Wahai Hati - Bab 61 Satu panggilan kak Chandra
Pisau yang ada di tangan Mike, ditusukkan begitu saja ke bahu Gunawan, tiba-tiba darah mengalir dengan deras dan membasahi baju Gunawan. Gunawan yang lemah, menjerit sekali lagi, matanya yang bengkak meneteskan air mata dan dia hampir pingsan.
Mike sedang memprovikasiku, dia sedang memprovokasi batas toleransiku, aku melihat tampang Gunawan yang menyedihkan, hatiku merasa marah sekali, aku tidak bisa bersabar lagi dan langsung mengarah sambil berteriak ke arah Mike:”Aku akan membunuhmu binatang!”
Setelah mengatakan itu, aku tidak mempedulikan semuanya dan bergegas ke arah Mike. Hanya ada satu hal dalam pikiranku dan aku akan membunuh Mike. Aku tidak peduli apakah orangnya banyak atau sedikit, aku tidak peduli apakah aku kehilangan akal sehat atau tidak, aku hanya tahu bahwa aku harus membunuh Mike.
Mike melihat aku bergegas ke arahnya sambil membawa pisau, dia bukan saja tidak takut tapi dia mengeluarkan sebuah perintah:”Hentikan dia!”
Begitu dia selesai berkata, Evan chen dan Ivan Chen bersaudara segera keluar dan menghadang di depan Mike.
Targetku dihalangi oleh dua orang itu, tapi langkah kakiku tidak berhenti, aku masih berlari ke depan dengan emosi, emosi dalam hati masih membara, kemarahan dalam hatiku masih bergejolak. Ketika aku berlari sampai di depan Evan Chen dan Ivan Chen, aku mengangkat pisauku tanpa ampun dan menebas mereka, aku berteriak:”Pergi!”
Teriakan yang begitu keras dan ganas, seluruh tubuhku sangat beringas. Pisau itu bersinar terang di bawah cahaya matahari, aku seperti orang gila, aku benar-benar berubah menjadi pembunuh yang kejam.
Awalnya aku berpikir, Chen bersaudara akan takut dan mundur, setidaknya orang biasa tidak akan berani mendekati orang gila yang memegang pisau, tapi Evan Chen dan Ivan Chen bukan orang biasa, mereka sama sekali tidak takut kepadaku. Evan Chen bukan hanya tidak mundur tapi dia malah mendekatiku. Pada saat tanganku menurunkan pisaunya, dia langsung meraih pergelangan tanganku dan memutarnya dengan kuat. Segera, pisau di tanganku terjatuh ke tanah.
Ivan Chen yang berada di samping mengambil kesempatan ini dan maju dan segera menendang dadaku, pada saat yang sama, Evan Chen melepaskan tanganku. Segera, seluruh badanku seperti karung pasir dan terbang keluar dan jatuh ke tanah dengan keras, sangat memalukan!
Aku jatuh tapi bukan hanya tubuhku yang sakit, kebanggaan dalam hatiku juga ikut hancur, aku benar-benar tidak menyangka, aku bisa ditaklukkan dengan satu serangan bahkan dengan emosiku yang meledak, aku tidak bisa mengalahkan orang lain, aku sungguh tidak berguna!
Perasaan marah dan jengkel tumbuh dengan gila dalam hatiku, aku benci dengan ketidakmampuanku, aku sengaja bergegas ke sini untuk menyelamatkan Gunawan, tetapi aku tidak berdaya, aku tidak suka perasaan seperti ini. Aku tidak ingin menjadi seperti ini, aku tidak ingin menjadi orang tidak berguna, jika aku bahkan tidak bisa melindungi saudaraku sendiri, aku tidak punya hak membiarkan mereka memanggilku kak Chandra!
Pada saat ini, hatiku ada sebuah suara yang berteriak dengan keras:Bangun dan berjuanglah.
