferdy, dia harus menempuh jalan lain, meskipun dia memiliki koneksi dari ibunya di sini, tetapi kekuatan seperti ini tidak mampu menggoyahkan Ferdy,jika ingin agar aku tetap aman maka Fetrin hanya bisa menunggu dengan tenang, mengenai kapan tepatnya aku bisa dikeluarkan maka itu hanya menunggu persetujuan dari Ferdy.
Setelah mendengar itu Chris tidak mengatakan apapun lagi, tetapi kepalan ditangannya semakin mengerat, dan dari ekspresi di wajahnya menunjukan kemarahan dan juga ketidakberdayaan.
------
Pada saat ini aku masih menderita di tengah kegelapan tak berujung di ruang tahanan yang sempit, dalam kegelapan ini aku selalu memiliki harapan, aku berharap jika Fetrin akan datang menyelamatkanku, bagiku Fetrin adalah harapan terakhir yang paling bisa aku andalkan, aku merasa jika dia adalah seorang superman dan tidak ada yang tidak bisa dia lakukan. Asalkan dia mengetahui jika aku terkurung dan berada dalam masalah ini, maka dia pasti akan memikirkan cara untuk menyelamatkanku agar keluar dari tempat ini.
Dengan semua harapan ini di dalam pikirannku, aku hanya bisa menunggu dengan tenang, aku sendirian di dunia yang gelap ini, dan cahaya bintang dan bulan yang bersinar di luar sana berharap Fetrin cepat datang, aku selalu berpikir jika aku masih bisa melihat matahari diluar sana kelak.
Kemudian dari siang aku menunggu datangnya malam, dan saat malam aku menanti pagi datang, dan penantian seperti ini masih saja tidak kunjung berakhir, karena dia masih saja tidak melihat kedatangan Fetrin. Harapanku berangsur angsur memudar dalam penantian tanpa akhir ini, harapanku semakin melemah dan mengecil, aku sama sekali tidak bisa menutup kedua mataku, rasanya hati dan tubuhku benar benar lelah dan tidak berdaya, aku sangat lelah. Sangat lelah !
Aku terkurung di dalam ruangan gelap ini, dan sejauh mataku memandang hanya ada kegelapan, aroma yang melekat di tubuhku hanyalah bau tengik yang begitu menjijihkan, aku benar benar merasa sangat menderita tidak nyaman kesepian dan juga kebingungan. Aku selalu berpikir kenapa aku sudah sampai di puncak tetapi kenapa malah terjerembah ke jurang yang begitu dalam, gelap dan mengerikan, kenapa hal ini bisa terjadi ?
Setelah memikirkannya untuk waktu yang lama tiba tiba dalam pikiranku muncul sosok Clara, berkali kali sosoknya muncul dalam pikiranku dengan mengatakan di atas langit masih ada langit, dan di tempat di mana aku tidak bisa memandang masih terdapat kekuatan yang jauh lebih besar, dia mengingatkanku berkali kali, agar aku tetap rendah hati. Jika tidak maka aku akan terjerumus. Sampai akhir aku hanya menganggap perkataannya sebagai angin lalu, karena aku tidak ingin hidup tertekan dan hanya menjadi kura kura dalam tempurung, dan aku lebih tidak ingin dilihat biasa oleh orang lain, jadi aku secara terbuka mengejar Clara, dengan melakukan hal yang berkelas. Tidak disangka semuanya terjadi secepat ini, dia baru saja mencoba mengejar Clara tetapi sudah ditangkap oleh polisi, perkataan Clara benar benar terbukti dan aku benar benar mendapat balasan atas tindakanku.
Sekarang aku benar benar memiliki perasaan bahwa aku hanya seekor katak di bawah sumur, langit di luar yang bisa aku lihat hanya sebatas mulut di ujung sumur, sekarang aku merasa jika Fetrin memiliki kemampuan memprediksi yang luar biasa, dan dia adalah orang yang paling hebat di dunia, jadi semua ketidaktakutan yang aku miliki membuatku hidup secara serampangan. Tetapi seperti hari ini kenyataan menggelikan ini berada di depan mataku dan menyadari bahwa Fetrin bukanlah seseorang yang bisa melakukan segalanya, dan aku tidak mencapai puncak, sama persis seperti apa yang Clara katakan jika masih banyak seseorang yang jauh lebih kuat dibandingkan denganku.
Jika Tuhan memberikan kesempatan lain untuk ku memilih maka aku akan mendengarkan apa yang dikatakan Clara, bersikap rendah hati dan tidak sombong, tetapi sekarang segalanya sudah terlambat dan aku sudah berada di dalam tempat seperti ini dan mendapatkan penyiksaan jiwa yang begitu dalam, aku memiliki harapan di dalam hatiku, tetapi yang hadir hanyalah kekecewaan, kegelapan tanpa batas ini membuatku hampir gila, aku tidak makan tidak minum dan tidak tidur dan tersiksa terus menerus seperti ini. Sampai akhirnya menjelang sore hari berikutnya aku sudah tidak tahan lagi, kelopak mataku sudah tidak bisa ditegakkan lagi, dan rasa kantuk ini benar benar mengalahkanku.
