Wahai Hati - Bab 55 Ada Uang, Sombong
Mungkin, ada banyak orang yang pernah memberi sedekah. Namun biasanya hanya memberi dua hingga empat ribu saja. Tetapi orang yang sekaligus memberi empat puluh juta seperti diriku, sepertinya tidak ada. Tindakan ini membuat semua yang berkerumunan tadi terkejut. Mereka semua seperti menganggapku orang aneh dan melihatku dengan rasa tidak percaya.
Tentu yang aku peduli bukanlah pandangan mereka. Aku hanya mengikuti apa yang inginku lakukan. Sekarang bagiku empat puluh juta ini bukanlah apa-apa. Hari ini aku memang sengaja menghamburkan uang untuk mencari kesenangan. Dan sekarang, dengan uang ini aku bisa membantu Bapak tua kotor. Lebih terasa senangnya daripada menghamburkan uang untuk diriku sendiri. Benar-benar menyenangkan!
Setelah menyerahkan uangnya kepada Bapak tua kotor. Aku sama sekali tidak berhenti jalan dan langsung berkata dengan Gunawan, “Ayo masuk!”
Setelah berkata, aku pun melangkah masuk ke dalam bar.
Tetapi baru jalan beberapa langkah, Bapak tua kotor pun memanggilku. Aku menoleh dan melihat wajah ia yang serius berkata, “Bocah, aku melihat kerangka tulangmu yang unik, kamu pasti merupakan orang yang bertalenta dalam bela diri. Karena tadi kamu memberikanku uang, aku akan mengajarimu beberapa jurus untuk dimanfaatkan selamanya!”
Setelah mendengar kata-kata Bapak tua kotor, orang yang berkerumunan pun mengeluarkan suara tawa yang kencang. Semua yang terkejut pun keluar dari suasananya dan ikut menertawakannya. Bahkan diriku pun ikut menertawakannya. Sekarang aku baru mengerti mengapa Bapak tua kotor ini bisa menjadi pengemis. Ternyata otaknya kurang berfungsi dan sepertinya mengalami gangguan mental. Tidak heran jika ia datang ke bar untuk minum-minum. Kelakuannya tidak bisa disamakan dengan pemikiran orang normal.
Aku tidak ingin lama-lama dengannya disini, maka aku pun langsung menolaknya, “Tidak perlu, terima kasih!”
Setelah berkata, aku pun jalan masuk kedalam bar, Gunawan mereka pun ikut datang.
Tetapi, saat aku memasuki bar, namun aku masih mendengar suara helaan nafas dari Bapak tua kotor, “Yah, sayang sekali kehilangan orang yang bertalenta sepertinya!”
Aku tidak memasukkan kata-katanya kedalam hati. Aku yang saat ini sama sekali tidak tahu, bahwa tindakan kecil yang kulakukan ini akan membawakan kesempatan yang baik untuk diriku. Memberikan sedekah tanpa ada niat kepada Bapak tua kotor, aku tidak sangka bahwa aku telah melakukan tindakan yang paling tepat dalam hidupku.
Tiba didalam bar, manajernya pun langsung menyambutku. Mungkin karena tadi aku menghamburkan banyak uang, sehingga aku dilayani bagai tamu terhormat. Manajernya pun segera membawa ku kedalam ruangan paling mewah di bar dan menawarkanku beberapa minuman beralkohol gratis. Aku juga tidak membuatnya kecewa, sekaligus memesan banyak minuman beralkohol yang mahal untuk menghabiskan uang tanpa batas.
Setelah memesannya, Gunawan mereka yang duduk di sofa pun menatapiku dan tercengang kaku seperti kayu. Tak lama kemudian, Gunawan yang masih terkejut pun bertanya, “Kak Chandra, apakah kamu memenangkan lotre?”
Aku membalasnya, “Tidak!”
Gunawan pun ternganga, lalu dengan bingung mengerutkan alisnya dan bertanya, “Tapi aku merasa hari ini kamu agak aneh. Kamu menghabiskan uang seperti air mengalir. Bahkan tidak mengedipkan matamu sama sekali, saat memberikan uang sebanyak itu kepada pengemis gila!”
Teman yang lain pun ikut menyetujuinya dan berkata bahwa kelakuanku itu tidak masuk akal. Mengapa memberikan uang sedekah sebanyak itu kepada pengemis, ini membuat mereka tidak paham!
