Wahai Hati - Bab 18 Aksi Balas Dendam
Ketika tekad sudah bulat, rasa sakit di tubuh tampaknya menjadi kecil, meskipun setiap sel di dalam tubuh berteriak kesakitan, tapi aku tidak peduli lagi, wajahku dingin dan mengambil langkah tegas dengan kecepatan tercepat, berjalan menuju sekolah!
Tidak tahu kapan langit berubah menjadi gelap, malam akan datang, dan lentera dinyalakan, malam di kampus dipenuhi dengan warna-warna, dan bajuku termasuk diantaranya, tetapi tampaknya tidak kompatibel. Dari belakang aku terlihat tertekan dan kesepian, terlihat sangat sunyi, di mata orang luar, aku seperti anjing terlantar yang melarikan dari sekolah. Hanya aku yang tahu alasannya aku ingin keluar dari sekolah, tapi bukan karena ingin melarikan diri.
Bagiku, sekolah adalah pusaran air besar yang akan menelanku kapan saja, serangan dari Marie Hu pasti akan berlanjut, selama aku tinggal di sini, aku tidak akan bisa menjalankan rencanaku, aku harus keluar dari kesulitan ini dulu.Setelah meninggalkan sekolah, dan aku yakin tidak ada yang mengikutiku, lalu dengan cepat pergi ke rumput liar di luar sekolah. Aku menyembunyikan perlengkapan hitam yang aku pakai saat menyelamatkan Olive, kegunaan terbesar peralatan ini adalah untuk menyembunyikan identitas. Dengan situasiku saat ini, tidak baik untuk melakukannya secara terbuka, dan di luar sekolah ada banyak anak dari sekolah kami, jika serangan untuk Marie Hu meluas sampai ke luar sekolah, maka akan merepotkan. Jika aku ingin melawan, aku harus menyamar dan tidak mengekpos diri diriku terlebih dahulu, dengan begini aku bisa bergerak bebas.
Tidak lama kemudian, aku sudah mengenakan perlengkapan hitamku dan berjalan dengan tenang.
Aku tidak tahu mengapa, memakai peralatan ini, aku menjadi lebih percaya diri, merasa sangat aman dan bebas, dan tidak kenal takut.
Keluar dari rerumputan ini, aku pergi ke toko untuk membeli beberapa persedian yang dibutuhkan, lalu berjalan menuju ke area villa dekat sekolah.
Area sekolah kami termasuk dalam zona pengembangan, di sekitarnya, ada pengembang yang sedang mengembangkan real estat, salah satunya ada Blok greenland yang paling terkenal, yang penuh dengan villa besar maupun kecil, dengar-dengar Marie Hu tinggal di sini!
Hari ini, aku memulai rencana balas dendamku setelah lima kali pemukulan, aku tinggal di sekolah dan menanyakan tentang Marie Hu.
Melalui berita yang aku selidiki dengan diam-diam, aku tahu Marie Hu ini tidak tinggal di asrama sekolah, tetapi tinggal di Blok greenland. Dikabarkan Marie Hu mungkin dibesarkan oleh orang kaya, dan menjadi kenari di penangkaran, itu sebabnya dia bisa tinggal di villa. Tentu saja, aku tidak tertarik dengan gosip ini, aku hanya tahu, aku lebih mudah untuk menyerang karena dia tinggal di luar, masalahku dengannya harus diselesaikan.
Ketika tiba di dekat Blok greenland, pertama aku memeriksa lingkungan dan medan di sini, dan akhirnya aku menyadari, benar-benar mustahil jika ingin menyerang di dalam Blok greenland, tidak hanya ada penjaga keamanan di Blok greenland, tapi juga ada kamera pemantau dimana-mana, jangan bilang bisa masuk ke dalam, bahkan jika aku masuk juga tidak mungkin bisa menyerang.
Kalau begitu, jika aku ingin menyergap Marie Hu, aku hanya bisa mencari peluang di luar. Aku juga tidak menunda, dan segera bertindak, melalui penjelajahanku yang teliti, aku menemukan ada jalan yang merupakan satu-satunya cara untuk pergi ke Blok greenland dari sekolah, dengan kata lain, jika Marie Hu ingin pulang, pasti akan lewat di sini!
Tidak ada cara lain lagi, aku hanya bisa menunggu peluang di sini, di sebelah jalan ini aku menemukan sebuah pohon besar yang cocok untuk bersembunyi, lalu aku bersembunyi di belakang pohon besar, diam-diam menatap jalan di depan, menunggu kedatangan Marie Hu!
Hari semakin malam, kegelapan membentang menuju langit tanpa ujung, dan sebuah meniskus kecil tergantung di langit, bersembunyi di balik awan. Cahaya bulan sangat kosong, dan sekelilingnya sunyi, hanya ada suara cacing yang ringan. Aku berdiri diam di sini, menunggu dengan tenang, rasa sakit di tubuhku terus-menerus merangsang sarafku, dan aku sangat mengantuk, semalam tidak tidur nyenyak, dan hari ini terus-menerus dipukuli, bahkan manusia besi saja tidak bisa menahannya, tapi aku mempunyai hati yang lebih keras dari manusia besi, kenyakinan inilah yang mendukung kegigihanku.
Hanya saja aku sudah menunggu begitu lama, tapi aku masih tidak melihat jejak Marie Hu, ini membuatku merasa cemas, dan hatiku mulai khawatir, aku takut Marie Hu mungkin sudah kembali dan tidur villanya atau mungkin malam ini ada urusan dan tidak pulang?
Bagaimanapun, aku masih ingin menunggu, bahkan sampai pagi, aku juga harus bertahan!
Jika berusaha keras, pasti akan berhasil pada akhirnya, penantianku memberikan hasil yang aku inginkan, kira-kira pukul sebelas malam, sosok Marie Hu yang mempesona akhirnya muncul di hadapanku.
Malam ini, Marie Hu sama seksi seperti biasanya, dia mengenakan dres mini ketat, dengan stocking hitam dan sepatu hak tinggi, dan memakai luaran jaket tipis, yang menunjukkan gaya menawannya, cahaya jalanan menyinari wajahnya, memancarkan kecantikannya yang mempesona.
Sejujurnya, ketika pertama kalinya melihat Marie Hu di kelas kemarin, aku memiliki kesan yang baik dengannya. Tapi, setelah percakapan di atap, aku merasa dia luar biasa seperti Elis, sekarang setelah diserang berkali-kali olehnya, aku semakin membencinya. Meskipun dia cantik dan menarik, tapi ketika aku melihatnya, ada api yang membara dari mataku, aku tidak bisa menahan amarah ketika mengingat kekejamannya.
Pada saat ini, dia berjalan sedikit goyah, jika aku tidak salah menebak, dia seharusnya minum bir, bisa merokok dan juga minum bir, dan juga baru pulang di tengah malam, ini jelas bukan wanita baik-baik, untuk menghadapi wanita seperti ini, aku tidak perlu terlalu sopan. Tuhan juga memperlakukan aku dengan baik, kebetulan malam ini Marie Hu sendirian, dan ini waktu yang tepat untuk menyerang.
Tanpa menunda-nunda, ketika Marie Hu melewatiku, aku akan keluar dengan cepat dan langsung menyergapnya.
Dalam keadaan tidak siap, Marie Hu berteriak ketakutan, dan berteriak minta tolong, aku segera menutup mulutnya dan mengancamnya dengan suara tenang: "Jangan berteriak, atau aku akan membunuhmu!"
Di tengah malam, bahkan jika Marie Hu cukup berani, tiba-tiba disandera oleh seorang gangster yang tidak dikenal, dia pasti juga akan ketakutan, mata indahnya terbuka lebar, bernapas dengan cepat, tubuhnya sedikit gemetaran. Bagaimanapun setelah mendengar ancamanku, tidak berani berteriak lagi.