Jadi, aku mencoba memakai seluruh kekuatan tubuhku dan bangun dengan cepat. Kemudian, aku baru saja berdiri tegak, tiba-tiba, ada kekuatan keras yang menendang betisku, aku masih belum sadar apa yang terjadi, seluruh tubuhku jatuh berlutut di tanah, tiba-tiba kedua lututku merasa sangat sakit.
Ketika aku sudah sadar apa yang terjadi, kedua betisku sudah diinjak dengan kuat, kedua bahuku juga ditekan dengan keras. Seperti ini, aku ditekan dengan kuat dalam posisi berlutut dan sama sekali tidak bisa bergerak.
Pada saat ini, aku baru sadar sepenuhnya, aku dipaksa berlutut dan orang yang memberi perintah adalah Mike. Kedua orang yang melaksanakan perintah adalah Evan Chen dan Ivan Chen, mereka menahanku dari sisi kiri dan kanan sehingga aku tidak punya kesempatan untuk melawan.
Aku seperti binatang kecil yang terperangkap dan memberontak dengan sekuat tenaga tapi tidak berguna sama sekali, aku sama sekali tidak bisa melepaskan diri dari tekanan Evan Chen dan Ivan Chen, tapi sebaliknya, semakin aku memeberontak betisku semakin sakit diinjak, lenganku juga hampir patah, terutama lututku yang berlutut bahkan tulangnya hampir hancur. Aku kesakitan sampai menggigit gigiku, tetapi emosiku lebih membara lagi, aku orang yang begitu peduli tentang harga diri dan kejantanan, prajurit bisa mati tapi tidak bisa dihina, tetapi semua ini hancur, ini adalah fakta yang sangat konyol dan menyedihkan!
Yang lebih menyakitkan adalah, selanjutnya, aku masih harus menerima penghinaan dan penganiyaan yang tidak ada habisnya dari Mike. Ketika aku memberontak dengan sia-sia, Mike datang ke arahku, dia memungut pisau panjang yang ada di sampingku, kemudian dia berjongkok, dia memukul wajahku dengan sisi pisau, dia berkata dengan aneh:”Barusan siapa yang bilang hanya berlutut untuk ibunya? Aduh, kamu kenapa mengakui ibumu dengan sembarangan! Aku tidak sanggup menerimanya!”
Begitu dia mengatakan ini, beberapa saudaranya yang berada di belakangnya tertawa dengan kencang, wajah semua orang terlihat sedang mengejek dan penuh penghinaan dalam tatapannya.
Setelah aku mendengar suara-suara ini, emosi yang ada di hatiku semakin bergejolak, aku paling benci ditertawakan dan dihina dalam hidup ini, tidak mudah bagiku untuk melepaskan diri dari di pandang rendah oleh orang lain, tetapi dalam sekejap mata, aku malah jatuh ke dalam jurang yang dalam, aku tidak suka perasaan ini, tapi aku malah tidak bisa menolaknya. Aku tidak suka tragedi seperti ini, tapi nasi sudah menjadi bubur, aku malah jatuh ke tangan Mike, aku tahu pasti tidak akan berakhir dengan baik, aku juga tidak takut, aku hanya tidak ingin melibatkan orang lain.
Memikirkan hal ini, aku langsung mengangkat wajahku dan langsung menatap Mike, aku berkata dengan kejam:”Jika kamu jantan maka lepaskan Gunawan dan berurusan denganku saja, jangan bermain curang. Itu tidak menarik!”
Mike masih bermain dengan pisau panjangku, ketika mendengar perkataanku, dia berkata sambil mencibir:”Aduh, aduh, kamu pikir kamu sedang bermain drama dan menjadi pahlawannya ya? Atas dasar apa kamu berkata seperti itu kepadaku? Masih membawa pisau, sok jagoan ya?”
