Wahai Hati - Bab 33 Pencegatan Mike
Suaraku terdengar makin kuat. Nadaku terdengar lebih maskulin. Tiba-tiba aku ada rasa kepercayaan diri yang tak pernah kutemukan sebelumnya.
Marie masih saja terdiam disamping. Wajahnya merona pelan, bagai bunga persik yang mekar. Tatapan matanya begitu bersinar. Ia menghapuskan dirinya yang angkuh, bagai perempuan kecil yang lembut, sambul menatapku lama. Tak lama kemudian, ia menggerakan bibirnya dan mengeluarkan suara yang enak didengar. “Aku percaya kepadamu!”
Tidak perlu banyak kata-kata yang lain, tiga kata cukup menunjukkan rasa percaya dan mendukung kepada seorang lelaki yang ia cintai. Di hadapan Marie, aku baru bisa merasakan seorang harga diri lelaki yang sebenarnya. Karena ada semangatnya, aku menjadi percaya diri, semakin menginginkan yang lebih banyak.
Sejak kecil hingga sekarang, aku selalu dipandang berbeda dengan orang lain. Dulu sekolah menengah atas, aku selalu dipandang sebagai pecundang. Setelah sekolah menengah atas, aku mulai berani, tetapi berakhir dipandang sebagai anak dari pembunuh, selalu dikira orang penyakit jiwa. Hingga kuliah, aku dianggap lagi sebagai pecundang karena rencana busuk Mike. Kemanapun aku pergi, sepertinya akan dipandang rendah oleh orang-orang, tidak ada satupun yang menganggapku.
Hanya Marie. Ia sungguh terkagum kepadaku, mencintaiku, percaya kepadaku. Aku sangat bahagia mendapat dukungannya. Aku juga sangat bahagia bisa menjalani hidup bersamanya. Adanya ia, aku menjadi tenang. Aku menggunakan tatapan yang serius dan pnuh cinta melihat Marie. Aku berkata, “Marie, terima kasih!”
Saat mengatakan itu, aku juga berkata dalam hati. “Aku Chandra, tidak akan mengecewakanmu!”
Marie tersenyum dengan bahagia. Kita berdua begitu saja terjatuh ke dalam lautan cinta, sambil melihat hati masing-masing, merasakan cinta, hingga kita melupakan diri, bahkan lupa dimana kita berada. Saat ada pejalan kaki yang lewat, menggunakan matanya melirik kita, aku baru kembali sadar. Lalu aku segera berkata kepada Marie, “Kita jangan terus berdiri disini. Apakah kamu sudah makan? Ayo kita pergi makan bersama!”
Marie tidak membalas dan langsung menganggukan kepalanya.
Lalu aku membawa Marie ke sebuah restoran mahal terdekat. Karena acara Mike tadi siang, banyak orang yang tidak bisa makan. Aku sendiri saja belum makan dari pagi, kebetulan Marie juga, jadi kita memesan banyak makanan, untuk merayakan kita berdua jadian. Agar hari ini lebih berharga, aku memesan anggur tanpa peduli luka di tubuhku.
Sejak aku mencium Marie terlebih dahulu, sikap Marie berubah. Ia menjadi lebih menempel, semuanya biarkan aku yang memutuskannya. Ia diam menerima semuanya dan menjadi pacar yang mematuhi.
Makanan dengan cepat datang, botol anggur pun juga dibuka oleh pelayan. Aku tidak membiarkan pelayan yang menuang anggur, melainkan diriku yang menuang untuk Marie, lalu juga menuangkan sedikit di gelasku. Aku dan Marie bersulang, lalu meminum seteguk.
Acara makan kali ini berlangsung dengan tenang dan indah. Suasana restoran juga sangat elegan, diiringi musik dengan pelan-pelan. Marie tidak berbincang banyak seperti biasanya. Ia memakan makanan enak di meja, dengan ekspresi yang senang.
Entah berlalu berapa lama, Marie tiba-tiba mengangkat kepalanya dan bertanya kepadaku serius. “Chandra, apakah kamu yakin sudah merelakan Olive?”
