Wahai Hati - Bab 123 Kemarahan Ferdy
Sosok yang tiba tiba masuk ke dalam ruangan adalah Ferdy, ya, dia adalah Ferdy Yang, dia secepat kilat masuk ke dalam ruangan dengan kemarahan yang sudah tidak bisa dia bendung, dia datang mendekat ke arahku.
Sepuluh menit yang lalu Ferdy mendengar kabar jika aku dan Clara berada dalam restoran malatang, dia juga mendengar aku membawanya ke dalam sebuah ruangan.
Kabar ini seketika membuatnya geram, tanpa berpikir lama langsung mendatangi restoran ini, saat dia melihat pemandangan di dalam ruangan amarahnya langsung meluap luap, rasanya semua kemarahannya dia lampiaskan kepadaku, dia mengayunkan tangannya, meraihku kemudian mendorong tubuhku ke sudut tembok.
Dalam sekejap seluruh tubuhku rasanya seperti remuk, dia membantingku keras ke dalam tembok hingga menimbulkan suara yang sangat keras. Dalam sekejap aku merasa seluruh tulangku remuk, perutku seperti tertimpa sesuatu yang sangat keras, dan darah mengalir keluar dari dalam mulutku, otakku terasa sangat kacau dan terombang ambing, pukulan ini sontak langsung terkejut kembali ke kenyataan.
Aku tidak bisa menahan rasa sakit di dalam tubuhku, aku melihat ke arah Ferdy yang amarahnya masih saja begitu menakutkan, kali ini aku benar benar tersadar, cukup tersadar untuk bisa merasakan jika aku benar benar terjebak kali ini, ini adalah jebakan yang membuatku melompat masuk ke dalam jebakan itu hingga membuat sekujur tubuhku hancur.
Setelah Ferdy melemparkan tubuhku dia sudah tidak memperdulikanku lagi, dia dengan cepat berhambur ke arah Clara, memanggil namanya sambil merapikan baju yang dia kenakan, Clara terlihat tidak memberikan respon sedikitpun, obat itu masih memiliki reaksi yang sagat kuat dan dia masih bersikap begitu ganas, dia tidak henti hentinya meraih dan menarik baju yang dipakai Ferdy.
Ferdy memang sangat pintar, dia langsung mengerti jika Clara seperti ini karena diberikan obat, tetapi dia tidak berusaha untuk melecehkan Clara, dia hanya berteriak dengan dingin, “Nash cepat masuk !”
Setelah Ferdy mengatakan itu langsung terlihat seseorang masuk ke dalam, sosok laki laki itu benar benar tampan, matanya sangat jernih, kulitnya putih bening, tubuhnya tidak terlalu kurus, sosoknya sama seperti peri di masa lalu, jelas jelas dia bukan pria biasa. Dia sangat tampan!
Bahkan laki laki yang seperti peri itu pun ekspresi di wajahnya terlihat langsung berubah saat melihat kemarahan di wajah Ferdy dan juga Clara yang sedang menjadi sangat ganas, tanpa berpikir panjang dia langsung mendekat, dan mencoba untuk memberikan pertolongan kepada Clara, kemampuan kedokterannya sangat mumpuni, dia tidak menggunakan peralatan medis lainnya, hanya beberapa jarum dan juga air dingin saja sudah bisa menghentikan kegilaan Clara dari obat yang menjeratnya.
Tidak lama kemudian Clara terlihat tidak menggila lagi, dia perlahan mulai tersadar, dan melihat ke arah Ferdy yang sedang menahan tangannya.
Ferdy yang melihat Clara tersadar langsung bertanya dengan kedua mata yang sudah memerah, “Clara, kamu kenapa, cepat beritahukan kepadaku apa yang terjadi!”
Nada bicara Ferdy terdengar sudah sangat cemas dan menggila, setiap kata yang dia ucapkan menunjukkan keprihatinan dan kepedulian yang mendalam terhadap Clara.
Wajah Clara masih terlihat sedikit merah tetapi matanya sudah terlihat jernih, dan itu menunjukkan jika kesadarannya sudah pulih, kemudian dia menjawab dengan suara serak, “aku tadi memakan satu mangkok mie, sepertinya mi itu sudah diberi obat oleh seseorang.”
Setelah mendengar penjelasan darinya, Ferdy terlihat semakin marah, kemudian dia mengatakan, “aku sudah mengatakan kepadamu jika aku akan mengirim seseorang untuk melindungimu diam diam, tapi kalau malah kamu tidak menginginkannya. Sekarang sudah sampai seperti ini, hampir saja terjadi sesuatu denganmu apa kamu mengerti? Kamu selalu saja melindungi Chandra, dia itu bukan manusia, ini semua adalah perbuatannya, dia ingin melecehkanmu!”
Ferdy semakin berkata semakin tersulut juga emosinya, bahkan dia biasanya selalu bersikap dingin dan tenang, sekarang dia menjadi seperti ini juga sangat menakutkan, kemarahan dalam dirinya benar benar sudah mencapai batas maksimum, kebenciannya terhadapku sudah jauh melebihi batas maksimal dari kesabaran yang dia miliki!
Setelah mendengar apa yang dikatakan oleh Ferdy, Clara tidak bisa menahan diri untuk mendudukkan tubuhnya beralih menatapku, alisnya terlihat sedikit berkerut, ekspresi yang terpancar di kedua matanya benar benar rumit, dia masih saja tidak mengerti kenapa aku melakukan semua itu.
Begitu aku menatap tepat ke kedua matanya aku langsung tau jika dia kebingungan, dia juga sebagai korban, dan kejadian ini pasti ada seseorang yang sengaja merencanakannya, orang itu sudah merencanakan agar aku tergoda dan melecehkan Clara, disamping itu juga membuat Ferdy salah paham kepadaku.
Begitu terpikir akan hal ini aku langsung mencoba untuk menjelaskan, “bukan aku, masalah ini tidak ada hubungannya denganku, aku dijebak oleh seseorang!”
Ferdy memang pada awalnya berada pada emosi yang meluap luap, sekarang dia yang mendengar aku mencoba mengelak seketika kemarahan di dalam dirinya semakin tidak bisa terbendung lagi, dia mendekat ke arahku, tanpa ragu meraih kerah bajuku dan memukulku tanpa mengatakan sepatah katapun!
Seketika, rasa sakit seperti tulang yang patah langsung menyeruak di dalam tubuhku. Rasanya kedua tanganku sudah terputus dari tubuhku, benar benar tidak bisa digerakkan lagi, aku hanya bisa merasakan sakit yang teramat dalam, rasa sakit yang membuatku berteriak, hingga air mata di kedua mataku tidak mampu lagi aku bendung.
Saat aku sedang menjerit kesakitan Ferdy mulai memakiku, “kamu masih berdalih, aku melihat dengan mata kepalaku sendiri jika kamu mencium Clara, dan sekarang kamu mengelak jika bukan kamu yang merencanakan semua ini!”
Setelah mengatakan apa yang dikatakan oleh Ferdy Clara langsung tercengang, kerutan di alisnya terlihat semakin dalam. Dia tidak bisa menerima jika ciuman yang benar benar dia jaga dengan baik malah direbut begitu saja oleh orang lain, ini baginya merupakan pukulan yang sangat besar. Ada begitu banyak laki laki yang mengejarnya, dan dia menolak dan memberikan jarak sejauh mungkin dengan mereka, dia memikirkan perasaannya sendiri dengan sangat serius, dia tidak akan dengan mudahnya menjalin suatu hubungan, kecuali jika dia bertemu dengan orang yang dicintainya, jika tidak maka dia tidak akan bersedia untuk berpacaran, dan lebih tidak mungkin untuk bersentuhan dengan laki laki, tetapi sekarang, dia dengan mudahnya malah berciuman denganku, hal ini membuatnya merasa jijik, dan membuat kemarahannya semakin tersulut. Jadi, setelah ini dia tidak lagi mencoba untuk membantuku, membiarkan Ferdy membereskanku sesuai kemauannya.
Aku benar benar sial, tanpa aba aba malah menghadapi kejadian seperti ini, bahkan ketidakadilan dan pelecehan seperti ini benar benar lebih mneyakitkan dibandingkan dengan sambaran petir dan guntur, mereka sengaja menjadikanku sebagai pelaku dan tersangka dibalik kejadian ini, dan parahnya mereka sama sekali tidak bersedia mendengarkan penjelasanku. Kedua tanganku sudah lumpuh, aku juga memiliki kemarahan, aku memiliki daging dan darah di dalam tubuhku sama seperti kalian, kenapa aku malah mendapatkan perlakuan yang tidak adil seperti ini, aku benar benar membenci seseorang yang sengaja menjebakku dalam kejadian ini, dan kebencianku kepada Ferdy semakin tidak tertahankan lagi!
Itu semua karena Ferdy terlalu kuat dan berkuasa, dendam pun tidak bisa aku balaskan, emosi hanya bisa aku tahan, aku menjalani hidup sama seperti burung puyuh yang hanya meringkuk di pojokan, tanpa sebuah kehormatan. Tetapi aku sudah menjalani kehidupan menyedihkan seperti itu ternyata mereka masih saja tidak bersedia untuk melepaskanku, bahkan sampai ada yang merencanakan semua ini untuk menjebakku, Ferdy brengsek ini juga semakin menyiksaku habis habisan, dia bukan hanya membuatku muntah darah, tetapi juga masih melumpuhkan kedua tanganku, apa yang coba aku jelaskan dia sama sekali tidak bersedia untuk mendengarkannya, dia jelas jelas sengaja membuatku sangat kesal.
Sekarang bukan hanya tubuhku yang terasa sakit, hatiku juga mengalami hal yang sama, rasanya dadaku terasa begitu sesak, aku benci dan aku marah, tetapi aku tidak bisa meluapkannya, semua itu hanya karena aku terlalu tidak berguna. Aku memang tidak akan bisa menang dari Ferdy, dan sekarang tanganku sudah seperti ini, makin membuatku tidak sanggup lagi untuk memberontak, meskipun aku mendapatkan penyelamatku, tetapi masih saja tidak mampu untuk mengalahkan Ferdy, Fetrin yang selalu aku andalkan juga tidak jauh lebih baik darinya, sekarang aku harus bagaimana, aku benar benar tidak bisa menghadapinya, meskipun aku akan disiksa lagi, maka aku hanya bisa menahannya.
Salah satunya jalan sekarang adalah membuat Ferdy percaya kepadaku, dan percaya jika aku tidak bersalah, jika tidak, kemarahan Ferdy yang sudah membeludak ini pasti akan dia salurkan untuk membunuhku, aku benar benar tidak ingin semua ini menimpaku. Jadi aku menahan semua rasa sakit di dalam tubuhku, menahan kemarahan dalam diriku, dan mencoba menjelaskan sekali lagi dengan lebih bersungguh sungguh, “aku benar benar dijebak, bukan aku yang memberikan obat itu, aku datang jauh lebih lama dibandingkan dengan Clara, bagaimana mungkin jika aku yang memberikan obat kepadanya, saat aku datang obat yang ada di dalam tubuh Clara sudah bereaksi, dia berhambur ke arahku, tetapi aku tetap saja memberikan penolakan!”
Dengan rasa sakit yang aku rasakan di sekujur tubuhku, aku mengatakan semua itu dengan gemetaran, dan suaraku menjadi sedikit tidak jelas, tetapi aku sudah berusaha dengan sekuat tenaga menjelaskan yang sebenar benarnya, tetapi Ferdy masih saja tidak mempercayaiku, saat dia mendengar penjelasanku amarah dalam dirinya malah semakin menjadi jadi, tanpa ragu dia langsung menendangku beberapa kali dengan berteriak, “kamu menolak? Menolak tapi masih begitu menikmati ciuman itu? Hah?”
Ferdy masih kekeh dengan tidak mempercayaiku, terutama di bagian saat aku berciuman dengan Clara, dia tidak percaya sedikitpun kepadaku. Hal ini aku juga tidak tau harus menjelaskan dengan cara bagaimana lagi, keadaan saat itu benar benar tidak mudah aku kendalikan, dan aku tidak bisa menolak tindakan Clara, tetapi saat dia menciumku aku memang sedikit menikmatinya, itu karena ciuman itu tidak bisa aku tangkas, aku tidak bisa menahan godaan yang sudah berada tepat di depan mataku, dan kebetulan pada saat itu Ferdy datang, dan hal ini membuatku tidak bisa lari dari tuduhan dan kesalah pahaman ini.
Aku benar benar tidak bersalah. Tetapi mengenai ciuman itu aku benar benar tidak bisa menjelaskannya!
Untungnya, Clara Xia telah pulih dari amarah nya karena menciumku, meskipun dia membenciku, dia dengan bijaksana berpikir bahwa aku bukan tipe orang yang tak tahu malu dan tidak senonoh. Dari kata-kataku, dia juga dia mendengar jika ada beberapa hal yang janggal, Jadi dia mencoba menekan rasa tidak senang di hatinya, dan berkata dari sudut pandangnya, "dia tidak akan bisa memberikan obat itu kepadaku, jadi kita tanyakan saja hal ini kepada pemilik restoran.”
Perkataannya kali ini benar benar sebuah jalan keluar, apa yang dia katakan tidak salah, seseorang yang paling mungkin bisa memberikan obat disini adalah si pemilik restoran, jika itu bukan dirinya, pasti akan ada hubungannya dengannya, setidaknya dia tau akan kebenaran ini, maka kali ini kita hanya bisa bertanya kepadanya dan mengungkap kebenaran dibalik kejadian kali ini.
