Wahai Hati - Bab 113 Bunga Kampus yang Ketiga
Pria berjaket militer ini masih muda, tampangnya berusia sekitar dua puluhan lebih, tak sampai tiga puluh tahun. Namun, seluruh auranya tak tertandingi, jelas bila aura tersebut tidak dapat disembunyikan, terlihat sangat luar biasa. Nampak mendominasi, setiap inci dari kulitnya menunjukkan hawa kemuliaan.
Ruben, awalnya adalah pria sombong yang tidak takut apa pun, tetapi ketika dia bertemu pria mengenakan mantel militer ini, dia segera menghilangkan semua kesombongannya dan berubah menjadi gemetaran dan penuh hormat. Ketika kaki pria mengenakan mantel militer tersebut menyentuh darat, Ruben segera melangkah maju, menundukkan kepalanya, dengan segala rasa hormat dan respek berkata: "Tuan Muda Ferdy, akhirnya Anda tiba di sini!"
Ruben menyapa pria tersebut. Orang-orang memanggilnya Tuan Muda Ferdy, dia mungkin tidak terkenal di kota kecil ini, tetapi di Kota Mouila, dia adalah seorang selebriti besar yang tak ada duanya, dari usianya, dia sudah memiliki posisinya.
Ada sekelompok anak-anak di kompleks militer saat itu, Tuan Muda Ferdy adalah kepala di antara anak-anak ini. Dia selalu berada di baris paling depan. Dia sangat nakal dan tidak diragukan lagi kemampuannya. Para Tuan Muda yang tampan, semua mengikutinya di belakangnya dan memandang ke depan, ketika dia memijakkan kakinya, semua orang gemetaran.
Setelah tumbuh dewasa, Tuan Muda Ferdy bahkan menjadi semakin hebat. Dia tidak hanya memiliki latar belakang yang mendalam, tetapi juga kemampuan dirinya sudah mencapai puncak. Dia datang sebagai kepala kompleks militer hingga hari ini, selalu menonjol, sehingga menjadi karakter nomor satu di Kota Mouila.
Dulu, semua jenis selebriti ada di Kota Mouila, semua jenis trik, apa lagi yang tak ada di Kota Mouila, tetapi saat ini, saat Tuan Muda Ferdy muncul, semua yang disebut selebriti telah menghilang satu per satu. Kota Mouila yang sekarang, hanya dialah satu-satunya yang disebut raja dan tidak ada yang bisa menandinginya.
Hari ini, seorang pria besar yang membuat sensasi di Kota Mouila muncul di kota yang sangat kecil ini. Ini benar-benar peristiwa langka. Jelas, Tuan Muda Ferdy datang ke sini baru pertama kalinya. Saat dia turun dari pesawat, dia tidak mempedulikan Ruben yang menyambutnya. Dia langsung mengeluh: "Tempat sialan ini, mengapa begitu panas!"
Sekarang bulan Desember, musim gugur telah berlalu, musim dingin akan datang, tidak peduli seberapa panas cuacanya, meskipun tempat ini merupakan kota di bagian selatan. Hari-hari awal musim dingin tidak terlalu dingin, tetap jugai tidak terlalu panas. Tentu saja, bila dibandingkan dengan suhu udara di Kota Mouila, suhu udara di luar ruangan di kota ini memang jauh lebih rendah. Setelah Ruben mendengar kata-kata Tuan Muda Ferdy, dia segera berkata: "Musim dingin akan segera tiba, dan cuacanya akan jadi lebih dingin!"
Tuan Muda Ferdy melirik Ruben dan mengucapkan dua kata saja: "Ayo pergi!"
Setelah mengatakannya, di bawah tuntunan Ruben, mereka berjalan menuju ke mobil karavan yang disediakan khusus oleh Ruben.
Setelah masuk ke dalam mobil, Ruben segera berkata, "Terima kasih, Tuan Muda Ferdy bersedia datang untuk menuntut keadilan bagiku!"
