Wahai Hati - Bab 122 Ciuman Clara
Setelah mendengar perkataan ruben keraguan di dalam hati Marie seketika sirna, dia benar benar mempercayai Ruben tanpa keraguan sedikitpun, dia merasa jika ruben seorang laki laki sejati, dia mampu berpikir secara logis dan tahu kapan harus mengalah, pemikirannya begitu luas dan dia juga setia kepadanya, laki laki seperti ini meskipun fisiknya tidak sempurna tetapi Marie masih bisa menerimanya.
Yang Marie tidak ketahui adalah Ruben yang menurutnya sangatlah baik ini pada saat ini memiliki pemikiran untuk menghabisiku.
Ruben laki laki jahat itu paling suka bermain konspirasi, dan teringat akan kejadian dulu, dia menggunakan rencana kecil agar bisa membuatku bisa tidur dengan Olive, sampai sampai merusak hubunganku dengan Marie, dan sekarang dia kembali merencanakan rencana untuk menghabisiku. Tetapi pemeran perempuan dalam rencananya ini sudah berubah bukan Olive lagi melainkan Clara.
Clara dan Olive sama sama perempuan tercantik di sekolah, tetapi perbedaan keduanya sangatlah mencolok, Olive hanyalah perempuan biasa dan entah apa yang dia lakukan dia tidak perlu memikirkan akan ada akibat yang timbul. Sedangka Clara sedikit berbeda, dia adalah nona dari keluarga Xia, statusnya saja sudah tidak biasa, ditambah lagi dia memiliki perlindungan dari Ferdy. Dia benar benar sosok yang tidak bisa tersentuh, jika tidak maka hal buruk akan terjadi.
Ruben tentu saja mengetahui jika hal ini sangatlah berbahaya tetapi dia merasa jika dia bisa melakukan ini tanpa di ketahui oleh siapapun, dia tidak akan membuat dirinya di curigai. Asalkan bisa menghancurkanku maka Ruben tidak takut akan apapun, hal terpenting yang dia miliki dalam hidupnya saat ini adalah balas dendam !
Dia sudah memiliki rencana ini dalam hatinya, dan rasanya dia sudah tidak sabar lagi untuk menjalankan rencananya, dia ingin segera merencanakan segalanya lebih matang jadi dia mencari alasan agar bisa meninggalkan rumah Marie dan pergi dengan terburu buru.
Ruben merasa jika sedang ada badai yang mengamuk di tubuhnya, begitu dia meninggalkan rumah Marie dia langsung tidak sabar untuk mulai mempersiapkan rencana jahat dibenaknya.
Tanpa disadari dua hari sudah berlalu, dalam dua hari ini hanya Ruben yang melakukan rencananya secara diam diam dan orang lain bekerja sesuai dengan jalur hidupnya yang normal.
Pada siang hari dalam dua hari kemudian Clara datang kembali ke restoran malatang yang sering dia kunjungi, dia memesan mie asinan kubis kesukaannya, dia datang sendiri dan menikmati memakan mie ini dengan tenang yang rasanya benar benar mengguggah selera, ketenangan seperti ini membuatnya merasa lebih nyaman. Mie yang dia pesan kali ini sama dengan yang dia pesan sebelumnya, keasamannya benar benar terasa enak, Clara memakannya dengan pelan dan menikmati, dia tenggelam dalam rasa mie ini dan tidak memiliki pemikiran lain dalam hatinya.
Tetapi setelah dia memakannya dia merasakan ada sesuatu yang aneh, tubuhnya tiba tiba bereaksi dan rasanya menjadi sangat panas, dia merasa seperti habis minum minuman keras, kepalanya pusing dan tubuhnya tidak berdaya, pemikirannya semakin lama semakin kabur dan tubuhnya benar benar terasa sangat panas, rasanya dia tidak bisa menemukan dirinya sendiri.
Pada saat ini aku yang berada di sekolah menyusuri jalan di dalamnya dengan langkah terhuyung huyung dan wajah tanpa ekspresi. Rasanya hatiku begitu kosong, setelah dikeluarkan dari kantor polisi aku seperti hantu dengan jiwa yang lagi kesepian yang setiap harinya selalu berjalan sendiri, sampai sampai aku tidak berkumpul dengan teman temanku lagi dan aku juga tidak berkomunikasi dengan siapapun, setiap hari aku selalu sendirian dan terbiasa menjalani hidup seperti robot setiap hari. Kehidupan seperti ini meskipun membosankan tetapi rasanya damai, setidaknya aku tidak perlu menanggung penderitaan lagi dalam batinku.