Melihat dia sudah diam, aku langsung memeluk pinggangnya, menyeretnya ke hutan, dan tidak lama terseret jauh di hutan. Pohon-pohon di sini padat dan lebat, dan lingkungannya sunyi, tidak ada orang, sangat tersembunyi, ditambah dengan malam yang gelap, hanya meniskus kecil yang memancarkan cahaya yang redup, tidak peduli bagaimana, ini adalah tempat yang bagus. Jadi aku berhenti di sini dan melepaskan Marie Hu.
Saat ini Marie Hu masih tidak tenang karena ketakutan, dia panik, dan sudah sadar dari keadaan mabuk, ketika dia terdiam dua detik, dia segera menatapku, ketakutan dan berkata: "Kamu siapa, kamu jangan sembarangan, jika kamu ingin uang aku bisa berikan padamu. Tetapi jika kamu ingin menyentuhku, aku tidak akan melepaskanmu!"
Wanita menawan ini sangat sombong di sekolah, mengandalkan popuritasnya bunga sekolah, tidak menganggapku sama sekali. Tetapi di luar, dia hanya seorang wanita yang lemah, menghadapi seorang gangster yang wajahnya ditutup sepertiku, dia benar-benar tidak ada sikap sombongnya, hanya ada kepanikan dan ketakutan. Tapi, pada saat yang paling panik, dia juga tahu harus berkata apa, maksud dari perkataannya sangat jelas, perampokan boleh, pemerkosaan tidak boleh!
Mungkin dia juga tahu penampilannya yang menggoda dan tubuhnya yang seksi dan panas sangat rentan untuk merayu pria melakukan kejahatan. Jadi yang paling dia takuti adalah diperkosaku!
Tentu saja, kekhawatirannya terlalu berlebihan, yang paling aku benci dalam hidupku adalah orang cabul, bagaimanapun juga, aku tidak akan pernah melakukan sesuatu yang cabul kepada wanita, bahkan jika Marie Hu begitu cantik dan seksi, aku tidak memiliki pandangan yang sembarangan terhadap dia, apalagi memperkosanya. Aku mengambil tali tebal yang sudah kusiapkan untuk mengikat Marie Hu, mengikat Marie Hu yang ketakutan ke pohon!
Marie Hu tidak akan diam saja membiarkan aku mengikatnya, dia tidak berhenti melawan, tetapi sayangnya, dibandingkan denganku, kekuatannya terlalu lemah, aku tidak perlu mengeluarkan banyak tenaga untuk mengikatnya.
Pada saat ini, Marie Hu benar-benar ketakutan, dia yang selalu sombong, tapi kali ini menjadi wanita kecil yang menyedihkan, dia terus-menerus memohon belas kasihan padaku, dan menyuruhku untuk melepaskannya, berapa pun jumlah uangnya dia pasti akan berikan.
Dia yang begitu menyedihkan dan suram ini, benaran membuat orang mengasihaninya, jika aku tidak tahu dia orang yang sangat kejam, aku mungkin tidak sanggup untuk menahannya. Tentu saja, aku tidak akan berhati lembut sekarang, memikirkan hati wanita ini, penderitaan yang aku alami hari ini, aku tidak bisa menahan amarahku, aku menatapnya dingin, dan berkata: "Takut?"
Marie Hu mengangguk lagi dan lagi, seperti ayam yang sedang mematuk nasi.
Aku melanjutkan dengan suara rendah berkata: "Kalau begitu apapun yang aku katakan, kamu akan menyetujuinya?"
Marie Hu mendengar kata-kata itu, tiba-tiba tatapannya berubah, dia menunjukkan ketakutan seperti tadi, mungkin dia berpikir aku merencanakan di luar aturan, segera dengan tegas berkata: "Merampok kekayaan boleh, tapi tidak pemerkosaan!"
AKu menjawabnya dengan dingin: "Aku tidak merampok kekayaan dan juga tidak melakukan pemerkosaan!"