Di depan Tuan Muda Ferdy, Ruben selalu memiliki perasaan kagum, dan memang, meskipun Ruben mengaku bahwa dia adalah teman Tuan Muda Ferdy, teman juga memiliki status tinggi dan rendah, bahkan para tuan muda di Kota Mouila yang berteman dengan Tuan Muda Ferdy, statusnya lebih rendah satu tingkat dari Tuan Muda Ferdy, sedangkan Ruben, pada kenyataannya dia hanyalah bawahan tuan Muda Ferdy.
Ruben dan Tuan Muda Ferdy bertemu di sebuah pertemuan warga China di luar negeri. Tuan Muda Ferdy tertarik pada kemampuan Ruben waktu itu, jadi dia bermaksud memanfaatkan Ruben.
Tak dapat dipungkiri bila Ruben benar-benar karakter yang sempurna. Saat dia perlu gagasan, maka ada gagasan. Saat dia perlu kekuatan, maka ada kekuatan. Sungguh sangat berbakat. Tuan Muda Ferdy memerintahkannya untuk melakukan sesuatu, dia selalu dapat melakukannya dengan sangat baik dan mulus, bagus sekali. Oleh karena itu, Tuan Muda Ferdy perlahan memperlakukan Ruben dengan serius, tetapi Ruben bangga, karena ia mendapat perlakuan khusus dari Tuan Muda Ferdy, dia menjadi bangga, kadang-kadang dia memanfaatkan hubungan Tuan Muda Ferdy demi kenyamanannya. Hal ini membuat Tuan Muda Ferdy meremehkannya lagi, apalagi hubungan mereka sama sekali tidak dekat. Tuan Muda Ferdy datang ke sini kali ini, tentu saja Ruben merasa tersanjung!
Namun, setelah Ruben menyelesaikan ucapan terima kasihnya ini, Tuan Muda Ferdy langsung melambaikan tangannya dan berkata: "Tidak perlu berterima kasih, aku datang ke sini bukan khusus untukmu!"
Setelah mendengar kata-kata itu, Ruben tertegun sejenak, kemudian dengan segera menyadarinya lalu berkata: "Aku tahu bila Michael Li sudah mati, Tuan Muda Ferdy ingin datang dan menangani urusan di sini secara pribadi!"
Perkembangan ekonomi kota ini termasuk bagus, tetapi skala pasukan kekuasaan bawah tanah ini sangat kecil. Michael Li telah mendominasi daerah ini selama bertahun-tahun. Dia benar-benar menikmati rasa menjadi seorang pemimpin. Namun, sebenarnya dia hanyalah juru bicara biasa. Di belakangnya ada Tuan Muda Ferdy, hubungan yang saling terkait dengan orang yang telah memimpin begitu banyak pasukan bawah tanah ini. Michael Li adalah salah satu orang yang dipergunakannya. Sekarang Michael Li sudah mati, dan pasukan bawah tanah di kota ini sedang kacau.
tujuan utama ruben kembali kali ini sebenarnya untuk mengatur kembali pasukan bawah tanah di sini. Kelompok orang berpakaian hijau yang dipimpin olehnya berfungsi untuk menekan kekacauan. Ini juga tugas yang diberikan Tuan Muda Ferdy kepada Ruben. Meskipun skala pasukan bawah tanah di sini tidak besar, tapi setidaknya bisa dipergunakan, jadi dia mengutuskan Ruben untuk menyelesaikan hal ini. Tetapi siapa sangka, masalah sekecil ini saja, Ruben tidak dapat menyelesaikannya dengan baik. Sebagai gantinya, dia mengeluarkan pasukannya, seluruh pasukan dikalahkan. Ruben hampir saja mati. Ini tentu saja membuat Tuan Muda Ferdy merasa tidak senang. Sekarang, mendengarkan Ruben membahas hal ini, Tuan Muda Ferdy segera terdiam dan menjawab dengan nada tidak menyenangkan: "Tempat sejelek ini masih perlu aku yang datang secara pribadi!"
Mendengar hal ini, otak Ruben tiba-tiba berdengung. Dia pikir dia mengetahui jalan pikiran Tuan Muda Ferdy. Dia menggunakan kecerdasan kecilnya ini untuk berteman dengan Tuan Muda Ferdy. Dia sangat mampu mencari tahu pikiran orang lain dan akan melakukan apa yang dia ingin lakukan. Namun, Ruben benar-benar tidak mengerti Tuan Muda Ferdy saat ini. Bila dia datang ke kota ini bukan demi keadilan untuk Ruben ataupun untuk pasukan bawah tanah di sini, jadi sebenarnya mengapa dia datang ke sini?
