Wahai Hati - Bab 73 Bahaya Menyerang

Nada bicara Fetrin sangat pelan, tapi sangat sombong, seolah-olah Michael Li sang Raja Penguasa berada di depannya, tapi dia hanya sosok seorang preman jalanan, atau dengan kata lain, dia ketua dari para bajingan jahat, pokoknya Fetrin tidak peduli.

Sedangkan Chris, dia sangat hati-hati, dia tidak terlalu peduli, tapi karena kebetulan Fetrin mengungkitnya, maka dia menyarankan : “Tidak ada orang luar yang mampu mengabaikan kekuatan preman lokal, kita juga tidak boleh meremehkan Michael Li, siapa yang tahu apa yang akan dia lakukan jika dia mulai marah, bagaimana kalau kita turun tangan dulu, tekan dia terlebih dahulu!”

Sebagai seorang preman yang paling berpengalaman satu-satunya, dia memiliki kemampuan yang kuat, Chris selalu mempertimbangkan hal-hal yang akan terjadi, dia sangat mengerti dengan hal seperti ini, dia memiliki caranya sendiri dalam menyelesaikan masalah, dia tidak suka jika harus menunggu masalah datang baru diselesaikan. Biasanya dia selalu menyelesaikan masalah tersebut terlebih dahulu, daripada menunggu hingga masalah itu membesar, dia tidak akan membiarkan masalah itu menjadi semakin besar. Sama seperti Michael Li ini, jika dia menggunakan caranya sendiri, maka dia akan menghancurkan Michael Li sebelum dia sempat untuk balas dendam.

Tapi, Fetrin tidak mendengarkan saran Chris, dia langsung menolaknya dan berkata : “Tidak perlu, lagi pula ini adalah kesalahan yang ditimbulkan oleh anaknya sendiri, tidak ada hubungannya dengan dia. Selanjutnya, mari kita lihat, apakah dia tahu diri atau tidak, jika dia tahu, maka kita tidak perlu mempedulikannya!”

Selesai Chris mendengar apa yang dikatakan Fetrin, dia masih saja gelisah, dia mengungkapkan kekhawatirannya : “Orang ini sangat licik, aku sangat khawatir dia bermain kotor untuk mencelakai Tuan muda Chandra!”

Sampai di sini, Fetrin hanya bisa tersenyum tipis, dia selalu mempertahankan ketenangan dan juga percaya dirinya, terutama di saat-saat seperti ini, kepercayaan dirinya di luar nalar, dia memandang Chris, dan berkata dengan penuh keyakinan : “Soal ini kamu tenang saja, aku sudah menyuruh orang untuk melindungi Tuan muda Chandra secara diam-diam, sekuat apa pun Michael Li, dia tidak akan bisa menyentuh Tuan muda Chandra sedikit pun!”

Perkataan Fetrin mengibaratkan semuanya berada di bawah kendalinya, dia sudah mengurusnya semua dan mempersiapkan semua dari awal. Dia sudah merasa bersalah, Aku telah terluka berat karena Michael Li, jadi, dia tidak akan membiarkan situasi seperti ini terjadi untuk kedua kalinya.

Chris yang melihat ekspresi Fetrin, tiba-tiba seperti dia telah mengerti sesuatu, dia segera bertanya : “Oh, apakah Jeno orangnya?”

Fetrin mengangguk, sudut bibirnya sedikit terangkat seperti menyiratkan sebuah makna.

Chris juga ikut mengangguk, kemudian dengan tulus dia berkata : “Masih Bos Fetrin yang lebih mengerti, maaf aku terlalu berlebihan!”

Setelah mengetahui ada Jeno yang mengawasi Chandra, Chris pun akhirnya merasa tenang, dia tahu jelas, dengan adanya perlindungan dari Jeno, keamananku sudah tidak perlu dipertanyakan lagi. Oleh karena itu, Chris yang sudah tidak ada keperluan lagi, dia pun segera berpamitan dan meninggalkan kamar Fetrin.

Setelah Chris pergi, Fetrin kembali memalingkan pandangannya keluar jendela, ekspresinya sangat serius, pikirannya tak ada habisnya!

Tentu saja, tidak peduli apa yang dilakukan dari pihak Michael Li maupun Fetrin, aku tidak mengetahuinya, aku juga tidak mempedulikannya. Karena, aku sekarang percaya sepenuhnya kepada Fetrin, dia menyuruhku untuk terus melanjutkan hidupku, maka aku tidak perlu untuk khawatir tentang apa pun, aku merasa diriku telah dilindungi dengan ketat, tak lagi merasakan kekhawatiran.