Ketika dia mendengar ini, Marie Hu merasa lega, tapi kemudian dia tampak tidak bisa dijelaskan, dia menatapku dengan bingung, dengan hati-hati berkata: "Apa yang kamu inginkan?"
Tatapanku dingin, dan berkata dengan dingin: "Aku datang untuk meminta keadilan darimu!"
Setelah berbicara, aku perlahan melepaskan masker, memperlihatkan wajahku yang ungu kebiruan.
Sejauh ini, aku sudah cukup melakukan pemanasan, napasku dingin dan mataku tajam, dan dengan lingkungan yang suram ini, membuatku seperti setan neraka, dan Marie Hu benar-benar ketakutan.
Awalnya, aku pikir Marie Hu akan lebih takut setelah aku melepaskan masker, takut aku yang akan balas dendam. Tapi siapa yang menyangka, setelah Marie Hu melihat jelas wajahku, dia segera mengubah ketakutannya menjadi kemarahan, dan bahkan kesombongannya muncul kembali, dia berteriak langsung padaku: "Chandra? Ternyata kamu si bodoh, berani-beraninya kamu menculikku, apakah belum cukup dipukuli hari ini, cari mati ya?"
Penculikan? Benar, aku sendiri tidak menyangka aku bisa melakukan hal seperti ini, ketika aku melihat ibuku diikat, jiwaku ketakutan sampai hilang. Tetapi sekarang, banyak hal yang telah berubah seiring waktu, ternyata aku berani melakukan hal ini. Namun, ada beberapa hal yang menarik, aku berjalan sampai titik ini, dan benar-benar dipaksa Marie Hu, dia keterlaluan, babi betina sehabis melahirkan pun dipaksanya sampai naik ke pohon. Aku memang bukan seorang pria lembut dan baik hati, dia tidak murah hati, tentu saja aku tidak bermoral!
Namun, aku menghitung begitu banyak kemungkinan, tapi aku tidak menghitung reaksi Marie Hu sekarang. Ketika aku memakai masker, Marie Hu jelas-jelas ketakutan, tetapi ketika aku melepaskan maskerku, dia berubah menjadi sombong kembali, dia tidak hanya tidak takut padaku, masih berani merendahkanku. Apakah wajahku tidak cukup ganas? Atau apakah dalam hati Marie Hu sudah menganggapku pengecut?
Sepertinya, sudah waktunya aku membalikkan pendapatnya!
Memikirkan ini, aku mengerutkan kening, mataku lebar tatapan dingin, sesak napas ditubuhku semakin memalukan, aku menatap Marie Hu dengan dekat dan berkata: "Kamu yang memaksaku!"
Aku benar-benar menakutkan seperti hantu. Namun, Marie Hu masih tidak takut padaku, dia bahkan meludahiku, dan memakiku: "Pah! Kamu ini si bodoh, kamu tidak perlu berpura-pura seperti hantu di sini, siapa yang kamu takuti, kamu berpikir aku akan takut? Aku takut denganmu? Apa kamu berani? Coba saja menyentuhku, aku jamin kamu tidak akan tahu bagaimana kamu mati, aku menyarankanmu segera lepaskanku, kalau tidak, tidak seserhana memukul saja!"
Setelah mendengar kata-kata Marie Hu, aku merasa ada aliran darah dari tubuhku, rongga dada merasa tertekan. Aku yang mengikatnya, mengancamnya, memarahinya, sekarang malahan dia yang mengancamku, ini benar-benar membuatku jengkel. Jika aku tidak menunjukkan kepadanya, dia benar-benar akan menganggapku lemah. Hari ini, aku akan memberitahu dia, apa marga Raja Setan!
Setelah memikirkannya, aku mengambil pisau dari tubuhku, ujung pisau memantulkan cahaya rembulan yang dingin, aku mengoyangkan pisau di tanganku. Lalu aku meletakkan pisau di wajah Marie Hu dan berkata dengan nada ganas: "Aku Chandra sangat benci berurusan dengan wanita, tapi jika benar-benar terpaksa, aku juga tidak keberatan untuk mengoreskan dua goresan di wajahmu, aku harap kamu tidak mencari masalah!
