Wahai Hati - Bab 43 Aura Pemenang
Detik ini, Mike yang pernah berkedudukan tinggi dan tidak menganggap siapapun, sungguh menjadi anjing terbuang. Aura bersinarnya seketika hilang. Ia tidak lagi angkuh dan sisi kebaikan palsunya juga telah terbuang. Ia berlutut kepadaku di hadapan Olive dengan sikap yang terburuk.
Aku berdiri tegak di tempat, sambil melihat bedebah yang berada dihadapanku, tiba-tiba hatiku merasa sangat puas. Seketika semua masa-masa aku dipermalukan hilang begitu saja dan seluruh tubuhku terasa lancar dan segar. Akhirnya aku sudah melampiaskan semua rasa kesal ini. Mike si licik ini pernah menginjakku seperti semut, pernah begitu sombong, tetapi hari ini ia justru harus berlutut di hadapanku. Rasanya sungguh memuaskan.
Waktu seperti berhenti bergerak, kita bertiga yang berada di dalam gang seperti terukir menjadi lukisan. Olive sebagai pejalan kaki yang berlalu, begitu ketakutan. Mike sebagai pembantu, patuh kepada majikan. Sedangkan diriku adalah majikan yang berkedudukan tinggi, sambil meremehkan Mike.
Beberapa saat kemudian, aku baru membungkuk pelan punggungku, sambil menarik rambut Mike, agar wajahnya bisa tertuju kepadaku. Lalu aku pelan-pelan bertanya kepadanya, “Mike, apakah kamu terima?”
Wajah Mike terlihat sangat pucat, kedua netranya terlihat tidak hidup, sudut bibirnya masih mengalir darah, badannya terus bergetar, dan tubuhnya penuh dengan darah, terlihat sangat parah, seperti orang yang bentar lagi mati. Tapi ia masih sadar dan mendengar kata-kataku. Ia dengan semangat berkata, “Aku terima. Aku terima!”
Ucapannya kurang jelas untuk didengar, tubuhnya sangat lemas. Ia sepertinya telah ditelan oleh rasa ketakutannya dan menjadi orang yang tak berguna. Saat ia masih ketakutan, aku berkata lagi. “Aku tanya lagi kepadamu, apakah kamu berani membalas dendam kepadaku lagi?”
Mike menggelengkan kepalanya panik dan berkata, “Aku tidak berani!”
Aku terkekeh pelan dan bertanya lagi. “Bagaimana kalau kamu mengingkari janji?”
Mike mengejap matanya kesakitan, lalu memaksa untuk membuka mata. Ia bersumpah. “Aku sumpah mati!”
Aku mengangguk dan dengan puas berkata, “Baik, ini semua kata-katamu. Kalau kamu berani menyerangku, aku akan membunuhmu!”
Setelah selesai berujar, aku berhenti menjambak rambut Mike.
Seketika Mike berubah seperti orang tidak berguna, ia tergeletak lemas di lantai dan susah untuk bernapas.
Aku menatap Mike dengan sinis, lalu kedua netraku menatap ke arah Olive yang terlihat sangat terkejut lalu berkata: “Tidak ingin melihat ia mati, segera telepon 120!”
Setelah selesai berujar aku pun langsung membalikkan badanku dan pergi.
Olive yang pingsan karena terkejut, seketika tersadar kembali saat mendengar suaraku. Ia membalikkan kepalanya dan melihat punggung kepergianku.
Bagi Olive, punggung kepergian ini terlihat sangat asing. Ia sungguh tidak dapat percaya, bagai sebuah mimpi. Suasana hatinya tiba-tiba muncul banyak perasaan. Ia tidak tahu bagaimana cara untuk menjelaskan cara ini. Ketakutan? Takut karena aku menjadi begitu kejam? Merasa senang? Merasa senang karena aku tidak menganggapnya sebagai musuh, kalau tidak ia akan berakhir lebih buruk dari Mike? Atau merasa sayang? Sayang karena dirinya tidak cepat mengenaliku? Ataupun merasa bersalah, menyesal?