Tetapi aku tidak menyadari jika bahaya sudah mendekatiku selangkah demi langkah. Tepat ketika aku di ujung jalan tiba tiba ada perempuan yang menghentikan langkahku, dia menghampiriku kemudian dia berkata, “halo aku adalah teman Clara, Clara memintaku untuk memberitahukan kepadamu jika dia memiliki suatu hal penting yang akan dikatakan kepadamu, dia memintamu untuk pergi ke restoran malatang untuk menemuinya.
Setelah mengatakan itu perempuan itu langsung menghilang secepat kilat.
Sedangkan aku masih terdiam di tempatku dalam pikiran bingung.
Apa katanya, Clara mencariku ?
Dalam beberapa hari ini aku benar benar sangat diam, bisa dibilang aku bahkan tidak menginjak satu semut pun, aku akhirnya bisa belajar sepenuhnya, kenapa kali ini Clara mencariku ? Ada hal penting apa hingga membuatnya mencariku ? apa jangan jangan dia ingin menjelaskan semuanya ?
Terpaksa aku akui jika aku ingin mengetahui segala sesuatu tentang Clara meskipun dalam beberapa hari ini aku menahan dendam dalam diriku dan juga memantapkan hati agar tidak memprovokasinya tetapi kebencian masih saja bersarang di dalam hatiku, aku merasa jika hal itu tidak bisa di jelaskan, waktu Clara mengatakan kepadaku jika diatas langit masih ada langit dan aku tidak boleh sombong, dan hasilnya aku menjadi sombong hingga menyinggungnya dan akibatnya aku mendapatkan balasan yang sangat menyedihkan, aku merasa benar benar dirugikan.
Aku tidak bodoh aku bisa merasakan jika Clara memperhatikanku, dia memiliki perasaan khusus terhadapku jika tidak dia tidak akan mengatakan semua perkataannya waktu itu, dan juga laki laki bernama Ferdy meskipun dia sangat kejam tetapi dia tidak melakukan balas dendam hingga sampai begitu menyedihkan, aku mengejar Clara saja sudah mendapatkan penyiksaan selama 10 hari ini tidak mungkinkan ? Jadi pasti ada yang salah dengan itu, hari ini dia mencariku mungkn saja dia ingin menjelaskan alasan dibalik semua itu. Aku juga ingin menyelesaikan keraguan yang berada di dalam lubuk hatiku dan juga kali ini Clara lah yang mencariku terlebih dahulu, mungkin Ferdy juga tidak akan mengatakan apa apa, aku tidak memiliki maksud lain kepadanya aku hanya ingin memahami semua kebenaran ini, seharusnya tidak akan ada masalah.
Setelah memiliki pemikiran seperti ini aku tidak berdiam diri lagi dan langsung melangkahkan kakiku menuju ke luar sekolah.
Mengenai tempat di mana Clara ingin bertemu denganku adalah restoran malatang, aku tidak menyadari adanya keanehan, hanya saja aku tidak terpikirkan jika begitu aku masuk ke dalam maka sama saja aku masuk ke dalam neraka.
Setelah 10 menit kemudian aku sudah sampai di dalam restoran malatang, tetapi begitu aku masuk ke dalam aku tidak menemukan keberadaan satu orang pun, tempat ini memang tidak begitu laris, dan hari ini tidak ada satu orang pengunjungpun, dan seketika aku merasa jika aku dipermainkan.
Tetapi begitu aku berbalik badan dan pergi pemilik restoran itu menghentikanku, dia melihatku kemudian bertanya “apa kamu datang mencari Clara ?” aku mengangguk mengiyakan, “iya.”
Pemilik itu menunjuk ke bagian dalam toko dengan pintu berwarna merah, kemudian dia berkata “dia berada di dalam ruangan itu menunggumu.”
Aku tidak menaruh curiga kepadanya, setelah mendengar itu aku langsung berjalan masuk ke arah yang di tunjuk oleh si pemilik, setelah berada di depan ruangan itu aku kemudian membuka pintu berwarna merah di depan mataku.