Selesai dia berbicara, pisau di tangan Mike segera digoreskan ke dadaku, tiba-tiba, rasa sakit menusuk sarafku, aku tidak ingin berteriak, aku hanya bisa mengigit gigiku dan berusaha menahannya. Aku tahu, ini baru permulaan, ini adalah awal dari rasa sakit, terakhir kali aku menusukkan banyak tusukkan ke Mike, kali ini dia ingin membalasku dengan caranya sendiri, dia pasti akan membuatku menderita sakit yang lebih dalam lagi, aku tidak bisa menolaknya, aku hanya bisa menahannya, menahan sakit dan menahan penghinaan, menahannya bahkan jika aku kehilangan nyawaku, aku juga tidak akan pernah menundukkan kepalaku untuk memohon pengampunan.
Melihatku mengigit gigi tanpa suara, Mike tersenyum mencibir sambil menganggukkan kepalanya, dia berkata:”Aku ingin melihatmu bisa bertahan berapa lama!”
Setelah selesai berbicara, dia menggoreskan pisaunya sekali lagi ke badanku, kali ini, tenaganya sangat kencang, dahiku berkeringat, darah mengalir di dadaku, darah dan bau keringat bercampur menjadi satu, terus merangsang sarafku, kemudian, aku masih mengigit gigiku dan bertahan!
Melihat ini, Mike menyingkirkan senyumnya, matanya tiba-tiba menatap dengan tegas. Pada saat yang sama, dia sekali lagi menggoreskan pisaunya kepadaku. Tiba-tiba, rasa sakit yang lebih parah datang dari dalam hatiku, aku merasa bahwa otot dan tulangku hampir terbelah olehnya, daging dan darah sudah tidak jelas, keringatku semakin deras mengalir, wajahku hampir berubah bentuk tapi aku masih menahannya dan tidak bersuara.
Melihatku yang terus bertahan benar-benar membuat Mike marah, dia tiba-tiba berdiri, dia berteriak dengan marah kepada Evan Chen dan Ivan Chen:”Lepaskan dia!”
Evan Chen dan Ivan Chen segera melepaskan tangan dan mundur.
Segera setelah aku dibebaskan, kaki Mike tiba-tiba menendangku dengan keras dan mengenai luka di dadaku. Aku jatuh ditendangnya, kemudian seluruh badanku meringkuk, aku kesakitan sampai menggigil, mataku berkunang-kunang dan otakku hampir meledak.
Belasan saudara Mike menikmati melihat aku dilecehkan, mereka tampak sangat tertarik, mereka melihatku sama seperti melihat belalang yang malang, matanya penuh penghinaan.
Hanya Gunawan yang menatapku dengan mata yang basah, mulutnya bergetar. Dia juga kesakitan dan hampir pingsan, tapi dia menahan dirinya supaya tetap sadar, dia tidak tahu apa yang bisa dia lakukan, tetapi dia hanya bisa menahannya!
Dan Mike tetap terlihat marah, setelah menendangku, dia segera berjalan ke arahku, kaki kanannya menginjak pelipisku dengan kejam, dia berkata dengan arogan:”Chandra, kamu lihat baik-baik, kamu bukan apa-apa jika berada di tempatku, aku bisa dengan mudah menginjakmu, seumur hidupmu, kamu hanya bisa berbuat begitu saja, kamu hanya pantas diinjak olehku!”
Dia berbicara sambil menginjakku dan memutarkan kakinya dengan kencang di kepalaku.
Aku sangat kesakitan, penghinaan di dalam hatiku menjadi berlipat ganda, harga diriku sudah dihancurkan, tapi aku tidak akan menyerah begitu saja, aku tidak akan meminta belas kasihan dan aku bahkan tidak mengucapkan sepatah kata pun. Aku tahu bahwa pembalasan Mike baru saja dimulai. Jika aku sekarang kesakitan dan tidak bisa menahannya, Mike pasti masih memiliki ribuan cara untuk menghinaku.
Karena berani datang maka harus berani untuk bertarung.
Bahkan jika aku sudah sekarat, aku masih harus mempertahankan harga diriku, asalkan tidak mati, maka aku masih ada harapan.
