Wahai Hati - Bab 69 Tuan Muda, Aku Terlambat
Tubuh Fetrin yang montok dan agak tinggi, mengenakan pakaian kerja formal membuat lekukan tubuhnya terlihat begitu menawan, dipadukan dengan sepasang sepatu hak tinggi, membuat dia terlihat lebih tinggi dan jenjang, auranya begitu terpancarkan. Sebagai seorang wanita, Fetrin termasuk kategori yang sangat sempurna, dia bisa menyesuaikan sifat dan temperamennya di mana saja, jika di rumah, dia sangat anggun dan pengertian, tapi di dunia kerja, dia sangat sigap dan berpengalaman, sekarang dia berada di medan perang, dia bagaikan seorang ratu, begitu mulia dan tegas, ia tampak mengumpulkan segala hakikat surga dan bumi di tubuhnya, seluruh tubuhnya terlihat begitu mempesona dan menarik. Terutama berada di antara para pria berkacamata hitam yang terlatih, dia terlihat semakin luar biasa dan tak tertandingi. Dengan kemunculan dia, tampaknya telah membawakan kesejahteraan untuk dunia.
Kami semua yang ada di sini, semuanya tertegun dengan adegan ini, semua orang mengeluarkan ekspresi yang paling berlebihan di wajah mereka, awalnya sangat membosankan, kemarahan mulai bermunculan, terdengar berbagai komentar, tiba-tiba terdengar sebuah teriakan, : “Wah, ini siapa? Pertunjukan keren!”
“Iya, situasi ini, seumur hidup aku baru pertama kali melihat ini, wanita ini sungguh memiliki aura yang begitu kuat, siapa dia sebenarnya!”
“Dia sangat keren!”
“Dari mana asal usul sekelompok orang ini, jangan-jangan mereka adalah kekuatan dari Keluarga Mike?”
“Siapa yang tahu, hais…tiba-tiba aku merasa sangat semangat, sepertinya akan ada sebuah pertunjukan besar!”
“Benar sekali, sangat penasaran!”
Suara teriakan yang begitu bergema, membangunkan suasana. Para penonton mulai bersemangat kembali, bahkan matahari yang tengah bersembunyi di balik awan pun ikut menampakan dirinya, dan mulai memancarkan cahayanya, dunia ini telah kembali bersemarak.
Dan di sisi lain, begitu Fetrin turun dari mobilnya, dia pun melihat para penonton dengan mata tajamnya, ketika dia menyadari aku sedang diinjak oleh Mike, matanya melotot dengan dingin. Langkah kakinya berjalan lurus ke arahku. Seorang pria berjas putih berjalan di sisi kirinya, dan sekelompok pria berkacamata hitam berjalan mengikuti mereka dari belakang dengan rapi.
Sekilas, ada sekitar 60-70 orang pria berkacamata hitam itu, jumlahnya memang tidak terlalu banyak, tapi momentum saat ini terlihat sangat gagah, bagaikan sebuah pasukan militer, penuh keberanian, tak terhentikan.
Ketika Mike melihat sekelompok orang ini berjalan mendekat, dia mulai panik, sesaat sebelumnya, dia masih menganggap dirinya sebagai penguasa dunia, tapi pada saat ini, kegagahan dirinya tiba-tiba menciut, dan auranya juga mulai redup, dia hanya ingin menunjukan kesombongan dirinya sendiri. Dia sangat terkejut melihat Fetrin yang memimpin, dan bertanya : “Si…siapa kalian?”
Fetrin seolah tak mendengarkan perkataannya, terus melanjutkan langkahnya.
Melihat Fetrin yang berjalan semakin mendekat, suasana ini semakin menarik, dan Mike semakin panik, dia jelas menyadari orang-orang garang ini adalah teman bagai musuh, dia tidak bisa lagi untuk tetap tenang, segera dia memerintahkan pria berbekas luka : “Cegat mereka!”
Begitu pria berbekas luka itu mendengar perintah, dia segera membawa pasukan dan berdiri di depan Mike, mereka adalah sekelompok orang kasar, setelah melewati sebuah pertempuran, moralnya yang masih kuat dan juga energi yang masih penuh, mereka bagaikan para pengawal kaisar yang tengah bertugas, dan menjaga Mike dengan ketat.