Aku sambil tersenyum membalas, “Lupakan semua itu, kalian hanya perlu tau, aku mempunyai uang. Belilah semua yang kalian inginkan hari ini, tidak perlu banyak khawatir. Aku yang bayar!”
Detik ini, aku berpenampilan gaya orang kaya yang sepenuhnya. Hanya kurang mengukir kata ‘kaya’ di dahiku. Kalaupun mata Gunawan mereka sedikit rusak, seharusnya juga tahu kalau aku sungguh menjadi kaya. Oleh karena itu, mereka juga tidak sungkan untuk bermain dan minum secara bebas. Sekumpulan laki-laki kurang menyenangkan, maka aku sengaja memanggil beberapa wanita penghibur, untuk menemani mereka minum dan nyanyi. Seketika mereka jadi sangat senang sehingga suasananya pun makin memanas. Menggila dan menghamburkannya.
Sementara aku juga melupakan hal-hal yang membuat hati kacau. Benar-benar menikmati rasa menghamburkan uang seperti menghamburkan tanah. Tentu saja, menghamburkan uang seenaknya itu menyenangkan. Jangan tanya mengapa, ada uang, sombong!
Tetapi disini aku sedang berbahagia dan di sisi lain Marie sedang menderita. Orang tua Marie hubunganku dengannya. Masalah ini meninggalkan luka yang cukup berat kepadaku dengan Marie. Tetapi jika dibandingkan denganku, luka Marie lebih dalam. Lagipula, ia selain hubungan asmaranya tidak lancar, hubungan keluarga pun muncul celah. Orang tuanya mengabaikan perasaannya dan melakukan penindasan terhadapku. Lalu ia juga dijodohkan demi kebutuhan bisnis dan dikurung secara terpaksa. Semua hal ini membuat Marie menjadi sangat sedih. Ia sangat membenci orang tuanya, hingga kini dalam hatinya masih terasa kesal. Ia butuh melampiaskan perasaannya.
Tapi cara Marie untuk melampiaskan itu berbeda denganku. Aku membuang semuanya lalu makan, minum, bergembira dan menghambur-hamburkan uang. Namun Marie berbeda. Ia mengunci dirinya didalam kamar. Tidak makan dan tidak bicara bahkan tidak ingin bertemu dengan orang. Tidak peduli bagaimana orang tuanya mengetuk pintu dan berkata apapun itu, Marie tetap mengabaikannya. Ia benar-benar mengurung dirinya sendiri, dengan tidak bicara dan tidak makan untuk mengungkapkan ketidak puasannya.
Sebenarnya, ini pertama kalinya Marie ribut begitu parah dengan orang tuanya. Dari dulu ia adalah putri dirumahnya. Orang tuanya begitu menyayanginya hingga terlalu memanjakannya. Tidak peduli bagaimana cara Marie berpakai, menggunakan uang dan main. Mereka tidak terlalu mengaturnya, yang penting Marie senang. Tetapi hanya pada masalah pernikahan ini, orang tua Marie bersikeras hingga tidak masuk akal. Bahkan hak Marie untuk berpacaran saja dirampas oleh mereka. Hanya karena, mereka ingin Marie mengikuti rencananya. Mereka berharap anaknya masih perawan dalam menjalin hubungan dengan Tuan muda Cai, hingga mereka menikah.
Hanya saja mereka tidak kepikiran, bahwa Marie akan ribut dengannya demiku. Bahkan memaksa mereka dengan cara mengurung dirinya dan tidak makan. Ini membuat orang tua Marie pusing. Mereka tahu bagaimana sifat anaknya. Jika ia sedang keras kepala, mereka pun tidak bisa mengaturnya.
Ayah Marie mengerutkan dahinya dan menghelakan nafas kepada Ibu Marie, “Haduh, Marie seperti ini harus bagaimana!”
Ibu Marie pun ikut berkerut alis dan membalasnya dengan tegas, “Aku tahu kamu kasihan terhadapnya, tapi kita tidak boleh mengikuti sifatnya untuk melaksanakan masalah ini. Sekarang ia hanya keras kepala untuk sementara dan kita memikirkan masa depan yang jauh untuknya. Perjodohan dengan Keluarga Cai, baik untuknya dan kita. Masa depan kita juga bisa berjalan dengan lebih stabil. Jadi kita tidak boleh berbaik hati untuk sekarang.”
