Wahai Hati - Bab 6 Kegaduhan Kantin (2)
Olive tidak bersikap sopan padanya dan tetap dengan dingin berkata : "Aku katakan sekali lagi, pergi berbaris di belakang !"
Kekuasaan Olive seperti ini selalu menarik perhatian, gayanya yang elegan dan dingin membuatnya terlihat luar biasa, akan tetapi, dia begitu sombong dan dingin malah membuat pria berotot ini sangat marah, dia dengan tidak gampang menggunakanku untuk meningkatkan martabatnya, tapi malah dihancurkan oleh Olive, ini membuatnya sangat tidak senang, dia menggertakkan gigi, menunjuk Olive dan menjerit : "Sial, kamu pikir kamu siapa ? ada hak apa kamu mengaturku ? kalau aku tidak pergi, emang apa yang bisa kamu lakukan padaku ?"
Ekspresi Olive tetap dingin seperti gunug es, hanya saja intonasi bicaranya menjadi lebih kasar, wajahnya membeku dan berkata : "Aku adalah ketua dari organisasi pemeriksaan ketertiban murid sekolah, aku ada hak untuk mengaturmu, kalau kamu tidak berbaris, maka aku akan mengurangi kreditmu dan menyerahkanmu pada bagian keamanan sekolah !"
Setelah Olive selesai berkata perkataannya, langsung ada beberapa serikat mahasiswa dengan kain merah yang diikat di lengan baju datang berkumpul. Sebenarnya, tadi pria berotot ini memotong baris dan membuat masalah, beberapa murid ini juga sudah melihatnya dari awal, tapi mereka tidak perlu menyinggung pria berotot ini untuk membelaku, karena pria berotot ini tidak bisa diremehkan, akan tetapi sekarang Olive sudah keluar, maka masalah berbeda, semua anggota murid pada organisasi yang menjaga kantin keluar dan membela Olive.
Aku tidak sangka, Olive rupanya adalah ketua dari organisasi murid, beberapa tahun ini sebenarnya terjadi perubahan seperti apa hingga bisa membuatnya berubah menjadi sekarang seperti ini, benar - benar bisa melakukan segala hal, wajah yang cantik dan elegan, tempramen yang luar biasa, talenta yang bagus, pelajar yang baik, dan kemampuan untuk mengatasi yang baik, tidak ada yang tidak bisa dilakukan wanita ini.
Awalnya pria berotot yang sangat sombong ini saat melawan Olive sudah sangat tidak ada muka, akan tetapi masih tidak percaya, membuka mulut dan berpikir untuk berkata sesuatu. Disaat ini, pemain basket disampingnya berbisik di telinganya, pada akhirnya dia pria berotot ini menahan kemarahannya dan dengan kasar mengibaskan tangannya, membawa beberapa orang tersebut dan pergi dari kantin.
Setelah pria berotot dan kawannya pergi, kantin dalam sesaat penuh dengan sorakan dan seruan yang keras, perbuatan Olive memenangkan persetujuan semua orang. Andi yang di sebelahku lebih heboh dan dengan keras menjerit : "Wah, sangat berkarisma, dewi !"
Olive sama sekali tidak tenggelam pada keagungan ini, setelah dia mengusir pria berotot, dia sendiri juga langsung pergi, tidak ada sedikit keraguan pun !
Dari awal sampai akhir, Olive tidak melihatku sama sekali, seperti aku orang yang diganggu ini sama sekali tidak ada.
Disaat ini, aku tidak tahu dengan perasaanku sendiri, senang ? atau tidak bisa diungkapkan ? senang karena Olive sudah pergi, tidak mengenaliku. Akan tetapi, bagaimana dia bisa tidak mengenaliku ? jangan - jangan, dia sama sekali tidak melihatku ? atau dia sudah lupa denganku ?
Aku akui beberapa tahun ini aku ada perubahan yang cukup besar, tubuhku tinggi, kulit hitam, rambut pendek, bukan lagi anak kecil yang suka menangis seperti perempuan, tapi tidak peduli bagaimanapun, rupaku tetap sama, apa dia tidak mengenaliku sama sekali ?