Mata Marie terus menatap kearahku saat bertanya, seperti takut kehilangan setiap ekspresiku. Terlihat sekali ia masih memikirkan Olive. Sejak tadi, Marie seperti cemburu dengan Olive, merasa diriku terlalu peduli dengan Olive. Kemarin ia bertanya kepadaku apakah suka Olive atau tidak, aku membalasnya tidak, sehingga ia bisa tenang. Tapi hari ini, aku pergi lagi mencari masalah dengan Mike demi Olive. Ini membuat Marie sangat curiga, ia pasti mengira diriku suka Olive.
Mengungkit masalah ini, aku ingin tertawa pahit. Aku tidak tidur semalaman kemarin dan siang hari ini terus ragu, hingga detik terakhir aku baru menyadari aku memiliki sedikit rasa itu terhadap Olive. Tapi rasa ini baru saja muncul, lalu begitu langsung terbuang begitu kejam. Olive sama sekali tidak percaya kepadaku dan bilang ia tidak menyukaiku. Wanita yang sepertinya, apakah berhak kucintai? Meskipun ia ada sesuatu untuk masalah Ibuku saat itu, tapi aku tidak ingin mendengar penjelasannya. Rasaku kepadanya hanya tersisa kebencian.
Tanpa ragu, aku langsung menjamin Marie dan berkata, “Kamu tenang saja, Marie. Aku tidak menyukai Olive. Aku selamanya juga tidak akan berhubungan dengannya. Aku bersumpah kepadamu!”
Marie menunjukkan senyuman terindahnya setelah mendengar perkataanku. Ia membalasku dengan puas, “Baguslah, ia tidak berhak untuk kamu cintai!”
Aku juga ikut tertawa dan berkata, “Benar. Sudah jangan bahas ia lagi, mempengaruhi suasana saja. Ayo rayakan kita telah bersama. Aku menjamin kepadamu, aku akan membuatmu bahagia. Bersulang!”
Aku mengangkat gelasku.
Marie juga mengangkat gelasnya dan bersulang denganku.
Suara yang nyaring, menandakan kehidupan asmaraku dimulai!
Waktu berlalu dengan pelan. Aku dan Marie menggunakan status sepasang kekasih untuk makan disini dengan bahagia. Hatiku yang sedih akhirnya kembali terang. Tubuhku hingga perasaanku kembali santai, menjadi sangat lega.
Seharusnya masalah hari ini sudah bisa membuatku terjatuh dalam, tapi karena adanya Marie, aku merasa semuanya itu sudah biasa saja. Aku tidak peduli Olive, Mike dan para penonton yang terus bersorak, bahkan tidak peduli lagi dengan nama burukku. Aku hanya tahu diriku sudah berpacaran. Aku bisa mulai menikmati kehidupan. Akhirnya aku bisa hidup dengan menunjukkan sisiku yang berbeda. Aku juga memiliki pacar yang sehati denganku. Kalau begitu, biarkan hal-hal buruk terbang jauh!
Saat ini, aku melempar semuanya dan tenggelam di masa-masa yang indah.
Setalah makan, aku memanggil pelayan untuk membayar.
Makanan hari ini agak banyak dan mahal, sehingga harganya bisa dikatakan lumayan, jadi Marie terus merebut untuk ingin membayar.
Aku langsung menolaknya dan berkata, “Tidak perlu, aku ada uang!”
Lalu aku mengeluarkan kartu dan kuberikan kepada pelayan.
Marie juga tidak berusaha lagi, hanya tersenyum kepadaku. Setelah selesai membyar, Marie berkata kepadaku dengan senang, “Bagiku, seorang laki-laki ada uang atau tidak itu tak masalah, karena aku tidak kekurangan uang. Tapi aku merasa lelaki yang tidak ada banyak uang, rela menghabiskan uang untuk pacarnya sangatlah berkharisma. Chandra, kamu adalah kebanggaanku!”