Setelah berpisah dengan Fetrin, aku dan Marie Hu pergi ke rumah sakit untuk menjenguk para saudara yang terluka parah, memastikan jika mereka baik-baik saja, barulah aku bisa merasa lega untuk pergi.

Setelah malam menjemput, aku menjamu para saudara yang telah berpartisipasi dalam pertempuran besar itu, termasuk tim dari Ten Zhou.

Martabatku cukup tinggi, selain para saudara yang terluka parah yang tidak bisa meninggalkan tempat tidurnya, semua saudara hadir malam ini, bahkan Ten Zhou sendiri, dia juga hadir meski sedang terluka.

Kali ini, akhirnya giliran aku yang memimpin acara, pada saat pertempuran siang tadi, juru bicara dari pihakku hanya Ten Zhou, sejak diselamatkan oleh Fetrin, kedudukanku tiba-tiba mencapai di level tertinggi, di mata semua orang, aku seperti seorang pangeran, yang dulu begitu rendah diri dan tertutup, tapi sekarang identitasku telah terbongkar, dan menggelegarkan dunia. Semua orang tidak bisa mengacuhkan diriku, memujaku bagai dewa.

Minuman di letakkan di atas meja, para saudara semua menghormatiku, sangat sopan, ketertarikan mereka sangat tinggi, tak henti-hentinya mereka membincangkan pertempuran besar siang tadi, walaupun mereka semua terluka, tapi mereka juga merasa bahagia bahkan juga mulia. Dan yang paling mengejutkan mereka adalah, kedatangan Fetrin yang membawa sejumlah pasukan ke dalam pertempuran itu, adegan itu sungguh sangat keren, saking kerennya membuat mereka sulit untuk melupakannya. Dan juga tim dari pria berkacamata hitam itu sendiri, mereka menghabisi sekelompok orang dari pria berbekas luka pisau itu, ini juga sangat menginspirasi mereka, merasakan emosional yang kuat.

Aku berbaur dengan suasana ini, juga dengan tulus melayani para saudara yang hadir malam ini. Dan di saat yang sama, aku juga menyampaikan rasa terima kasihku yang tulus kepada semua saudara, berterima kasih kepada mereka yang tidak meninggalkan aku sama sekali di saat seperti itu, berterima kasih atas dedikasi yang telah mereka berikan.

Di sini, aku juga sangat berterima kasih kepada seseorang yang sangat istimewa, dia adalah Ten Zhou.

Di luar dari pikiran yang berantakan serta kecemburuan, sebenarnya aku sangat menghargai Ten Zhou. Dia pria yang sangat polos dan jujur, dia juga sosok saudara yang memiliki kekuatan, terlebih dia adalah saudara yang sangat tulus, dia telah menyelematkan aku dari parang Mike, ketulusan ini juga selamanya akan aku ingat. Aku berdiri, mengangkat gelasku dan secara khusus aku berterima kasih padanya, berkata : “Ten Zhou, tidak perlu basa-basi, semua ada di dalam gelas ini, hormatku padamu!”

Begitu selesai menyampaikan penghormatanku, aku menuangkan minuman ke gelasnya dan bersulang dengannya, satu tegukan!

Ten Zhou juga tidak berpikir panjang, segera dia berdiri, mengambil gelasnya, dan berkata dengan lancang : “Aku juga menghormatimu!”

Setelah selesai berbicara, Ten Zhou pun menghabiskan minumannya dengan satu tegukan saja.

Hubungan antara aku dan Ten Zhou ada di dalam gelas ini, semakin dalam tanpa kata-kata yang dilebih-lebihkan, tapi ada niat hati yang begitu tulus, kami makan dan minum bersama dengan bahagia. Suasana saat ini semakin meriah, para saudara juga semakin bersemangat, semakin menghidupkan suasana. Semua orang telah lupa dengan luka yang ada di tubuh masing-masing, semua larut dalam acara malam ini, pantang pulang sebelum mabuk!

Setelah lebih dari jam 21:00, kami akhirnya mengakhiri makan bersama ini, semua orang mulai berpisah.

Semua orang berpamitan dengan suasana hati yang bahagia, hanya Gunawan, raut wajahnya tidak bisa menipu, ekspresinya penuh dengan kecemasan, sebelum pergi, dia masih berkata padaku : “Kak Chandra, ada sesuatu yang perlu aku ingatkan, kamu sudah menghabisi Mike, keluarganya pasti marah besar, bahkan Michael Li melontarkan sebuah kata, bahwa dia menginginkan nyawamu!”