Kali ini, Marie Hu menyadari bahwa aku serius, dia akhirnya tidak sombong lagi, dan matanya mulai berkedip, wajah sangat penting baginya, dia tidak berani bermain-main dengan wajahnya yang sempurna. Jadi, dia tidak berani bertentangan denganku lagi, hanya saja ada sedikit rasa tidak puas dan berkata: "Apa yang ingin kamu lakukan?"
Aku meliriknya lagi dan berkata dengan dingin: "Sangat sederhana, kamu hanya perlu menyetujui dua persyaratanku. Pertama, kamu harus menjamin, kamu dan sepupumu Elis, selamanya tidak akan memprovokasiku, bahkan gosip saja tidak boleh. Kedua, katakan padaku, siapa orang-orang yang memukuliku hari ini?"
Novel Terkait
Cinta Dibawah Sinar Rembulan
Denny AriantoPergilah Suamiku
DanisMarriage Journey
Hyon SongMy Cold Wedding
Mevita1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaSi Menantu Buta
DeddyWahai Hati×
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (1)
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (2)
- Bab 2 Bu, Maaf (1)
- Bab 2 Bu, Maaf (2)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (1)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (2)
- Bab 4 Pria Perkasa (1)
- Bab 4 Pria Perkasa (2)
- Bab 5 Kemunculan Olive
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (1)
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (2)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(1)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(2)
- Bab 8 Musuhku(1)
- Bab 8 Musuhku(2)
- Bab 9 Sebelum badai datang
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (1)
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (2)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (1)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (2)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (1)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (2)
- Bab 13 Menjadi Pahlawan
- Bab 14 Lalat yang menganggu (1)
- Bab 14 Lalat yang menganggu (2)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (1)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (2)
- Bab 16 serangan yang terbuka mudah untuk ditangani, serangan kegelapan sulit untuk dihindari
- Bab 17 Harimau ingin menunjukkan kekuatan
- Bab 18 Aksi Balas Dendam
- Bab 19 Apa yang ditakutkan pasti akan terjadi
- Bab 20 Momen Menegangkan
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (1)
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (2)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (1)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (2)
- Bab 23 Majikan dan Anjingnya
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (1)
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (2)
- Bab 25 Rencana Licik (1)
- Bab 25 Rencana Licik (2)
- Bab 26 Satu Langkah Lagi
- Bab 27 Melukai Diri untuk Mendapatkan Kepercayaan
- Bab 28 Cinta dan Tidak Cinta
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (1)
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (2)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (1)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (2)
- Bab 31 Aura Seorang Ratu
- Bab 32 Pilihanmu Tidak Salah
- Bab 33 Pencegatan Mike
- Bab 34 Penyiksaan yang Kejam
- Bab 35 Ia adalah Ten Zhou
- Bab 36 Satu yang Menjaga, Tidak Ada yang Berani Menyerang
- Bab 37 Dendam dan Kewajiban
- Bab 38 Kecelakaan Gunawan
- Bab 39 Tokoh Kecil yang Tidak Dianggap
- Bab 40 Olive yang Sangat Terkejut
- Bab 41 Memancing ke dalam Jebakan
- Bab 42 Mike Berlutut
- Bab 43 Aura Pemenang
- Bab 44 Menginjak Jalan yang Buruk
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (1)
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (2)
- Bab 46 Pertarungan
- Bab 47 Tidak Ada yang Bisa Menaklukkanku
- Bab 48 Mencari Masalah
- Bab 49 Dua puluh miliar, itu hal yang kecil
- Bab 50 Menarik Uang
