Wahai Hati - Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (1)

Saat bertanya, sebuah aroma yang menggoda muncul dari bibir seksi milik Marie. Apalagi suaranya yang begitu lembut dan menggairahkan. Nada bicaranya juga penuh dengan canda dan godaan.

Seketika arwahku seperti ditarik olehnya dan menelan ludah secara tidak sadar, lalu tak sengaja mengatakan, “Sangat indah!”

Hingga diriku mengeluarkan suara, aku baru menyadari bahwa tindakanku salah. Lalu aku segera memandang ke Marie dengan panik, bagaikan anak yang melakukan kesalahan. Saat mataku berkontak dengan matanya, wajahku seketika memerah dan ingin segera bersembunyi. Aku meminta maaf dengan gagap. “Maaf, aku tidak sengaja.”

Marie terkekeh pelan saat melihat diriku yang gugup. Ia menggunakan mata yang indah dan berkata kepadaku, “Mengapa kamu meminta maaf? Aku juga tidak menyalahkanmu. Silahkan jika kamu ingin melihatku, aku juga tidak akan terluka kok!”

Aku semakin terkejut mendengar ucapan Marie. Aku tidak dapat membayangkan betapa murah hatinya Marie mengatakan perkataan seperti itu. Harus diketahui, meskipun tampaknya Marie begitu seksi dan berani, tapi aku tahu sebenarnya ia adalah orang yang serius, terlebihnya untuk kesucian dan kehormatannya, ia tidak akan asal bertindak. Kalau tidak, ia hampir saja membunuh orang saat ia dilecehkan pria mesum.

Marie yang begitu menjaga kesuciannya, sama sekali tidak marah kepadaku saat ia mengetahui aku sedang mengintipnya. Ini sungguh tidak dapat dipercaya, sehingga aku menjadi bingung.

Saat wajahku memerah, terdengar suara Marie yang penuh ejekan. “Chandra, jangan-jangan kamu belum pernah berkencan?”

Mendengar ini, aku semakin merasa malu dan mengigit bibir berkata, “Tidak pernah!”

Entah mengapa seketika aku seperti kembali lagi menjadi laki-laki yang malu seperti anak perempuan. Seharusnya aku sudah menjadi lelaki yang sejati, menjadi lebih berani. Tapi saat berhadapan dengan Marie, berhadapan dengan masalah asmara yang begitu asing bagiku, aku seketika menjadi malu dan hatiku mulai berdetak.

Senyuman semaki terukir di wajah Marie saat mendengar jawabanku. Ia lanjut bercanda, “Pantas tidak mengerti suasana. Kukira kamu gay dan tidak tertarik kepada wanita! Kalau dipikir kembali, sepertinya juga tidak.”

Ia menegakkan tubuhnya saat berbicara denganku dan menunjukkan ketidakramahannya kepadaku. Tatapanku tidak sengaja menyapu bagian sana, sehingga membuat hatiku berdegup kembali dan pernafasanku terburu-buru. Mengingat diriku yang sama sekali tidak takut lagi, begitupula dengan kematian. Sedangkan sekarang jadi tidak dapat berkata-kata, karena dimainkan oleh seorang wanita.

Marie juga menyadari kecanggunganku, sehingga ia tidak lagi bercanda denganku. Ia segera duduk tegak dan berkata dengan serius. “Sudah, aku tidak akan bercanda lagi denganmu. Aku tanya pertanyaan yang serius kepadamu. Apakah kamu sungguh tidak tertarik kepada sepupu perempuanku?”

Mengungkit Elis, aku seketika kembali sadar, begitupula dengan akal sehatku. Aku sangat mengetahui, bahwa Elis bukanlah tipe perempuan yang kusukai. Tanpa kupikir banyak, aku langsung membalas pertanyaan Marie dengan serius. “Hmm, sama sekali tidak tertarik.”

Marie menganggukan kepalanya sambil berpikir setelah mendengar jawabanku, lalu ia bertanya lagi. “Kalau aku, apakah tertarik denganku?”

Ujar Marie sambil menyeringai kearahku. Tatapan matanya yang indah, benar-benar membuat hati berdegup. Pantas sekali sekolah memanggilnya wanita perayu lelaki. Ternyata kemampuan rayuannya memang sangat hebat. Kalau tidak berhati-hati, mungkin saja aku bisa terjatuh dalam rayuannya.

Sebenarnya aku juga kurang mengerti apa itu tertarik atau tidak, atau bisa dibilang, aku masih kurang mengerti tentang asmara. Meskipun aku bisa memastikan siapa orang tidak kusukai, contohnya Elis. Tapi kalau Marie, setelah kita berdua mengalami banyak hal, aku sudah memandangnya berbeda dan berhubungan baik dengannya. Yang terpenting adalah ia sangat cantik dan sangat berkharisma. Kalau aku bilang tidak tertarik kepadanya, itu sungguh membohongi perasaan diriku, tapi aku juga tidak bisa menjelaskan kalau menyuruhku untuk memastikan perasaan ini.

Seketika aku tidak tahu bagaimana harus aku membalas pertanyaan Marie. Sangat bingung.

Marie melihatku bingung, lalu mengerucutkan bibirnya dan berkata, “Baiklah. Aku akan tanya dengan cara lain. Aku dan Olive, kedua tipe wanita mana yang lebih kamu sukai?”

Hatiku mencelos saat mendengar nama Olive. Aku tidak berani berpikir bagaimana perasaanku terhadap Olive, lagipula rasa itu sangat rumit dan kacau. Aku juga tidak mengerti mengapa Marie tiba-tiba mengungkit Olive. Mungkin karena mereka adalah gadis tercantik di sekolah dan memiliki gaya yang sangat berbeda. Kecantikan Olive sangat bersih dan kecantikan Marie yang merayu. Mereka berdua merupakan dewi setiap lelaki. Hanya saja aku agak susah memilih tipe mana yang kusuka. Beberapa saat kemudian, aku baru membalas dengan jawaban yang ambigu. “Aku belum bersiap untuk berkencan, jadi aku tidak berpikir banyak!”

Marie terlihat kecewa mendengar jawabanku. “Baiklah, aku mengerti. Memang lelaki yang tidak mengerti cinta. Minumlah sendiri sup ini!”

Lalu ia langsung memberikan sup di tangannya kepadaku.

Aku tertawa pahit, tanpa membalas banyak, lalu menerima supnya dan kuminum.

Saat aku minum sup, Marie lanjut berkata, “Oh iya, Chandra, aku bertanya lagi. Kata orang, orang yang menusuk Gunawan adalah lelaki berpakaian hitam dan menggunakan masker. Terlihat orang ini tidak ingin menunjukkan identitasnya. Banyak orang bilang Mike yang melakukannya, tapi aku mengenal Mike, tidak sepertinya kelakuannya. Aku lebih merasa dirimu yang melakukannya, karena saat kamu menangkapku, juga berpakaian hitam. Lagipula kamu juga memiliki kemampuan dan keberanian untuk menusuk orang. Jujurlah kepadaku, apakah kamu yang melakukannya?”

Tiba-tiba aktivitasku terhenti setelah mendengar perkataan Marie. Sebenarnya masalah ini cukup membuatku sedih. Aku menolong Olive dan berakhir ia merasa aku yang menganggunya. Ini membuatku sedih, tapi bagaimanapun aku juga tidak ingin terlalu sering berhubungan dengan Olive, jadi aku tidak akan memberitahu kenyataan masalah ini kepada Olive. Sekarang Marie bertanya kepadaku dan aku pasti harus menjawabnya. Pertama karena ia sudah melihat perlengkapanku yang berwarna hitam, sehingga ia bisa memastikan bahwa aku yang melakukannya. Aku juga tidak perlu lagi membohonginya. Kedua karena aku sangat percaya kepada Marie, jadi tak apa-apa. Oleh karena itu, aku membalas sejujurnya. “Iya, aku yang melakukannya.”

Kata-kataku terdengar begitu memastikan. Raut wajah Marie seketika berubah dan dahinya berkerut. Ia berkata dengan sekilas rasa cemburu. “Hmm, memang pelindung yang memenuhi syarat. Apakah setiap hari kamu berpikir untuk menolong orang dan mendapatkan hati wanita? Tapi kalau kamu sudah menolongnya, mengapa kamu masih menyembunyikan identitasmu?”

Aku menjilat pelan bibirku dan dengan serius berkata, “Aku tidak ingin berkaitan dengan Olive. Kuharap kamu bisa menjaga rahasia ini demiku!”

Raut wajah Marie berubah lagi. Kali ini raut wajahnya mengandung rasa cemburu dan penasaran. Ia terus menatapku dan berkata pelan, “Mengapa? Apakah kamu menyukai Olive dan tidak berani menyatakan perasaanmu, jadi melakukan banyak hal secara diam-diam untuknya?”

Imajinasi seorang wanita selalu begitu penuh. Kurasa wanita sombong seperti Marie, tidak mungkin akan peduli dengan wanita lain, tapi ia pernah menanyaiku siapa yang kusukai diantaranya dan Olive. Sekarang ia juga begitu peduli masalah aku menolong Olive, sepertinya ini cukup menjelaskan bahwa ia menganggap Olive sebagai musuhnya. Kalau aku bilang aku menyukai Olive, maka harga diri seorang Marie tidak akan kuat. Lagipula aku juga tidak bisa menggunakan kata ‘suka’ untuk menunjukkan hubunganku dengan Olive. Jadi aku tidak membalasnya dengan jujur. “Kamu berpikir terlalu banyak, hanya saja Gunawan berkaitan denganku. Aku tidak boleh melibatkannya karena masalahku, jadi harus kutolong. Aku sekarang hanya ingin menjauh darinya!”

Novel Terkait

My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu