Wahai Hati - Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(2)
Tiga kata terakhir, dia berkata dengan sangat keras, seolah-olah dengan begini dia menunjukan seberapa kaya dia. Aku tidak bisa berkata apa-apa kepadanya, tetapi aku dengan sopan aku meresponnya, aku bilang Olive dan aku tidak akrab, jadi tidak dapat membuat janji dengannya.
Kemudian, mereka membicarakan sesuatu, aku sudah tidak mendengarkan lagi, aku langsung naik keatas kasur untuk istirahat siang. Namun, baru saja aku naik keatas kasur, dan kepala jatuh di atas bantal, tiba-tiba, pintu kamar terbuka, diikuti dengan suara teriakan yang tak terkendali: “yang mana Chandra? Keluar sini!”
Setelah aku mendengar suaranya, aku segera tiarap di tempat tidur dan melihat ke luar pintu, aku melihat orang yang bertubuh mungil berdiri didepan pintu.
Orang ini benar-benar pendek, kira-kira tingginya hanya satu koma enam meter, di Kuliahan sangat jarang melihat orang dengan tinggi segitu, namun, walaupun dia pendek, tapi dia sangat galak, nada suaranya sangat kasar, pada pandangan pertama orang pikir pasti dia iblis.
Beberapa orang yang ada di kamar sangat terkejut karena melihat si pendek yang galak menerobos pintu lalu berteriak.
Aku segera duduk diatas kasur, melihat orang itu, dengan tenang bertanya: “Aku Chandra, ada keperluan apa kamu mencariku?”
Si pendek menaikan kepala dan menatapku, lalu dia berkata dengan mencibir: “Buruan turun, Gunawan mencarimu!”
Gunawan?
Setelah merenungkan selama beberapa detik, aku baru menyadari, pria berotot yang ada di kantin pada siang hari itu bukannya Gunawan, lalu, disekolah ini, aku hanya bermasalah dengannya, dan dia meminta si pendek ini untuk mencariku? Masalah siang hari tadi jelas-jelas sudah diselesaikan, dia kenapa masih cari masalah denganku, pemikiran orang ini terlalu kecil? Memikirkan ini, hatiku dipenuhi dengan kemarahan, aku melompat dari atas kasur, dan dengan suara dingin bertanya kepada si pendek itu: “Ngapain dia cari aku?”
Dengan tidak sabaran si pendek membentak: “Kenapa kamu bertele-tele, ikut keluar denganku!”
Pria ini memiliki temperamen yang buruk, benar-benar tidak tahu dari mana keberaniannya berasal, dengan sangat arogan dia datang ke kamarku. Namun, dikamarku tidak ada orang yang mampu, yang satu hanya tahu bermain game, dan yang satu lagi hanya tahu menyombongkan diri dan pamer, yang tersisa Andi, dia juga seperti makanan ringan, dia menghampiriku dan berbisik kepadaku: “Pasti Gunawan yang mencarimu, masalah siang itu, tidak kepikiran dia masih tidak bisa melepaskanmu, aku pergi bersamamu lah, aku akan membantu kamu berbicara, lagian aku dan dia adalah teman alumni!”
Aku tahu, harga diri Andi tidak ada gunanya, jika tidak, dia akan membantuku siang tadi dikantin, sekarang dia mengatakan ini juga sangat baik, aku tidak ingin menariknya ke dalam air, dan dengan tenang berkata kepadanya: “tidak perlu, kamu sebaiknya tidur siang saja, aku mau lihat ngapain dia cari aku!”
Sambil berbicara, aku berjalan keluar kamar, Andi segera menarikku dan bertanya: “kamu pergi seperti ini? Apakah kamu tidak takut Gunawan akan berurusan denganmu?”
Takut?
Sebenarnya, dulu, jika ada seseorang berbicara kepadaku dengan keras, aku akan takut, mulai dari kecil, aku takut hidup dengan tangan dan kaki, aku sangat pengecut.
Namun, setelah kemalangan ibuku, aku tidak pernah takut lagi, sekarang aku hampir lupa bagaimana rasanya takut. Terlebih lagi, sekarang Gunawan mencariku, harus bukan untuk memperbaikiku, jika dia ingin memberiku pelajaran, pilih saja tempat untuk mengepungku, mengapa harus bersusah payah melakukan itu, Kirim seseorang untuk menyampaikannya kepadaku. Sekarang dia telah melakukannya, dia seharusnya berbicara denganku terlebih dahulu dan memberi aku kesempatan.
Aku juga ingin melihat, obat apa yang dijual Gunawan di dalam labu, jadi, aku langsung dengan tenang berkata kepada Andy: “tidak apa-apa, dia tidak bisa memakanku? Kamu tidur aja, aku akan kesana!”
Sambil berkata, aku dengan tenang pergi, bersama si pendek keluar dari gedung asrama.
