Wahai Hati - Bab 107 Chris VS Ruben
Tiba-tiba Ruben seperti bertransformasi. Raut wajahnya sangat menyeramkan, amarahnya seperti meledak. Sebelumnya aura sekujur tubuhnya tidak pernah sekuat ini. Aura ini baru merupakan aura seorang ahli yang sebenarnya. Aura ini sungguh mengejutkan orang. Bahkan orang yang tidak mengerti bela diri seperti ku, juga dapat merasakan auranya yang kuat. Auranya seperti angin kencang yang menekan orang hingga susah nafas.
Rubah, akhirnya kamu menunjukkan dirimu. Kali ini Ruben benar-benar menunjukkan keahliannya. Sebelumnya, tidak peduli bagaimana kita menyerangnya dan orang-orangnya dikalahkan begitu tragis. Ia tetap menahan dirinya untuk bersikap tenang dan selalu berpura-pura menjadi yang terlemah. Ia juga menyamar sebagai orang yang sepenuhnya berbaik hati, tidak mengerti bela diri dan berhati lembut.
Tentu, penyamaran ia hanya bisa membohongi Marie. Hanya Marie saja yang bisa percaya pada bajingan seperti Ruben. Tetapi kalau aku bukan hanya tahu kelicikkan Ruben saja, namun kekuatannya juga sangat lah hebat. Setidaknya, ia bisa membunuhku dalam hitungan detik tanpa merasa kesulitan. Ia juga bisa mengalahkan sepuluh bawahanku.
Tetapi mau sehebat pun dirinya, aku juga merasa kekuatannya setingkat dengan Jeno. Aku merasa dirinya sehebat Jeno, hanya saja aku tidak sangka Ruben ada aura seperti itu saat berhadapan dengan Chris yang cukup jago. Ia sepertinya tidak takut kepada Chris, bahkan tatapan matanya seperti menandakan dirinya ingin menelan Chris. Bagaimana mungkin ini terjadi?
Harus diketahui bahwa kemampuan bela diri Chris sudah mencapai tingkat yang cukup tinggi. Mau Jeno cukup hebat, ia juga tidak bisa mencapai standarnya. Tapi mengapa Ruben ini menatap Chris bagai singa menatap mangsanya. Darimana keberaniannya muncul? Apakah ia sudah sangat kesal dan marah, sehingga kehilangan akal sehatnya?
Chris tentu juga dapat merasakan perubahan Ruben. Ia langsung menghentikan langkahnya dan terus menatap Ruben dalam. Beberapa saat kemudian, ia baru bertanya, “Ada apa? Kamu ada jurus yang lain?”
Ruben membawa aura yang sangat kuat berjalan kehadapan Chris, sambil menggertakkan gigi ia berkata, “Tidak!”
Alis Chris bergerak pelan dan membalasnya cuek, “Kalau begitu, kamu ikut aku pergi. Jangan melawan untuk hal-hal yang tidak berguna!”
Terlihat Chris sama sekali tidak menganggap Ruben. Meskipun Ruben terlihat hebat dan jago, tapi Chris sangat yakin bisa mengalahkan anak itu. Ia sama sekali tidak merasa bahwa Ruben ini bisa lebih jago dari dirinya. Atau bisa dikatakan Chris sudah lama hidup dan bertemu dengan banyak orang sepertinya. Memang tidak ada banyak orang yang bisa diakui olehnya.
Tatapan kesal Ruben makin berat setelah mendengar ucapan Chris. Ia mengerucutkan bibirnya pelan dan berkata, “Kamu? Tidak mungkin bisa!”
Suara ini terdengar seperti suara Iblis, sangat menyakitkan. Ruben sudah gila dan sombong bagai setan merasuki tubuhnya.
Chris seketika mengerti maksud Ruben. Ia langsung berkata, “Kalau begitu, maaf!”
Setelah itu, Chris langsung menjulurkan tangannya kearah bahu Ruben. Gerakannya sangatlah cepat dengan membawa aura gelap. Seperdetik kemudian, tangan Chris sudah menyentuh bahu Ruben.
Saat semua orang mengira bahu Ruben sudah mau dilukai, Ruben tiba-tiba menghindar bagai seekor belut, begitu cepat, bahkan Chris tidak keburu menahannya, lalu ia kabur dari tangan Chris.