Aku mengerti maksud dari Gunawan, aku juga menghargai kecemasannya, aku memandangnya, dan berkata dengan serius : “Iya, terima kasih atas saranmu, kamu tenang saja, aku pasti akan aman-aman saja!”

Kata-kataku sangat mantap, dalam hatiku aku juga merasa tenang, kali ini, aku sungguh tidak perlu mengkhawatirkan keamananku, tidak peduli ayah Mike seberapa hebat, aku tidak takut, karena ada Fetrin, aku percaya Fetrin.

Gunawan melihat aku begitu percaya diri, dan juga dia mengetahui kekuatan yang dimiliki oleh keluargaku, jadi, dia tidak berkata lebih banyak lagi, dia langsung berpamit kembali ke kampus dengan si pendek Refaldi.

Setelah selesai berpisah dengan semua saudara, aku bersama Marie Hu pulang ke rumahnya.

Marie Hu masih tinggal di villa kecilnya yang terletak di Blok Greenland, sebagai seorang pacar, aku tentu harus mengantar dia pulang ke rumahnya. Kami menggandeng tangan dan berjalan pelan menyusuri jalanan, gangguan hari ini tak henti-henti menerpa, seperti telah melalui beberapa reinkarnasi, hati dan jiwa ini telah terlatih untuk semakin kuat, dan sampai saat ini, aku baru bisa merasakan hal ini telah selesai, aku menggenggam tangan Marie Hu, merasakan kedamaian dan ketenangan yang ada di dalam hati ini.

Di malam hari, banyaknya kerumitan, serta cahaya malam yang menyala, jalanan besar lebih ramai, pada saat ini adalah kehidupan baru banyak orang dimulai. Aku dan Marie Hu melewati jalan ini dalam keheningan, aku tidak berbicara, begitu juga dengan dirinya, beginilah kami berjalan tanpa bersuara.

Ketika sampai di jalan yang dipenuhi dengan pepohonan, jauh dari hiruk pikuk keramaian, lingkungan di sini sangat sepi, tidak ada orang yang lalu lalang, hanya ada beberapa mobil yang sesekali lewat, jalanan luas dan bersih, cahaya kedua lampu menyinari dengan remang-remang, angin sepoi-sepoi berhembus, dan dedaunan menari indah mengeluarkan nyanyian alam.

Tiba-tiba, Marie Hu menghentikan langkahnya, kemudian, dia melirik pepohonan yang ada di sekitar, dengan perasaan yang tak bisa digambarkan, dia berkata : “Chandra, apakah kamu masih ingat tempat ini?”

Ketika Marie Hu mengatakan hal ini, dia bagaikan terjebak di dalam sebuah kenangan, perlahan dia memutarkan pandangannya, melihat ke arah pepohonan rindang itu, pancaran matanya cerah juga dalam, perasaan rumit bercampur aduk, cahaya lampu remang-remang menyinari wajahnya, memancarkan kecantikan yang dia miliki, bulu matanya yang begitu panjang menampakan bayangan ketika disinari oleh lampu, hidungnya yang mancung serta bibirnya yang mungil, memberikan kesan seksi yang begitu alami.

Aku menatap Marie Hu sejenak kemudian memalingkan pandanganku ke pepohonan rindang itu, lalu dengan lembut aku berkata : “Ingat, aku hampir melakukan kesalahan di sini!”

Tempat ini adalah tempat di mana aku menculik Marie Hu, kami tidak saling mengenal melainkan dari musuh lama-lama menjadi cinta, dia menyuruh orang untuk memukuliku, lalu diam-diam aku menculiknya dan mengikatnya di sini, bahkan hampir membuat dia dilecehkan oleh orang jahat, untungnya aku datang tepat waktu, dan tragedy itu tidak terjadi. Aku juga senang, karena hal itu, kami dari musuh menjadi teman.

Ketika Marie Hu mendengar perkataanku, matanya tetap menatap ke arah pepohonan rindang itu, suaranya semakin serius, dan berkata : “Kamu tidak melakukan kesalahan, kamu yang membuat aku menyadari kesalahanku, kamu juga yang membuat aku kembali mengenalmu, sebenarnya waktu itu, untuk pertama kalinya hatiku tersentuh!”

Aku tahu, maksud dari hatinya tersentuh itu adalah di saat aku melindunginya dari pisau, dia pernah memberitahuku, saat itu dia melihat aku maju penuh dalam keberanian, melihat sosok yang berbeda dari dalam diriku.