Benar, Olive menyesal mengapa dirinya bisa percaya dengan Mike, ia menyesal mengapa dirinya tidak percaya denganku, dan ia menyesal dirinya bodoh membuat akhir masalah menjadi seperti ini, ia benar-benar menyesal!
Ia terdiam cukup lama, setelah aku berada di luar gang ia teriak terhadapku: “Chandra, aku minta maaf!”
Suara Olive terdengar gemetar, ia terlihat tulus namun aku tidak menerima perminta maafannya, langkahan kakiku tidak pernah berhenti dan aku membalasnya dengan nada dingin: “Tidak perlu!”
Setelah selesai berujar aku pun langsung menghilang di luar gang.
Keesokan harinya, video tentang Gunawan merekam tentang kebusukan Mike sudah tersebar luas di kampus, video ini seperti virus tersebar dengan cepat hingga membuat semua orang tahu. Boleh juga dijelaskan video tersebut menghebohkan sekampus karena sangat terkenal.
Mike sangat terkenal di kampus, bahkan masalah kecil tentangnya bisa membuat semua orang penasaran, semua orang tentunya akan merasa tertarik karena video tersebut membongkar rahasia Mike, dan video tersebut terus-menerus disebar hingga membuat semua orang tahu tentang kebusukan di dalam video ini.
Semua orang tahu tentang kebusukan Mike dan menjadi topik pembicaraan.
Sejak awal, tidak semua orang percaya dengan kenyataan di dalam video itu, juga ada beberapa orang tidak ingin percaya. Hanya saja jika seseorang telah kotor, maka akan susah untuk dibersihkan. Setelah topeng Mike dilepas, banyak orang yang mulai mencari lebih dalam. Akhirnya sejarah buruk Mike dulu pun juga tertemukan. Maupun masalah yang sedikit jahat pun juga mulai terbongkar.
Dari orang baik yang sempurna, ia menjadi brengsek dalam satu siang. Banyak orang yang mengomentari kelakuan Mike yang licik, mengomentari sikapnya yang berpura-pura. Banya orang juga yang kesal, bilang mata mereka ditutupi oleh topeng palsu Mike.
Siang ini aku kembali ke kampus, Andi langsung menghampiriku saat diriku tiba di asrama, ia dengan senangnya berkata terhadapku: “Chandra, apakah kamu balik karena mendengar kabar tersebut?”
Aku bertanya: “Apa maksudmu?”
Andi menjelaskannya dengan terburu-buru: “Apakah kamu belum tahu bahwa semua orang sudah tahu kebusukan tentang Mike? Ternyata apa yang telah kamu bicarakan memang benar, Mike bekerja sama dengan Gunawan, kini reputasinya benar-benar hancur, mungkin ia sekarang malu untuk ke kampus!”
Melihat Andi begitu semangatnya, dalam lubuk hati diriku juga tertawa, ia tidak tahu aku yang menyebar masalah ini, tentunya aku tidak akan memberitahu kepadanya dan berkata: “Iya, ia pantas mendapatkan semua ini!”
Andi mengangguk kepalanya tapi setelah itu mimic wajahnya berubah menjadi khawatir dan berkata: “Tapi Mike sangat licik dan kejam dan kamu berurusan dengannya, apakah kamu tidak takut ia akan membalas dendam?”
Aku bisa merasakan Andi benar-benar khawatir denganku, tapi aku tidak bisa menceritakan banyak masalah kepadanya. Hubunganku dan Mike sudah benar-benar hancur, meskipun aku menang tapi aku tidak bisa memutuskan bahwa Mike sudah benar-benar takluk denganku, dan tidak berani membalas dendam terhadapku. Tapi kini ia terluka berat, pasti harus merawati dirinya di rumah sakit dalam jangka waktu lama karena ia tidak mungkin langsung pulih. Boleh juga dijelaskan ia tidak akan menggangguku untuk waktu sementara, aku juga bisa tidak perlu mencari masalah dengannya.
Memikir sampai sini, aku berkata: “Tidak apa-apa!”
