Wahai Hati - Bab 71 Amarah Michael Li
Begitu aku melayangkan parang, dan Mike dihujani kepanikan, berusaha berjuang di saat-saat terakhir, parang di tanganku menebas tanpa ampun.
Tiba-tiba, terdengar suara meraung bagai babi yang sedang disembelih.
Aku berlagak layaknya seorang difabel yang tak bisa mendengar, dia kembali melayangkan beberapa tusukan, teriakan menjadi semakin intens, menusuk gendang telinga setiap orang, membuat hati semua orang bergelora.
Dengan ratapan tragis, peperangan spektakuler yang belum pernah terjadi sebelumnya berakhir begitu saja, dan semuanya telah berakhir.
Hasil dari perperangan besar ini adalah, aku menang dan Mike kalah, dan aku telah memberinya sebuah pelajaran menyakitkan yang tak akan pernah dia lupakan. Di hadapan banyak orang, aku tidak mungkin membunuh orang, aku belum mempunyai keberanian untuk membunuh orang di depan umum, hanya saja aku telah membuat Mike hidup tak segan mati tak mau, urat tangan dan kakinya telah diputuskan olehku, dengan cara yang kejam, aku sudah membuatnya menjadi seorang yang tak berguna.
Mulai hari ini, Mike tidak akan bisa mencelakai orang lagi, dia akan menghabisi masa hidupnya dengan menjaga tubuh cacatnya dan jiwanya yang telah hancur, ini adalah balasan dari dia yang telah mencelakai aku!
Dendam terbesarku telah terbalaskan, aku telah dikejutkan oleh adegan hari ini, hati semua orang juga tengah gemetaran, mereka menyaksikan darah segar mengalir, juga menyaksikan keajaiban, mereka telah merasakan kekejaman serta keindahan pertunjukan hari ini. Mereka mendengus Mike, juga sependapat jika dia pantas untuk mendapatkan karma balasannya, mereka memandangku dengan penuh hormat, aku juga terkejut dengan pandangan kerumunan orang ini. Mereka telah melihat sosok baru dari Chandra yang terlahir kembali.
Dalam keheningan saat ini, tiba-tiba, suara mobil sirine dari polisi memecahkan keheningan ini, dan pada saat yang sama, semua orang yang hadir tampak ketakutan. Segera, para kerumunan itu berbondong-bondong membubarkan diri, sekelompok orang juga tampak melarikan diri, ada yang berlari sekuat tenaga, karena takut untuk terlibat.
Di saat-saat kebingungan seperti ini, Fetrin dengan tenang menyampaikan sebuah tugas kepada pria berjas putih tersebut : “Kamu di sini, tangani masalah selanjutnya!”
Selesai berbicara, dia berjalan ke sisiku, dan berkata dengan tenang kepada ku : “Ayo kita pergi dulu!”
Aku melepaskan parang yang ada di tanganku, kemudian mengangguk pelan, aku tahu kenapa Fetrin membawaku pergi terlebih dahulu, ini karena dia membiarkan aku melarikan diri terlebih dahulu, dan agar polisi tidak menangkapku langsung di tempat.
Sebelum pergi, tak lupa aku berkata kepada Fetrin : “Masih ada beberapa saudaraku, biarkan mereka ikut dengan kita.”
Saudara yang aku sebutkan adalah Gunawan serta orang-orang yang dia bawa, juga Ten Zhou dengan anak buahnya, mereka hari ini telah berpihak padaku, bersikeras untuk maju dan mundur bersamaku, dan pada akhirnya mereka ikut terluka karenaku, dan sekarang di saat aku akan pergi, tentu saja aku tidak melupakan mereka. Di antara mereka yang cedera ringan, mereka bisa membantu satu sama lain untuk melarikan diri, sedangkan yang cedera berat, aku sudah memberi tahu Fetrin, Fetrin tidak mengabaikannya, segera dia memerintahkan orang untuk membawa saudara yang terluka itu ke dalam mobil dan mengantarnya ke rumah sakit.