Sudahlah, tidak pikir lagi, dia tidak mengenaliku lebih baik, aku juga tidak usah khawatir lagi, kalau dia sudah lupa denganku maka itu adalah hasil yang paling baik. Meskipun aku masih ada perasaan benci padanya, tapi masa lalu sudah berlalu, apa yang aku lakukan padanya sekarang juga tidak bisa mengubah segalanya, hanya akan membuatku dalam keadaan jatuh semakin dalam. Apa yang bisa aku lakukan adalah memenuhi permintaan ibuku, bekerja untuk masa depan yang lebih baik, menjadi orang yang tinggi, membuat ibuku tenang dan bangga kernaku !
Disaat aku bengong, Andi menepuk bahuku, dengan nada yang sangat senang berkata : "Orang sudah pergi, kamu ngapain masih berdiri seperti orang bodoh, jangan - jangan sudah dibutakan oleh karismanya Olive ? kamu sudah diberkati, membuat dewi Olive membelamu !"
Aku langsung sadar kembali dan melihat kearah Andi, langsung tersenyum pahit dan berkata : "Ayo, jalan !"
Selesai mengatakannya, aku membungkuk mengambil nampan dan berjalan kearah tempat duduk kantin.
Andi mengikutiku dan berkata padaku : "Chandra, kamu pergi ambil lagi saja !"
Aku meluruskan mulut dan berkata : "Tidak usah, juga tidak ada racun, masih bisa dimakan !"
Meskipun makanan sedikit ternodai tapi masih bersih, aku tidak ingin memboroskan makanan makanya tidak membuangnya. Tapi kelakuanku dilihat oleh orang lain, terlihat menyedihkan, mungkin mereka mengira aku orang yang sangat miskin. Aku juga tidak mempedulikan pandangan orang lain, mencari tempat, duduk dan makan.
Saat makan, aku tidak tahan dan bertanya pada Andi : "Andi, pria yang kasar tadi, latar belakangnya itu apa ?"
Andi meletakkan sumpit dalam tangannya dan dengan ekspresi yang serius berkata : "Namnaya Gunawan, akademi olahraga, orang dalam kota. Saat SMA satu sekolah denganku, setiap hari bertengkar, sangat gila, akan tetapi, nilai olahraganya memang sangat bagus, juga banyak nilai tambahan, makanya baru bisa masuk sekolah ini !"
Untuk gosip, Andi selalu sangat mengerti, kalau aku ada keraguan bisa langsung bertanya pada ponsel pintar ini. Mendengar perkataan Andi, raut mataku tanpa sadar berubah semakin dalam, dan dengan ringan membuka suara, seperti tenggelam pada pemikiran sendiri dan berkata : "Aku tahu !"
Andi yang melihatku seperti ini, dengan penasaran bertanya : "Chandra, kamu ingin ngapain, kamu jangan - jangan berpikir untuk balas dendam ? tolong jangan cari masalah untuk dirimu sendiri, kamu itu sendiri dan orang luar tidak akan bisa menghadapinya, dan juga, kamu juga tidak rugi, bukannya ada Olive bunga kampus yang membelamu, ini adalah berkat seumur hidupmu, bersyukurlah !"
Aku tersenyum kecil dan berkata : "Kamu berpikir terlalu banyak, makanlah !"
Setelah menghabiskan makanan dengan tidak selera dan tidak semangat, aku dan Andi pulang ke asrama.
Dalam perjalanan, Andi berbicara tanpa henti, topik permbicaraannya adalah sekitaran Olive, gayanya yang sangat senang dapat dilihat dari perkataan dan tingkah lakunya. Dia berterima kasih pada langit dan tanah, berterimakasih hari ini memberikan berkat yang baik padanya, membuatnya bertemu dengan Olive, dan juga berhubungan dengan Olive dari jarak yang dekat. Dia berkata, dia sengaja untuk menghirup nafas dengan dalam beberapa kali di samping Olive, mencium bau harum tubuhnya, dan masih sangat bersemangat sampai sekarang ! Setelah selesai mengatakan ini, dia masih tidak henti berkata padaku, Olive benar - benar keren, rupanya dia ada sikap yang keras, benar - benar karisma yang tidak terhingga, mulai dari sekarang dia akan menyembah Olive sebagai dewi, sebagai idola.