Mike masih menginjak kepalaku dengan keras, ketika dia selesai berbicara, dia kembali menatap Gunawan dengan wajah mengejek dan berkata:”Gunawan, kadang-kadang aku benar-benar tidak mengerti kamu, kenapa kamu bisa sebodoh ini? Apa gunanya dia? Aku lihat, kamu tidak hanya buta tapi otakmu juga sudah rusak!”
Ketika Gunawan mendengar kata-kata ini, wajahnya yang kesakitan tiba-tiba berubah menjadi semangat, kemudian, dia sekuat tenaga menggerakkan mulutnya, dia mengeluarkan kata-kata dengan suara yang lemah tapi tegas:”Kak Chandra adalah panutanku, dia seseorang yang bisa melakukan hal besar, aku tidak menyesal mengikutinya!”
Kata-kata Gunawan pendek, tegas dan penuh kepercayaan terhadapku, bahkan jika sekarang aku dihina seperti seekor anjing, dia tetap yakin dan tetap percaya!
Setelah Mike mendengar kata-kata Gunawan, amarahnya langsung meledak, jika Gunawan berkata bahwa dia sudah salah menilai dan tidak seharusnya melepaskannya dan mengikuti sampah sepertiku, mungkin Mike masih bisa menemukan kejantanannya kembali. Tapi Gunawan telah mengkhianatinya dan mengikutiku tanpa penyesalan. Bagi Mike ini adalah penghinaan yang sangat besar, mana mungkin dia bisa menerimanya, dia segera melepaskan kakinya dari kepalaku. Berjalan ke arah Gunawan.
Begitu dia sampai ke hadapan Gunawan, dia segera menyambar rambut Gunawan, dia berteriak dengan marah:”Jadi bagaimana dengan sekarang, apakah kamu sudah menyesal?”
Hal yang paling tidak bisa diterima oleh Mike adalah kekuasaan telah dirusak, demi mempertahankan kekuasaannya, dia malah bertarung dengan Gunawan. Hanya sangat disayangkan, Gunawan tidak takut padanya, dia memakai wajahnya yang bengkak tidak karuan melihat langsung ke arah Mike. Dia mengucapkan kata demi kata:”Lebih tidak menyesal lagi!”
Setelah Mike mendengarnya, dia langsung meledak, dia menghinaku dengan segala cara hanya karena ingin membangun gengsi untuk membuktikan bahwa Mike itu terhormat, tetapi sekarang, aku sudah menjadi anjing yang tidak berguna tapi Gunawan masih setia kepadaku, ini benar-benar membuat Mike malu. Dia marah hingga matanya melotot besar, matanya merah, dia menarik rambut Gunawan dan membantingnya dengan keras, dia berkata dengan gila:”Kamu mengatakan bahwa Chandra bisa melakukan hal besar, maka aku hari ini akan membuatnya menjadi orang cacat, lihat bagaimana dia akan melakukan hal besar lagi!” setelah dia berkata, dia mengangkat pisaunya dan berjalan dengan amarah yang besar ke arahku, lalu, dia menginjak telapak tanganku, menghinaku dan berkata:”Chandra, bukankah tanganmu suka memegang pisau untuk melukai orang, maka aku hari ini akan membuatmu merasakan perasaan tidak memiliki tangan!”
Begitu dia selesai bicara, Mike mengangkat pisaunya, melihat gayanya ini, dia tidak hanya ingin membuatku cacat tapi dia juga ingin memotong tanganku!
Dalam sekejap, aku seperti jatuh ke dalam lubang hitam, sangat ketakutan dan putus asa, aku tidak takut mati tapi aku takut menjadi cacat, aku lebih takut jika nantinya aku tidak memiliki kedua tanganku. Tapi, meskipun takut, aku juga tidak bisa melepaskan harga diriku untuk memohon kepadanya, barusan Gunawan berkata bahwa aku adalah panutannya, aku adalah kakak yang sangat diyakininya, maka aku tidak bisa menjadi kura-kura pengecut, aku juga tidak mengizinkan diriku sendiri menjadi lemah, kesadaranku mengendalikan diriku untuk tidak menyerah kepada penjahat tidak tahu malu seperti Mike ini!
Pada saat hatiku jatuh ke dalam lubang hitam, pisau Mike sudah jatuh ke bawah, tapi pada saat ini, suara cemas dan nyaring terdengar:”Lepaskan kak Chandra!”
Teriakan ini hampir membuat seluruh bangunan rusak / mangkrak berguncang dan membawa emosi yang tiba-tiba, sehingga Mike tiba-tiba berhenti, pisau di tangannya berada di tengah, matanya beralih ke sumber suara. Semua orang juga melihat ke arah suara, termasuk aku.
Aku melihat, Refaldi membawa saudara-saudara berjalan ke arah kami, dia baru saja berteriak seperti api panas, membakar hatiku ynag putus asa!
Novel Terkait
Wahai Hati
JavAliusThe Gravity between Us
Vella PinkyTernyata Suamiku Seorang Milioner
Star AngelHarmless Lie
BaigeMy Only One
Alice SongWaiting For Love
SnowWahai Hati×
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (1)
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (2)
- Bab 2 Bu, Maaf (1)
- Bab 2 Bu, Maaf (2)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (1)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (2)
- Bab 4 Pria Perkasa (1)
- Bab 4 Pria Perkasa (2)
- Bab 5 Kemunculan Olive
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (1)
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (2)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(1)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(2)
- Bab 8 Musuhku(1)
- Bab 8 Musuhku(2)
- Bab 9 Sebelum badai datang
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (1)
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (2)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (1)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (2)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (1)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (2)
- Bab 13 Menjadi Pahlawan
- Bab 14 Lalat yang menganggu (1)
- Bab 14 Lalat yang menganggu (2)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (1)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (2)
- Bab 16 serangan yang terbuka mudah untuk ditangani, serangan kegelapan sulit untuk dihindari
- Bab 17 Harimau ingin menunjukkan kekuatan
- Bab 18 Aksi Balas Dendam
- Bab 19 Apa yang ditakutkan pasti akan terjadi
- Bab 20 Momen Menegangkan
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (1)
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (2)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (1)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (2)
- Bab 23 Majikan dan Anjingnya
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (1)
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (2)
- Bab 25 Rencana Licik (1)
- Bab 25 Rencana Licik (2)
- Bab 26 Satu Langkah Lagi
- Bab 27 Melukai Diri untuk Mendapatkan Kepercayaan
- Bab 28 Cinta dan Tidak Cinta
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (1)
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (2)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (1)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (2)
- Bab 31 Aura Seorang Ratu
- Bab 32 Pilihanmu Tidak Salah
- Bab 33 Pencegatan Mike
- Bab 34 Penyiksaan yang Kejam
- Bab 35 Ia adalah Ten Zhou
- Bab 36 Satu yang Menjaga, Tidak Ada yang Berani Menyerang
- Bab 37 Dendam dan Kewajiban
- Bab 38 Kecelakaan Gunawan
- Bab 39 Tokoh Kecil yang Tidak Dianggap
- Bab 40 Olive yang Sangat Terkejut
- Bab 41 Memancing ke dalam Jebakan
- Bab 42 Mike Berlutut
- Bab 43 Aura Pemenang
- Bab 44 Menginjak Jalan yang Buruk
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (1)
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (2)
- Bab 46 Pertarungan
- Bab 47 Tidak Ada yang Bisa Menaklukkanku
- Bab 48 Mencari Masalah
- Bab 49 Dua puluh miliar, itu hal yang kecil
- Bab 50 Menarik Uang
- Bab 51 menganggapmu ayah jika kaya
- Bab 52 keagungan
- Bab 53 Fetrin yang Percaya Diri
- Bab 54 Pengemis Tua
- Bab 55 Ada Uang, Sombong
- Bab 56 Krisis Ekonomi Keluarga Hu
- Bab 57 Merasa Terkejut
- Bab 58 Mike Kembali
- Bab 59 Datang Sendiri
- Bab 60 Boleh Membunuh Tapi Tidak Boleh Menghina
- Bab 61 Satu panggilan kak Chandra
- Bab 62 Mati dan hidup bersama
- Bab 63 Tidak berhenti sampai mati
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (1)
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (2)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (1)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (2)
- Bab 66 Waktu kematian sudah datang
- Bab 67 Perbuatan tercela Mike
- Bab 68 Fetrin Tiba
- Bab 69 Tuan Muda, Aku Terlambat
- Bab 70 Menjalani Keputusan Tuhan
- Bab 71 Amarah Michael Li
- Bab 72 Remehan Fetrin
- Bab 73 Bahaya Menyerang
- Bab 74 Namaku Jeno (1)
- Bab 74 Namaku Jeno (2)
- Bab 75 Michael Li Yang Jago
- Bab 76 Ada Orang di dalam Rumah
- Bab 77 Insting Orang hebat
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(1)
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(2)
- Bab 79 Jangan Mengulang ke Tiga Kalinya
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (1)
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (2)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (1)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (2)
- Bab 82 Balasan
- Bab 83 Posisi Defensif Michael Li
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (1)
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (2)
- Bab 85 Kematian Michael Li
- Bab 86 Kejadian saat itu
- Bab 87 Ayahmu
- Bab 88 Perasaan gelisah yang kuat.
- Bab 89 Perselisihan di Villa Keluarga Hu
- Bab 90 Sekeliling penuh dengan musuh
- Bab 91 Tuan Chandra
- Bab 92 Halo, Nama Aku Ruben
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (1)
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (2)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (1)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (2)
- Bab 95 Malu Ekstrim
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (1)
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (2)
- Bab 97 Kita Putus Saja (1)
- Bab 97 Kita Putus Saja (2)
- Bab 98 Kebencian
- Bab 99 Orang Belakang Ruben
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (1)
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (2)
- Bab 101 Menatap Semua orang
- Bab 102 Bersebrangan Dengan Marie Hu
- Bab 103 Ruben Yang Penuh Percaya Diri
- Bab 104 Tangkap Ruben dengan cara apapun
- Bab 105 Pertempuran Sengit
- Bab 106 Amarah Ruben
- Bab 107 Chris VS Ruben
- Bab 108 Kemampuan Fetrin
- Bab 109 Marie Berlutut
- Bab 110 Membalas Dendam Kepada Ruben
- Bab 111 Maaf, Aku Tidak Terima
- Bab 112 Pria Besar muncul
- Bab 113 Bunga Kampus yang Ketiga
- Bab 114 Selalu ada orang yang lebih hebat
- Bab 115 Putra Godi chen
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (1)
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (2)
- Bab 117 Ferdy Yang bertindak
- Bab 118 Keputusasaan Tanpa Akhir
- Bab 119 Lebih Baik Mati Daripada Hidup
- Bab 120 Pengemis Dan orang kaya generasi kedua (1)
- Bab 120 Pengemis dan orang kaya generasi kedua (2)
- Bab 121 Candra, Kamu Tamat (1)
- Bab 121 Chandra, Kamu Tamat ( 2)
- Bab 122 Ciuman Clara
- Bab 123 Kemarahan Ferdy
- Bab 124 Kobaran Api
- Bab 125 Hidup Mati
- Bab 126 Kematian Ruben Cai
- Bab 127 Ucapan Marie
- Bab 128 Menuju Ke Lokasi Perang
- Bab 129 Tuan Muda Ferdy Yang Susah Ditebak
- Bab 130 Ibuku Datang
- Bab 131 Keangkuhan Tuan muda Ferdy
- Bab 132 Api Peperangan Menyala
- Bab 133 Ibuku VS Tuan Muda Ferdy
- Bab 134 Berjuanglah Untuk Tetap Bertahan Hidup
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (1)
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (2)