Wahai Hati - Bab 25 Rencana Licik (2)
Marie sekarang juga curiga bahwa Mike menggunakan Gunawan sebagai salah satu cara untuk mendapatkan Olive. Mike ini tidak akan pernah putus asa, jika tujuan belum tercapai. Demi mendapatkan Olive, ia pasti akan menggunakan berbagai cara licik. Ia menyuruh Gunawan untuk menyusahkan Olive dan ia bisa menggunakan kesempatan ini untuk membantu Olive.
Marie juga memberitahuku sesuatu, yaitu Marie sudah berbicara dengan Ten, selama aku berada di rumah sakit, agar Ten tidak lagi mencari masalah denganku. Tapi Olive tidak mengetahui masalah itu, jadi demi diriku, Olive bermohon kepada Marie. Marie sengaja tidak menerima, Olive tidak ada cara lain lagi dan mungkin mencari Mike untuk membantuku.
Demi Olive, Mike datang mencari Marie terlebih dahulu. Marie paling benci kepada Mike, jadi ia langsung menolaknya tanpa berpikir banyak. Lalu Mike mencari Ten, dimana saat Ten tidak lagi berniat untuk mencari masalah denganku, jadi Mike juga mendapat manisnya. Alhasil Mike merasa dirinya yang paling berkontribusi di masalah ini, sehingga Ten bisa melepaskanku. Akhirnya saat Marie meminta maaf padaku didepan umum, Mike juga pasti mengambil kesempatan ini untuk dirinya, sehingga Olive pasti mengira Mike lah bantu mengurus masalah Marie.
Marie tidak ingin membocorkan hubunganku dengannya, jadi ia juga malas untuk membongkar Mike. Tapi Marie sungguh membenci Mike.
Aku tenggelam dalam pikiranku setelah mendengar perkataan Marie. Ada beberapa hal yang dulu aku tidak mengerti dan itu pelan-pelan terjelaskan.
Aku ingat pertengkaranku dengan Gunawan di kantin. Itu benar-benar hanya masalah kecil, tapi masalah kecil seperti itu membuat Gunawan terus mencari masalah denganku.
Lalu malam dimana Gunawan ingin menyerang Olive, sepertinya ia sudah mengetahui banyak hal. Olive dan tiga perempuan lain makan bersama di Restoran Hakka Yi, lalu Olive tidak ikut pergi karaoke dan tersisa ia sendiri. Ia juga pergi ke toko kue. Semua ini sangat kebetulan. Seharusnya Gunawan tidak begitu mengenal Olive. Dan setelah aku menghajar Gunawan, tiba-tiba menemukan sebuah bayangan hitam yang terlintas. Begitu banyak hal yang digabungkan, hingga sekarang, aku baru menyadari bahwa ini semua hanyalah rencana licik Mike.
Kalau Mike adalah orang palsu yang seperti dikatakan oleh Marie, maka bisa memastikan bahwa Mike yang melakukan ini semua di belakang. Mike lah yang membuat Gunawan mencari masalah denganku, lalu Olive mencarinya demi diriku dan ia datang membantuku. Bahkan Mike masih menyuruh Gunawan untuk menyerang Olive, agar ia bisa menolongnya bagai seorang pahlawan?
Benar. Sekarang aku baru menyadari bahwa bayangan hitam itu sangat kukenali, karena itu memang persis dengan Mike. Bisa juga dikatakan, Mike ingin segera menolong Olive, tapi diambil dahulu olehku, hanya saja aku tidak membocorkan identitasku, jadi Mike mengambil lagi kesempatan ini menjadi miliknya, bahwa ia yang menolong Olive. Diluar juga begitu menyebarkan berita ia yang menolong Olive. Memang benar, Mike ini sangat brengsek.