Sebenarnya, jika aku diberi satu lagi kesempatan untuk kembali, aku tetap akan melindunginya dari pisau tanpa ragu-ragu, aku tidak takut mati, aku hanya bertindak sesuai dengan kata hatiku, waktu itu di dalam pikiranku hanya satu, Marie Hu tidak boleh terluka, aku tidak boleh membiarkan dia kenapa-napa, oleh karena itu, aku menolongnya, aku tidak pernah mengharapkan imbalan lainnya, tapi Tuhan memperlakukan aku dengan baik, membuat aku mendapatkan cinta dari Marie Hu, mungkin ini juga bisa dikatakan, tindakan yang tidak disengaja membawa kebahagiaan yang tak terduga.

Memiliki Marie Hu, aku merasa sangat beruntung juga bahagia, dia tidak perlu melakukan apa-apa, hanya perlu terus berada di sisiku, itu sudah cukup untukku. Ada perasaan bahagia dari dalam lubuk hatiku, aku tidak bisa menahan perasaanku, aku memeluk dan menciumnya keningnya dengan lembut, dan berkata : “Terima kasih atas cintamu!”

Marie Hu tersenyum lembut tanpa berucap sepatah kata.

Di bawah kegelapan malam juga angin sepoi-sepoi berhembusan, aku memeluk Marie Hu, aroma wangi dari badannya merasuki tubuhku, aku merasakan kenyamanan di tubuhku. Semua ini begitu indah, tapi Marie Hu tiba-tiba melontarkan sebuah kata : “Chandra, aku takut!”

Aku terdiam sejenak mendengar perkataan itu, aku tidak bergerak, kemudian, aku tiba-tiba berpikir, mungkin dia mengkhawatirkan persoalanku dengan Mike, segera aku menghiburnya : “Jangan takut, semua baik-baik saja!”

Marie Hu mendengarkan kemudian melanjutkan : “Aku takut, aku takut kamu akan meninggalkanku nanti!”

Sampai di sini, aku terkejut, ternyata aku bisa salah menafsirkan pikiran Marie Hu, tapi ada apa dengan kekhawatirannya, aku tidak bisa memikirkannya, aku melepaskan pelukanku, kemudian memegang kedua pundaknya, dan menatapnya dengan serius, lalu bertanya : “Kenapa? Apa maksudmu?”

Marie Hu juga menatapku, kedua matanya begitu berkilau tapi tidak bisa menyembunyikan kesepian di matanya, dengan sangat serius dia berkata padaku : “Dulu aku bisa merasakan sesuatu yang tak biasa pada dirimu, aku merasakan kamu sosok pria yang sangat istimewa, maka dari itu aku sangat tertarik padamu dan ingin memilikimu, tapi sekarang, kamu jauh dari yang aku bayangkan, apalagi kehidupan keluargamu, jauh dari imajinasiku, masa depanmu pasti berbeda, aku takut kamu akan melupakanku kelak, dan akan meninggalkanku!”

Pada saat ini, Marie Hu tiba-tiba berubah menjadi sosok wanita kecil yang begitu menyedihkan, dia bergantungan padaku, juga berharap aku kuat, tapi dia juga takut jika aku berubah menjadi kuat dan akan mengabaikannya.

Agar Marie Hu tidak berpikir yang tidak-tidak, aku berjanji padanya : “Tenang saja, sayangku, walaupun nanti aku berada di puncak kesuksesanku, aku tidak akan mengecewakanmu!”

Marie Hu yang mendengar janjiku, barulah dia mengeluarkan senyum di wajahnya, dia menggandeng tanganku dengan bahagia, dan berkata : “Ayo, pulang!”

Aku menggenggam tangan lembut Marie Hu, kehangatan dan kegembiraan melekat di dalam hati kami, kami berjalan bersama menuju Blok Greenland, raut wajah kami berdua memancarkan kebahagiaan, jika bisa, aku sangat berharap bisa menggenggam tangan Marie Hu hingga akhir hayatku.

Tapi ternyata, kebahagiaan itu tidak berlangsung lama, tiba-tiba hancur, dalam kesunyian malam ini, tiba-tiba suara getaran motor yang mengejar kami, kebisingan ini memecahkan keheningan saat ini, menghantam keras ke jantungku, membuat aku waspada.

Aku tidak perlu lihat lagi, aku sudah bisa mencium hawa berbahaya ini, segera, aku menggenggam tangan Marie Hu dan berlari sekuat tenaga, sambil berlari aku berkata : “Cepat lari!”

Hanya saja, kecepatan lari kami tidak bisa mengalahkan kecepatan motor, begitu cepat, sekitar 20 hingga 30 motor menyerbu kami, lalu mengitari aku dan Marie Hu…

Novel Terkait

Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu