Wahai Hati - Bab 11 Suara yang tidak asing (1)
Saat ini, semua orang di tempat kejadian terpesona oleh Mike, dan semua orang dibuat tergila-gila olehnya. Dan aku, yang dipenuhi dengan rasa tanya dalam hati. Jiwaku seperti tertarik. Aroma yang terpancar dari pria itu sangat baik, yang membuatku merasa tenang dan senang. Orang ini, tanpa sadar telah memberiku rasa aman dan nyaman. Aku merasa jika bersamanya, semua akan baik-baik saja. Tanpa sadar, aku mengambil tas itu dan pergi bersama Mike.
Mike yang memegang bahuku, bagaikan teman dekat, intim. Lebih dari 20 siswa olahraga, termasuk Gunawan, semuanya tertunduk malu, tidak ada yang berani menghentikanku. Dan mereka orang-orang yang sedang menyaksikan, melihat aku dan Mike berjalan bersama, mereka langsung memberi jalan dan mengambil sikap hormat.
Tiba-tiba, aku seperti memiliki penampilan sepert pejabat negara. Tentu saja, aku tahu bahwa semua ini karena cahaya Mike. Cahaya itu yang menyelimutiku, sehingga aku juga memiliki ilusi untuk dihormati. . Sebenarnya, itu adalah kekuatan Mike yang sangat kuat sehingga semua orang lupa untuk membenci aku, mereka iri hanya karena aku bisa mendapatkan perlindungan dari Mike.
Bagaimanapun, aku berterima kasih kepada Mike, walaupun kecemerlangannya membuat aku semakin terlihat kecil, bagaimanapun juga, dialah orang yang mengangkatku keluar dari krisis dan membawa aku keluar dari sarang monster.
Keluar dari gedung sekolah, Mike masih memegang pundakku, seperti tidak berniat melepaskan. Para murid-murid datang dan pergi, dia sama sekali tidak mengubah pandangannya, dia membawa ku melewati kerumunan, sampai di lantai dasar asrama laki-laki, ia baru berhenti. Lalu dia melepaskanku dan mengatakan sesuatu yang berarti bagi aku: "Oke, aku mengantarmu sampai sini saja, sekarang banyak orang melihat kita dekat, seharusnya tidak ada lagi yang berani mu lagi!"
Setelah mendengarkan kata-kata Mike, aku akhirnya mengerti alasan mengapa dia merangkul pundakku mengantarku pulang, bahkan sampai di depan asrama, dan bertemu dengan banyak orang di jalan, dia sama sekali tidak keberatan. Itu karena dia sengaja membuat orang berpikir bahwa aku memiliki hubungan yang baik dengannya, sehingga semua orang akan melihat wajahnya dan tidak berani menindasku. Dengan kata lain, apakah upaya sungguh-sungguh yang Mike lakukan hanya sekedar untuk membuatku aman?
Aku memandangnya sedikit bingung, bertanya-tanya, "Mengapa kamu membantu aku?"
Mike tersenyum dengan ramah dan berkata, "Tidak ada alasan. Itu hal yang mudah, kau tidak usah khawatir, jaga dirimu baik-baik!"
Setelah berbicara, Mike berbalik dan pergi, dia sangat baik!
Melihat punggungnya yang indah, aku berkata dengan tulus, "Terima kasih!"
Aku berterima kasih dari lubuk hatiku, tidak peduli apa alasan orang ini membantu ku, tetapi pada akhirnya, dialah yang membantuku, jika tidak, aku tidak tahu apa yang aku akan terjadi jika aku mengeluarkan pisau itu. Jika masalah itu terjadi, aku bahkan tidak bisa memenuhi janji aku kepada ibu. Sekarang, dengan keberadaan Mike, aku pikir Gunawan pasti akan takut akan peringatan Mike. Dia seharusnya tidak bisa menggangguku dengan mudah lagi, sehingga aku bisa belajar dengan aman di sekolah. Jadi, aku benar-benar sangat berterima kasih kepada Mike atas bantuannya, dan telah memecahkan masalah besarku!
Mike, yang telah mengambil beberapa langkah, tiba-tiba mendengar kata terima kasihku. Dia segera berhenti dan berbalik, menatapku, lalu berkata dengan serius: "Chandra, aku ingin menasihatimu, mengandalkan orang lain, itu tidak akan selalu berhasil. Adakala nya menjadi orang, tidak boleh terlalu lemah. Ketika tiba saatnya untuk marah, Anda harus marah, sehingga Anda tidak akan diganggu lagi, kau bisa melakukan itu!”