Setelah mendengarnya, Ayah Marie pun menganggukkan kepala dan tidak berkata apa-apa.
Di dalam hati mereka, aku alias keturunan kaya dari luar kota ini tidak bisa dibandingkan dengan Tuan muda Cai. Bagaimanapun mereka pasti lebih memilih untuk menjodohkan Marie dengan Keluarga Cai. Ini merupakan keputusan yang tidak dapat digoyahkan!
------
Di sisi lain pukul sepuluh malam, perusahaan investasi kecil yang bernama Perusahaan FH. Di gedung bekerja, di dalam kantor Ketua Direktur, Fetrin duduk di belakang meja kerja, sambil melihat dokumen di tangannya dengan raut wajah yang serius.
Perusahaan investasi kecil ini didirikan oleh Ibuku sendiri. Ibuku adalah ketua direkturnya, tetapi ia sedang dipenjara, jadi Fetrin sebagai orang yang dipercaya oleh Ibuku, tentunya menjadi pengganti ketua direktur untuk sementara.
Hubungan Fetrin dengan Ibuku itu tidak biasa, ia juga sangat setia kepada Ibuku. Dirinya sendiri pun merupakan wanita yang berkemampuan hebat. Ibuku sangat percaya terhadapnya, sehingga menyerahkan perusahaannya kepada ia. Dan Fetrin pun tidak mengecewakan harapan Ibuku. Ia mengurus perusahaannya dengan teratur. Apalagi sebagai Ketua Direktur pengganti, ia cukup berusaha dan bekerja keras agar pekerjaan sepenuhnya terlaksanakan. Lembur sudah menjadi hal biasa baginya, bahkan hampir setiap malam. Ia selalu menjadi orang terakhir yang meninggalkan kantor.
Hari ini juga sama, sudah pukul sepuluh malam, semua karyawan telah pulang rumah, sedangkan Fetrin masih saja lembur dan membaca dokumen dengan serius. Hanay saja kalau melihat raut wajahnya lebih teliti lagi, kalian bisa menyadari bahwa ia sebenarnya ada sesuatu yang menganggu pikirannya. Hasil pekerjaannya juga tidak sebaik dari sebelumnya. Ia sama sekali tidak menaruh perhatian kepada dokumen. Otaknya kadang-kadang terlintas masalahku dan kegagalanku dalam hubungan asmara!
Tak lama kemudian, terdengar suara ketukan dari pintu kantor. Fetrin segera berkata, “Masuklah!”
Pintu terbuka dan seorang pria dewasa dengan setelan jas masuk. Pria ini memiliki wajah asia yang tipikal, tetapi memiliki nama barat, yaitu Chris.
Orang biasa mungkin tidak pernah mendengar nama Chris ini, atau bisa dikatakan tidak ada satupun orang biasa yang mengenali Chris, hanya golongan orang kaya yang mungkin pernah mendengar namanya. Orang ini sangatlah misterius dan hidup biasa, juga merupakan orang yang tidak biasa.
Lalu setelah orang yang tidak biasa ini masuk ke dalam kantor dan berkata dengan sopan kepada Fetrin, “Nona Fetrin, aku telah mendapatkan informasinya!”
Fetrin meletakkan dokumen di tangannya dan mengalihkan pandangan kepada Chris. Ia pelan-pelan berkata, “Katakanlah kondisinya!”
Chris berdiri di depan meja kerja Fetrin dan melapor. “Namanya Yongky Hu, berusia empat puluh tujuh tahun, Ia lulus dari Universitas Tsinghua jurusan arsitektur. Sejak kecil kehidupannya sangat sulit dan sering berhemat. Setelah ia lulus kuliah, ia menggunakan koneksi istrinya, pelan-pelan mendirikan sebuah perusahaan properti. Tapi aku memeriksa lagi lebih teliti. Orang ini tidak memiliki kemampuan yang besar. Ia hanya bergantung kepada koneksi. Ia banyak menjilat. Setelah banyak menjalin hubungan, sekarang beberapa proyek properti yang ia lakukan berlangsung dengan baik. Harta kekayaannya kira-kira ada dua ratus miliar!”
Mendengar ini, Fetrin tidak tahan mendengus pelan. Ia berkata, “Kalau begitu, ia juga biasa saja. Hal apa yang bisa membuatnya berani menyombongkan diri?”
Bagi orang biasa, bos yang memiliki harta kekayaan dua ratus miliar itu adalah orang yang sangat kaya. Tapi bagi Fetrin, ia hanyalah orang biasa, sama sekali tidak bisa dibandingkan. Ia sama sekali tidak menganggapnya. Chris mendengar kata-kata Fetrin dan juga berkata dengan nada bingung. “Benar. Aku juga kurang mengerti orang kaya yang biasa sepertinya, apakah berhak untuk menyombongkan dirinya? Ia meremehkan Tuan Muda, sungguh itu merupakan lelucon terlucu!”
Mungkin Yongky akan muntah darah jika ia berada disini setelah mendengarkan perbincagan Fetrin dan Chris. Bos yang besar seperti dirinya, begitu saja diremehkan. Tapi sayangnya Fetrin dan Charis memang tidak menganggapnya, sungguh meremehkannya.
Setelah mendengar ucapan Chris, Fetrin langsung berkata. “Tidak perlu banyak mengungkit orang itu. Siapa yang menyuruh Tuan Muda menyukai anak perempuannya? Anggap saja ia untung, melahirkan anak perempuan yang baik!”
Chris mengangguk setuju dan bertanya, “Kalau begitu, apa yang harus kulakukan, Nona Fetrin?”
Fetrin memandang keatas dan berpikir sesaat. Lalu ia menunjukkan tatapan yang cuek. Ia berkata, “Gunakan koneksimu untuk menekan Yongky, agar ia tahu keberadaan Tuan Muda Chandra kita!”
Novel Terkait
Adieu
Shi QiStep by Step
LeksCinta Yang Berpaling
NajokurataMenunggumu Kembali
NovanThe Gravity between Us
Vella PinkyCinta Di Balik Awan
KellyWahai Hati×
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (1)
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (2)
- Bab 2 Bu, Maaf (1)
- Bab 2 Bu, Maaf (2)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (1)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (2)
- Bab 4 Pria Perkasa (1)
- Bab 4 Pria Perkasa (2)
- Bab 5 Kemunculan Olive
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (1)
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (2)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(1)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(2)
- Bab 8 Musuhku(1)
- Bab 8 Musuhku(2)
- Bab 9 Sebelum badai datang
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (1)
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (2)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (1)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (2)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (1)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (2)
- Bab 13 Menjadi Pahlawan
- Bab 14 Lalat yang menganggu (1)
- Bab 14 Lalat yang menganggu (2)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (1)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (2)
- Bab 16 serangan yang terbuka mudah untuk ditangani, serangan kegelapan sulit untuk dihindari
- Bab 17 Harimau ingin menunjukkan kekuatan
- Bab 18 Aksi Balas Dendam
- Bab 19 Apa yang ditakutkan pasti akan terjadi
- Bab 20 Momen Menegangkan
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (1)
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (2)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (1)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (2)
- Bab 23 Majikan dan Anjingnya
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (1)
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (2)
- Bab 25 Rencana Licik (1)
- Bab 25 Rencana Licik (2)
- Bab 26 Satu Langkah Lagi
- Bab 27 Melukai Diri untuk Mendapatkan Kepercayaan
- Bab 28 Cinta dan Tidak Cinta
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (1)
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (2)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (1)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (2)
- Bab 31 Aura Seorang Ratu
- Bab 32 Pilihanmu Tidak Salah
- Bab 33 Pencegatan Mike
- Bab 34 Penyiksaan yang Kejam
- Bab 35 Ia adalah Ten Zhou
- Bab 36 Satu yang Menjaga, Tidak Ada yang Berani Menyerang
- Bab 37 Dendam dan Kewajiban
- Bab 38 Kecelakaan Gunawan
- Bab 39 Tokoh Kecil yang Tidak Dianggap
- Bab 40 Olive yang Sangat Terkejut
- Bab 41 Memancing ke dalam Jebakan
- Bab 42 Mike Berlutut
- Bab 43 Aura Pemenang
- Bab 44 Menginjak Jalan yang Buruk
