Wahai Hati - Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (1)
Ada lebih dari 20 siswa olahraga secara keseluruhan, mereka semua terdiri lima dan tiga kelompok, kuat dan kekar. Mereka seperti sekelompok orang yang terlatih. Mereka membuat formasi saat masuk. Dan Gunawan yang berada ditengah, dengan bangga masuk.
Saat itu, Gunawan seperti seorang Pemimpin dengan keberanian dan sikap agung. Begitu dia memasuki pintu, dia berjalan ke podium dan berteriak dengan keras kepada hadirin: "Chandra tetap disini, selain itu keluar semua ! "
Perintah Gunawan nampaknya tidak bisa ditentang. Nadanya sangat keras. Dia tidak mempedulikan orang di kelasku, sangat tidak sopan.
Siswa yang ada di kelasku awalnya ingin tinggal di kelas untuk menonton pertunjukan yang bagus, tetapi sekarang melihat Gunawan, mereka bahkan tidak memiliki kesempatan untuk menonton pertunjukan itu, mereka disuruh keluar, ini sama saja seperti dipukuli, semua Wajah mereka Nampak tidak terima, tetapi di hadapan Gunawan, mereka juga tidak berani berbicara.
Gunawan melihat kerumunan orang yang masih belum keluar, ia pun langsung memukul meja dengan marah, dan berkata dengan keras, "yang masih disini, akan kuperlakukan sama seperti Chandra!"
Kalimat ini, membuat orang orang pada ketakutan. Teman sekelasku semua tiba-tiba langsung keluar dari kelas. Hanya Andi yang memiliki hati baik dan menatapku dengan wajah kusut. Aku memberinya tatapan baik-baik saja, dan pun pergi perlahan.
Dalam sekejap, aku ditinggalkan sendirian di sini, sangat sunyi!
Gunawan tersenyum puas, dan kemudian menutup pintu depan dan belakang. Namun, orang-orang yang menonton di luar masih melihat ke dalam melalui kaca di pintu. Seperti tidak ada yang mau ketinggalan pertunjukan yang bagus.
Sampai semuanya siap, Gunawan mendatangi aku, berjalan kearahku, dia langsung duduk di depanku, dan kemudian dia berbicara padaku seolah berbicara dengan seorang teman: "Chandra, kau begitu arogan, Orang-orangku datang kesini tapi kau tidak mau menurut pada mereka, sampai aku harus datang sendiri ke sini. Kata-kataku tidak cukup baik, kah? "
Nada bicara Gunawan tampak santai ketika dia mengatakan ini, tetapi matanya, seperti mata rajawali, memancarkan cahaya tajam dan menatapku dengan tajam. Aku takut dia menatap. Jelas sekali, Gunawan marah, aku khawatir dia tidak akan melepasku sampai aku benar-benar mati. Namun, sebelum situasi itu, aku tidak akan mengambil langkah itu. Aku mencoba menenangkan diri, dan kemudian berkata kepadanya, "Tidak, hanya inigin pergi ke kelas, aku tidak ingin bolos kelas!"
Penjelasan ku sangat tidak masuk akal. Gunawan mendengarnya pun dia tidak bisa menahan tawa. Dia berkata kepada aku dengan acuh: "Apakah kau takut? Kau takut aku akan memanggil mu dan memukul mu lagi, yakinlah, Aku seorang pria yang berpikiran rasional, aku tidak akan memukul orang di setiap kesempatan! "
Jika orang lain mengatakan ini, aku mungkin masih mempercayainya, tetapi keluar dari mulut Gunawan akan terdengar terasa canggung. Dia benar-benar memperlakukan aku sebagai orang bodoh, aku juga tidak ingin bermain-main dengannya, langsung ke intinya: "Bagaimana dengan mu? Apa maksudmu? "
Gunawan menggengam pundakku pelan dan berkata kepadaku dengan pahit: "Chandra, awalnya, kau lembut di tempat lokasi itu dan membantuku untuk berbicara, aku senang, aku tidak berencana untuk merepotkanmuu lagi. Tapi Olive Wanita itu, agak agresif, dia masih menargetkan aku, bahkan sebelumnya ia menemukan pelanggaranku yang dapat mengurangi nilaiku, dan mengatakan bahwa ia tidak akan membiarkanku melewati sekolah dengan baik, yang membuat aku sedikit tidak terima. Aku benar-benar tidak ingin berurusan dia, jadi, bisakah kau membantu kakakmu ini? "
Aku kira itu benar. Olive menargetkan Gunawan lagi, dan Gunawan mendatangi ku lagi. Ini benar-benar lingkaran yang tidak ada habisnya. Aku tidak tahu trik apa yang ingin dimainkan Gunawan saat ini, aku hanya bisa bertanya: "Bagaimana caraku membantu?"