Setelah berbicara, Mike berbalik dan pergi lagi. Kali ini dia berjalan dengan tegas tanpa berbalik. Tetapi kata-katanya tetap melekat di telingaku. Aku hanya merasa ada bagian sesitif di hatiku tersentuh. Ini adalah martabat sebagai seorang pria. Tampaknya beberapa kata dari Mike langsung menurunkan harga diriku. Mungkin dia mengucapkan kata-kata ini karena bermaksud baik padaku, tetapi sikapnya agak membuatku tidak nyaman. Sebagai seorang pria, mengapa ia bisa memiliki posisi tinggi di atas, sedngkan aku hanya bisa dipandang rendah oleh orang ?
Hatiku tidak mau, tetapi aku tidak ingin berjuang untuk itu. Meskipun Olive, Mike, Gunawan, serta seluruh siswa di kelas berpikir aku adalah seorang pengecut, tetapi bagaimana, aku memiliki hati nurani. Aku tidak mau membiarkan diriku terlalu terkenal demi menyelamatkan harga diriku, aku hanya ingin melakukannya dengan baik, menyelesaikan kuliah dengan sukses, dan membuat ibuku merasa bangga!
Tentu saja, ketika saatnya marah harus marah, tidak perlu Mike yang katakan, aku pun tahu itu. Di lapangan basket, jika Olive tidak muncul tepat waktu, aku pasti akan melarikan diri. Barusan di dalam kelas, jika bukan karena Mike muncul, aku pasti sudah mengeluarkan pisaunya, aku tidak akan menjadi orang yang lembut lagi. Namun, bagiku, ada beberapa hal yang lebih penting, aku tidak mungkin berada di jalan yang sesat itu .
Baiklah, untuk saat ini seperti ini dulu. Jika orang salah paham, biarkan mereka salah paham. Mengapa aku harus peduli?
Dengan napas panjang, aku kembali ke kamar.
Begitu dia tiba di kamar, Andi berkumpul dan bertanya dengan penuh semangat: "Kakak Chandra, ternyata kau sudah kenal mike dari awal. Tidak heran kau begitu tenang dan tak takut sama sekali, ternyata kau punya backing !"
Tampaknya Mike telah berhasil melakukan semua ini. Sekarang bahkan Andi berpikir bahwa Mike adalah backingku. Dengan backing yang kuat, aku benar-benar tidak takut. Tetapi kepada Andi, aku tidak ingin berbohong, tidak peduli apa yang aku katakan, Mike melindungi aku, itu adalah fakta yang tidak bisa diubah. Jadi aku mengatakan yang sebenarnya langsung kepada Andi: "Aku dan Mike tidak terlalu kenal, dan aku juga tidak mengerti mengapa dia ingin membantu aku!"
Novel Terkait
Cinta Di Balik Awan
KellyUnperfect Wedding
Agnes YuLove In Sunset
ElinaIstri Yang Sombong
JessicaMy Beautiful Teacher
Haikal ChandraWaiting For Love
SnowWahai Hati×
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (1)
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (2)
- Bab 2 Bu, Maaf (1)
- Bab 2 Bu, Maaf (2)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (1)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (2)
- Bab 4 Pria Perkasa (1)
- Bab 4 Pria Perkasa (2)
- Bab 5 Kemunculan Olive
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (1)
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (2)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(1)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(2)
- Bab 8 Musuhku(1)
- Bab 8 Musuhku(2)
- Bab 9 Sebelum badai datang
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (1)
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (2)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (1)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (2)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (1)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (2)
- Bab 13 Menjadi Pahlawan
- Bab 14 Lalat yang menganggu (1)
- Bab 14 Lalat yang menganggu (2)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (1)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (2)
- Bab 16 serangan yang terbuka mudah untuk ditangani, serangan kegelapan sulit untuk dihindari
- Bab 17 Harimau ingin menunjukkan kekuatan
- Bab 18 Aksi Balas Dendam
- Bab 19 Apa yang ditakutkan pasti akan terjadi
- Bab 20 Momen Menegangkan
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (1)
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (2)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (1)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (2)
- Bab 23 Majikan dan Anjingnya
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (1)
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (2)
- Bab 25 Rencana Licik (1)
- Bab 25 Rencana Licik (2)
- Bab 26 Satu Langkah Lagi
- Bab 27 Melukai Diri untuk Mendapatkan Kepercayaan
- Bab 28 Cinta dan Tidak Cinta
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (1)
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (2)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (1)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (2)
- Bab 31 Aura Seorang Ratu
- Bab 32 Pilihanmu Tidak Salah
- Bab 33 Pencegatan Mike
- Bab 34 Penyiksaan yang Kejam
- Bab 35 Ia adalah Ten Zhou
- Bab 36 Satu yang Menjaga, Tidak Ada yang Berani Menyerang
- Bab 37 Dendam dan Kewajiban
- Bab 38 Kecelakaan Gunawan
- Bab 39 Tokoh Kecil yang Tidak Dianggap
- Bab 40 Olive yang Sangat Terkejut
- Bab 41 Memancing ke dalam Jebakan
- Bab 42 Mike Berlutut
- Bab 43 Aura Pemenang
- Bab 44 Menginjak Jalan yang Buruk
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (1)
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (2)
- Bab 46 Pertarungan
- Bab 47 Tidak Ada yang Bisa Menaklukkanku
- Bab 48 Mencari Masalah
- Bab 49 Dua puluh miliar, itu hal yang kecil
- Bab 50 Menarik Uang
- Bab 51 menganggapmu ayah jika kaya
- Bab 52 keagungan
- Bab 53 Fetrin yang Percaya Diri
- Bab 54 Pengemis Tua
- Bab 55 Ada Uang, Sombong
- Bab 56 Krisis Ekonomi Keluarga Hu
- Bab 57 Merasa Terkejut
- Bab 58 Mike Kembali
- Bab 59 Datang Sendiri
- Bab 60 Boleh Membunuh Tapi Tidak Boleh Menghina
- Bab 61 Satu panggilan kak Chandra
- Bab 62 Mati dan hidup bersama
- Bab 63 Tidak berhenti sampai mati
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (1)
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (2)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (1)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (2)
- Bab 66 Waktu kematian sudah datang
- Bab 67 Perbuatan tercela Mike
- Bab 68 Fetrin Tiba
- Bab 69 Tuan Muda, Aku Terlambat
- Bab 70 Menjalani Keputusan Tuhan
- Bab 71 Amarah Michael Li
- Bab 72 Remehan Fetrin
- Bab 73 Bahaya Menyerang
- Bab 74 Namaku Jeno (1)
- Bab 74 Namaku Jeno (2)
- Bab 75 Michael Li Yang Jago
- Bab 76 Ada Orang di dalam Rumah
- Bab 77 Insting Orang hebat
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(1)
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(2)
- Bab 79 Jangan Mengulang ke Tiga Kalinya
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (1)
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (2)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (1)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (2)
- Bab 82 Balasan
- Bab 83 Posisi Defensif Michael Li
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (1)
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (2)
- Bab 85 Kematian Michael Li
- Bab 86 Kejadian saat itu
- Bab 87 Ayahmu
- Bab 88 Perasaan gelisah yang kuat.
- Bab 89 Perselisihan di Villa Keluarga Hu
- Bab 90 Sekeliling penuh dengan musuh
- Bab 91 Tuan Chandra
- Bab 92 Halo, Nama Aku Ruben
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (1)
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (2)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (1)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (2)
- Bab 95 Malu Ekstrim
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (1)
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (2)
- Bab 97 Kita Putus Saja (1)
- Bab 97 Kita Putus Saja (2)
- Bab 98 Kebencian
- Bab 99 Orang Belakang Ruben
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (1)
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (2)
- Bab 101 Menatap Semua orang
- Bab 102 Bersebrangan Dengan Marie Hu
- Bab 103 Ruben Yang Penuh Percaya Diri
- Bab 104 Tangkap Ruben dengan cara apapun
- Bab 105 Pertempuran Sengit
- Bab 106 Amarah Ruben
- Bab 107 Chris VS Ruben
- Bab 108 Kemampuan Fetrin
- Bab 109 Marie Berlutut
- Bab 110 Membalas Dendam Kepada Ruben
- Bab 111 Maaf, Aku Tidak Terima
- Bab 112 Pria Besar muncul
- Bab 113 Bunga Kampus yang Ketiga
- Bab 114 Selalu ada orang yang lebih hebat
- Bab 115 Putra Godi chen
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (1)
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (2)
- Bab 117 Ferdy Yang bertindak
- Bab 118 Keputusasaan Tanpa Akhir
- Bab 119 Lebih Baik Mati Daripada Hidup
- Bab 120 Pengemis Dan orang kaya generasi kedua (1)
- Bab 120 Pengemis dan orang kaya generasi kedua (2)
- Bab 121 Candra, Kamu Tamat (1)
- Bab 121 Chandra, Kamu Tamat ( 2)
- Bab 122 Ciuman Clara
- Bab 123 Kemarahan Ferdy
- Bab 124 Kobaran Api
- Bab 125 Hidup Mati
- Bab 126 Kematian Ruben Cai
- Bab 127 Ucapan Marie
- Bab 128 Menuju Ke Lokasi Perang
- Bab 129 Tuan Muda Ferdy Yang Susah Ditebak
- Bab 130 Ibuku Datang
- Bab 131 Keangkuhan Tuan muda Ferdy
- Bab 132 Api Peperangan Menyala
- Bab 133 Ibuku VS Tuan Muda Ferdy
- Bab 134 Berjuanglah Untuk Tetap Bertahan Hidup
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (1)
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (2)