Setelah selesai mengurus urusan para saudara, aku menggandeng tangan Marie Hu memasuki mobil Rolls Royce, Fetrin yang mengemudi, dan dengan cepat mengevakuasi aku.
Pada saat menaiki mobil, aku memperhatikan sesuatu, Olive terus memandangku, tatapan matanya seolah memberi tahu cerita hidupnya, di dalam ceritanya, aku berjalan dengan mantap, dari keasingan berubah menjadi akrab, dan kembali lagi dari akrab ke asing, dan pada akhirnya, dia baru menyadari, sepertinya dirinya sama sekali tidak mengenali aku, dengan kata lain, dia sebenarnya tidak pernah mengenali aku, hari ini aku dan keluargaku telah mengejutkannya, bukan hanya sekedar hal kecil, melainkan hal yang sangat berat untuk dimengerti. Dia menatapku untuk waktu yang lama, kemudian perlahan dia memejamkan kedua matanya!
Aku sudah menjauh dari medan perang, jauh dari keramaian, tapi hatiku tetap tidak tenang, pikiran ini terus mengganggu isi kepalaku, tanpa henti.
Di dalam mobil ini, Fetrin tidak berbicara sama sekali dengan ku, dia terus terdiam dalam mengendarai mobilnya, sampai di sebuah rumah sakit, dia membawaku untuk memeriksakan luka-luka di tubuhku, Dokter kembali memperban lukaku dengan perban baru.
Ruangan yang begitu mewah serta suasana yang begitu tenang dan aroma teh yang harum, semua terasa tenang dan damai. Fetrin juga telah melepaskan sisi dinginnya dan menjadi seorang yang lemah lembut. Dia bertindak layaknya seorang senior, dia menggandeng Marie Hu, bertanya dengan lembut serta bercengkerama dengannya.
Seolah-olah Fetrin telah melupakan perang besar tadi, dan juga sepertinya, dia tidak pernah menganggap serius akan hal itu. Yang dia pedulikan hanyalah pacarku, dia lebih tertarik kepada Marie Hu dibanding dengan pertempuran besar itu.
Sedangkan Marie Hu sendiri, dia masih sangat berhati-hati untuk saat ini, dia memiliki rasa kagum yang begitu alami kepada Fetrin, mungkin karena dia sudah tahu, Fetrin bisa saja membuat ayahnya bangkrut kapan saja, atau bisa jadi juga dia telah menyaksikan penampilan menakjubkan Fetrin di medan perang tadi, singkatnya, Marie Hu sangat mengagumi Fetrin. Perlahan setelah dia mengobrol dengan Fetrin, dia mulai terbiasa, senyum lega mulai terpancar dari wajahnya, dia berbicara dan tertawa bersama Fetrin, suasana yang begitu harmonis.
Dan aku, dari awal hingga akhir aku tidak berbicara sepatah kata pun, ekspresiku juga sedikit muram, masih banyak kekhawatiran berat di hatiku.
Setelah beberapa saat kemudian, Fetrin dan Marie Hu menyadari ada yang tidak beres denganku, jadi, dia berhenti mengobrol dengan Marie Hu, dan berkata padaku : “Chandra, kamu masih memikirkan kejadian tadi? Kamu tidak usah khawatir, kamu harus menjalani hidupmu sendiri, aku akan menyuruh orang untuk melindungimu secara diam-diam, dan hal yang akan terjadi ke depannya, aku akan menanganinya!”
Nada bicara Fetrin selalu penuh dengan rasa percaya diri, di matanya, masalah ini bukanlah hal yang serius baginya, melihatnya seperti ini, aku sekarang sudah mulai terbiasa, aku juga mulai mempercayainya, hanya saja, aku masih bingung, bagaimana fetrin mempunyai kemampuan seperti ini.