Semua ini hanya tebakanku dan belum ada buktinya. Kalau ingin membuktikan tebakanku, maka harus segera bertanya kepada Gunawan. Bagaimanapun aku harus menyelesaikan masalah ini.
arie disebrang sana seperti menyadari sesuatu dan berkata, “Chandra, untuk apa kamu bertanya begitu banyak? Jangan-jangan kamu ingin mencari masalah dengan Mike? Sebaiknya jangan, Mike ini memiliki latar belakang yang sangat dalam, tidak mudah diberi pelajaran. Lagipula mengapa kamu mengurus hubungannya dengan Olive? Bukankah kamu tidak ingin lagi berhubungan dengan Olive?”
Pada akhirnya, terdengar suara nada Marie menjadi tidak senang. Terlihat ia tidak ingin aku ikut serta mengurus masalah Olive.
Agar ia tidak berpikir banyak, aku segera menjelaskan, “Tidak. Aku sama sekali tidak ingin mengurus masalah Mike dan Olive, hanya saja aku sedikit bingung, jadi penasaran untuk bertanya, tidak bermaksud lain kok!”
Kenyataannya, aku ingin menemukan kebenaran, sebagian besar demi diriku. Aku tidak bisa menerima semua ini. Karena inilah, Gunawan sering mencari masalah denganku, sehingga reputasiku menjadi kacau dan kehidupanku tidak tenang. Kalau masalah ini benar-benar dimulai dari bantuan Olive yang tidak berguna, aku juga tidak bisa banyak berpendapat, mungkin Olive memang kesialan terbesar dalam hidupku.
Tapi kalau semua ini sengaja dilakukan oleh Mike, semua direncanakan olehnya, membuatku yang tidak bersalah menerima akibatnya dan menjadi penggantinya, maka aku tidak akan membiarkan Mike begitu saja. Aku yang tidak bersalah, mengapa harus direndahkannya. Kehidupan yang begitu tenang, dikacaukan begitu mudah olehnya. Mengapa aku harus berdiam saja?
Aku juga tidak boleh bilang bahwa aku tidak khawatir kepada Olive. Aku tidak ingin ia tertipu oleh lelaki brengsek seperti Mike. Kalau Mike dengan merendahkanku, untuk meningkatkan kesan dirinya, untuk meningkatkan perasaan suka Olive kepadanya dan berakhir mendapatkan wanita, maka dunia ini benar-benar tidak adil. Jadi aku harus menemukan kebenaran dan diselesaikan dengan cara yang ada.
Selanjutnya aku dan Marie asal berbincang, ia menyimpan nomor teleponku, lalu memutuskan panggilannya.
Aku tidak menetap lama diluar dan segera kembali ke asrama. Setelah tiba, aku mulai berpikir masalah untuk menyerang Gunawan. Aku harus segera menangkapnya. Malam ini, aku menghabiskan waktu yang cukup lama, baru bisa tertidur.
Sore esok hari, Gunawan dan beberapa temannya sedang bermain basket di lapangan, lalu pergi makan bersama di sebuah restoran barberkiu. Seharian ini aku bersembunyi untuk mengawasi mereka. Sekarang mereka tiba di restoran barberkiu, aku baru memastikan kali ini adalah kesempatan yang baik.
Lalu aku segera ke lapangan kosong diluar tembok sekolah, menggantikan perlengkapan berwana hitamku. Meskipun setelan berbahan kulit ini ada bolongnya, tapi aku lanjut memakainya setelah dicuci bersih. Setelah selesai berpakaian, aku segera kembali ke dekat restoran barberkiu dan bersembunyi.
Bisnis restoran barberkiu ini cukup baik, beberapa meja penuh dengan orang, terlihat sangat ramai. Meja Gunawan terdapat enam orang. Suasana mereka yang paling ramai, entah masalah bahagia apa yang ditemui Gunawan, yang penting mulutnya itu terlihat benar-benar bahagia. Ia sambil makan sambil berlaga, sangat bahagia.
Aku menunggu dengan sabar dalam kegelapan. Tapi tunggu begitu lama, aku hampir saja mau meledak. Sekelompok orang itu makan hingga jam sembilan baru berakhir. Setelah mereka sudah kenyang dan satu-satu terlihat mabuk dengan puas, aku mengasihani diriku yang kelaparan. Tapi entah bagaimanapun, akhirnya mereka telah keluar dari restoran barberkiu. Aku juga boleh siap-siap untuk beraksi.