Begitu aku membuka pintu aku melihat sosok Clara yang sedang berbaring diatas sofa, dalam pikiranku aku mengira jika dia mabuk, au tidak memperdulikan apa apa lagi dan masuk ke dalam kemudian menutup pintu, aku berjalan ke samping sofa di mana Clara berbaring dan kemudian bertanya, “kenapa kamu mencariku ?”
Setelah aku mengajukan pertanyaan itu aku tidak mendapatkan jawaban apapun dan setelah itu aku memperhatikan Clara baik baik.
Kali ini aku menyadari jika ada yang aneh dengan Clara, wajah putihnya mengeluarkan begitu banyak keringat begitu juga dengan lehernya, bibirnya bergumam pelan dan alisnya terlihat berkerut, rasanya dia seperti sangat tidak nyaman.
Dan yang paling penting adalah di tempat ini tidak ada AC tetapi suhu di dalam ruangan ini hampir sama suhu di luar dan masih tergolong dingin, tetapi Clara malah merasa kepanasan, dia tidak henti hentinya menyibakkan baju yang dia pakai dengan gerakan yang sembarangan.
Jantungku berdetak sangat cepat kemudian aku sedikit mendorong tubuh Clara dan bertanya dengan hati hati, “kamu kenapa ?”
Clara yang didorong olehku rasanya seperti tersengat oleh aliran listrik, tubuhnya gemetaran kedua matanya terbelalak lebar dan menatapku.
Mie yang baru saja dimakan oleh Clara mengandung obat yang memiliki efek yang sangat kuat hingga membuatnya kehilangan kesadaran akan dirinya sendiri, dia tidak bisa menemukan kesadarannya, kepalanya terasa begitu pusing dan tubuhnya lemas tidak berdaya, pikirannya tampak kacau dan tidak bisa berpikir apapun lagi, sampai sampai dia tidak menyadari jika ada seseorang yang membawanya masuk ke dalam ruangan ini.
Kemudian Clara ditinggal sendirian di dalam ruangan ini, tubuhnya semakin menjadi panas dan keinginannya menjadi semakin kuat, jika itu adalah orang biasa mungkin dia sudah menggila, tetapi karena Clara memiliki keteguhan yang kuat, meskipun dia tidak sadarkan diri tetapi masih bisa mengontrol dirinya sendiri, dia terbaring diatas sofa, tindakan dan hatinya saling berbenturan, tindakannya dia membuatnya mempermalukan diri sendiri tetapi dalam hatinya dia berusaha untuk bertahan, dia tidak ingin mengekspos sisi terburuk dalam dirinya dan tidak ingin di bodohi oleh seseorang.
Tetapi dorongan yang aku lakukan kepadanya seketika langsung menyulut gairah batinnya, pertahanannya seketika runtuh, kedua matanya memerah menatap tepat ke kedua mataku, tatapan di kedua matanya sangat panas, seperti seekor serigala yang sudah kelaparan selama ribuan tahun. Tiba tiba dia beranjak dan langsung berhambur kepadaku.
Clara yang seperti saat ini masih memiliki sedikit sosok dewi dalam dirinya, dia seperti remaja yang sedang menggila dan benar benar menakutkan, dia sangat gila dan menjadi liar, saat ini dia terlihat sangat tidak bermoral.
Aku tiba tiba terdorong olehnya, aku sama sekali tidak mengerti sebenarnya apa yang sedang terjadi tetapi kedua tanganku menahan tangan Clara dan mencoba untuk mendorongnya hanya saja perempuan yang sedang menggila ini memiliki kekuatan yang luar biasa. Dia sudah menjeratku dan tidak melepasku begitu saja dia terlihat sangat kepanasan dan rasanya ingin sekali melampiaskan segalanya, sampai sampai dia merobek pakaian yang aku kenakan.
Harus diketahui jika Clara bukanlah perempuan cantik biasa, kecantikannya tidak tertandingi oleh siapapun, jika orang biasa ingin mendekatinya maka hal itu tidaklah mungkin sampai sampai bisa dibilang jika tidak semua laki laki bisa sembarang mendekatinya, tetapi pada saat ini perempuan secantik ini malah mulai berinisiatif kepadaku, entah siapapun laki laki itu mereka tidak akan bisa menolaknya. Tetapi aku berusaha untuk menahannya sekuat mungkin.