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (1)
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (2)
- Bab 46 Pertarungan
- Bab 47 Tidak Ada yang Bisa Menaklukkanku
- Bab 48 Mencari Masalah
- Bab 49 Dua puluh miliar, itu hal yang kecil
- Bab 50 Menarik Uang
- Bab 51 menganggapmu ayah jika kaya
- Bab 52 keagungan
- Bab 53 Fetrin yang Percaya Diri
- Bab 54 Pengemis Tua
- Bab 55 Ada Uang, Sombong
- Bab 56 Krisis Ekonomi Keluarga Hu
- Bab 57 Merasa Terkejut
- Bab 58 Mike Kembali
- Bab 59 Datang Sendiri
- Bab 60 Boleh Membunuh Tapi Tidak Boleh Menghina
- Bab 61 Satu panggilan kak Chandra
- Bab 62 Mati dan hidup bersama
- Bab 63 Tidak berhenti sampai mati
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (1)
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (2)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (1)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (2)
- Bab 66 Waktu kematian sudah datang
- Bab 67 Perbuatan tercela Mike
- Bab 68 Fetrin Tiba
- Bab 69 Tuan Muda, Aku Terlambat
- Bab 70 Menjalani Keputusan Tuhan
- Bab 71 Amarah Michael Li
- Bab 72 Remehan Fetrin
- Bab 73 Bahaya Menyerang
- Bab 74 Namaku Jeno (1)
- Bab 74 Namaku Jeno (2)
- Bab 75 Michael Li Yang Jago
- Bab 76 Ada Orang di dalam Rumah
- Bab 77 Insting Orang hebat
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(1)
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(2)
- Bab 79 Jangan Mengulang ke Tiga Kalinya
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (1)
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (2)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (1)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (2)
- Bab 82 Balasan
- Bab 83 Posisi Defensif Michael Li
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (1)
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (2)
- Bab 85 Kematian Michael Li
- Bab 86 Kejadian saat itu
- Bab 87 Ayahmu
- Bab 88 Perasaan gelisah yang kuat.
- Bab 89 Perselisihan di Villa Keluarga Hu
- Bab 90 Sekeliling penuh dengan musuh
- Bab 91 Tuan Chandra
- Bab 92 Halo, Nama Aku Ruben
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (1)
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (2)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (1)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (2)
- Bab 95 Malu Ekstrim
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (1)
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (2)
- Bab 97 Kita Putus Saja (1)
- Bab 97 Kita Putus Saja (2)
- Bab 98 Kebencian
- Bab 99 Orang Belakang Ruben
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (1)
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (2)
- Bab 101 Menatap Semua orang
- Bab 102 Bersebrangan Dengan Marie Hu
- Bab 103 Ruben Yang Penuh Percaya Diri
- Bab 104 Tangkap Ruben dengan cara apapun
- Bab 105 Pertempuran Sengit
- Bab 106 Amarah Ruben
- Bab 107 Chris VS Ruben
- Bab 108 Kemampuan Fetrin
- Bab 109 Marie Berlutut
- Bab 110 Membalas Dendam Kepada Ruben
- Bab 111 Maaf, Aku Tidak Terima
- Bab 112 Pria Besar muncul
- Bab 113 Bunga Kampus yang Ketiga
- Bab 114 Selalu ada orang yang lebih hebat
- Bab 115 Putra Godi chen
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (1)
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (2)
- Bab 117 Ferdy Yang bertindak
- Bab 118 Keputusasaan Tanpa Akhir
- Bab 119 Lebih Baik Mati Daripada Hidup
- Bab 120 Pengemis Dan orang kaya generasi kedua (1)
- Bab 120 Pengemis dan orang kaya generasi kedua (2)
- Bab 121 Candra, Kamu Tamat (1)
- Bab 121 Chandra, Kamu Tamat ( 2)
- Bab 122 Ciuman Clara
- Bab 123 Kemarahan Ferdy
- Bab 124 Kobaran Api
- Bab 125 Hidup Mati
- Bab 126 Kematian Ruben Cai
- Bab 127 Ucapan Marie
- Bab 128 Menuju Ke Lokasi Perang
- Bab 129 Tuan Muda Ferdy Yang Susah Ditebak
- Bab 130 Ibuku Datang
- Bab 131 Keangkuhan Tuan muda Ferdy
- Bab 132 Api Peperangan Menyala
- Bab 133 Ibuku VS Tuan Muda Ferdy
- Bab 134 Berjuanglah Untuk Tetap Bertahan Hidup
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (1)
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (2)