Memikirkan hal ini, Ruben yang kebingungan pun segera bertanya kepada Tuan Muda Ferdy: "Jadi Tuan Muda Ferdy datang ke sini untuk apa?"
Begitu Ruben selesai bertanya, Tuan Muda Ferdy mengeluarkan selembar foto dan menyerahkannya kepada Ruben, lalu berkata: "demi dia, aku mendapat nformasi bila dia kuliah di sini, dan kamu harus bisa melacaknya dalam satu hari. Dia kuliah di universitas mana, dan mengatur agar aku sekelas dengannya, kamu harus menyelesaikan masalah ini, barulah aku akan membantumu balas dendam! "
membantu membalaskan dendam Ruben, Tuan Muda Ferdy mengatakan hal tersebut dengan sangat mudah, seolah-olah hanyalah hal kecil, dan orang di foto itu adalah hal terpenting. Dia secara khusus datang ke kota ini hanya untuk orang itu. Dia adalah wanita yang membuat Tuan Muda Ferdy bermimpi tergila-gila, Namanya Clara Xia, nama yang sangat indah.
Clara Xia juga berasal dari Kota Mouila, lahir dalam keluarga terpandang, tetapi gadis ini sangat rendah hati. Dia tidak mencolok dan sangat sabar, tidak seperti nona kaya lainnya. Sebaliknya, dia tidak memiliki sedikitpun temperamen nona besar, dia sangat polos dan tak peduli dengan ketenaran dan keuntungan, tidak berkelompok, seperti bunga lotus yang mandiri dan segar. Di Kota Mouila, pria yang mengejarnya tak terhitung jumlahnya. Bahkan Tuan Muda Ferdy juga jatuh hati padanya. Namun, Clara Xia tidak memandang siapa pun, bisa dikatakan, dia sama sekali tidak berniat untuk berpacaran, jadi dia tidak mau memberi harapan kepada siapa pun, termasuk Tuan Muda Ferdy.
Setelah lulus dari kampus menengah, secara diam-diam Clara Xia meninggalkan Kota Mouila dan berlari ke kota kecil ini sendirian untuk masuk ke perguruan tinggi. Tidak ada seorangpun yang mengetahui keberadaannya. Dia tampaknya menghilang begitu saja dari Kota Mouila. Semua orang tidak bisa menebak jalan pikirannya. Terlebih lagi tidak mengetahui ke mana dia menghilang, dia sangat unik, misterius dan cantik.
Secara kebetulan, universitas Clara Xia adalah universitas yang sama denganku, bahkan lebih kebetulannya lagi, dia adalah bunga kampus di universitas kami.
Di universitasku, ada tiga bunga kampus yang terkenal di seluruh kampus, selain Olive dan Marie Hu, bunga kampus ketiga adalah Clara Xia. Namun, dia sangatlah misterius. Orang yang melihatnya sangatlah sedikit, pada dasarnya tidak ada yang mengenalnya, dia tidak suka menjadi pusat perhatian, dia sangat rendah hati, dan dia merupakan mahasiswa baru. Dalam pemilihan bunga kampus, dia terkejut difoto secara diam-diam lalu dinilai sebagai bunga kampus.
Tiga bunga kampus utama masing-masing memiliki gaya yang berbeda sama sekali. Olive adalah bunga kampus yang polos, Marie Hu adalah bunga kampus yang seksi, dan Clara Xia ini adalah bunga kampus yang misterius. Dia selalu bersembunyi tak menampakkan dirinya, dengan kepala tertunduk dia selalu memakai topi, bahkan jika kamu bertemu dengannya di jalan, kamu mungkin tidak mengenalinya, tetapi popularitasnya tidak lebih rendah dari Olive dan Marie Hu, karena postur wajahnya sangat indah dan mulus, tak ada bekas luka sama sekali, dan bentuk tubuhnya sangat sempurna, dia adalah sebuah mahakarya yang paling sempurna dari surga!