Karena ditubuhnya benar benar lembut dia berada di dalam pelukanku, aku hampir saja tergoda tetapi kesadaranku mengingatkanku jika ini tidak benar, aku tidak boleh terjebak dalam keadaan ini, aku harus menggunakan akal sehatku dan menolak.
Tetapi penolakan yang aku berikan tidak ada gunanya, atau bisa dibilang tidak bisa menandingi kegilaan Clara, seluruh tubuhnya sudah mendidih, dia diibaratkan sebagai sebuah api dan aku hanyalah air es, kegilaannya mendekatiku dan merabaku.
Di dalam ruangan kecil ini terjadi adegan dimana seorang perempuan yang menggoda laki laki, adegan ini sangat panas dan menggila, aku sebagai pihak penerima aku masih saja tetap memberontak, namun ketika bibir merah Clara menciumku, tubuhku tiba tiba melembut. Bibirnya tampak ajaib dan bisa melelehkan segalanya. Yang tersisa dari diriku hanyalah akal sehatku, itu sudah runtuh, keteguhan hatikupun sama, dalam sekejap aku memasuki kenyataan yang terasa seperti mimpi.
Semua ini tiba tiba berubah, serangan Clara Xia semakin kuat dan ciumannya sangat kuat. Pada awalnya aku sebagai pihak yang memberontak tetapi secara tidak sadar aku juga terbenam dalam keadaan ini, aku terlena dalam ciuman yang Clara berikan kepadaku.
tetapi pada saat aku terhanyut dalam mimpi ini, tiba tiba terdengar suara riuh dan menukik, suara pintu berwarna merah yang terdorong tiba tiba terdengar, kemudian seorang laki laki muncul ke dalam dengan langkah terburu buru.
Novel Terkait
Get Back To You
LexyPerjalanan Selingkuh
LindaAwesome Husband
EdisonLove In Sunset
ElinaSuami Misterius
LauraWahai Hati
JavAliusWahai Hati×
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (1)
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (2)
- Bab 2 Bu, Maaf (1)
- Bab 2 Bu, Maaf (2)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (1)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (2)
- Bab 4 Pria Perkasa (1)
- Bab 4 Pria Perkasa (2)
- Bab 5 Kemunculan Olive
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (1)
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (2)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(1)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(2)
- Bab 8 Musuhku(1)
- Bab 8 Musuhku(2)
- Bab 9 Sebelum badai datang
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (1)
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (2)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (1)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (2)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (1)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (2)
- Bab 13 Menjadi Pahlawan
- Bab 14 Lalat yang menganggu (1)
- Bab 14 Lalat yang menganggu (2)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (1)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (2)
- Bab 16 serangan yang terbuka mudah untuk ditangani, serangan kegelapan sulit untuk dihindari
- Bab 17 Harimau ingin menunjukkan kekuatan
- Bab 18 Aksi Balas Dendam
- Bab 19 Apa yang ditakutkan pasti akan terjadi
- Bab 20 Momen Menegangkan
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (1)
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (2)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (1)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (2)
- Bab 23 Majikan dan Anjingnya
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (1)
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (2)
- Bab 25 Rencana Licik (1)
- Bab 25 Rencana Licik (2)
- Bab 26 Satu Langkah Lagi
- Bab 27 Melukai Diri untuk Mendapatkan Kepercayaan
- Bab 28 Cinta dan Tidak Cinta
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (1)
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (2)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (1)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (2)
- Bab 31 Aura Seorang Ratu
- Bab 32 Pilihanmu Tidak Salah
- Bab 33 Pencegatan Mike
- Bab 34 Penyiksaan yang Kejam
- Bab 35 Ia adalah Ten Zhou
- Bab 36 Satu yang Menjaga, Tidak Ada yang Berani Menyerang
- Bab 37 Dendam dan Kewajiban
- Bab 38 Kecelakaan Gunawan
- Bab 39 Tokoh Kecil yang Tidak Dianggap
- Bab 40 Olive yang Sangat Terkejut
- Bab 41 Memancing ke dalam Jebakan
- Bab 42 Mike Berlutut
- Bab 43 Aura Pemenang
- Bab 44 Menginjak Jalan yang Buruk
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (1)
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (2)
- Bab 46 Pertarungan
- Bab 47 Tidak Ada yang Bisa Menaklukkanku
- Bab 48 Mencari Masalah
- Bab 49 Dua puluh miliar, itu hal yang kecil
- Bab 50 Menarik Uang
- Bab 51 menganggapmu ayah jika kaya
- Bab 52 keagungan
- Bab 53 Fetrin yang Percaya Diri
- Bab 54 Pengemis Tua
- Bab 55 Ada Uang, Sombong
- Bab 56 Krisis Ekonomi Keluarga Hu
- Bab 57 Merasa Terkejut
- Bab 58 Mike Kembali
- Bab 59 Datang Sendiri
- Bab 60 Boleh Membunuh Tapi Tidak Boleh Menghina
- Bab 61 Satu panggilan kak Chandra
- Bab 62 Mati dan hidup bersama
- Bab 63 Tidak berhenti sampai mati
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (1)
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (2)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (1)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (2)
- Bab 66 Waktu kematian sudah datang
- Bab 67 Perbuatan tercela Mike
- Bab 68 Fetrin Tiba
- Bab 69 Tuan Muda, Aku Terlambat
- Bab 70 Menjalani Keputusan Tuhan
- Bab 71 Amarah Michael Li
- Bab 72 Remehan Fetrin
- Bab 73 Bahaya Menyerang
- Bab 74 Namaku Jeno (1)
- Bab 74 Namaku Jeno (2)
- Bab 75 Michael Li Yang Jago
- Bab 76 Ada Orang di dalam Rumah
- Bab 77 Insting Orang hebat
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(1)
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(2)
- Bab 79 Jangan Mengulang ke Tiga Kalinya
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (1)
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (2)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (1)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (2)
- Bab 82 Balasan
- Bab 83 Posisi Defensif Michael Li
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (1)
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (2)
- Bab 85 Kematian Michael Li
- Bab 86 Kejadian saat itu
- Bab 87 Ayahmu
- Bab 88 Perasaan gelisah yang kuat.
- Bab 89 Perselisihan di Villa Keluarga Hu
- Bab 90 Sekeliling penuh dengan musuh
- Bab 91 Tuan Chandra
- Bab 92 Halo, Nama Aku Ruben
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (1)
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (2)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (1)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (2)
- Bab 95 Malu Ekstrim
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (1)
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (2)
- Bab 97 Kita Putus Saja (1)
- Bab 97 Kita Putus Saja (2)
- Bab 98 Kebencian
- Bab 99 Orang Belakang Ruben
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (1)
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (2)
- Bab 101 Menatap Semua orang
- Bab 102 Bersebrangan Dengan Marie Hu
- Bab 103 Ruben Yang Penuh Percaya Diri
- Bab 104 Tangkap Ruben dengan cara apapun
- Bab 105 Pertempuran Sengit
- Bab 106 Amarah Ruben
- Bab 107 Chris VS Ruben
- Bab 108 Kemampuan Fetrin
- Bab 109 Marie Berlutut
- Bab 110 Membalas Dendam Kepada Ruben
- Bab 111 Maaf, Aku Tidak Terima
- Bab 112 Pria Besar muncul
- Bab 113 Bunga Kampus yang Ketiga
- Bab 114 Selalu ada orang yang lebih hebat
- Bab 115 Putra Godi chen
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (1)
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (2)
- Bab 117 Ferdy Yang bertindak
- Bab 118 Keputusasaan Tanpa Akhir
- Bab 119 Lebih Baik Mati Daripada Hidup
- Bab 120 Pengemis Dan orang kaya generasi kedua (1)
- Bab 120 Pengemis dan orang kaya generasi kedua (2)
- Bab 121 Candra, Kamu Tamat (1)
- Bab 121 Chandra, Kamu Tamat ( 2)
- Bab 122 Ciuman Clara
- Bab 123 Kemarahan Ferdy
- Bab 124 Kobaran Api
- Bab 125 Hidup Mati
- Bab 126 Kematian Ruben Cai
- Bab 127 Ucapan Marie
- Bab 128 Menuju Ke Lokasi Perang
- Bab 129 Tuan Muda Ferdy Yang Susah Ditebak
- Bab 130 Ibuku Datang
- Bab 131 Keangkuhan Tuan muda Ferdy
- Bab 132 Api Peperangan Menyala
- Bab 133 Ibuku VS Tuan Muda Ferdy
- Bab 134 Berjuanglah Untuk Tetap Bertahan Hidup
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (1)
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (2)