Telingaku hampir tumbuh ulat oleh percakapan Andi, tapi aku tidak merusak kesenangannya, terus dengan diam menjadi pendengar, kadang - kadang masih bisa menjawabnya. Dalam hatiku sebenarnya menghela nafas, kalau dia tahu Olive dulu adalah wanita yang aneh dan berandal, apa dia masih akan menganggap Olive sebagai dewi ?
Tentu saja, tidak peduli bagaimanapun, aku tidak akan membocorkan kejadian masa lalu antara aku dan Olive, biarkan semuanya berlalu seperti angin !
Akan tetapi, kenyataan selalu berbeda dengan pemikiran, seperti pisau yang berjalan pada arah yang salah. Saat aku dan Andi berjalan masuk ke sebuah jalan yang kecil, tiba -tiba, terdengar sebuah suara yang ringan dan jelas secara tiba - tiba : "Chandra, tunggu !"
Jantungku berdetak, berbalik kepala dan melihat, ada Olive yang sedang membawa sebuah payung anti sinar matahari, dengan diam dan hati - hati berdiri di samping jalan kecil.
Disaat ini, aku ada perasaan seperti berbalik melihat orang itu tapi dihancurkan oleh cahaya !
Novel Terkait
Mata Superman
BrickMbak, Kamu Sungguh Cantik
Tere LiyeAngin Selatan Mewujudkan Impianku
Jiang MuyanYou're My Savior
Shella NaviCinta Yang Berpaling
NajokurataCinta Tak Biasa
SusantiStep by Step
LeksWahai Hati×
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (1)
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (2)
- Bab 2 Bu, Maaf (1)
- Bab 2 Bu, Maaf (2)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (1)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (2)
- Bab 4 Pria Perkasa (1)
- Bab 4 Pria Perkasa (2)
- Bab 5 Kemunculan Olive
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (1)
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (2)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(1)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(2)
- Bab 8 Musuhku(1)
- Bab 8 Musuhku(2)
- Bab 9 Sebelum badai datang
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (1)
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (2)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (1)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (2)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (1)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (2)
- Bab 13 Menjadi Pahlawan
- Bab 14 Lalat yang menganggu (1)
- Bab 14 Lalat yang menganggu (2)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (1)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (2)
- Bab 16 serangan yang terbuka mudah untuk ditangani, serangan kegelapan sulit untuk dihindari
- Bab 17 Harimau ingin menunjukkan kekuatan
- Bab 18 Aksi Balas Dendam
- Bab 19 Apa yang ditakutkan pasti akan terjadi
- Bab 20 Momen Menegangkan
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (1)
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (2)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (1)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (2)
- Bab 23 Majikan dan Anjingnya
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (1)
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (2)
- Bab 25 Rencana Licik (1)
- Bab 25 Rencana Licik (2)
- Bab 26 Satu Langkah Lagi
- Bab 27 Melukai Diri untuk Mendapatkan Kepercayaan
- Bab 28 Cinta dan Tidak Cinta
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (1)
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (2)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (1)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (2)
- Bab 31 Aura Seorang Ratu
- Bab 32 Pilihanmu Tidak Salah
- Bab 33 Pencegatan Mike
- Bab 34 Penyiksaan yang Kejam
- Bab 35 Ia adalah Ten Zhou
- Bab 36 Satu yang Menjaga, Tidak Ada yang Berani Menyerang
- Bab 37 Dendam dan Kewajiban
- Bab 38 Kecelakaan Gunawan
- Bab 39 Tokoh Kecil yang Tidak Dianggap
- Bab 40 Olive yang Sangat Terkejut
- Bab 41 Memancing ke dalam Jebakan
- Bab 42 Mike Berlutut
- Bab 43 Aura Pemenang
- Bab 44 Menginjak Jalan yang Buruk
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (1)
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (2)