Aku tahu Gunawan dan teman-temannya tidak pernah berpisah. Aku tidak mungkin menunggu kesempatan hingga ia sendirian. Lagipula aku juga tidak berencana menunggunya hingga sendirian, karena aku tidak menganggap teman-temannya. Aku hanya perlu mencari tempat yang pas untuk mulai beraksi.
Langit makin menggelap, sinar bulan yang tipis, lampu jalanan yang redup, Gunawan mereka menarik bayangan mereka yang panjang, berjalan ke depan dengan mabuk. Saat mereka tiba di sebuah gang kecil yang sepi, aku seperti setan muncul dihadapan mereka dan mencegat jalan mereka, lali berteriak pelan, “Berhenti disana!”
Novel Terkait
Cinta Yang Paling Mahal
Andara EarlyStep by Step
LeksInventing A Millionaire
EdisonAwesome Husband
EdisonPernikahan Kontrak
JennyCintaku Pada Presdir
NingsiMy Cute Wife
DessyWahai Hati×
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (1)
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (2)
- Bab 2 Bu, Maaf (1)
- Bab 2 Bu, Maaf (2)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (1)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (2)
- Bab 4 Pria Perkasa (1)
- Bab 4 Pria Perkasa (2)
- Bab 5 Kemunculan Olive
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (1)
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (2)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(1)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(2)
- Bab 8 Musuhku(1)
- Bab 8 Musuhku(2)
- Bab 9 Sebelum badai datang
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (1)
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (2)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (1)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (2)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (1)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (2)
- Bab 13 Menjadi Pahlawan
- Bab 14 Lalat yang menganggu (1)
- Bab 14 Lalat yang menganggu (2)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (1)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (2)
- Bab 16 serangan yang terbuka mudah untuk ditangani, serangan kegelapan sulit untuk dihindari
- Bab 17 Harimau ingin menunjukkan kekuatan
- Bab 18 Aksi Balas Dendam
- Bab 19 Apa yang ditakutkan pasti akan terjadi
- Bab 20 Momen Menegangkan
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (1)
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (2)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (1)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (2)
- Bab 23 Majikan dan Anjingnya
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (1)
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (2)
- Bab 25 Rencana Licik (1)
- Bab 25 Rencana Licik (2)
- Bab 26 Satu Langkah Lagi
- Bab 27 Melukai Diri untuk Mendapatkan Kepercayaan
- Bab 28 Cinta dan Tidak Cinta
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (1)
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (2)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (1)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (2)
- Bab 31 Aura Seorang Ratu
- Bab 32 Pilihanmu Tidak Salah
- Bab 33 Pencegatan Mike
- Bab 34 Penyiksaan yang Kejam
- Bab 35 Ia adalah Ten Zhou
- Bab 36 Satu yang Menjaga, Tidak Ada yang Berani Menyerang
- Bab 37 Dendam dan Kewajiban
- Bab 38 Kecelakaan Gunawan
- Bab 39 Tokoh Kecil yang Tidak Dianggap
- Bab 40 Olive yang Sangat Terkejut
- Bab 41 Memancing ke dalam Jebakan
- Bab 42 Mike Berlutut
- Bab 43 Aura Pemenang
- Bab 44 Menginjak Jalan yang Buruk
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (1)
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (2)
- Bab 46 Pertarungan
- Bab 47 Tidak Ada yang Bisa Menaklukkanku
- Bab 48 Mencari Masalah
- Bab 49 Dua puluh miliar, itu hal yang kecil
- Bab 50 Menarik Uang
- Bab 51 menganggapmu ayah jika kaya
- Bab 52 keagungan
- Bab 53 Fetrin yang Percaya Diri
- Bab 54 Pengemis Tua
- Bab 55 Ada Uang, Sombong
- Bab 56 Krisis Ekonomi Keluarga Hu
- Bab 57 Merasa Terkejut
- Bab 58 Mike Kembali
- Bab 59 Datang Sendiri
- Bab 60 Boleh Membunuh Tapi Tidak Boleh Menghina
- Bab 61 Satu panggilan kak Chandra
- Bab 62 Mati dan hidup bersama
- Bab 63 Tidak berhenti sampai mati
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (1)
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (2)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (1)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (2)
- Bab 66 Waktu kematian sudah datang
- Bab 67 Perbuatan tercela Mike
- Bab 68 Fetrin Tiba
- Bab 69 Tuan Muda, Aku Terlambat
- Bab 70 Menjalani Keputusan Tuhan
- Bab 71 Amarah Michael Li
- Bab 72 Remehan Fetrin
- Bab 73 Bahaya Menyerang
- Bab 74 Namaku Jeno (1)
- Bab 74 Namaku Jeno (2)
- Bab 75 Michael Li Yang Jago
- Bab 76 Ada Orang di dalam Rumah
- Bab 77 Insting Orang hebat
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(1)
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(2)
- Bab 79 Jangan Mengulang ke Tiga Kalinya
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (1)
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (2)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (1)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (2)
- Bab 82 Balasan
- Bab 83 Posisi Defensif Michael Li
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (1)
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (2)
- Bab 85 Kematian Michael Li
- Bab 86 Kejadian saat itu
- Bab 87 Ayahmu
- Bab 88 Perasaan gelisah yang kuat.
- Bab 89 Perselisihan di Villa Keluarga Hu
- Bab 90 Sekeliling penuh dengan musuh
- Bab 91 Tuan Chandra
- Bab 92 Halo, Nama Aku Ruben
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (1)
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (2)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (1)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (2)
- Bab 95 Malu Ekstrim
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (1)
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (2)
- Bab 97 Kita Putus Saja (1)
- Bab 97 Kita Putus Saja (2)
- Bab 98 Kebencian
- Bab 99 Orang Belakang Ruben
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (1)
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (2)
- Bab 101 Menatap Semua orang
- Bab 102 Bersebrangan Dengan Marie Hu
- Bab 103 Ruben Yang Penuh Percaya Diri
- Bab 104 Tangkap Ruben dengan cara apapun
- Bab 105 Pertempuran Sengit
- Bab 106 Amarah Ruben
- Bab 107 Chris VS Ruben
- Bab 108 Kemampuan Fetrin
- Bab 109 Marie Berlutut
- Bab 110 Membalas Dendam Kepada Ruben
- Bab 111 Maaf, Aku Tidak Terima
- Bab 112 Pria Besar muncul
- Bab 113 Bunga Kampus yang Ketiga
- Bab 114 Selalu ada orang yang lebih hebat
- Bab 115 Putra Godi chen
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (1)
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (2)
- Bab 117 Ferdy Yang bertindak
- Bab 118 Keputusasaan Tanpa Akhir
- Bab 119 Lebih Baik Mati Daripada Hidup
- Bab 120 Pengemis Dan orang kaya generasi kedua (1)
- Bab 120 Pengemis dan orang kaya generasi kedua (2)
- Bab 121 Candra, Kamu Tamat (1)
- Bab 121 Chandra, Kamu Tamat ( 2)
- Bab 122 Ciuman Clara
- Bab 123 Kemarahan Ferdy
- Bab 124 Kobaran Api
- Bab 125 Hidup Mati
- Bab 126 Kematian Ruben Cai
- Bab 127 Ucapan Marie
- Bab 128 Menuju Ke Lokasi Perang
- Bab 129 Tuan Muda Ferdy Yang Susah Ditebak
- Bab 130 Ibuku Datang
- Bab 131 Keangkuhan Tuan muda Ferdy
- Bab 132 Api Peperangan Menyala
- Bab 133 Ibuku VS Tuan Muda Ferdy
- Bab 134 Berjuanglah Untuk Tetap Bertahan Hidup
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (1)
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (2)