Dengan penuh penasaran, aku bertanya dengan sangat serius kepada Fetrin : “Bibi Fetrin, kamu jujur padaku, dari mana kamu mendapatkan kekuatan yang begitu besar? Dan bagaimana dengan orang-orang yang berkacamata hitam itu?”
Sampai saat ini, di dalam pikiranku masih terlintas puluhan bayangan orang-orang berkacamata hitam tadi, mereka begitu menakjubkan dan telah mengejutkan aku, aku tidak tahu mereka siapa, aku merasa tidak mungkin mereka pengawal keluargaku, sekayanya orang lain, pengawal paling banyak juga mungkin hanya sekitar beberapa saja. Dan sekayanya keluargaku tidak perlu juga harus sampai puluhan pengawal, bahkan mereka terlihat sungguh terlatih seperti itu, seperti dilatih secara khusus, dilihat dari sisi mana saja mereka tak terlihat seperti sesosok pengawal.
Fetrin yang mendengar pertanyaan dariku, raut wajahnya berubah serius, dia tidak menjawabku dengan rinci, hanya menjawab dengan singkat : “Semua yang kamu lihat, adalah peninggalan dari ibumu!”
Lagi-lagi ibuku, seperti apa sosok ibuku sebenarnya? Kenapa aku semakin tidak memahaminya, kenapa apa yang dia katakan dengan sosok bayangan ibu di kepalaku semakin menyimpang?
-----
Efisiensi kerja Fetrin sangat cepat dan hebat, dia di sini mengobrol dan minum teh bersama kami dengan tenang, dan di sisi lain, pria berjas putih itu telah berhasil menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pertempuran besar itu, semua telah dibereskan dengan sempurna, tidak ada berita yang beredar sama sekali, seolah-olah tidak terjadi apa-apa hari ini.
Pada jam 15:30 di kantor klub malam roofstar.
Sebuah rapat penting sedang berlangsung di kantor, yang memimpin rapat tersebut adalah Michael Li, sekitar belasan orang yang berpartisipasi termasuk beberapa penanggung jawab lainnya, orang-orang yang hadir saat ini adalah bawahan dari Michael Li yang mempunyai kemampuan besar.
Rapat kali ini sangat serius dan ketat, semua ponsel wajib untuk dinonaktifkan, begitu pula dengan pintu kantor yang ditutup, menunjukkan agar orang lain tidak diperkenankan mengganggu. Namun, setengah jam ketika rapat berlangsung, pintu kantor tiba-tiba didobrak keras, dibuka paksa oleh seseorang. Terlihat pria berbekas luka pisau itu berjalan masuk dengan tergesa-gesa, merusak suasana rapat kali ini juga telah mengejutkan para peserta rapat.
Michael Li yang tengah serius berpidato, dan sekarang tiba-tiba terganggu oleh pria berbekas luka pisau ini, seketika emosinya meluap, berkata dengan keras : “Apa yang kamu lakukan, kamu tidak bisa lihat aku sedang rapat? Keluar!”
Meskipun pria berbekas luka pisau ini adalah bawahan dari Michael Li, tapi dia hanyalah orang kecil yang tidak berhak untuk menerobos masuk ke dalam ruang rapat ini. Jika di saat seperti biasa, taruhan sebesar apa pun tidak akan bisa membuatnya berani untuk menerobos masuk, tapi hari ini, dia sudah tidak memikirkan hal lain, bahkan setelah dimarahi oleh Michael Li, dia masih terus bersikeras berdiri di sana, dan berkata dengan kalut : “Tuan Michael, ada masalah besar, Tuan muda Mike…Tuan muda Mike kecelakaan!”
Mendengar perkataan ini, Michael Li mengerutkan keningnya, dia bangkit dari duduknya, dan sontak menjawab : “Apa?”
Nafas amarah Michael Li meluap, terutama di saat dia sedang marah akan sangat menakutkan, udara di sekitarnya tampak memanas, wajah pria berbekas luka pisau ini telah dikejutkan hingga pucat pasih, dia tidak bisa mengelak, dengan cepat dia melaporkan semua masalah dari awal hingga akhir kepada Michael Li.