- Bab 46 Pertarungan
- Bab 47 Tidak Ada yang Bisa Menaklukkanku
- Bab 48 Mencari Masalah
- Bab 49 Dua puluh miliar, itu hal yang kecil
- Bab 50 Menarik Uang
- Bab 51 menganggapmu ayah jika kaya
- Bab 52 keagungan
- Bab 53 Fetrin yang Percaya Diri
- Bab 54 Pengemis Tua
- Bab 55 Ada Uang, Sombong
- Bab 56 Krisis Ekonomi Keluarga Hu
- Bab 57 Merasa Terkejut
- Bab 58 Mike Kembali
- Bab 59 Datang Sendiri
- Bab 60 Boleh Membunuh Tapi Tidak Boleh Menghina
- Bab 61 Satu panggilan kak Chandra
- Bab 62 Mati dan hidup bersama
- Bab 63 Tidak berhenti sampai mati
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (1)
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (2)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (1)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (2)
- Bab 66 Waktu kematian sudah datang
- Bab 67 Perbuatan tercela Mike
- Bab 68 Fetrin Tiba
- Bab 69 Tuan Muda, Aku Terlambat
- Bab 70 Menjalani Keputusan Tuhan
- Bab 71 Amarah Michael Li
- Bab 72 Remehan Fetrin
- Bab 73 Bahaya Menyerang
- Bab 74 Namaku Jeno (1)
- Bab 74 Namaku Jeno (2)
- Bab 75 Michael Li Yang Jago
- Bab 76 Ada Orang di dalam Rumah
- Bab 77 Insting Orang hebat
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(1)
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(2)
- Bab 79 Jangan Mengulang ke Tiga Kalinya
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (1)
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (2)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (1)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (2)
- Bab 82 Balasan
- Bab 83 Posisi Defensif Michael Li
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (1)
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (2)
- Bab 85 Kematian Michael Li
- Bab 86 Kejadian saat itu
- Bab 87 Ayahmu
- Bab 88 Perasaan gelisah yang kuat.
- Bab 89 Perselisihan di Villa Keluarga Hu
- Bab 90 Sekeliling penuh dengan musuh
- Bab 91 Tuan Chandra
- Bab 92 Halo, Nama Aku Ruben
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (1)
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (2)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (1)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (2)
- Bab 95 Malu Ekstrim
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (1)
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (2)
- Bab 97 Kita Putus Saja (1)
- Bab 97 Kita Putus Saja (2)
- Bab 98 Kebencian
- Bab 99 Orang Belakang Ruben
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (1)
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (2)
- Bab 101 Menatap Semua orang
- Bab 102 Bersebrangan Dengan Marie Hu
- Bab 103 Ruben Yang Penuh Percaya Diri
- Bab 104 Tangkap Ruben dengan cara apapun
- Bab 105 Pertempuran Sengit
- Bab 106 Amarah Ruben
- Bab 107 Chris VS Ruben
- Bab 108 Kemampuan Fetrin
- Bab 109 Marie Berlutut
- Bab 110 Membalas Dendam Kepada Ruben
- Bab 111 Maaf, Aku Tidak Terima
- Bab 112 Pria Besar muncul
- Bab 113 Bunga Kampus yang Ketiga
- Bab 114 Selalu ada orang yang lebih hebat
- Bab 115 Putra Godi chen
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (1)
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (2)
- Bab 117 Ferdy Yang bertindak
- Bab 118 Keputusasaan Tanpa Akhir
- Bab 119 Lebih Baik Mati Daripada Hidup
- Bab 120 Pengemis Dan orang kaya generasi kedua (1)
- Bab 120 Pengemis dan orang kaya generasi kedua (2)
- Bab 121 Candra, Kamu Tamat (1)
- Bab 121 Chandra, Kamu Tamat ( 2)
- Bab 122 Ciuman Clara
- Bab 123 Kemarahan Ferdy
- Bab 124 Kobaran Api
- Bab 125 Hidup Mati
- Bab 126 Kematian Ruben Cai
- Bab 127 Ucapan Marie
- Bab 128 Menuju Ke Lokasi Perang
- Bab 129 Tuan Muda Ferdy Yang Susah Ditebak
- Bab 130 Ibuku Datang
- Bab 131 Keangkuhan Tuan muda Ferdy
- Bab 132 Api Peperangan Menyala
- Bab 133 Ibuku VS Tuan Muda Ferdy
- Bab 134 Berjuanglah Untuk Tetap Bertahan Hidup
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (1)
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (2)