Tuan Muda Ferdy merendahkan diri untuk datang ke kota kecil ini hanya untuk seorang wanita paling misterius dan sempurna. Tuan Muda Ferdy tidak akan pernah menyerah untuk mengejarnya hingga dapat.
Ruben mengambil foto tersebut dan melihat wajah cantik pada foto tersebut, tepat pada saat itu dia telah mengerti kenapa tuan ferdy ingin mencarinya. Tentu saja, ruben dia tidak tertarik pada wanita yang ada difoto itu, dan dia tidak peduli apakah Tuan Muda Ferdy datang ke sini untuk mengejar wanita tersebut atau bermaksud lain. Dia hanya mengetahui satu hal, yaitu bahwa Tuan Muda Ferdy akan membantunya membalaskan dendam, ini sudah cukup, jadi dia segera berjanji: "Tuan Muda Ferdy, yakinlah, aku akan melakukannya dengan baik untukmu!"
Keesokan hari Aku dan Gunawan serta beberapa orang, kami baru saja mengalahkan mahasiswa tingkat tiga dengan telak tanpa alasan. Itu karena orang ini berbicara tak benar dibelakangku. Dia mengatakan hal buruk tentangku dan didengarkan oleh temanku. Jadi tentu saja sudah pantas untuk memberinya pelajaran.
Aku yang sekarang ini tidak lagi seperti yang dulu, aku tidak lagi menjadi seseorang yang lembut dan patuh, aku juga bukan Chandra yang berperasaan, terlebih lagi aku bukan lagi seorang kutu buku yang akan belajar hingga mati. Terlalu banyak hal yang terjadi padaku, aku tampaknya telah mengalami pengerasan dan telah berubah sepenuhnya. Aku hidup sangat bebas sekarang. Aku melakukan hal yang kuinginkan sendiri. Aku tidak akan mempertimbangkan siapapun lagi, dan aku tidak akan pernah membiarkan siapa pun menyinggung perasaanku.
Setelah mengalahkan sialan itu, aku dan teman-temanku berlari keluar dari kampus dan bersiap untuk makan di sebuah rumah makan, tetapi ketika aku baru berjalan sampai ke jalan kampus, seorang gadis tiba-tiba menghadangku di depan, lalu tiba-tiba memanggil namaku: "Chandra!"
Suaranya sangat tenang dan kedengaran begitu menggelitik. Aku tidak bisa menahan mataku dan menyapunya beberapa kali. Dia mengenakan pakaian yang sangat sederhana, mantel wol panjang membungkus tubuhnya, membuat dia tampak tinggi dan kurus. Dia juga menggunakan topi di kepalanya, lalu syal di lehernya menutupi mulut dan hidungnya sedemikian rupa, sehingga seluruh wajahnya tak nampak. Tak peduli bagaimanapun aku melihatnya, aku tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas.
Gunawan dan beberapa orang yang melihatnya segera tersenyum dan berkata, "Kak Chandra, kami pergi duluan untuk memesan makanan dan menunggumu. Kamu berceritalah pelan-pelan!"
Setelah bicara, mereka dengan sadar diri segera pergi, meninggalkanku bersama gadis bertopi ini, dan saling berhadapan dengan diam.
Situasi seperti ini, aku telah mengalaminya berkali-kali di kampus, karena berita tentang perpisahan hubunganku sudah menyebar di seluruh kampus, hal itu sangat tidak menyenangkan, tetapi meskipun demikian, masih banyak gadis yang segera mencariku dan menyatakan cintanya kepadaku. Tentunya bukan karena alasan lain, karena aku punya uang dan keluarga yang kuat, aku dianggap sebagai generasi kedua terkaya di kampus ini, dan masuk akal bagi gadis tersebut untuk mengejarku.
Tak perlu dikatakan, gadis bertopi itu pasti adalah orang yang ingin mengejarku, tetapi apa pun yang ingin dikatakannya, aku tidak akan menerimanya. Sekarang aku menolak perasaan cinta, aku tidak dapat menerima cinta baru. Aku tidak menunggu dia untuk mengungkapkannya, dengan segera menolaknya dengan tegas: "Tidak perlu mengatakan apa-apa, aku tidak punya niat untuk jatuh cinta!"