Dengan adanya penjagaan yang begitu ketat ini, barulah Mike merasa tenang, dia sangat mempercayai pria berbekas luka ini dan teman-temannya, mereka semua sangat berani, terlebih dengan keinginan melampiaskan kemarahan orang lain, bisa membuat orang lain ketakutan tanpa sadar.
Hanya saja, sekelompok orang ini masih tidak bisa menghentikan langkah Fetrin serta pasukannya, kepala mereka tetap tegap mengarah ke depan, dan terus maju.
Ketika pria berbekas luka melihat situasi ini, luka sayatan pisau yang ada di wajahnya berkedut, raut wajahnya berubah menjadi sangat buas, dia tampak galak dan kejam, matanya melotot, dan berteriak kepada Fetrin : “Aku tidak peduli siapa kalian, aku peringatkan kalian untuk tidak ikut campur, kalau tidak, maka aku tidak akan sungkan-sungkan lagi!”
Ternyata, pria berbekas luka ini layak untuk menjadi ketua sekelompok orang ini, dia telah menghadapi berbagai kejadian besar, dan kali ini, dia menghadapi sosok Fetrin yang begitu misterius, dia masih berani meneriakinya, jelas-jelas dia tahu pihak lawan datang dengan niat yang tak baik, dia bahkan tidak takut sama sekali, dan terus mempertahankan pendiriannya yang sangat agresif itu.
Setelah Fetrin mendengar perkataan pria berbekas luka itu, dia pun akhirnya menghentikan langkahnya, berdiri tegak, begitu pula dengan pasukan di belakangnya.
Melihat situasi saat ini, pria berbekas luka itu mengira bahwa perkataannya berhasil menghentikan langkah Fetrin, sudut bibirnya tak henti berkedut, dia mengeluarkan ekspresi sedikit senyum bangga.
Namun, kebanggaan pria berbekas luka ini tak berlangsung lama, detik berikutnya, Fetrin menoleh kemudian berkata dengan pria berjas putih : “Habisi mereka semua!”
Begitu pria berjas putih mendapatkan perintah, dia menganggukkan kepalanya, kemudian sekejap dia berubah menjadi bayangan putih, bergerak secepat kilat melangkah maju, di saat para penonton masih belum mengetahui apa yang sedang terjadi, kaki si pria berjas putih itu telah menendang ke tubuh pria berbekas luka tersebut.
Tiba-tiba, pria berbekas luka yang sombong dan banyak tingkah itu terlempar keluar seperti karung pasir, dan menghantam tanah dengan keras, membuat debu-debu berterbangan.
Pembunuh kilat, ini pembunuh kilat sesungguhnya!
Seluruh penonton yang ada di sana, tak kuasa menahan nafasnya, pandangan beberapa orang terlihat melotot, adegan ini sungguh membuat orang sulit untuk dipercaya, ini benar-benar di luar batas kesadaran orang.
Semua orang tahu seberapa hebat kekuatan yang dimiliki pria berbekas luka ini, dia bahkan bisa mengalahkan Ten Zhou si Raja bertarung di kampus dalam hitungan menit, ini sudah bisa membuktikan kekuatan yang dia miliki telah mencapai tingkat tertentu. Tapi, manusia seperti ini telah ditumbangkan oleh seorang pria berjas putih ini dengan begitu saja, sungguh tak terbayangkan, apakah pria berjas putih ini bisa dibilang seorang manusia? Bisa jadi dia seorang Dewa!
Jangankan para penonton, bahkan sekelompok preman gila yang dibawa oleh pria berbekas luka itu sendiri saja terkejut, raut wajah mereka semua melongo, lebih parahnya lagi mereka bahkan tidak tahu harus berbuat apa, akhirnya, hanya Mike yang berteriak dengan keras dan gugup : “Apa yang kalian bengongkan? Maju!”
Dan pada saat ini, sekelompok orang bengong ini baru beraksi, mereka berbondong-bondong menyerah si pria berjas putih itu.
Namun, pria berjas putih ini tampaknya meremehkan sekelompok orang-orang ini, melihat mereka berbondong-bondong menyerang ke arahnya, dia pun berbalik badan dan dengan secepat kilat dia telah kembali di sisi Fetrin, segera dia berkata dengan spontan dan dingin : “Maju!”