Marie sungguh memujiku sepenuh hatinya, di saat yang sama, ia juga langsung mengatakan diriku yang tidak ada banyak uang. Ia pasti mengira diriku adalah orang miskin yang tidak bisa membeli telepon, tapi ia sama sekali tidak memandangku rendah, melainkan bangga. Wanita ini memang sangat cocok denganku.
Aku tidak berharap wanita mendekatiku karena uang. Ada beberapa hal akan berubah jika dicampur dengan uang, menjadi tidak begitu polos, apalagi cinta. Aku tidak ingin itu terjadi, jadi aku tidak banyak menjelaskan kepada Marie dan tertawa senang, lalu berkata, “Ayo jalan!”
Marie berkata asal, “Kemana?”
Aku langsung berkata, “Ke pusat perbelanjaan, menghabiskan uang yang lebih banyak untukmu!”
Marie dengan senang berkata, “Ayo!”
Ia langsung mendekatiku dan menggandeng tanganku, lalu pergi bersama denganku meninggalkan restoran.
Hingga diluar restoran, aku dan Marie seperti kekasih pada umumnya, berjalan menuju pusat perbelanjaan dengan senang.
Mau ke pusat perbelanjaan, kita harus melalui gang kecil dimana aku dan Marie dulu sering tempati. Dan kecelakaan itu terjadi disana.
Saat kita berdua melalui jalan kecil itu, tiba-tiba muncul sekelompok orang yang berpakaian hitam. Pemimpin mereka kebetulan adalah Mike yang munafik. Ia membawa sepuluh orang lebih, berjalan kearah kita dengan berani.
Langkahku seketika berhenti secara tak sadar. Hatiku juga pelan-pelan muncul kemarahan. Aku dan Marie baru saja ingin menikmati dunia kita berdua yang bahagia dan Mike ini tiba-tiba datang mencegat. Aku sungguh tak sangka ia begitu cepat mencariku. Siang tadi, ia berpura-pura terlihat baik, ternyata ia langsung membocorkan apa yang sebenarnya setelah menjauh dari orang banyak. Meskipun aku mengerti ia menyimpan dendam dalam hati, tapi aku tak sangka begitu cepat ia datang. Memang, orang licik berpikiran sempit!
Raut wajah Marie juga berubah dalam sekejap waktu, menjadi sangat buruk. Tapi ia sama sekali tidak takut. Saat Mike datang, ia langsung ke depanku dan melindungiku. Ia berkata kepada Mike dengan berani, “Apa maksudmu, Mike? Begitu cepat untuk membalas dendam. Seharusnya kamu sudah tahu kalau Chandra adalah pacarku. Kalau kamu berani menyentuhnya, masalah kita berdua tidak akan pernah selesai!”
Sesuatu yang berbahaya mendekat, tetapi Marie sama sekali tidak takut dan penuh keberanian. Kelakuannya seperti perempuan kecil seketika hilang. Ia kembali menjadi ratu yang berani, untuk berhadapan dengan Mike.
Mike dan Marie mungkin sudah menjadi musuh sejak awal. Sekarang tidak ada orang lain, ia juga tidak perlu berpura-pura lagi. Ia langsung menunjukkan ketidakpuasannya kepada Marie. Ia berkata dengan nada beratnya. “Marie, aku tidak ingin bertengkar denganmu, tetapi aku memiliki dendam dengan Chandra. Aku harus menyelesaikannya!”
Tatapan Mike menunjukkan keganasan, terlihat ia sangat membenciku. Di sekolah, Mike terus menahan kesan lelaki sempurna. Meskipun kemampuannya tidak kecil, tapi ia jarang bertengkar dengan orang lain. Bisa juga dikatakan, ia jarang membawa teman-temannya untuk bertengkar. Lagipula seharusnya ia bersama dengan Olive jam segini, tetapi ia lebih memilih meninggalkan Olive untuk mencegatku. Semua ini bisa menjelaskan bahwa ia tidak akan mudah melepaskanku.