Aku langsung menuju ke toilet untuk membasuhkan diri setelah selesai mengobrol dengan Andi, hatiku seperti bersih saat air mulai mengalir ke tubuhku dan rasanya sangat lega. Beberapa hari di luar terus bersembunyi dan tidak bisa melihat sinar, hanya bisa merasakan kegelapan dan melalui hari-hari yang membuat diriku tidak tenang. Di saat waktu yang sama aku merasa sendirian dan kesepian, sekarang aku sudah kembali sekolah ada perasaan yang membuat diriku merasa kenal dengan suasana sekolah, dan juga merasa nyaman.
Aku merasa beruntung karena balas dendam ini berjalan lancar, tapi diriku tahu masalah ini belum sepenuhnya selesai. Setelah Mike pulih, tentunya hubunganku dan Mike akan semakin kacau. Aku harus menambah kekuasaan diriku agar masalah ini bisa benar-benar selesai, orang lain tidak akan mengganggu dan bisa hidup tentram selama berada di kampus.
Mendadak aku muncul sebuah pikiran tapi sangat kecil, aku berusaha menghilangkan pikiran ini, dan aku harus segera menghubungi Marie.
Aku berpisah dengan Marie sudah beberapa hari, ia pasti sangat khawatir denganku. Kini aku sudah terlepas dari segala masalah, akhirnya aku bisa menemaninya. Aku harus menghargai momen-momen saat bersama dengannya, dan anggap sebagai perminta maafan untuknya.
Aku mengenakan baju yang bersih setelah selesai membasuhkan diriku dengan cepat, lalu aku mengeluarkan dan mengaktifkan ponsel, dan telepon Marie.
Hal yang membuat diriku kecewa adalah aku aktif namun Marie tidak aktif, ia tidak mengangkat teleponku. Aku tidak mempunyai cara apapun, aku hanya bisa mengirim pesan kepada Marie bahwa aku sudah balik ke sekolah, hubungiku setelah kamu aktif.
Setelah itu aku melihat jadwal pembelajaran dan menyadari bahwa aku ada kelas saat sore hari, beberapa hari ini aku selalu menunda pelajaran.Aku merasa jika diriku terus bolos, aku tidak akan lolos dalam ujian akhir semester. Oleh karena itu aku lantas mengambil buku pelajaran, memakai tas dan keluar dari kelas.
Kelas sudah dipenuhi oleh mahasiswa, tapi kedatanganku membuat suasana kelas berubah, banyak dari mereka menatapku, bahkan ada yang mulai membahasku. Tapi kali ini mereka tidak menghina dan meremehkanku, justru mereka memandangku berbeda. Ada yang menatapku dengan tatapan terkejut, takut, dan kagum. Bahkan tatapan Elis terhadapku juga berubah, tatapannya terlihat tulus, bahkan ada yang menatapku dengan tatapan luar biasa. Intinya terlihat rumit.
Aku bisa merasakan sikap mereka berubah terhadapku, tapi aku tidak mengerti mengapa bisa berubah seperti ini. Di saat aku duduk di tempat duduk, aku mendengar mereka mulai membahasku. Ternyata tentang diriku sudah tersebar luas di lingkungan kampus, banyak orang sudah tahu lelaki yang berpakaian hitam melukai Gunawan dan menolong Olive adalah diriku. Mereka juga tahu aku yang memaksa Gunawan merekam satu video, oleh karena itu pandangan mereka berubah terhadapku.
Aku tahu kali ini pandangan mereka benar-benar berubah terhadapku, meskipun dulu Marie membantuku tentunya membuat mereka tidak berani melawanku, tapi di belakang mereka tetap menghinaku. Tapi kini berbeda, mereka tidak lagi berani menganggapku rendah. Ini pertama kali rasanya aku dihormati, rasanya sungguh luar biasa!
Aku melewati pelajaran pertama dengan komentar para mahasiswa yang tengah membahasku. Setelah istirahat, banyak mahasiswa lelaki yang menghampiriku dan bertanya sesuatu kepadaku. Nada bicara mereka terdengar penasaran dan kagum, mereka memujiku sangat berani dan adil, bahkan ada yang memujiku bahwa aku menyembunyikan kemampuan diriku. Orang yang pernah merendahkanku, kini berubah dan memujiku. Aku tidak tahu bagaimana membalas, tapi diriku tidak berlagak bodoh dan masih membalas pertanyaan dari mereka.