Begitu dia melontarkan kata itu, dalam waktu singkat, pria berkacamata hitam yang berdiri di belakang Fetrin mulai bergerak, mereka menyerbu bagai badai dan menyerang ke sekelompok orang-orang itu.
Begitu cepat, kedua belah pihak terlibat dalam sebuah pertempuran, sebuah pertempuran besar, pecah dalam sekejap!
Kali ini, pertempuran kedua pihak ini bukan lagi seorang pelajar, tapi melainkan perperangan nyata antar masyarakat, konflik seperti ini semakin sengit dan gila, semakin terkutuk, tapi sangat menarik untuk ditonton dan sangat mendebarkan.
Para penonton terlihat sangat bersemangat, semua orang mengepal tangannya dengan erat, mulai bersorak, menonton dengan gugup, mereka juga tidak pernah membayangkan, bahwa situasi hari ini berakhir seperti ini, sungguh melampaui ekspektasi mereka. Pada awalnya, mereka mengira akan melihat tawuran sekelompok pelajar, ini saja sudah cukup untuk menginspirasi mereka.
Kemudian, Mike mulai mengirim sekelompok preman gila untuk menghancurkan para pelajar, ini membuat takut orang-orang yang menyaksikannya, mereka tak berani bersemangat lagi, tak berani untuk bersantai lagi, sekelompok preman ini memukuli pelajar dengan kejam dan tidak adil, selain itu Mike terlalu merajalela, meluapkan kemarahannya, ini membuat para pelajar terdiam untuk waktu yang lama. Dan sekarang, Tuhan mengirimkan sebuah pasukan misterius, untuk melawan sekelompok preman gila tersebut, ini seperti menonton blockbuster Hollywood versi live-action, selain bersemangat dan penasaran, para penonton bahkan tidak sempat untuk mengedipkan mata mereka, mereka takut akan melewatkan adegan-adegan yang spektakuler.
Tidak butuh waktu lama pertempuran itu pun dimulai, hasilnya sangat jelas, jika dibandingkan sekelompok orang yang dibawa oleh pria berbekas luka itu dengan sekelompok orang pria misterius berkacamata hitam, calon tumbal. Mereka hampir dihancurkan oleh pihak lawan, masing-masing pria berkacamata hitam ini adalah seorang pelatih, sosok orang yang sangat kuat, hanya dalam sekejap mereka sudah berhasil melumpuhkan orang-orang dari pria berbekas luka ini.
Dalam sekejap, pertempuran telah berakhir, sekelompok orang-orang dari pria berbekas luka ini telah kalah telak, mereka semua tumbang, terbaring di tanah sambil mengerang, terlihat tampak kesakitan tapi juga lucu. Jika dibandingkan sekelompok orang dari pria berbekas luka dengan sekelompok pria berkacamata hitam, sungguh kontras yang tajam, sebuah kesenjangan di mana satu sisi mereka adalah sekelompok preman jalanan, dan di sisi lain mereka adalah sebuah pasukan tentara terlatih, kekuatannya tentu sangat berbeda jauh, sekelompok pria berkacamata hitam itu terlalu jauh di atas mereka semua.
Para pelajar yang menonton adegan ini semua melongo, kegembiraan yang tersirat di wajah mereka serta detak jantung yang terus berdegup kencang, pertempuran ini telah merusak pandangan mereka tentang kehidupan. Membuat mereka sekali lagi untuk membuka mata mereka sepenuhnya, mereka tidak bisa menggambarkan suasana hati saat ini, sangat emosional.
Dan pada saat ini, Mike juga terpana, tidak bisa membedakan sisi spiritual dan duniawi. pria berbekas luka ini adalah kartu terakhirnya, penjaga yang paling dia andalkan, tapi sekarang, dia melihat dengan mata kepalanya sendiri satu per satu penjaganya tumbang, terlebih lagi mereka kalah dengan begitu suram dan begitu cepat, ini bahkan telah membuat saraf tegang Mike putus, dia sangat ketakutan, pelindungnya telah hilang, dia terjatuh bagaikan daun yang ditiup oleh angin, tak berdaya.