Marie lihat Mike yang begitu sombong, ia semakin tidak senang. Ia berkata kepada Mike dengan tak puas. “Hng, Mike. Kamu seorang lelaki, tapi pemikiranmu begitu sempit. Bukankah Chandra hanya menganggumu untuk meyatakan perasaan? Apakah itu bermasalah? Kamu juga tidak rugi dan mendapatkan wanitamu. Aku saran lebih baik kamu kembali saja, daripada masalah ini semakin besar, tidak baik bagi siapapun!”
Kalimat terakhir terdengar seperti peringatan yang diberikan Mike, setiap kata penuh ancaman, tapi Mike tidak peduli. Ia tetap berkata dengan cuek, “Awalnya aku berhasil untuk menyatakan perasaan tapi orang ini mengangguku, sehingga Olive mau berpikir lagi. Ini memang membuatku tidak senang, tetapi aku datang demi hal yang lain bukan hal itu!”
Olive bilang mau berpikir lagi?
Sepertinya kelakuanku hari ini juga sama sekali tidak berguna dan membawa sedikit efek. Olive sepertinya juga tidak ada pikiran untuk berpacaran setelah aku mengacaukan. Tapi itu semua tidak berkaitan denganku, aku juga sudah malas berpikir.
Marie sedikit terkejut mendengar ucapan Mike, tapi ia kembali membenarkan raut wajahnya dengan cepat. Ia masih menggunakan sikapnya bertanya kepada Mike, “Hal lain apa itu?”
Wajah Mike semakin kesal setelah mendengar ucapanku. Tatapannya setajam pisau, seperti bisa menusuk orang. Ia melirikku sekilas, lalu berkata kepada Marie, “Aku bisa terluka berat, bukan hanya Gunawan membalas dendam dan masih ada seseorang yang menyerangku sehingga lukaku berat. Aku curiga orang itu adalah ia.”
Mike langsung menjulur tangan kanannya yang tidak terluka untuk menunjukku dengan kesal.
Marie terkejut mendengar ini. Meskipun ia tahu Gunawan dan Mike bekerja sama, tapi ia sama sekali tidak tahu Mike dilukai olehku. Lalu ia memutar balik kepalanya dan melihatku dengan bingung. Aku memberinya raut wajah yang tak berdaya.
Marie langsung mengerti maksudku, tapi ia tetap bantu membelaku. “Mike, alasanmu ini terlalu aneh. Apakah kamu tidak tahu Chandra? Apakah kamu merasa ia berani untuk menyerangmu?”
Sudut bibir Mike tertarik dan membentuk senyuman licik. Ia berkata, “Tentu, sebelum hari ini, aku juga tidak pernah berpikir pecundang sepertinya yang melakukan hal itu. Tapi siang ini, ia berani mencariku dan bisa disukai oleh orang sepertimu, ini membuatku harus memandang beda kepadanya. Mungkin ia tidak terlihat mudah seperti biasanya. Aku memiliki alasan untuk mencurigai ia melakukannya.”
Setelah itu teman-teman MIke langsung mengelilingiku, apalagi Evan dan Ivan kedua kakak beradik itu. Mereka sepertinya sudah bersiap-siap saat melihatku.
Marie melihat situasinya menjadi buruk. Meskipun ia tahu aku yang melakukannya, tapi ia tetap berpura-pura bodoh untuk melindungiku. Ia bersikeras berkata kepada Mike, “Haha, kamu datang menyerang pacarku dengan tebakan saja. Mike, kamu keterlaluan ya!”
Mike berkata dengan jahat, “Ingin membuktikan apakah ia yang melakukannya atau bukan, sangat mudah. Kamu minggir dulu!”
Marie tidak minggir, melainkan semakin melindungiku. Ia berteriak kepada Mike, “Apa yang ingin kamu lakukan?”
Senyuman licik Mike terus terpasang di wajahnya, sepertinya ia sudah habis kesabaran. Ia semakin meninggikan suaranya dan berkata kepada Marie, “Aku hanya ingin membuktikannya. Kamu minggir!”
Marie masih keras kepala. “Tidak akan!”