Gunawan tersenyum dan dengan munafik berkata, "Tak perlu dikatakan lagi, Olive melakukan ini untuk melindungi mu. Aku mendengar bahwa dia dulu sangat rendah hati. Dia tidak peduli dengan hal-hal yang tidak berhubungan dengannya. Tetapi karena mu, sekarang dia memegang rahasiaku! Jadi, reputasimu juga masih sangat bagus, kau bantu aku bertemu dengan Olive, seharusnya tidak ada masalah, aku benar-benar hanya ingin makan enak dengannya, berdamai, tidak ada yang lain. , Bisakah kau menolong pada kakak? "
Setiap kata yang Gunawan katakan sangat baik, seolah-olah dia benar-benar memperlakukan aku sebagai adik lelakinya, tetapi niatnya sangat jelas, dia menyuruhku untuk membantunya bertemu dengan Olive. Aku yakin sekarang, Gunawan pasti memiliki suatu tujuan. Jika dia hanya ingin menyelesaikan masalah dengan Olive, maka tinggal minta tolong padaku untuk memohon pada Olive itu sudah cukup, tetapi dia terus ingin dipertemukan dengan Olive berulang kali, aku yakin pasti ada niat buruk, dia pasti merencanakan sesuatu pada Olive .
Meskipun aku membenci Olive, aku tidak akan pernah mencelakainya. Aku tidak bisa menyetujui permintaan Gunawan, jadi aku menjawab dengan sangat serius: "Aku sudah memberi tahu Anda, aku dan Olive tidak dekat. Jika Anda ingin membuat janji dengannya, pergilah sendiri! "
Setelah mendengar jawabanku, wajah Gunawan tiba-tiba berubah. Dia perlahan bangkit dari tempat duduknya, lalu menatap ke bawah, dengan nada yang kuat: "Aku di sini, bukan ingin berunding denganmu, kau tidak punya pilihan, hari ini kau harus setuju, tidak setuju pun harus tetap setuju! "
Begitu kata-kata Gunawan terlontar, para siswa olahraga di depan dan di belakang kelas semua berjalan perlahan ke arah ku, mereka semua menunjukkan wajah yang buruk, sengit, seolah-olah, jika aku menolak lagi, mereka akan menelanku!
Aku dapat dengan jelas merasakan kekuatan dari kelompok orang ini, tetapi aku tidak takut, aku berdiri dengan tenang, lalu berbalik, menatap Gunawan dengan dingin, dan berkata dengan tegas: "Aku sudah bilang, soal ini aku tidak bisa melakukan apa-apa, jika pun Anda mengarahkan pisau ke leherku, aku tetap tidak bisa berbuat apa-apa, aku hanya ingin belajar baik-baik. Gunawan, mengapa Anda terus memaksaku? "
Pada saat ini, Gunawan benar-benar tertegun, matanya melebar. Awalnya ia pikir jika dia membawa kelompok harimau dan serigala ini dan mengintimidasiku dua kali, pasti aku akan mau berkompromi, tetapi sekarang, bukannya berkompromi. Sebaliknya, aku malah tenang, dan tidak takut, yang membuat Gunawan kaget. Dia menatapku dengan tatapannya dan bertanya: "Apa yang kau katakan, aku tidak dengar jelas, coba katakana sekali lagi!"
Novel Terkait
My Beautiful Teacher
Haikal ChandraSee You Next Time
Cherry BlossomThe Great Guy
Vivi HuangThe Richest man
AfradenThe True Identity of My Hubby
Sweety GirlMata Superman
BrickWahai Hati×
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (1)
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (2)
- Bab 2 Bu, Maaf (1)
- Bab 2 Bu, Maaf (2)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (1)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (2)
- Bab 4 Pria Perkasa (1)
- Bab 4 Pria Perkasa (2)
- Bab 5 Kemunculan Olive
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (1)
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (2)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(1)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(2)
- Bab 8 Musuhku(1)
- Bab 8 Musuhku(2)
- Bab 9 Sebelum badai datang
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (1)
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (2)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (1)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (2)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (1)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (2)
- Bab 13 Menjadi Pahlawan
- Bab 14 Lalat yang menganggu (1)
- Bab 14 Lalat yang menganggu (2)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (1)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (2)
- Bab 16 serangan yang terbuka mudah untuk ditangani, serangan kegelapan sulit untuk dihindari
- Bab 17 Harimau ingin menunjukkan kekuatan
- Bab 18 Aksi Balas Dendam
- Bab 19 Apa yang ditakutkan pasti akan terjadi
- Bab 20 Momen Menegangkan
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (1)
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (2)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (1)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (2)
- Bab 23 Majikan dan Anjingnya
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (1)
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (2)
- Bab 25 Rencana Licik (1)
- Bab 25 Rencana Licik (2)
- Bab 26 Satu Langkah Lagi
- Bab 27 Melukai Diri untuk Mendapatkan Kepercayaan