Di saat mereka tengah memujiku, Andi menghampiriku dengan terburu-buru, lalu ia berkata dengan nada panik: “Gawat Chandra, saat aku berada di toilet diriku melihat Gunawan dan ia membawa bawahannya. Aku merasa ia sepertinya mencarimu, kamu harus segera kabur!”
Gunawan?
Ternyata ia balik ke kampus, ini membuatku merasa terkejut. Tapi mengapa ia membawa bawahannya mencariku? Ia masih berani menggangguku?
Secara logika Gunawan tidak akan berani melawanku, ia beda dengan Mike. Mungkin Mike hanya berpura-pura sudah ditaklukkan olehku atau mungkin hanya sementara. Tapi Gunawan benar-benar takut denganku, ia bahkan mengkhianatiku Mike demiku. Ia tidak mungkin sebodoh itu melawanku, bukan? Atau ia melawanku hanya demi mendapat keyakinan dari Mike?
Aku tidak peduli ia mempuyai maksud seperti apa, aku benar-benar tidak menganggap orang seperti Gunawan, aku bahkan tidak takut dengannya. Tapi beda dengan mahasiswa lainnya, saat mereka mendengar Gunawan akan tiba, sikap mereka langsung berubah terhadapku. Orang-orang yang memujiku langsung menjauh, benar-benar menjauh dariku karena takut akan terkena masalah.
Mereka semua menganggapku sebagai dewa pembawa sial, hatiku yang baru menghangat mendadak langsung berubah menjadi dingin, aku benar-benar kecewa. Di saat aku mengalami keadaan bahaya, aku benar-benar merasa tidak yang memberi dukungan dan bantuan untukku, terkecuali Andi yang masih berdiri di sebelahku dengan cemas. Meskipun ia kekurangan keberaniannya, tapi diriku tersentuh karena ia masih khawatir denganku. Aku menatapnya dengan tulus dan berkata: “Biarlah ia datang, ia tidak akan berani denganku!”
Andi mematung saat melihatku seperti itu, ia bahkan sudah sangat cemas. Tapi saat melihat diriku tetap santai, ia benar-benar tidak paham lalu berkata: “Chandra, mengapa kamu tidak terlihat cemas? Aku dengar dulu Gunawan rawat di rumah sakit karena kamu melukainya, kini Gunawan mengkhianati Mike juga dipaksa olehmu. Ia datang pasti ingin membalas dendam!”
Andi berbicara dengan terburu-buru, terlihat ia sangat cemas. Ia seperti sudah menebak aku akan dihajar oleh Gunaawan, ia sungguh tidak paham mengapa aku hanya terus diam dan tidak kabur.
Aku menatap Andi dan menggunakan nada yakin berkata: Biarlah ia datang!”
Andi melihatku bersikeras ia hanya bisa menghela napas dan tidak berkata apapun, tapi dahinya terus mengkerut dan ia menatapku dengan tatapan khawatir.
Mahasiswa yang menjauh dariku mulai menatapku dengan tatapan aneh dan mulai berbisik sesuatu: “Mengapa Chandra tidak kabur di saat bahaya melanda?”
“Ia takut malu, ia bahkan baru dipuji oleh kita bahwa ia pemberani, sekarang tidak mungkin ia akan menjadi penakut!”
“Tapi harga diri tidak bisa dimakan, meskipun ia sangat kejam dan jago, ia tetaplah hanya satu orang dan Gunawan memiliki banyak bawahan, bagaimana ia bisa melawan?”
“Haih…. Chandra mencari masalah dengan Mike dan Gunawan, ia tidak akan hidup tentram selama di kampus. Kita harus menghindarnya, kalau tidak kita akan terkena masalah karena Chandra!”
“Benar, sial akan menular, alangkah baiknya kita jangan terlibat dalam kesialan ini!”
Suara komentar dari mereka terdengar kecil namun di kelas sepi ini terdengar jelas, mereka terlihat cemas tapi bukan karena memikirkanku, karena mereka takut dirinya akan terkena masalah. Di saat ini mereka terlihat sangat egois.
Waktu terlewat dengan cepat, suasana di kelas semakin mencengkam, membawa hawa-hawa dingin dan suasana yang mengerikan. Semua orang terlihat khawatir, gugup dan cemas menunggu apa yang akan terjadi.
Mendadak di luar kelas terdengar heboh, semua orang mulai memasuki kelas dengan aura yang mengerikan dan mulai menghampiriku. Orang yang memimpin adalah Gunawan!
Mahasiswa yang berada di kelas mulai terdiam dan menjauh dariku, termasuk Andi. Belakang kelas hanya sisaku yang terlihat sungguh kasian, aku seperti kambing yang telah ditinggal, dan menunggu serigala yang tengah kelaperan.
Dengan cepat Gunawan lain-lain menghampiriku, di saat semua orang tengah menatap kami, mendadak mereka menghormatiku dan berkata: “Kak Chandra!”
Suara yang menggema membuat semua orang terkejut!
Novel Terkait
Wonderful Son-in-Law
EdrickTakdir Raja Perang
Brama aditioMy Perfect Lady
AliciaMenaklukkan Suami CEO
Red MapleThe Revival of the King
ShintaUnperfect Wedding
Agnes YuLoving Handsome
Glen ValoraMy Greget Husband
Dio ZhengWahai Hati×
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (1)
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (2)
- Bab 2 Bu, Maaf (1)
- Bab 2 Bu, Maaf (2)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (1)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (2)
- Bab 4 Pria Perkasa (1)
- Bab 4 Pria Perkasa (2)
- Bab 5 Kemunculan Olive
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (1)
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (2)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(1)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(2)
- Bab 8 Musuhku(1)
- Bab 8 Musuhku(2)
- Bab 9 Sebelum badai datang
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (1)
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (2)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (1)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (2)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (1)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (2)
- Bab 13 Menjadi Pahlawan
- Bab 14 Lalat yang menganggu (1)
- Bab 14 Lalat yang menganggu (2)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (1)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (2)
- Bab 16 serangan yang terbuka mudah untuk ditangani, serangan kegelapan sulit untuk dihindari
- Bab 17 Harimau ingin menunjukkan kekuatan
- Bab 18 Aksi Balas Dendam
- Bab 19 Apa yang ditakutkan pasti akan terjadi
- Bab 20 Momen Menegangkan
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (1)
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (2)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (1)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (2)
- Bab 23 Majikan dan Anjingnya
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (1)
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (2)
- Bab 25 Rencana Licik (1)
- Bab 25 Rencana Licik (2)
- Bab 26 Satu Langkah Lagi
- Bab 27 Melukai Diri untuk Mendapatkan Kepercayaan
- Bab 28 Cinta dan Tidak Cinta
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (1)
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (2)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (1)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (2)
- Bab 31 Aura Seorang Ratu
- Bab 32 Pilihanmu Tidak Salah
- Bab 33 Pencegatan Mike
- Bab 34 Penyiksaan yang Kejam
- Bab 35 Ia adalah Ten Zhou
- Bab 36 Satu yang Menjaga, Tidak Ada yang Berani Menyerang
- Bab 37 Dendam dan Kewajiban
- Bab 38 Kecelakaan Gunawan
- Bab 39 Tokoh Kecil yang Tidak Dianggap
- Bab 40 Olive yang Sangat Terkejut
- Bab 41 Memancing ke dalam Jebakan
- Bab 42 Mike Berlutut
- Bab 43 Aura Pemenang
- Bab 44 Menginjak Jalan yang Buruk
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (1)
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (2)
- Bab 46 Pertarungan
- Bab 47 Tidak Ada yang Bisa Menaklukkanku
- Bab 48 Mencari Masalah
- Bab 49 Dua puluh miliar, itu hal yang kecil
- Bab 50 Menarik Uang
- Bab 51 menganggapmu ayah jika kaya
- Bab 52 keagungan
- Bab 53 Fetrin yang Percaya Diri
- Bab 54 Pengemis Tua
- Bab 55 Ada Uang, Sombong
- Bab 56 Krisis Ekonomi Keluarga Hu
- Bab 57 Merasa Terkejut
- Bab 58 Mike Kembali
- Bab 59 Datang Sendiri
- Bab 60 Boleh Membunuh Tapi Tidak Boleh Menghina
- Bab 61 Satu panggilan kak Chandra
- Bab 62 Mati dan hidup bersama
- Bab 63 Tidak berhenti sampai mati
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (1)
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (2)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (1)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (2)
- Bab 66 Waktu kematian sudah datang
- Bab 67 Perbuatan tercela Mike
- Bab 68 Fetrin Tiba
- Bab 69 Tuan Muda, Aku Terlambat
- Bab 70 Menjalani Keputusan Tuhan
- Bab 71 Amarah Michael Li
- Bab 72 Remehan Fetrin
- Bab 73 Bahaya Menyerang
- Bab 74 Namaku Jeno (1)
- Bab 74 Namaku Jeno (2)
- Bab 75 Michael Li Yang Jago
- Bab 76 Ada Orang di dalam Rumah
- Bab 77 Insting Orang hebat
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(1)
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(2)
- Bab 79 Jangan Mengulang ke Tiga Kalinya
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (1)
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (2)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (1)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (2)
- Bab 82 Balasan
- Bab 83 Posisi Defensif Michael Li
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (1)
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (2)
- Bab 85 Kematian Michael Li
- Bab 86 Kejadian saat itu
- Bab 87 Ayahmu
- Bab 88 Perasaan gelisah yang kuat.
- Bab 89 Perselisihan di Villa Keluarga Hu
- Bab 90 Sekeliling penuh dengan musuh
- Bab 91 Tuan Chandra
- Bab 92 Halo, Nama Aku Ruben
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (1)
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (2)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (1)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (2)
- Bab 95 Malu Ekstrim
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (1)
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (2)
- Bab 97 Kita Putus Saja (1)
- Bab 97 Kita Putus Saja (2)
- Bab 98 Kebencian
- Bab 99 Orang Belakang Ruben
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (1)
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (2)
- Bab 101 Menatap Semua orang
- Bab 102 Bersebrangan Dengan Marie Hu
- Bab 103 Ruben Yang Penuh Percaya Diri
- Bab 104 Tangkap Ruben dengan cara apapun
- Bab 105 Pertempuran Sengit
- Bab 106 Amarah Ruben
- Bab 107 Chris VS Ruben
- Bab 108 Kemampuan Fetrin
- Bab 109 Marie Berlutut
- Bab 110 Membalas Dendam Kepada Ruben
- Bab 111 Maaf, Aku Tidak Terima
- Bab 112 Pria Besar muncul
- Bab 113 Bunga Kampus yang Ketiga
- Bab 114 Selalu ada orang yang lebih hebat
- Bab 115 Putra Godi chen
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (1)
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (2)
- Bab 117 Ferdy Yang bertindak
- Bab 118 Keputusasaan Tanpa Akhir
- Bab 119 Lebih Baik Mati Daripada Hidup
- Bab 120 Pengemis Dan orang kaya generasi kedua (1)
- Bab 120 Pengemis dan orang kaya generasi kedua (2)
- Bab 121 Candra, Kamu Tamat (1)
- Bab 121 Chandra, Kamu Tamat ( 2)
- Bab 122 Ciuman Clara
- Bab 123 Kemarahan Ferdy
- Bab 124 Kobaran Api
- Bab 125 Hidup Mati
- Bab 126 Kematian Ruben Cai
- Bab 127 Ucapan Marie
- Bab 128 Menuju Ke Lokasi Perang
- Bab 129 Tuan Muda Ferdy Yang Susah Ditebak
- Bab 130 Ibuku Datang
- Bab 131 Keangkuhan Tuan muda Ferdy
- Bab 132 Api Peperangan Menyala
- Bab 133 Ibuku VS Tuan Muda Ferdy
- Bab 134 Berjuanglah Untuk Tetap Bertahan Hidup
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (1)
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (2)