Chris dengan cepat mengeluarkan tangannya yang lain dan memegang Ruben. Kali ini Chris juga menggunakan kecepatan yang sama untuk menyentuh Ruben, tapi hal yang menakjubkan adalah Ruben berhasil menghindarinya lagi. Ruben seperti makhluk bertulang lembut, sama sekali tidak bisa tertangkap.
Setelah dua kali kegagalan, akhirnya Chris mulai menganggap lawannya. Ia berkata kepada Ruben dnegan serius. “Kamu memang cukup hebat. Kalau begitu, jangan sembunyikan lagi. Langsung mulai saja!”
Setelah itu, sikap Chris seketika berubah. Ia tidak lagi bersikap santai dan langsung menunjukkan kemampuan yang besar. Tubuhnya seperti terbalut oleh selapis pelindung, begitu hebat dan kuat. Dengan membawa kekuatan ini, Chris langsung menyerang Ruben. Gerakan sangat cepat dan hebat, bagai serangan bom.
Raut wajah Ruben juga menjadi serius setelah Chris marah. Ia tidak menganggap remeh kepada lawannya, melainkan menggunakan aura kejamnya dan masuk ke dalam kondisi. Saat Chris menyerangnya, ia juga membalas serangan Chris. Kedua orang jago begitu saja memulaikan pertarungan.
Semua orang setempat menahan nafas dan menatap pertarungan takjub ini tanpa mengedip. Semua orang menyaksikan pertarungan ini dengan serius dan semangat.
Aku juga merasa gugup saat berdiri disamping sambil menyaksikan ini. Aku seperti membuka jendela baru, melihat dunia yang lebih baru dan ilmuku bertambah. Ternyata dunia bela diri sungguh tidak ada batasnya. Tidak hingga akhir, tidak akan tahu bagaimana yang terhebat. Saat aku melihat pertarungan Jeno dengan Pasangan Black White Demon, aku merasa pandanganku diperbaharui lagi. Aku tidak tahan untuk merasa kagum, bahwa di dunia ini ada orang jago yang begitu hebat. Ternyata pertarungan orang hebat seperti ini.
Sedangkan saat ini, pertarungan Chris dan Ruben, aku baru mengetahui apa yang namanya ada yang lebih hebat dari hebat. Pertarungan antar Chris dan Ruben lebih mengerikan dibanding pertarungan Jeno dan Pasangan Black White Demon. Mereka sama sekali tidak membiarkan lawan ada waktu untuk bernafas, yaitu terus bertarung, hingga para penonton kelelahan menontonnya. Sedangkan mereka tidak tahu apa yang namanya lelah. Aku tidak dapat membayangkan bagaimana mereka bisa melatih ini. Aku makin tidak mengerti jurus apa saja yang mereka pakai.
Sebagai orang luar, aku sama sekali tidak mengetahui tentang bela diri. Aku hanya merasa pusing saat melihat Chris dan Ruben mengeluarkan jurus. Bagiku, pertarungan mereka sama sekali tidak ada aturan, hanyalah pertengkaran yang berantakan, tapi efeknya sangat menakjubkan. Hal yang terpenting adalah gerakan mereka yang cepat, bahkan sangat susah ditangkap oleh mata. Aku telah menaruh seluruh perhatianku, tetapi juga tidak bisa menangkap jurus yang mereka gunakan. Lagipula aku hanya merasakan ketakjuban, hingga jantungku berdetak cepat dan aku tidak sanggup lagi.
Aku terus mengepalkan tanganku, terus menaruh perhatian pada pertarungan dan darahku mulai mendidih. Aku ingin sekali diriku yang mengeluarkan jurus-jurus itu. Tetapi kenyataannya tokoh yang jago itu adalah musuhku, Ruben.
Ruben hanyalah keturunan orang kaya yang muda, tetapi ia memiliki kemampuan yang hebat. Ia bisa bersaing dengan Chris yang begitu jago. Pantas ia bisa memandang rendah kepadaku, seperti diriku adalah seekor semut. Ia memang memiliki modal untuk memandangku rendah. Ia adalah orang berkemampuan. Kemampuannya tidak berasal dari latar belakang keluarganya, melainkan dari dirinya sendiri. Ia tentu boleh membanggakan dirinya!