Tepatnya ketika aku akan tertidur tiba tiba pintu ruang tahanan terbuka, ada seseorang yang masuk ke dalam, pergerakan yang begitu lirih ini seketika membuat kantukku sirna. Rasanya saraf di sekujur tubuhku langsung menegang, sebuah cahaya terang memasuki kegelapan di dalam hatiku, dalam hatiku berpikir jika Fetrin sudah datang, Fetrin akhirnya datang.
Jadi aku langsung beranjak dan melihat sumber dari harapan yang berada dalam hatiku, tetapi begitu melihatnya seketika aku dibuat putus asa sekali lagi, aku tidak melihat keberadaan penyelamatku Fetrin. Aku hanya melihat polisi datang membawa seorang tersangka lain bergabung bersamaku, kemudian polisi itu juga berkata kepadaku, “ini ada orang baru dan akan tinggal bersamamu untuk sementara, semoga kalian bisa rukun.”
Setelah mengatakan itu polisi langsung keluar dan kembali mengunci pintu sel tahanan. Ruang tahanan kecil ini kembali masuk ke dalam kegelapan, aku benar benar merasakan kekecewaan di dalam hatiku. Aku tidak sempat memperdulikan teman satu sel ku yang baru dan langsung membenamkan kepala bersiap untuk tidur.
Tetapi teman satu sel ku yang baru ini sangat ramah, dia mendekat ke arahku dan berkata, “halo”
Meskipun sekarang aku tidak memiliki niat untuk memperdulikan orang lain, tetapi di dalam tempat seperti ini aku tidak boleh terlalu egois, dia sudah berinisiatif untuk menyapaku maka setidaknya aku harus menanggapinya dan kemudian aku menimpalinya dengan halo juga.
Aku mengira jika dua orang yang tidak saling mengenal tidak perlu bertegur sapa terlalu banyak, tetapi orang itu kembali mengatakan, “Chandra apa kamu sudah tidak ingat lagi siapa aku ?”
Begitu mendengar perkataannya seketika hatiku bergetar dan rasa kantuk yang sempat datang seketika sirna, suaranya itu rasanya tidak akrab ditelingaku tetapi dia mala memanggil namaku dan sepertinya dia mengenalku, rasanya ini sangat aneh.
Aku dihantui dengan penuh keingin tahuan, aku kembali mendudukan tubuhku dan melihat ke arah teman satu sel ku itu, laki laki itu memiliki perawakan dan berotot besar, dan saat aku mulai membiasakan mataku dengan kegelapan di ruangan ini, aku perlahan mulai bisa melihat wajahnya, di tempat ini terlalu gelap, dan sosoknya terlihat tidak begitu jelas, tapi saat aku melihatnya rasanya dia begitu akrab, hanya saja aku tidak ingat dia siapa dalam pikiranku, sepertinya aku tidak mengenal sosok sepertinya, kemudian aku memberanikan diri untuk bertanya, “kamu siapa?”
Setelah aku mengatakan itu, tiba tiba dari kedua mata laki laki itu terlihat aura membunuh, dalam bayangan kegelapan ini dia berkata kepadaku dengan nada yang sangat menakutkan, “aku adalah pengawal Michael Li, Yudis !”
Novel Terkait
Doctor Stranger
Kevin WongWonderful Son-in-Law
EdrickHidden Son-in-Law
Andy LeeKamu Baik Banget
Jeselin VelaniThat Night
Star AngelWahai Hati×
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (1)
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (2)
- Bab 2 Bu, Maaf (1)
- Bab 2 Bu, Maaf (2)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (1)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (2)
- Bab 4 Pria Perkasa (1)
- Bab 4 Pria Perkasa (2)
- Bab 5 Kemunculan Olive
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (1)
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (2)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(1)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(2)
- Bab 8 Musuhku(1)
- Bab 8 Musuhku(2)
- Bab 9 Sebelum badai datang
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (1)
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (2)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (1)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (2)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (1)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (2)
- Bab 13 Menjadi Pahlawan
- Bab 14 Lalat yang menganggu (1)
- Bab 14 Lalat yang menganggu (2)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (1)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (2)
- Bab 16 serangan yang terbuka mudah untuk ditangani, serangan kegelapan sulit untuk dihindari
- Bab 17 Harimau ingin menunjukkan kekuatan
- Bab 18 Aksi Balas Dendam
- Bab 19 Apa yang ditakutkan pasti akan terjadi
- Bab 20 Momen Menegangkan
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (1)
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (2)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (1)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (2)
- Bab 23 Majikan dan Anjingnya
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (1)
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (2)
- Bab 25 Rencana Licik (1)
- Bab 25 Rencana Licik (2)
- Bab 26 Satu Langkah Lagi
- Bab 27 Melukai Diri untuk Mendapatkan Kepercayaan
- Bab 28 Cinta dan Tidak Cinta
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (1)
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (2)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (1)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (2)
- Bab 31 Aura Seorang Ratu
- Bab 32 Pilihanmu Tidak Salah
- Bab 33 Pencegatan Mike
- Bab 34 Penyiksaan yang Kejam
- Bab 35 Ia adalah Ten Zhou
- Bab 36 Satu yang Menjaga, Tidak Ada yang Berani Menyerang
- Bab 37 Dendam dan Kewajiban
- Bab 38 Kecelakaan Gunawan
- Bab 39 Tokoh Kecil yang Tidak Dianggap
- Bab 40 Olive yang Sangat Terkejut
- Bab 41 Memancing ke dalam Jebakan
- Bab 42 Mike Berlutut
- Bab 43 Aura Pemenang
- Bab 44 Menginjak Jalan yang Buruk
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (1)
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (2)
- Bab 46 Pertarungan
- Bab 47 Tidak Ada yang Bisa Menaklukkanku
- Bab 48 Mencari Masalah
- Bab 49 Dua puluh miliar, itu hal yang kecil
- Bab 50 Menarik Uang
- Bab 51 menganggapmu ayah jika kaya
- Bab 52 keagungan
- Bab 53 Fetrin yang Percaya Diri
- Bab 54 Pengemis Tua
- Bab 55 Ada Uang, Sombong
- Bab 56 Krisis Ekonomi Keluarga Hu
- Bab 57 Merasa Terkejut
- Bab 58 Mike Kembali
- Bab 59 Datang Sendiri
- Bab 60 Boleh Membunuh Tapi Tidak Boleh Menghina
- Bab 61 Satu panggilan kak Chandra
- Bab 62 Mati dan hidup bersama
- Bab 63 Tidak berhenti sampai mati
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (1)
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (2)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (1)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (2)
- Bab 66 Waktu kematian sudah datang
- Bab 67 Perbuatan tercela Mike
- Bab 68 Fetrin Tiba
- Bab 69 Tuan Muda, Aku Terlambat
- Bab 70 Menjalani Keputusan Tuhan
- Bab 71 Amarah Michael Li
- Bab 72 Remehan Fetrin
- Bab 73 Bahaya Menyerang
- Bab 74 Namaku Jeno (1)
- Bab 74 Namaku Jeno (2)
- Bab 75 Michael Li Yang Jago
- Bab 76 Ada Orang di dalam Rumah
- Bab 77 Insting Orang hebat
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(1)
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(2)
- Bab 79 Jangan Mengulang ke Tiga Kalinya
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (1)
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (2)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (1)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (2)
- Bab 82 Balasan
- Bab 83 Posisi Defensif Michael Li
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (1)
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (2)
- Bab 85 Kematian Michael Li
- Bab 86 Kejadian saat itu
- Bab 87 Ayahmu
- Bab 88 Perasaan gelisah yang kuat.
- Bab 89 Perselisihan di Villa Keluarga Hu
- Bab 90 Sekeliling penuh dengan musuh
- Bab 91 Tuan Chandra
- Bab 92 Halo, Nama Aku Ruben
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (1)
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (2)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (1)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (2)
- Bab 95 Malu Ekstrim
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (1)
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (2)
- Bab 97 Kita Putus Saja (1)
- Bab 97 Kita Putus Saja (2)
- Bab 98 Kebencian
- Bab 99 Orang Belakang Ruben
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (1)
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (2)
- Bab 101 Menatap Semua orang
- Bab 102 Bersebrangan Dengan Marie Hu
- Bab 103 Ruben Yang Penuh Percaya Diri
- Bab 104 Tangkap Ruben dengan cara apapun
- Bab 105 Pertempuran Sengit
- Bab 106 Amarah Ruben
- Bab 107 Chris VS Ruben
- Bab 108 Kemampuan Fetrin
- Bab 109 Marie Berlutut
- Bab 110 Membalas Dendam Kepada Ruben
- Bab 111 Maaf, Aku Tidak Terima
- Bab 112 Pria Besar muncul
- Bab 113 Bunga Kampus yang Ketiga
- Bab 114 Selalu ada orang yang lebih hebat
- Bab 115 Putra Godi chen
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (1)
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (2)
- Bab 117 Ferdy Yang bertindak
- Bab 118 Keputusasaan Tanpa Akhir
- Bab 119 Lebih Baik Mati Daripada Hidup
- Bab 120 Pengemis Dan orang kaya generasi kedua (1)
- Bab 120 Pengemis dan orang kaya generasi kedua (2)
- Bab 121 Candra, Kamu Tamat (1)
- Bab 121 Chandra, Kamu Tamat ( 2)
- Bab 122 Ciuman Clara
- Bab 123 Kemarahan Ferdy
- Bab 124 Kobaran Api
- Bab 125 Hidup Mati
- Bab 126 Kematian Ruben Cai
- Bab 127 Ucapan Marie
- Bab 128 Menuju Ke Lokasi Perang
- Bab 129 Tuan Muda Ferdy Yang Susah Ditebak
- Bab 130 Ibuku Datang
- Bab 131 Keangkuhan Tuan muda Ferdy
- Bab 132 Api Peperangan Menyala
- Bab 133 Ibuku VS Tuan Muda Ferdy
- Bab 134 Berjuanglah Untuk Tetap Bertahan Hidup
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (1)
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (2)