Aku juga tidak bisa terus terdiam lagi. Sebagai lelaki sejati yang berdiri di belakang seorang wanita, seperti apa itu? Meskipun aku tahu Mike tidak akan menyentuh Mike, tapi siapa tahu ia sudah kesal, apalagi orang licik seperti Mike. Aku tidak boleh membiarkan Marie terlibat dalam sesuatu yang berbahaya. Aku juga tidak ingin menggunakan wanita sebagai pelindung.
Saat Mike sudah tidak sabar lagi, aku keluar dan berkata kepada Marie. “Tak apa-apa. Ia juga tidak bisa melakukan apapun kepadaku.”
Lalu aku berdiri di depan Marie dan berkata kepada Mike dengan tenang. “Langsung saja, katakan apa yang kamu inginkan?”
Mike menyipitkan sepasang matanya, lalu berkata, “Lepaskan bajumu, biarkan aku lihat dadamu!”
Novel Terkait
Cinta Dibawah Sinar Rembulan
Denny AriantoTernyata Suamiku Seorang Sultan
Tito ArbaniAwesome Guy
RobinAfter Met You
AmardaMy Greget Husband
Dio ZhengSi Menantu Dokter
Hendy ZhangWahai Hati×
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (1)
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (2)
- Bab 2 Bu, Maaf (1)
- Bab 2 Bu, Maaf (2)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (1)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (2)
- Bab 4 Pria Perkasa (1)
- Bab 4 Pria Perkasa (2)
- Bab 5 Kemunculan Olive
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (1)
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (2)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(1)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(2)
- Bab 8 Musuhku(1)
- Bab 8 Musuhku(2)
- Bab 9 Sebelum badai datang
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (1)
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (2)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (1)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (2)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (1)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (2)
- Bab 13 Menjadi Pahlawan
- Bab 14 Lalat yang menganggu (1)
- Bab 14 Lalat yang menganggu (2)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (1)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (2)
- Bab 16 serangan yang terbuka mudah untuk ditangani, serangan kegelapan sulit untuk dihindari
- Bab 17 Harimau ingin menunjukkan kekuatan
- Bab 18 Aksi Balas Dendam
- Bab 19 Apa yang ditakutkan pasti akan terjadi
- Bab 20 Momen Menegangkan
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (1)
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (2)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (1)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (2)
- Bab 23 Majikan dan Anjingnya
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (1)
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (2)
- Bab 25 Rencana Licik (1)
- Bab 25 Rencana Licik (2)
- Bab 26 Satu Langkah Lagi
- Bab 27 Melukai Diri untuk Mendapatkan Kepercayaan
- Bab 28 Cinta dan Tidak Cinta
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (1)
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (2)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (1)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (2)
- Bab 31 Aura Seorang Ratu
- Bab 32 Pilihanmu Tidak Salah
- Bab 33 Pencegatan Mike
- Bab 34 Penyiksaan yang Kejam
- Bab 35 Ia adalah Ten Zhou
- Bab 36 Satu yang Menjaga, Tidak Ada yang Berani Menyerang
- Bab 37 Dendam dan Kewajiban
- Bab 38 Kecelakaan Gunawan
- Bab 39 Tokoh Kecil yang Tidak Dianggap
- Bab 40 Olive yang Sangat Terkejut
- Bab 41 Memancing ke dalam Jebakan
- Bab 42 Mike Berlutut
- Bab 43 Aura Pemenang
- Bab 44 Menginjak Jalan yang Buruk
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (1)
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (2)
- Bab 46 Pertarungan
- Bab 47 Tidak Ada yang Bisa Menaklukkanku
- Bab 48 Mencari Masalah
- Bab 49 Dua puluh miliar, itu hal yang kecil
- Bab 50 Menarik Uang
- Bab 51 menganggapmu ayah jika kaya
- Bab 52 keagungan
- Bab 53 Fetrin yang Percaya Diri
- Bab 54 Pengemis Tua
- Bab 55 Ada Uang, Sombong
- Bab 56 Krisis Ekonomi Keluarga Hu
- Bab 57 Merasa Terkejut
- Bab 58 Mike Kembali
- Bab 59 Datang Sendiri
- Bab 60 Boleh Membunuh Tapi Tidak Boleh Menghina
- Bab 61 Satu panggilan kak Chandra
- Bab 62 Mati dan hidup bersama
- Bab 63 Tidak berhenti sampai mati
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (1)
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (2)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (1)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (2)
- Bab 66 Waktu kematian sudah datang
- Bab 67 Perbuatan tercela Mike
- Bab 68 Fetrin Tiba
- Bab 69 Tuan Muda, Aku Terlambat
- Bab 70 Menjalani Keputusan Tuhan
- Bab 71 Amarah Michael Li
- Bab 72 Remehan Fetrin
- Bab 73 Bahaya Menyerang
- Bab 74 Namaku Jeno (1)
- Bab 74 Namaku Jeno (2)
- Bab 75 Michael Li Yang Jago
- Bab 76 Ada Orang di dalam Rumah
- Bab 77 Insting Orang hebat
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(1)
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(2)
- Bab 79 Jangan Mengulang ke Tiga Kalinya
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (1)
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (2)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (1)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (2)
- Bab 82 Balasan
- Bab 83 Posisi Defensif Michael Li
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (1)
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (2)
- Bab 85 Kematian Michael Li
- Bab 86 Kejadian saat itu
- Bab 87 Ayahmu
- Bab 88 Perasaan gelisah yang kuat.
- Bab 89 Perselisihan di Villa Keluarga Hu
- Bab 90 Sekeliling penuh dengan musuh
- Bab 91 Tuan Chandra
- Bab 92 Halo, Nama Aku Ruben
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (1)
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (2)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (1)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (2)
- Bab 95 Malu Ekstrim
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (1)
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (2)
- Bab 97 Kita Putus Saja (1)
- Bab 97 Kita Putus Saja (2)
- Bab 98 Kebencian
- Bab 99 Orang Belakang Ruben
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (1)
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (2)
- Bab 101 Menatap Semua orang
- Bab 102 Bersebrangan Dengan Marie Hu
- Bab 103 Ruben Yang Penuh Percaya Diri
- Bab 104 Tangkap Ruben dengan cara apapun
- Bab 105 Pertempuran Sengit
- Bab 106 Amarah Ruben
- Bab 107 Chris VS Ruben
- Bab 108 Kemampuan Fetrin
- Bab 109 Marie Berlutut
- Bab 110 Membalas Dendam Kepada Ruben
- Bab 111 Maaf, Aku Tidak Terima
- Bab 112 Pria Besar muncul
- Bab 113 Bunga Kampus yang Ketiga
- Bab 114 Selalu ada orang yang lebih hebat
- Bab 115 Putra Godi chen
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (1)
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (2)
- Bab 117 Ferdy Yang bertindak
- Bab 118 Keputusasaan Tanpa Akhir
- Bab 119 Lebih Baik Mati Daripada Hidup
- Bab 120 Pengemis Dan orang kaya generasi kedua (1)
- Bab 120 Pengemis dan orang kaya generasi kedua (2)
- Bab 121 Candra, Kamu Tamat (1)
- Bab 121 Chandra, Kamu Tamat ( 2)
- Bab 122 Ciuman Clara
- Bab 123 Kemarahan Ferdy
- Bab 124 Kobaran Api
- Bab 125 Hidup Mati
- Bab 126 Kematian Ruben Cai
- Bab 127 Ucapan Marie
- Bab 128 Menuju Ke Lokasi Perang
- Bab 129 Tuan Muda Ferdy Yang Susah Ditebak
- Bab 130 Ibuku Datang
- Bab 131 Keangkuhan Tuan muda Ferdy
- Bab 132 Api Peperangan Menyala
- Bab 133 Ibuku VS Tuan Muda Ferdy
- Bab 134 Berjuanglah Untuk Tetap Bertahan Hidup
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (1)
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (2)