Setelah mendengarkan kata-kataku, gadis bertopi tersebut tidak menanggapiku. Dia masih mempertahankan postur aslinya, menatapku dengan serius dengan kedua matanya yang terbuka, lalu setelah beberapa saat, dia berkata, "Aku datang untuk mengingatkanmu, jangan berprofil terlalu tinggi dan terlalu kelihatan di publik, ini tidak baik, jika kamu tidak memiliki keterampilan yang sesungguhnya, lebih baik bersikap rendah hati! "
Apa yang dikatakannya seperti jarum yang langsung menusuk perasaanku, membuat hatiku yang tadinya kebas tiba-tiba terasa sakit, dia datang hanya untuk memarahiku dan bilang aku tak mempunyai kemampuan. Siapa yang cari gara-gara dengan siapa, jika dia bukan seorang wanita aku akan menghajarnya. Aku yang kesal tak dapat memukulnya, aku hanya meneriakinya dengan emosi, "Siapa kamu sialan? Kenapa kamu mengurusiku? "
Gadis bertopi tersebut menarik syalnya, menampakkan seluruh wajahnya, lalu berkata, "Aku Clara Xia!"
Novel Terkait
Blooming at that time
White RoseHidden Son-in-Law
Andy LeeUangku Ya Milikku
Raditya DikaDewa Perang Greget
Budi MaThat Night
Star AngelDiamond Lover
LenaBehind The Lie
Fiona LeeVillain's Giving Up
Axe AshciellyWahai Hati×
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (1)
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (2)
- Bab 2 Bu, Maaf (1)
- Bab 2 Bu, Maaf (2)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (1)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (2)
- Bab 4 Pria Perkasa (1)
- Bab 4 Pria Perkasa (2)
- Bab 5 Kemunculan Olive
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (1)
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (2)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(1)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(2)
- Bab 8 Musuhku(1)
- Bab 8 Musuhku(2)
- Bab 9 Sebelum badai datang
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (1)
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (2)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (1)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (2)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (1)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (2)
- Bab 13 Menjadi Pahlawan
- Bab 14 Lalat yang menganggu (1)
- Bab 14 Lalat yang menganggu (2)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (1)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (2)
- Bab 16 serangan yang terbuka mudah untuk ditangani, serangan kegelapan sulit untuk dihindari
- Bab 17 Harimau ingin menunjukkan kekuatan
- Bab 18 Aksi Balas Dendam
- Bab 19 Apa yang ditakutkan pasti akan terjadi
- Bab 20 Momen Menegangkan
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (1)
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (2)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (1)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (2)
- Bab 23 Majikan dan Anjingnya
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (1)
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (2)
- Bab 25 Rencana Licik (1)
- Bab 25 Rencana Licik (2)
- Bab 26 Satu Langkah Lagi
- Bab 27 Melukai Diri untuk Mendapatkan Kepercayaan
- Bab 28 Cinta dan Tidak Cinta
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (1)
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (2)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (1)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (2)
- Bab 31 Aura Seorang Ratu
- Bab 32 Pilihanmu Tidak Salah
- Bab 33 Pencegatan Mike
- Bab 34 Penyiksaan yang Kejam
- Bab 35 Ia adalah Ten Zhou
- Bab 36 Satu yang Menjaga, Tidak Ada yang Berani Menyerang
- Bab 37 Dendam dan Kewajiban
- Bab 38 Kecelakaan Gunawan
- Bab 39 Tokoh Kecil yang Tidak Dianggap
- Bab 40 Olive yang Sangat Terkejut
- Bab 41 Memancing ke dalam Jebakan
- Bab 42 Mike Berlutut
- Bab 43 Aura Pemenang
- Bab 44 Menginjak Jalan yang Buruk
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (1)
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (2)
- Bab 46 Pertarungan
- Bab 47 Tidak Ada yang Bisa Menaklukkanku
- Bab 48 Mencari Masalah
- Bab 49 Dua puluh miliar, itu hal yang kecil
- Bab 50 Menarik Uang
- Bab 51 menganggapmu ayah jika kaya
- Bab 52 keagungan
- Bab 53 Fetrin yang Percaya Diri
- Bab 54 Pengemis Tua
- Bab 55 Ada Uang, Sombong
- Bab 56 Krisis Ekonomi Keluarga Hu
- Bab 57 Merasa Terkejut
- Bab 58 Mike Kembali
- Bab 59 Datang Sendiri
- Bab 60 Boleh Membunuh Tapi Tidak Boleh Menghina
- Bab 61 Satu panggilan kak Chandra
- Bab 62 Mati dan hidup bersama
- Bab 63 Tidak berhenti sampai mati
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (1)
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (2)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (1)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (2)
- Bab 66 Waktu kematian sudah datang
- Bab 67 Perbuatan tercela Mike
- Bab 68 Fetrin Tiba
- Bab 69 Tuan Muda, Aku Terlambat
- Bab 70 Menjalani Keputusan Tuhan
- Bab 71 Amarah Michael Li
- Bab 72 Remehan Fetrin
- Bab 73 Bahaya Menyerang
- Bab 74 Namaku Jeno (1)
- Bab 74 Namaku Jeno (2)
- Bab 75 Michael Li Yang Jago
- Bab 76 Ada Orang di dalam Rumah
- Bab 77 Insting Orang hebat
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(1)
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(2)
- Bab 79 Jangan Mengulang ke Tiga Kalinya
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (1)
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (2)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (1)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (2)
- Bab 82 Balasan
- Bab 83 Posisi Defensif Michael Li
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (1)
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (2)
- Bab 85 Kematian Michael Li
- Bab 86 Kejadian saat itu
- Bab 87 Ayahmu
- Bab 88 Perasaan gelisah yang kuat.
- Bab 89 Perselisihan di Villa Keluarga Hu
- Bab 90 Sekeliling penuh dengan musuh
- Bab 91 Tuan Chandra
- Bab 92 Halo, Nama Aku Ruben
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (1)
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (2)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (1)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (2)
- Bab 95 Malu Ekstrim
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (1)
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (2)
- Bab 97 Kita Putus Saja (1)
- Bab 97 Kita Putus Saja (2)
- Bab 98 Kebencian
- Bab 99 Orang Belakang Ruben
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (1)
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (2)
- Bab 101 Menatap Semua orang
- Bab 102 Bersebrangan Dengan Marie Hu
- Bab 103 Ruben Yang Penuh Percaya Diri
- Bab 104 Tangkap Ruben dengan cara apapun
- Bab 105 Pertempuran Sengit
- Bab 106 Amarah Ruben
- Bab 107 Chris VS Ruben
- Bab 108 Kemampuan Fetrin
- Bab 109 Marie Berlutut
- Bab 110 Membalas Dendam Kepada Ruben
- Bab 111 Maaf, Aku Tidak Terima
- Bab 112 Pria Besar muncul
- Bab 113 Bunga Kampus yang Ketiga
- Bab 114 Selalu ada orang yang lebih hebat
- Bab 115 Putra Godi chen
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (1)
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (2)
- Bab 117 Ferdy Yang bertindak
- Bab 118 Keputusasaan Tanpa Akhir
- Bab 119 Lebih Baik Mati Daripada Hidup
- Bab 120 Pengemis Dan orang kaya generasi kedua (1)
- Bab 120 Pengemis dan orang kaya generasi kedua (2)
- Bab 121 Candra, Kamu Tamat (1)
- Bab 121 Chandra, Kamu Tamat ( 2)
- Bab 122 Ciuman Clara
- Bab 123 Kemarahan Ferdy
- Bab 124 Kobaran Api
- Bab 125 Hidup Mati
- Bab 126 Kematian Ruben Cai
- Bab 127 Ucapan Marie
- Bab 128 Menuju Ke Lokasi Perang
- Bab 129 Tuan Muda Ferdy Yang Susah Ditebak
- Bab 130 Ibuku Datang
- Bab 131 Keangkuhan Tuan muda Ferdy
- Bab 132 Api Peperangan Menyala
- Bab 133 Ibuku VS Tuan Muda Ferdy
- Bab 134 Berjuanglah Untuk Tetap Bertahan Hidup
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (1)
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (2)