Aku bahkan sangat terkejut, apalagi Marie yang disamping lebih terkejut dariku. Setelah disuruh Ruben tunggu disamping, sekujur tubuhnya langsung menjadi kaku. Tatapannya terus terjatuh pada Ruben dan penuh ketidakpercayaan. Apalagi setelah melihat pertarungan Chris dan Ruben, Marie semakin merasa takjub. Kak Ruben yang di matanya, melampaui orang biasa. Hal ini sungguh membuatnya seperti sedang bermimpi, tidak dapat percaya.
Tapi Ruben sudah bertindak begitu berbeda, Marie masih tidak kepikiran bahwa Ruben ini sangat berbahaya. Ia bahkan tidak memikirkan sifat Ruben yang sebenarnya. Ia hanya tercengang akan kemampuan Ruben, bahkan matanya menunjukkan rasa kekaguman kepada Ruben. Ia merasa ini adalah kelebihan Ruben. Ia merasa Ruben adalah pahlawan yang sebenarnya, bisa melakukan apapun!
Bisa dikatakan bahwa Ruben telah menunjukkan kharisma terbaiknya di hadapan Marie. Sedangkan aku berbeda dengannya. Aku sudah menjadi seorang bedebah yang menjijikan. Aku bersikeras ingin menyusahkan Ruben, tapi diriku tidak ada kemampuan dan harus bergantung kepada keluarga.
Sebenarnya aku sendiri juga tahu. Aku hanya bisa halusinasi, agar bisa mencapai tingkat tertinggi yang dimiliki orang jago. Sedangkan Ruben memiliki kemampuan. Perbedaanku dan musuhku sangat jauh. Rasa ini sungguh tidak enak. Tapi jika bisa mendapatkan Ruben dan bisa membalas dendam, maka aku tidak akan peduli apapun. Aku sekarang hanya ingin menyiksa Ruben. Aku mau ia patuh kepadaku. Aku ingin mengikis kesombongannya. Oleh karena itu, aku semakin berharap Chris bisa segera mengalahkan Ruben.
Lalu pertarungan ini sudah berlangsung cukup lama, tapi belum ada tanda-tanda mau berakhir. Bahkan keringat dingin sudah mengalir keras pada tubuhku, tetapi Chris dan Ruben tidak menunjukkan siapa yang menang siapa yang kalah. Mereka sama sekali tidak mengetahui apa itu kata lelah. Pertarungan mereka semakin seru, semakin menakjubkan. Aku sama sekali tidak bisa mengetahui pihak mana yang akan menang. Aku hanya terus bersorak dalam hati, ‘Semangat Chris! Chris segeralah menang! Ruben segera kalah!’
Hanya aku terus bersorak dalam hati, kedua orang ini tetap tidak bisa dibedakan menang atau kalah. Rasanya pertarungan ini akan tidak akan berakhir dalam waktu dekat. Aku sangat gugup dan terus bersorak di dalam hati. Sedangkan saat ini, tangan kanan Chris dan Ruben tiba-tiba bertemu.
Detik selanjutnya, pertarungan ini akhirnya mengatakan hasilnya. Ruben hanya mundur selangkah, sedangkan Chris melangkah mundur cukup jauh, bahkan darah juga muncul dari mulutnya. Ia terluka!
Melihat ini, hatiku seketika hancur. Harapanku yang kecil itu pecah begitu saja. Aku terus berharap Chris bisa segera mengalahkan Ruben. Tapi hal ini berakhir dengan Chris bukanlah musuh Ruben. Jangan-jangan Ruben begitu hebat?
Aku tidak dapat percaya. Kedua mataku terus menatap kearah Ruben.
Setelah mengalahkan Chris, Ruben masih bisa berdiri dengan tenang. Ia menatap cuek kearah Chris dan berkata, “Aku sudah bilang kalau kamu tidak bisa membawaku pergi!”
Detik ini, Ruben terlihat jago. Setekah mengalami pertarungan yang cukup seru, ia sama sekali tidak merasa lelah, bahkan masih bisa memasang raut wajah santai. Tidak ada setetes keringat pun yang ada pada wajahnya, hanyalah raut wajah yang penuh kesombongan. Ia bergantung kepada kemampuannya yang pasti untuk mengalahkan Chris. Ia bagai seorang raja, melihat orang-orang dari tinggi.
Wajah Chris seketika menggelap setelah berdiri dan tiba-tiba mendengarkan kata-kata Ruben yang penuh dengan nada remeh. Sebagai orang yang jago, bagaimana mungkin Chris bisa menerima kekalahannya kepada seorang anak muda. Ia tidak mungkin menerima kekalahan dengan begitu mudah. Oleh karena itu, ia langsung membuang ludahnya ke lantai, lalu maju ke depan dan bersiap untuk bertarung lagi!
Tetapi saat ini, Fetrin tiba-tiba keluar dan menarik Chris lalu berkata, “Tidak perlu lagi. Kamu tidak akan bisa mengalahkannya!”
Nada Fetrin terdengar sangat serius, begitupula dengan tatapannya. Fetrin yang selalu begitu percaya diri, juga ada saat-saat dimana menganggap penting musuh yang seperti Ruben. Tiba-tiba aku muncul perasaan putus asa. Bahkan Chris saja tidak bisa mengalahkan Ruben, maka siapa lagi yang bisa melawan Ruben? Jangan-jangan kita harus serang bersama untuk mendapatkan Ruben? Jika Ruben tidak dapat disaingi, maka dengan kemampuannya, pasti juga bisa kabur dari kita! Kalau ia kabur, apa lagi yang harus kulakukan?
Saat aku sedang ketakutan, Fetrin membuka mulutnya lagi dan mengatakan kata-kata yang mengejutkan orang-orang. “Biarkan aku saja!”
Novel Terkait
Cinta Yang Berpaling
NajokurataCutie Mom
AlexiaCEO Daddy
TantoDon't say goodbye
Dessy PutriMarriage Journey
Hyon SongGet Back To You
LexyThick Wallet
TessaWahai Hati×
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (1)
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (2)
- Bab 2 Bu, Maaf (1)
- Bab 2 Bu, Maaf (2)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (1)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (2)
- Bab 4 Pria Perkasa (1)
- Bab 4 Pria Perkasa (2)
- Bab 5 Kemunculan Olive
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (1)
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (2)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(1)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(2)
- Bab 8 Musuhku(1)
- Bab 8 Musuhku(2)
- Bab 9 Sebelum badai datang
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (1)
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (2)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (1)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (2)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (1)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (2)
- Bab 13 Menjadi Pahlawan
- Bab 14 Lalat yang menganggu (1)
- Bab 14 Lalat yang menganggu (2)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (1)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (2)
- Bab 16 serangan yang terbuka mudah untuk ditangani, serangan kegelapan sulit untuk dihindari
- Bab 17 Harimau ingin menunjukkan kekuatan
- Bab 18 Aksi Balas Dendam
- Bab 19 Apa yang ditakutkan pasti akan terjadi
- Bab 20 Momen Menegangkan
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (1)
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (2)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (1)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (2)
- Bab 23 Majikan dan Anjingnya
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (1)
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (2)
- Bab 25 Rencana Licik (1)
- Bab 25 Rencana Licik (2)
- Bab 26 Satu Langkah Lagi
- Bab 27 Melukai Diri untuk Mendapatkan Kepercayaan
- Bab 28 Cinta dan Tidak Cinta
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (1)
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (2)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (1)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (2)
- Bab 31 Aura Seorang Ratu
- Bab 32 Pilihanmu Tidak Salah
- Bab 33 Pencegatan Mike
- Bab 34 Penyiksaan yang Kejam
- Bab 35 Ia adalah Ten Zhou
- Bab 36 Satu yang Menjaga, Tidak Ada yang Berani Menyerang
- Bab 37 Dendam dan Kewajiban
- Bab 38 Kecelakaan Gunawan
- Bab 39 Tokoh Kecil yang Tidak Dianggap
- Bab 40 Olive yang Sangat Terkejut
- Bab 41 Memancing ke dalam Jebakan
- Bab 42 Mike Berlutut
- Bab 43 Aura Pemenang
- Bab 44 Menginjak Jalan yang Buruk
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (1)
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (2)
- Bab 46 Pertarungan
- Bab 47 Tidak Ada yang Bisa Menaklukkanku
- Bab 48 Mencari Masalah
- Bab 49 Dua puluh miliar, itu hal yang kecil
- Bab 50 Menarik Uang
- Bab 51 menganggapmu ayah jika kaya
- Bab 52 keagungan
- Bab 53 Fetrin yang Percaya Diri
- Bab 54 Pengemis Tua
- Bab 55 Ada Uang, Sombong
- Bab 56 Krisis Ekonomi Keluarga Hu
- Bab 57 Merasa Terkejut
- Bab 58 Mike Kembali
- Bab 59 Datang Sendiri
- Bab 60 Boleh Membunuh Tapi Tidak Boleh Menghina
- Bab 61 Satu panggilan kak Chandra
- Bab 62 Mati dan hidup bersama
- Bab 63 Tidak berhenti sampai mati
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (1)
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (2)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (1)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (2)
- Bab 66 Waktu kematian sudah datang
- Bab 67 Perbuatan tercela Mike
- Bab 68 Fetrin Tiba
- Bab 69 Tuan Muda, Aku Terlambat
- Bab 70 Menjalani Keputusan Tuhan
- Bab 71 Amarah Michael Li
- Bab 72 Remehan Fetrin
- Bab 73 Bahaya Menyerang
- Bab 74 Namaku Jeno (1)
- Bab 74 Namaku Jeno (2)
- Bab 75 Michael Li Yang Jago
- Bab 76 Ada Orang di dalam Rumah
- Bab 77 Insting Orang hebat
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(1)
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(2)
- Bab 79 Jangan Mengulang ke Tiga Kalinya
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (1)
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (2)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (1)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (2)
- Bab 82 Balasan
- Bab 83 Posisi Defensif Michael Li
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (1)
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (2)
- Bab 85 Kematian Michael Li
- Bab 86 Kejadian saat itu
- Bab 87 Ayahmu
- Bab 88 Perasaan gelisah yang kuat.
- Bab 89 Perselisihan di Villa Keluarga Hu
- Bab 90 Sekeliling penuh dengan musuh
- Bab 91 Tuan Chandra
- Bab 92 Halo, Nama Aku Ruben
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (1)
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (2)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (1)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (2)
- Bab 95 Malu Ekstrim
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (1)
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (2)
- Bab 97 Kita Putus Saja (1)
- Bab 97 Kita Putus Saja (2)
- Bab 98 Kebencian
- Bab 99 Orang Belakang Ruben
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (1)
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (2)
- Bab 101 Menatap Semua orang
- Bab 102 Bersebrangan Dengan Marie Hu
- Bab 103 Ruben Yang Penuh Percaya Diri
- Bab 104 Tangkap Ruben dengan cara apapun
- Bab 105 Pertempuran Sengit
- Bab 106 Amarah Ruben
- Bab 107 Chris VS Ruben
- Bab 108 Kemampuan Fetrin
- Bab 109 Marie Berlutut
- Bab 110 Membalas Dendam Kepada Ruben
- Bab 111 Maaf, Aku Tidak Terima
- Bab 112 Pria Besar muncul
- Bab 113 Bunga Kampus yang Ketiga
- Bab 114 Selalu ada orang yang lebih hebat
- Bab 115 Putra Godi chen
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (1)
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (2)
- Bab 117 Ferdy Yang bertindak
- Bab 118 Keputusasaan Tanpa Akhir
- Bab 119 Lebih Baik Mati Daripada Hidup
- Bab 120 Pengemis Dan orang kaya generasi kedua (1)
- Bab 120 Pengemis dan orang kaya generasi kedua (2)
- Bab 121 Candra, Kamu Tamat (1)
- Bab 121 Chandra, Kamu Tamat ( 2)
- Bab 122 Ciuman Clara
- Bab 123 Kemarahan Ferdy
- Bab 124 Kobaran Api
- Bab 125 Hidup Mati
- Bab 126 Kematian Ruben Cai
- Bab 127 Ucapan Marie
- Bab 128 Menuju Ke Lokasi Perang
- Bab 129 Tuan Muda Ferdy Yang Susah Ditebak
- Bab 130 Ibuku Datang
- Bab 131 Keangkuhan Tuan muda Ferdy
- Bab 132 Api Peperangan Menyala
- Bab 133 Ibuku VS Tuan Muda Ferdy
- Bab 134 Berjuanglah Untuk Tetap Bertahan Hidup
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (1)
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (2)