Kali ini, Mike sungguh sangat panik, sudah tidak ada kesombongan dan penghinaan di dalam dirinya, hanya tersisa kepanikan. Tak sempat untuk berpikir banyak, segera dia menyingkirkan kakinya dari diriku, kemudian perlahan berjalan mundur, dia ingin melarikan diri. Fetrin yang melihat situasi saat ini, segera memerintah dengan tegas : “Habisi dia!”
Pria berjas putih mengangguk, segera dia mulai bergerak mengambil langkah besar ke arah Mike.
Mike tadi telah menyaksikan kehebatan pria berjas putih ini, dan sekarang dia menyadari, dirinya tengah dikejar oleh sesosok ini, saking takutnya dia bahkan lupa untuk melarikan diri, dia sudah menganggap pria berjas putih ini bagaikan setan, di hadapan pria berjas putih ini, dia hanya memiliki rasa takut, saking takutnya membuat sekujur tubuhnya lemas tak berdaya, bahkan tidak kuat untuk melangkah, dia hanya bisa mengangkat pisau yang ada di genggaman tangannya, dan melontarkan ancaman kepada pria berjas putih tersebut : “Jangan mendekat!”
Bagaimana mungkin pria berjas putih ini mempedulikannya, tetap melangkah dengan tegas dan cuek.
Mike semakin panik, dia kembali berteriak dengan gemetaran : “Aku peringatkan kamu, jangan melangkah lagi, apakah kau tahu siapa diriku? Jika berani kau menyentuhku, maka kau akan hancur!”
Mike sudah kehabisan akal, dia hanya bisa mengancam untuk menakut-nakuti, tapi jelas, ancamannya terlalu lemah, tidak membantu sama sekali.
Ketika pria berjas putih mendengar perkataan Mike, tiba-tiba dia mempercepat langkah kakinya, dengan sekejap dia sudah berada di hadapan Mike, pada saat Mike sedang ketakutan, pria berjas putih itu melayangkan sebuah tinju berturut-turut di dada Mike, gerakannya sangat ringan, tapi sangat cepat, sedikit seperti jurus wingchun.
Mike yang ditinju berturut-turut seperti ini, dia masih berdiri tak bergerak layaknya orang normal. Tapi, setelah pria berjas putih itu menarik tangannya kembali, Mike tiba-tiba memuncratkan darah segar dari mulutnya, segera setelah itu, seluruh tubuhnya tampak tak bertulang, dia terjatuh dan berlutut di tanah.
Saat Mike terjatuh, mengibaratkan tim dari Mike benar-benar tumbang dan hancur tak bersisa. Baru saja mereka bagaikan orang yang tak terkalahkan di dunia ini, dan sekarang mereka semua terkalahkan hanya dalam satu jentikan jari saja, perubahan seperti ini mengejutkan para penonton, semua orang terkejut sejadi-jadinya, bagai sebuah alu telah kembali ditumpukan kayu-kayu, adegan itu tiba-tiba membuat suasana menjadi sunyi, dan suasana kembali ramai. Orang-orang tak bisa mencerna kejadian yang terjadi di depan mata mereka, seperti sedang menonton film fantasi, seorang wanita yang sedang memimpin sekelompok tentara surga dan menghancurkan sekelompok setan yang dipimpin Mike, kemudian, tak seorang pun yang mengenali wanita ini.
Langit mulai berawan, membuat area ini begitu misterius, orang-orang masih tenggelam dalam kebingungan dan juga kaget. Hanya Marie Hu orang pertama yang tersadarkan, ketika tim Mike semua telah dimusnahkan, dia segera berlari ke sisiku, dia membantu aku bangun dari posisiku, dan dia juga memelukku dengan erat, tapi pandangan matanya terus tertuju kepada Fetrin. Untuk saat ini Marie Hu masih tidak mengetahui asal usul dari pihak lain ini, jadi pandangan matanya ke Fetrin juga tersirat penasaran dan juga kewaspadaan, bahkan dia juga merasa sedikit gelisah.
Dan di sisi lain, Fetrin masih berdiri di tempat dia berhenti sebelumnya, dan pria berjas putih serta pria berkacamata hitam ini juga kembali ke posisi semula setelah menghabisi Mike, setelah kembali ke sisi Fetrin, mereka membentuk formasi untuk menjaga Fetrin.
Pada saat ini, Fetrin telah menjadi Ibu Ratu misterius, auranya terlalu kuat, serta pengawalnya terlalu kuat, semuanya di luar akal sehat, membuat orang tidak bisa percaya. Orang-orang menatap mata Fetrin, tersirat kekaguman tanpa batas, seolah-olah dia benar-benar turun dari langit, tidak bisa dijangkau, bersinar dengan terang. Sebaliknya, si Mike yang begitu menyedihkan, berkabung bagai butiran debu, dia berlutut di tanah, dan perlahan mengangkat kepalanya melihat ke arah Fetrin, setelah melihat sekejap, dia baru berhasil mengumpulkan tenaganya untuk membuka mulutnya, dan bertanya dengan konyol : “Kamu…sebenarnya siapa?”
Pertanyaan ini seolah mewakili hati seluruh penonton yang ada, sontak semua pandangan mengarah ke Fetrin, menantikan jawabannya.
Hanya saja, Fetrin sama sekali tidak menghiraukan Mike, dia bahkan malas untuk meliriknya, dia hanya melangkah pergi dengan pelan, dia berjalan ke arahku. Dia berjalan dengan pelan, selangkah demi selangkah, ekspresinya dingin dan serius, sangat bermartabat, dan berjalan dengan bangga. Setelah sampai di hadapanku, dia menghentikan langkahnya, tatapan matanya juga berubah, pandangannya sangat lembut dan turut bersedih melihat kondisiku, dan berkata dengan sopan : “Maaf, Tuan muda, aku terlambat!”
Novel Terkait
My Cold Wedding
MevitaCEO Daddy
TantoUnplanned Marriage
MargeryMy Beautiful Teacher
Haikal ChandraLoving Handsome
Glen ValoraWahai Hati×
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (1)
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (2)
- Bab 2 Bu, Maaf (1)
- Bab 2 Bu, Maaf (2)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (1)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (2)
- Bab 4 Pria Perkasa (1)
- Bab 4 Pria Perkasa (2)
- Bab 5 Kemunculan Olive
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (1)
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (2)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(1)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(2)
- Bab 8 Musuhku(1)
- Bab 8 Musuhku(2)
- Bab 9 Sebelum badai datang
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (1)
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (2)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (1)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (2)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (1)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (2)
- Bab 13 Menjadi Pahlawan
- Bab 14 Lalat yang menganggu (1)
- Bab 14 Lalat yang menganggu (2)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (1)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (2)
- Bab 16 serangan yang terbuka mudah untuk ditangani, serangan kegelapan sulit untuk dihindari
- Bab 17 Harimau ingin menunjukkan kekuatan
- Bab 18 Aksi Balas Dendam
- Bab 19 Apa yang ditakutkan pasti akan terjadi
- Bab 20 Momen Menegangkan
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (1)
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (2)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (1)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (2)
- Bab 23 Majikan dan Anjingnya
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (1)
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (2)
- Bab 25 Rencana Licik (1)
- Bab 25 Rencana Licik (2)
- Bab 26 Satu Langkah Lagi
- Bab 27 Melukai Diri untuk Mendapatkan Kepercayaan
- Bab 28 Cinta dan Tidak Cinta
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (1)
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (2)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (1)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (2)
- Bab 31 Aura Seorang Ratu
- Bab 32 Pilihanmu Tidak Salah
- Bab 33 Pencegatan Mike
- Bab 34 Penyiksaan yang Kejam
- Bab 35 Ia adalah Ten Zhou
- Bab 36 Satu yang Menjaga, Tidak Ada yang Berani Menyerang
- Bab 37 Dendam dan Kewajiban
- Bab 38 Kecelakaan Gunawan
- Bab 39 Tokoh Kecil yang Tidak Dianggap
- Bab 40 Olive yang Sangat Terkejut
- Bab 41 Memancing ke dalam Jebakan
- Bab 42 Mike Berlutut
- Bab 43 Aura Pemenang
- Bab 44 Menginjak Jalan yang Buruk
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (1)
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (2)
- Bab 46 Pertarungan
- Bab 47 Tidak Ada yang Bisa Menaklukkanku
- Bab 48 Mencari Masalah
- Bab 49 Dua puluh miliar, itu hal yang kecil
- Bab 50 Menarik Uang
- Bab 51 menganggapmu ayah jika kaya
- Bab 52 keagungan
- Bab 53 Fetrin yang Percaya Diri
- Bab 54 Pengemis Tua
- Bab 55 Ada Uang, Sombong
- Bab 56 Krisis Ekonomi Keluarga Hu
- Bab 57 Merasa Terkejut
- Bab 58 Mike Kembali
- Bab 59 Datang Sendiri
- Bab 60 Boleh Membunuh Tapi Tidak Boleh Menghina
- Bab 61 Satu panggilan kak Chandra
- Bab 62 Mati dan hidup bersama
- Bab 63 Tidak berhenti sampai mati
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (1)
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (2)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (1)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (2)
- Bab 66 Waktu kematian sudah datang
- Bab 67 Perbuatan tercela Mike
- Bab 68 Fetrin Tiba
- Bab 69 Tuan Muda, Aku Terlambat
- Bab 70 Menjalani Keputusan Tuhan
- Bab 71 Amarah Michael Li
- Bab 72 Remehan Fetrin
- Bab 73 Bahaya Menyerang
- Bab 74 Namaku Jeno (1)
- Bab 74 Namaku Jeno (2)
- Bab 75 Michael Li Yang Jago
- Bab 76 Ada Orang di dalam Rumah
- Bab 77 Insting Orang hebat
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(1)
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(2)
- Bab 79 Jangan Mengulang ke Tiga Kalinya
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (1)
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (2)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (1)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (2)
- Bab 82 Balasan
- Bab 83 Posisi Defensif Michael Li
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (1)
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (2)
- Bab 85 Kematian Michael Li
- Bab 86 Kejadian saat itu
- Bab 87 Ayahmu
- Bab 88 Perasaan gelisah yang kuat.
- Bab 89 Perselisihan di Villa Keluarga Hu
- Bab 90 Sekeliling penuh dengan musuh
- Bab 91 Tuan Chandra
- Bab 92 Halo, Nama Aku Ruben
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (1)
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (2)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (1)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (2)
- Bab 95 Malu Ekstrim
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (1)
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (2)
- Bab 97 Kita Putus Saja (1)
- Bab 97 Kita Putus Saja (2)
- Bab 98 Kebencian
- Bab 99 Orang Belakang Ruben
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (1)
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (2)
- Bab 101 Menatap Semua orang
- Bab 102 Bersebrangan Dengan Marie Hu
- Bab 103 Ruben Yang Penuh Percaya Diri
- Bab 104 Tangkap Ruben dengan cara apapun
- Bab 105 Pertempuran Sengit
- Bab 106 Amarah Ruben
- Bab 107 Chris VS Ruben
- Bab 108 Kemampuan Fetrin
- Bab 109 Marie Berlutut
- Bab 110 Membalas Dendam Kepada Ruben
- Bab 111 Maaf, Aku Tidak Terima
- Bab 112 Pria Besar muncul
- Bab 113 Bunga Kampus yang Ketiga
- Bab 114 Selalu ada orang yang lebih hebat
- Bab 115 Putra Godi chen
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (1)
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (2)
- Bab 117 Ferdy Yang bertindak
- Bab 118 Keputusasaan Tanpa Akhir
- Bab 119 Lebih Baik Mati Daripada Hidup
- Bab 120 Pengemis Dan orang kaya generasi kedua (1)
- Bab 120 Pengemis dan orang kaya generasi kedua (2)
- Bab 121 Candra, Kamu Tamat (1)
- Bab 121 Chandra, Kamu Tamat ( 2)
- Bab 122 Ciuman Clara
- Bab 123 Kemarahan Ferdy
- Bab 124 Kobaran Api
- Bab 125 Hidup Mati
- Bab 126 Kematian Ruben Cai
- Bab 127 Ucapan Marie
- Bab 128 Menuju Ke Lokasi Perang
- Bab 129 Tuan Muda Ferdy Yang Susah Ditebak
- Bab 130 Ibuku Datang
- Bab 131 Keangkuhan Tuan muda Ferdy
- Bab 132 Api Peperangan Menyala
- Bab 133 Ibuku VS Tuan Muda Ferdy
- Bab 134 Berjuanglah Untuk Tetap Bertahan Hidup
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (1)
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (2)