- Bab 51 menganggapmu ayah jika kaya
- Bab 52 keagungan
- Bab 53 Fetrin yang Percaya Diri
- Bab 54 Pengemis Tua
- Bab 55 Ada Uang, Sombong
- Bab 56 Krisis Ekonomi Keluarga Hu
- Bab 57 Merasa Terkejut
- Bab 58 Mike Kembali
- Bab 59 Datang Sendiri
- Bab 60 Boleh Membunuh Tapi Tidak Boleh Menghina
- Bab 61 Satu panggilan kak Chandra
- Bab 62 Mati dan hidup bersama
- Bab 63 Tidak berhenti sampai mati
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (1)
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (2)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (1)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (2)
- Bab 66 Waktu kematian sudah datang
- Bab 67 Perbuatan tercela Mike
- Bab 68 Fetrin Tiba
- Bab 69 Tuan Muda, Aku Terlambat
- Bab 70 Menjalani Keputusan Tuhan
- Bab 71 Amarah Michael Li
- Bab 72 Remehan Fetrin
- Bab 73 Bahaya Menyerang
- Bab 74 Namaku Jeno (1)
- Bab 74 Namaku Jeno (2)
- Bab 75 Michael Li Yang Jago
- Bab 76 Ada Orang di dalam Rumah
- Bab 77 Insting Orang hebat
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(1)
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(2)
- Bab 79 Jangan Mengulang ke Tiga Kalinya
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (1)
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (2)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (1)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (2)
- Bab 82 Balasan
- Bab 83 Posisi Defensif Michael Li
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (1)
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (2)
- Bab 85 Kematian Michael Li
- Bab 86 Kejadian saat itu
- Bab 87 Ayahmu
- Bab 88 Perasaan gelisah yang kuat.
- Bab 89 Perselisihan di Villa Keluarga Hu
- Bab 90 Sekeliling penuh dengan musuh
- Bab 91 Tuan Chandra
- Bab 92 Halo, Nama Aku Ruben
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (1)
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (2)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (1)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (2)
- Bab 95 Malu Ekstrim
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (1)
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (2)
- Bab 97 Kita Putus Saja (1)
- Bab 97 Kita Putus Saja (2)
- Bab 98 Kebencian
- Bab 99 Orang Belakang Ruben
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (1)
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (2)
- Bab 101 Menatap Semua orang
- Bab 102 Bersebrangan Dengan Marie Hu
- Bab 103 Ruben Yang Penuh Percaya Diri
- Bab 104 Tangkap Ruben dengan cara apapun
- Bab 105 Pertempuran Sengit
- Bab 106 Amarah Ruben
- Bab 107 Chris VS Ruben
- Bab 108 Kemampuan Fetrin
- Bab 109 Marie Berlutut
- Bab 110 Membalas Dendam Kepada Ruben
- Bab 111 Maaf, Aku Tidak Terima
- Bab 112 Pria Besar muncul
- Bab 113 Bunga Kampus yang Ketiga
- Bab 114 Selalu ada orang yang lebih hebat
- Bab 115 Putra Godi chen
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (1)
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (2)
- Bab 117 Ferdy Yang bertindak
- Bab 118 Keputusasaan Tanpa Akhir
- Bab 119 Lebih Baik Mati Daripada Hidup
- Bab 120 Pengemis Dan orang kaya generasi kedua (1)
- Bab 120 Pengemis dan orang kaya generasi kedua (2)
- Bab 121 Candra, Kamu Tamat (1)
- Bab 121 Chandra, Kamu Tamat ( 2)
- Bab 122 Ciuman Clara
- Bab 123 Kemarahan Ferdy
- Bab 124 Kobaran Api
- Bab 125 Hidup Mati
- Bab 126 Kematian Ruben Cai
- Bab 127 Ucapan Marie
- Bab 128 Menuju Ke Lokasi Perang
- Bab 129 Tuan Muda Ferdy Yang Susah Ditebak
- Bab 130 Ibuku Datang
- Bab 131 Keangkuhan Tuan muda Ferdy
- Bab 132 Api Peperangan Menyala
- Bab 133 Ibuku VS Tuan Muda Ferdy
- Bab 134 Berjuanglah Untuk Tetap Bertahan Hidup
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (1)
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (2)