Setelah mendengar penjelasan dari Clara, Ferdy juga menahan amarahnya untuk sementara, dia tidak lagi menyudutkanku, dan hanya berkata dingin, “cepat panggil pemilik restoram kemari.”
Tidak lama kemudian dua orang dengan mengenakan pakaian serba hitam di luar memanggil pemilik restoran kemari, pemilik itu adalah seorang laki laki berbadan gemuk, dan wajahnya benar benar bulat, jika dilihat dari perawakannya, laki laki itu terlihat jujur, dan tidak terlihat seperti orang yang licik dan penuh tipu muslihat, dia juga sepertinya bukan seseorang yang akan membuat masalah ini menjadi semakin rumit. Tetapi pada saat ini dia terlihat merasa sedikit bersalah, saat masuk kedalam ruangan ini, kakinya gemetaran, laki laki berbaju hitam menendang lututnya, dan memaksanya untuk berlutut.
Begitu laki laki gemuk itu berlutut, dia langsung berkata gemetaran, “ini tidak ada hubungannya denganku, ini tidak ada hubungannya denganku, lepaskan aku.”
Ferdy menatap wajah pemilik itu dengan wajah yang dingin, kemudian berkata dengan nada mengintimidasi, “beritahukan kepadaku sejujur jujurnya, apa yang terjadi dengan obat yang berada di dalam mi, jika kamu berani berkata satu kebohongan, maka aku akan membunuh semua keluargamu!”
Ferdy memiliki perawakan yang tinggi besar, dia sangat mengintimidasi, rasanya dia seperti seorang raja yang duduk di singgasananya, dan memiliki hak untuk membunuh, suaranya yang terdengar tanpa perasaan itu benar benar mengancam, ancaman yang dia lontarkan semakin membuat pemilik restoran ketakutan hingga gemetaran.
Keberanian secuil yang dia miliki sampai membuatnya kencing di celana, dia mencoba mengangkat pandangannya dengan sangat berhati hati, setelah menatap kita semua yang berada di dalam ruangan, pandangannya terhenti kepadaku, dan dia menunjukku, berkata dengan gemetaran dan terbata bata, “dia, dia yang mengancamku agar aku memasukkan obat itu kedalam mi yang nona itu makan!”
Novel Terkait
Wanita Yang Terbaik
Tudi SaktiCantik Terlihat Jelek
Sherin1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaAdore You
ElinaYour Ignorance
YayaAfter The End
Selena BeeMy Lifetime
DevinaWahai Hati×
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (1)
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (2)
- Bab 2 Bu, Maaf (1)
- Bab 2 Bu, Maaf (2)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (1)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (2)
- Bab 4 Pria Perkasa (1)
- Bab 4 Pria Perkasa (2)
- Bab 5 Kemunculan Olive
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (1)
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (2)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(1)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(2)
- Bab 8 Musuhku(1)
- Bab 8 Musuhku(2)
- Bab 9 Sebelum badai datang
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (1)
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (2)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (1)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (2)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (1)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (2)
- Bab 13 Menjadi Pahlawan
- Bab 14 Lalat yang menganggu (1)
- Bab 14 Lalat yang menganggu (2)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (1)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (2)
- Bab 16 serangan yang terbuka mudah untuk ditangani, serangan kegelapan sulit untuk dihindari
- Bab 17 Harimau ingin menunjukkan kekuatan
- Bab 18 Aksi Balas Dendam
- Bab 19 Apa yang ditakutkan pasti akan terjadi
- Bab 20 Momen Menegangkan
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (1)
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (2)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (1)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (2)
- Bab 23 Majikan dan Anjingnya
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (1)
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (2)
- Bab 25 Rencana Licik (1)
- Bab 25 Rencana Licik (2)
- Bab 26 Satu Langkah Lagi
- Bab 27 Melukai Diri untuk Mendapatkan Kepercayaan
- Bab 28 Cinta dan Tidak Cinta
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (1)
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (2)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (1)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (2)
- Bab 31 Aura Seorang Ratu
- Bab 32 Pilihanmu Tidak Salah
- Bab 33 Pencegatan Mike
- Bab 34 Penyiksaan yang Kejam
- Bab 35 Ia adalah Ten Zhou
- Bab 36 Satu yang Menjaga, Tidak Ada yang Berani Menyerang
- Bab 37 Dendam dan Kewajiban
- Bab 38 Kecelakaan Gunawan
- Bab 39 Tokoh Kecil yang Tidak Dianggap
- Bab 40 Olive yang Sangat Terkejut
- Bab 41 Memancing ke dalam Jebakan
- Bab 42 Mike Berlutut
- Bab 43 Aura Pemenang
- Bab 44 Menginjak Jalan yang Buruk
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (1)
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (2)
- Bab 46 Pertarungan
- Bab 47 Tidak Ada yang Bisa Menaklukkanku
- Bab 48 Mencari Masalah
- Bab 49 Dua puluh miliar, itu hal yang kecil
- Bab 50 Menarik Uang
- Bab 51 menganggapmu ayah jika kaya
- Bab 52 keagungan
- Bab 53 Fetrin yang Percaya Diri
- Bab 54 Pengemis Tua
- Bab 55 Ada Uang, Sombong
- Bab 56 Krisis Ekonomi Keluarga Hu
- Bab 57 Merasa Terkejut
- Bab 58 Mike Kembali
- Bab 59 Datang Sendiri
- Bab 60 Boleh Membunuh Tapi Tidak Boleh Menghina
- Bab 61 Satu panggilan kak Chandra
- Bab 62 Mati dan hidup bersama
- Bab 63 Tidak berhenti sampai mati
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (1)
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (2)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (1)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (2)
- Bab 66 Waktu kematian sudah datang
- Bab 67 Perbuatan tercela Mike
- Bab 68 Fetrin Tiba
- Bab 69 Tuan Muda, Aku Terlambat
- Bab 70 Menjalani Keputusan Tuhan
- Bab 71 Amarah Michael Li
- Bab 72 Remehan Fetrin
- Bab 73 Bahaya Menyerang
- Bab 74 Namaku Jeno (1)
- Bab 74 Namaku Jeno (2)
- Bab 75 Michael Li Yang Jago
- Bab 76 Ada Orang di dalam Rumah
- Bab 77 Insting Orang hebat
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(1)
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(2)
- Bab 79 Jangan Mengulang ke Tiga Kalinya
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (1)
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (2)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (1)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (2)
- Bab 82 Balasan
- Bab 83 Posisi Defensif Michael Li
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (1)
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (2)
- Bab 85 Kematian Michael Li
- Bab 86 Kejadian saat itu
- Bab 87 Ayahmu
- Bab 88 Perasaan gelisah yang kuat.
- Bab 89 Perselisihan di Villa Keluarga Hu
- Bab 90 Sekeliling penuh dengan musuh
- Bab 91 Tuan Chandra
- Bab 92 Halo, Nama Aku Ruben
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (1)
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (2)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (1)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (2)
- Bab 95 Malu Ekstrim
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (1)
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (2)
- Bab 97 Kita Putus Saja (1)
- Bab 97 Kita Putus Saja (2)
- Bab 98 Kebencian
- Bab 99 Orang Belakang Ruben
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (1)
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (2)
- Bab 101 Menatap Semua orang
- Bab 102 Bersebrangan Dengan Marie Hu
- Bab 103 Ruben Yang Penuh Percaya Diri
- Bab 104 Tangkap Ruben dengan cara apapun
- Bab 105 Pertempuran Sengit
- Bab 106 Amarah Ruben
- Bab 107 Chris VS Ruben
- Bab 108 Kemampuan Fetrin
- Bab 109 Marie Berlutut
- Bab 110 Membalas Dendam Kepada Ruben
- Bab 111 Maaf, Aku Tidak Terima
- Bab 112 Pria Besar muncul
- Bab 113 Bunga Kampus yang Ketiga
- Bab 114 Selalu ada orang yang lebih hebat
- Bab 115 Putra Godi chen
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (1)
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (2)
- Bab 117 Ferdy Yang bertindak
- Bab 118 Keputusasaan Tanpa Akhir
- Bab 119 Lebih Baik Mati Daripada Hidup
- Bab 120 Pengemis Dan orang kaya generasi kedua (1)
- Bab 120 Pengemis dan orang kaya generasi kedua (2)
- Bab 121 Candra, Kamu Tamat (1)
- Bab 121 Chandra, Kamu Tamat ( 2)
- Bab 122 Ciuman Clara
- Bab 123 Kemarahan Ferdy
- Bab 124 Kobaran Api
- Bab 125 Hidup Mati
- Bab 126 Kematian Ruben Cai
- Bab 127 Ucapan Marie
- Bab 128 Menuju Ke Lokasi Perang
- Bab 129 Tuan Muda Ferdy Yang Susah Ditebak
- Bab 130 Ibuku Datang
- Bab 131 Keangkuhan Tuan muda Ferdy
- Bab 132 Api Peperangan Menyala
- Bab 133 Ibuku VS Tuan Muda Ferdy
- Bab 134 Berjuanglah Untuk Tetap Bertahan Hidup
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (1)
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (2)