- Bab 28 Cinta dan Tidak Cinta
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (1)
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (2)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (1)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (2)
- Bab 31 Aura Seorang Ratu
- Bab 32 Pilihanmu Tidak Salah
- Bab 33 Pencegatan Mike
- Bab 34 Penyiksaan yang Kejam
- Bab 35 Ia adalah Ten Zhou
- Bab 36 Satu yang Menjaga, Tidak Ada yang Berani Menyerang
- Bab 37 Dendam dan Kewajiban
- Bab 38 Kecelakaan Gunawan
- Bab 39 Tokoh Kecil yang Tidak Dianggap
- Bab 40 Olive yang Sangat Terkejut
- Bab 41 Memancing ke dalam Jebakan
- Bab 42 Mike Berlutut
- Bab 43 Aura Pemenang
- Bab 44 Menginjak Jalan yang Buruk
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (1)
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (2)
- Bab 46 Pertarungan
- Bab 47 Tidak Ada yang Bisa Menaklukkanku
- Bab 48 Mencari Masalah
- Bab 49 Dua puluh miliar, itu hal yang kecil
- Bab 50 Menarik Uang
- Bab 51 menganggapmu ayah jika kaya
- Bab 52 keagungan
- Bab 53 Fetrin yang Percaya Diri
- Bab 54 Pengemis Tua
- Bab 55 Ada Uang, Sombong
- Bab 56 Krisis Ekonomi Keluarga Hu
- Bab 57 Merasa Terkejut
- Bab 58 Mike Kembali
- Bab 59 Datang Sendiri
- Bab 60 Boleh Membunuh Tapi Tidak Boleh Menghina
- Bab 61 Satu panggilan kak Chandra
- Bab 62 Mati dan hidup bersama
- Bab 63 Tidak berhenti sampai mati
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (1)
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (2)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (1)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (2)
- Bab 66 Waktu kematian sudah datang
- Bab 67 Perbuatan tercela Mike
- Bab 68 Fetrin Tiba
- Bab 69 Tuan Muda, Aku Terlambat
- Bab 70 Menjalani Keputusan Tuhan
- Bab 71 Amarah Michael Li
- Bab 72 Remehan Fetrin
- Bab 73 Bahaya Menyerang
- Bab 74 Namaku Jeno (1)
- Bab 74 Namaku Jeno (2)
- Bab 75 Michael Li Yang Jago
- Bab 76 Ada Orang di dalam Rumah
- Bab 77 Insting Orang hebat
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(1)
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(2)
- Bab 79 Jangan Mengulang ke Tiga Kalinya
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (1)
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (2)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (1)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (2)
- Bab 82 Balasan
- Bab 83 Posisi Defensif Michael Li
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (1)
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (2)
- Bab 85 Kematian Michael Li
- Bab 86 Kejadian saat itu
- Bab 87 Ayahmu
- Bab 88 Perasaan gelisah yang kuat.
- Bab 89 Perselisihan di Villa Keluarga Hu
- Bab 90 Sekeliling penuh dengan musuh
- Bab 91 Tuan Chandra
- Bab 92 Halo, Nama Aku Ruben
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (1)
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (2)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (1)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (2)
- Bab 95 Malu Ekstrim
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (1)
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (2)
- Bab 97 Kita Putus Saja (1)
- Bab 97 Kita Putus Saja (2)
- Bab 98 Kebencian
- Bab 99 Orang Belakang Ruben
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (1)
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (2)
- Bab 101 Menatap Semua orang
- Bab 102 Bersebrangan Dengan Marie Hu
- Bab 103 Ruben Yang Penuh Percaya Diri
- Bab 104 Tangkap Ruben dengan cara apapun
- Bab 105 Pertempuran Sengit
- Bab 106 Amarah Ruben
- Bab 107 Chris VS Ruben
- Bab 108 Kemampuan Fetrin
- Bab 109 Marie Berlutut
- Bab 110 Membalas Dendam Kepada Ruben
- Bab 111 Maaf, Aku Tidak Terima
- Bab 112 Pria Besar muncul
- Bab 113 Bunga Kampus yang Ketiga
- Bab 114 Selalu ada orang yang lebih hebat
- Bab 115 Putra Godi chen
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (1)
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (2)
- Bab 117 Ferdy Yang bertindak
- Bab 118 Keputusasaan Tanpa Akhir
- Bab 119 Lebih Baik Mati Daripada Hidup
- Bab 120 Pengemis Dan orang kaya generasi kedua (1)
- Bab 120 Pengemis dan orang kaya generasi kedua (2)
- Bab 121 Candra, Kamu Tamat (1)
- Bab 121 Chandra, Kamu Tamat ( 2)
- Bab 122 Ciuman Clara
- Bab 123 Kemarahan Ferdy
- Bab 124 Kobaran Api
- Bab 125 Hidup Mati
- Bab 126 Kematian Ruben Cai
- Bab 127 Ucapan Marie
- Bab 128 Menuju Ke Lokasi Perang
- Bab 129 Tuan Muda Ferdy Yang Susah Ditebak
- Bab 130 Ibuku Datang
- Bab 131 Keangkuhan Tuan muda Ferdy
- Bab 132 Api Peperangan Menyala
- Bab 133 Ibuku VS Tuan Muda Ferdy
- Bab 134 Berjuanglah Untuk Tetap Bertahan Hidup
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (1)
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (2)