Kesombongan si pendek itu masih berkecamuk, tetapi aku tidak terlalu peduli padanya, dan aku tidak memiliki rasa takut di hatiku. Meskipun dikatakan, aku tahu bahwa Gunawan ada rencana buruk lalu mencariku, tetapi karena aku bertemu dengan orang yang merepotkan seperti ini, aku harus menyelesaikan masalah tersebut secara langsung, jika aku tinggal di asrama dan tidak keluar, Gunawan akan membuat aku menjadi tidak tenang, aku tidak ingin memiliki terlalu banyak perselisihan dengan orang seperti itu, aku hanya ingin tahu, dia sebenarnya ingin seperti apa supaya dia berhenti!
Dengan hati yang tak kenal takut, aku datang ke lapangan basket sekolah bersama si pendek. Jauh di sana, aku melihat Gunawan, dia masih mengenakan satu set setelan basket berwarna merah maron, bermain basket di bawah sengatan matahari, dia dan rekan-rekannya berkelahi satu sama lain, itu sama seperti kompetisi. Selain itu, ada beberapa rak bola basket dan beberapa orang yang bermain bola basket.
Setelah mendekat, si pendek berkata kepadaku dengan dingin: “tunggu di sini!”
Setelah selesai berbicara, ia berlari ke lapangan basket dan bergabung dalam pertarungan, mereka bermain dengan bahagia dan sangat memuaskan, dan benar-benar mengabaikan peran kecilku. Lalu aku begini, berjemur dan berdiri sendirian dibawah sinar matahari, berkeringat, dan air keringatnya keluar dari dahiku, panas akan melandaku, kesabaranku, dan perlahan-lahan menghilang. Jelas, orang-orang ini sengaja menyiksaku, menyuruhku untuk menonton mereka bermain di bawah terik matahari?
Aku ingin pergi, tetapi kaki ku tidak bisa bergerak, alasan memberi tahuku, harus tetap diam dan menyelesaikan masalah, kalau tidak, aku akan membalas dendam dengan Gunawan sepenuhnya, maka aku berpikir aku tidak bisa tenang lagi nantinya.
Menggigit gigi, aku terus diam dan bertahan dengan ini.
Setelah menunggu hampir 20 menit, Gunawan dan timnya akhirnya selesai bermain basket, segera, Gunawan mengarahkan matanya yang tajam ke arahku, di bawah ketajaman yang menakutkan, Gunawan membawa sembilan pemain bola basket, dengan gerakan mengancam dia mengampriku……
Novel Terkait
Awesome Husband
EdisonMenantu Bodoh yang Hebat
Brandon LiMr. Ceo's Woman
Rebecca WangCinta Yang Paling Mahal
Andara EarlyMendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniMy Tough Bodyguard
Crystal SongKisah Si Dewa Perang
Daron JayLove Is A War Zone
Qing QingWahai Hati×
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (1)
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (2)
- Bab 2 Bu, Maaf (1)
- Bab 2 Bu, Maaf (2)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (1)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (2)
- Bab 4 Pria Perkasa (1)
- Bab 4 Pria Perkasa (2)
- Bab 5 Kemunculan Olive
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (1)
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (2)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(1)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(2)
- Bab 8 Musuhku(1)
- Bab 8 Musuhku(2)
- Bab 9 Sebelum badai datang
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (1)
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (2)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (1)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (2)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (1)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (2)
- Bab 13 Menjadi Pahlawan
- Bab 14 Lalat yang menganggu (1)
- Bab 14 Lalat yang menganggu (2)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (1)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (2)
- Bab 16 serangan yang terbuka mudah untuk ditangani, serangan kegelapan sulit untuk dihindari
- Bab 17 Harimau ingin menunjukkan kekuatan
- Bab 18 Aksi Balas Dendam
- Bab 19 Apa yang ditakutkan pasti akan terjadi
- Bab 20 Momen Menegangkan
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (1)
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (2)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (1)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (2)
- Bab 23 Majikan dan Anjingnya
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (1)
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (2)
- Bab 25 Rencana Licik (1)
- Bab 25 Rencana Licik (2)
- Bab 26 Satu Langkah Lagi
- Bab 27 Melukai Diri untuk Mendapatkan Kepercayaan
- Bab 28 Cinta dan Tidak Cinta
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (1)
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (2)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (1)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (2)
- Bab 31 Aura Seorang Ratu
- Bab 32 Pilihanmu Tidak Salah
- Bab 33 Pencegatan Mike
- Bab 34 Penyiksaan yang Kejam
- Bab 35 Ia adalah Ten Zhou
- Bab 36 Satu yang Menjaga, Tidak Ada yang Berani Menyerang
- Bab 37 Dendam dan Kewajiban
- Bab 38 Kecelakaan Gunawan
- Bab 39 Tokoh Kecil yang Tidak Dianggap
- Bab 40 Olive yang Sangat Terkejut
- Bab 41 Memancing ke dalam Jebakan
- Bab 42 Mike Berlutut
- Bab 43 Aura Pemenang
- Bab 44 Menginjak Jalan yang Buruk
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (1)
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (2)
- Bab 46 Pertarungan
- Bab 47 Tidak Ada yang Bisa Menaklukkanku
- Bab 48 Mencari Masalah
- Bab 49 Dua puluh miliar, itu hal yang kecil
- Bab 50 Menarik Uang
- Bab 51 menganggapmu ayah jika kaya
- Bab 52 keagungan
- Bab 53 Fetrin yang Percaya Diri
- Bab 54 Pengemis Tua
- Bab 55 Ada Uang, Sombong
- Bab 56 Krisis Ekonomi Keluarga Hu
- Bab 57 Merasa Terkejut
- Bab 58 Mike Kembali
- Bab 59 Datang Sendiri
- Bab 60 Boleh Membunuh Tapi Tidak Boleh Menghina
- Bab 61 Satu panggilan kak Chandra
- Bab 62 Mati dan hidup bersama
- Bab 63 Tidak berhenti sampai mati
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (1)
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (2)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (1)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (2)
- Bab 66 Waktu kematian sudah datang
- Bab 67 Perbuatan tercela Mike
- Bab 68 Fetrin Tiba
- Bab 69 Tuan Muda, Aku Terlambat
- Bab 70 Menjalani Keputusan Tuhan
- Bab 71 Amarah Michael Li
- Bab 72 Remehan Fetrin
- Bab 73 Bahaya Menyerang
- Bab 74 Namaku Jeno (1)
- Bab 74 Namaku Jeno (2)
- Bab 75 Michael Li Yang Jago
- Bab 76 Ada Orang di dalam Rumah
- Bab 77 Insting Orang hebat
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(1)
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(2)
- Bab 79 Jangan Mengulang ke Tiga Kalinya
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (1)
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (2)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (1)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (2)
- Bab 82 Balasan
- Bab 83 Posisi Defensif Michael Li
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (1)
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (2)
- Bab 85 Kematian Michael Li
- Bab 86 Kejadian saat itu
- Bab 87 Ayahmu
- Bab 88 Perasaan gelisah yang kuat.
- Bab 89 Perselisihan di Villa Keluarga Hu
- Bab 90 Sekeliling penuh dengan musuh
- Bab 91 Tuan Chandra
- Bab 92 Halo, Nama Aku Ruben
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (1)
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (2)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (1)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (2)
- Bab 95 Malu Ekstrim
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (1)
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (2)
- Bab 97 Kita Putus Saja (1)
- Bab 97 Kita Putus Saja (2)
- Bab 98 Kebencian
- Bab 99 Orang Belakang Ruben
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (1)
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (2)
- Bab 101 Menatap Semua orang
- Bab 102 Bersebrangan Dengan Marie Hu
- Bab 103 Ruben Yang Penuh Percaya Diri
- Bab 104 Tangkap Ruben dengan cara apapun
- Bab 105 Pertempuran Sengit
- Bab 106 Amarah Ruben
- Bab 107 Chris VS Ruben
- Bab 108 Kemampuan Fetrin
- Bab 109 Marie Berlutut
- Bab 110 Membalas Dendam Kepada Ruben
- Bab 111 Maaf, Aku Tidak Terima
- Bab 112 Pria Besar muncul
- Bab 113 Bunga Kampus yang Ketiga
- Bab 114 Selalu ada orang yang lebih hebat
- Bab 115 Putra Godi chen
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (1)
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (2)
- Bab 117 Ferdy Yang bertindak
- Bab 118 Keputusasaan Tanpa Akhir
- Bab 119 Lebih Baik Mati Daripada Hidup
- Bab 120 Pengemis Dan orang kaya generasi kedua (1)
- Bab 120 Pengemis dan orang kaya generasi kedua (2)
- Bab 121 Candra, Kamu Tamat (1)
- Bab 121 Chandra, Kamu Tamat ( 2)
- Bab 122 Ciuman Clara
- Bab 123 Kemarahan Ferdy
- Bab 124 Kobaran Api
- Bab 125 Hidup Mati
- Bab 126 Kematian Ruben Cai
- Bab 127 Ucapan Marie
- Bab 128 Menuju Ke Lokasi Perang
- Bab 129 Tuan Muda Ferdy Yang Susah Ditebak
- Bab 130 Ibuku Datang
- Bab 131 Keangkuhan Tuan muda Ferdy
- Bab 132 Api Peperangan Menyala
- Bab 133 Ibuku VS Tuan Muda Ferdy
- Bab 134 Berjuanglah Untuk Tetap Bertahan Hidup
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (1)
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (2)