Selesai Michael Li mendengarkan, otot-otot di wajahnya tak henti bergetar, matanya memerah hingga keunguan, tapi dia tak segera meledak, dia hanya berkata dengan nada berat : “Ayo pergi, bawa aku ke rumah sakit!”
Dua puluh menit kemudian, Michael Li berjalan layaknya sedang menginjak kobaran api, dia membawa sekelompok orang pergi ke rumah sakit nomor 1 di kota itu, seluruh rumah sakit tampak mendapat guncangan hebat oleh kedatangan Michael Li dan sekelompok orangnya, orang-orang yang melihat kedatangan mereka, segera mereka memberi jalan, Michael Li sampai di depan pintu ruang operasi tanpa hambatan sedikit pun.
Dan saat ini, Mike masih tengah dibedah di dalam ruang operasi, sekelompok orang berjaga di depan pintu, melihat kedatangan Michael Li, segera mereka memberikan hormat secara serentak : “Tuan Michael!”
Raut wajah Michael Li dingin, bertanya dengan suara serak : “Bagaimana keadaannya?”
Salah satu orang bertubuh kekar yang berjaga di depan pintu melaporkan : “Masih dalam pertolongan, untuk lebih rinci masih belum diketahui, tapi kami sudah meminta ahli terbaik dari pihak rumah sakit untuk mengoperasikan Tuan muda Mike, seharusnya tidak akan ada masalah besar!”
Selesai mendengarkan penjelasan ini, raut wajah Michael Li semakin dingin, dia tidak mengatakan apa-apa lagi, terlebih dia hanya menatap pintu ruang operasi itu dengan lekat, matanya memerah, pandangan matanya penuh makna.
Dan yang lain, mereka berdiri dengan tegang tanpa mengeluarkan sepatah kata, semua orang terlihat gugup, seperti ditusuk jarum dari belakang.
Waktu berlalu sangat lama, dan masih menunggu hasil dari operasi, Michael Li yang sudah berhasil mengontrol emosinya dengan baik. Tapi, dengan berlalunya waktu, ketenangannya berangsur-angsur hancur, dia sudah tidak bisa menunggu lebih lama lagi, dia mulai mondar-mandir di depan pintu operasi, berjalan dengan tidak tenang.
Melihat sosok Michael Li sekarang, dia yang telah banyak makan asam garam di dunia ini, bahkan segala ombak dan badai pun diterjang olehnya, dia sudah belajar banyak dari pengalaman hidupnya, hatinya sudah terlatih untuk kuat, segala sesuatu tak mempan untuk menghancurkannya, dia selalu dapat tetap tenang dan stabil, layaknya Tarzan. Tapi sekarang, seberapa kuat hatinya, dia tidak bisa lagi menahan kecemasan ini, perasaan ini bahkan lebih menegangkan di saat menunggu istrinya yang tengah melahirkan seorang anak, dia sungguh sangat khawatir jika terjadi sesuatu terhadap putranya, dia tidak bisa menahan pukulan seperti ini.
Akhirnya, setelah setengah jam kemudian, pintu ruang operasi akhirnya terbuka, dokter kepala bedah berjalan keluar.
Michael Li yang sudah sekian lama menunggu, segera dia berlari ke hadapan dokter, dengan gugup dia bertanya : “Bagaimana dengan putraku?”
Dokter kepala bedah ini merupakan dokter terbaik dari luar, dia ke sini hanya untuk beroperasi sementara waktu, terutama untuk menyelesaikan masalah mendesak yang ada di rumah sakit ini. Waktu itu, Mike dikirim oleh sekelompok orang bertubuh kekar, mereka mengabaikan segalanya, ketika mereka tiba di rumah sakit mereka hanya meminta untuk menyembuhkan Tuan muda Mike, jika tidak mereka akan menghancurkan rumah sakit ini. Pihak rumah sakit akhirnya mengundang ahli bedah terbaik dari luar untuk mengoperasikan Mike, hanya saja hasil akhirnya tetap tidak memuaskan, dia mengerutkan keningnya sambil menatap Michael Li, sambil menghela nafas dia berkata : “Pasien telah melewati masa kritisnya, tapi, urat tangan dan kakinya telah diputuskan oleh orang lain, bahkan jika nantinya luka itu telah sembuh, mungkin akan cacat seumur hidup!”
Kata cacat seumur hidup itu bagaikan disambar geledek, seketika menghancurkan perasaan Michael Li, otot-otot sekujur tubuhnya tengah berdenyut kencang, pikirannya terus menderu, emosi yang sedari tadi telah ditahan olehnya meletus bagai gunung berapi, menyemburkan lava panas, dia menggenggam erat kepalan tangannya, dan mengutuk : “Chandra, aku tidak peduli asal usulmu, aku bersumpah akan menghancurkanmu!”
Novel Terkait
Cutie Mom
AlexiaPejuang Hati
Marry SuWahai Hati×
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (1)
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (2)
- Bab 2 Bu, Maaf (1)
- Bab 2 Bu, Maaf (2)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (1)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (2)
- Bab 4 Pria Perkasa (1)
- Bab 4 Pria Perkasa (2)
- Bab 5 Kemunculan Olive
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (1)
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (2)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(1)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(2)
- Bab 8 Musuhku(1)
- Bab 8 Musuhku(2)
- Bab 9 Sebelum badai datang
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (1)
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (2)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (1)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (2)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (1)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (2)
- Bab 13 Menjadi Pahlawan
- Bab 14 Lalat yang menganggu (1)
- Bab 14 Lalat yang menganggu (2)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (1)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (2)
- Bab 16 serangan yang terbuka mudah untuk ditangani, serangan kegelapan sulit untuk dihindari
- Bab 17 Harimau ingin menunjukkan kekuatan
- Bab 18 Aksi Balas Dendam
- Bab 19 Apa yang ditakutkan pasti akan terjadi
- Bab 20 Momen Menegangkan
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (1)
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (2)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (1)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (2)
- Bab 23 Majikan dan Anjingnya
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (1)
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (2)
- Bab 25 Rencana Licik (1)
- Bab 25 Rencana Licik (2)
- Bab 26 Satu Langkah Lagi
- Bab 27 Melukai Diri untuk Mendapatkan Kepercayaan
- Bab 28 Cinta dan Tidak Cinta
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (1)
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (2)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (1)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (2)
- Bab 31 Aura Seorang Ratu
- Bab 32 Pilihanmu Tidak Salah
- Bab 33 Pencegatan Mike
- Bab 34 Penyiksaan yang Kejam
- Bab 35 Ia adalah Ten Zhou
- Bab 36 Satu yang Menjaga, Tidak Ada yang Berani Menyerang
- Bab 37 Dendam dan Kewajiban
- Bab 38 Kecelakaan Gunawan
- Bab 39 Tokoh Kecil yang Tidak Dianggap
- Bab 40 Olive yang Sangat Terkejut
- Bab 41 Memancing ke dalam Jebakan
- Bab 42 Mike Berlutut
- Bab 43 Aura Pemenang
- Bab 44 Menginjak Jalan yang Buruk
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (1)
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (2)
- Bab 46 Pertarungan
- Bab 47 Tidak Ada yang Bisa Menaklukkanku
- Bab 48 Mencari Masalah
- Bab 49 Dua puluh miliar, itu hal yang kecil
- Bab 50 Menarik Uang
- Bab 51 menganggapmu ayah jika kaya
- Bab 52 keagungan
- Bab 53 Fetrin yang Percaya Diri
- Bab 54 Pengemis Tua
- Bab 55 Ada Uang, Sombong
- Bab 56 Krisis Ekonomi Keluarga Hu
- Bab 57 Merasa Terkejut
- Bab 58 Mike Kembali
- Bab 59 Datang Sendiri
- Bab 60 Boleh Membunuh Tapi Tidak Boleh Menghina
- Bab 61 Satu panggilan kak Chandra
- Bab 62 Mati dan hidup bersama
- Bab 63 Tidak berhenti sampai mati
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (1)
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (2)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (1)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (2)
- Bab 66 Waktu kematian sudah datang
- Bab 67 Perbuatan tercela Mike
- Bab 68 Fetrin Tiba
- Bab 69 Tuan Muda, Aku Terlambat
- Bab 70 Menjalani Keputusan Tuhan
- Bab 71 Amarah Michael Li
- Bab 72 Remehan Fetrin
- Bab 73 Bahaya Menyerang
- Bab 74 Namaku Jeno (1)
- Bab 74 Namaku Jeno (2)
- Bab 75 Michael Li Yang Jago
- Bab 76 Ada Orang di dalam Rumah
- Bab 77 Insting Orang hebat
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(1)
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(2)
- Bab 79 Jangan Mengulang ke Tiga Kalinya
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (1)
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (2)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (1)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (2)
- Bab 82 Balasan
- Bab 83 Posisi Defensif Michael Li
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (1)
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (2)
- Bab 85 Kematian Michael Li
- Bab 86 Kejadian saat itu
- Bab 87 Ayahmu
- Bab 88 Perasaan gelisah yang kuat.
- Bab 89 Perselisihan di Villa Keluarga Hu
- Bab 90 Sekeliling penuh dengan musuh
- Bab 91 Tuan Chandra
- Bab 92 Halo, Nama Aku Ruben
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (1)
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (2)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (1)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (2)
- Bab 95 Malu Ekstrim
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (1)
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (2)
- Bab 97 Kita Putus Saja (1)
- Bab 97 Kita Putus Saja (2)
- Bab 98 Kebencian
- Bab 99 Orang Belakang Ruben
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (1)
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (2)
- Bab 101 Menatap Semua orang
- Bab 102 Bersebrangan Dengan Marie Hu
- Bab 103 Ruben Yang Penuh Percaya Diri
- Bab 104 Tangkap Ruben dengan cara apapun
- Bab 105 Pertempuran Sengit
- Bab 106 Amarah Ruben
- Bab 107 Chris VS Ruben
- Bab 108 Kemampuan Fetrin
- Bab 109 Marie Berlutut
- Bab 110 Membalas Dendam Kepada Ruben
- Bab 111 Maaf, Aku Tidak Terima
- Bab 112 Pria Besar muncul
- Bab 113 Bunga Kampus yang Ketiga
- Bab 114 Selalu ada orang yang lebih hebat
- Bab 115 Putra Godi chen
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (1)
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (2)
- Bab 117 Ferdy Yang bertindak
- Bab 118 Keputusasaan Tanpa Akhir
- Bab 119 Lebih Baik Mati Daripada Hidup
- Bab 120 Pengemis Dan orang kaya generasi kedua (1)
- Bab 120 Pengemis dan orang kaya generasi kedua (2)
- Bab 121 Candra, Kamu Tamat (1)
- Bab 121 Chandra, Kamu Tamat ( 2)
- Bab 122 Ciuman Clara
- Bab 123 Kemarahan Ferdy
- Bab 124 Kobaran Api
- Bab 125 Hidup Mati
- Bab 126 Kematian Ruben Cai
- Bab 127 Ucapan Marie
- Bab 128 Menuju Ke Lokasi Perang
- Bab 129 Tuan Muda Ferdy Yang Susah Ditebak
- Bab 130 Ibuku Datang
- Bab 131 Keangkuhan Tuan muda Ferdy
- Bab 132 Api Peperangan Menyala
- Bab 133 Ibuku VS Tuan Muda Ferdy
- Bab 134 Berjuanglah Untuk Tetap Bertahan Hidup
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (1)
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (2)