Wahai Hati - Bab 66 Waktu kematian sudah datang
Setelah bersorak, semua orang bergegas keluar, pertempuran besar telah pecah!
Pada saat yang sama, suara kerumunan juga pecah, semua pria dan wanita berteriak dengan kencang, suasana di atas bangunan mangkrak menjadi hiruk pikuk, semua orang bersemangat seperti memakai doping. Para mahasiswa yang berperilaku baik ini, biasanya mana mungkin bisa melihat pertempuran seperti ini, tetapi sekarang menyaksikan dengan mata kepala sendiri, sifat pemberontakan di dalam hati mereka telah dirangsang, tidak ada yang mempedulikan penampilan lagi, mereka berteriak sekuat tenaga, ini seperti pesta yang diikuti oleh mereka, mereka menonton sangat bersemangat, mereka juga mengeluarkan gairah mereka!
Sedangkan aku berada di tengah pusaran air. Aku seperti telah kehilangan diri sendiri, otakku sangat kacau, dadaku merasa sesak. Orang-orang yang bertempur berjuang keras, kerumunan orang sedang berteriak, aku malah berdiri bodoh di tempat.
Aku awalnya datang dengan antusias, darahku juga mendidih, aku awalnya berencana untuk datang menyemangati, memberikan kekuatan kepada para saudara dan berjuang bersama mereka, tapi siapa yang tahu, begitu aku tiba di lokasi, aku tidak berbuat apa-apa, pada akhirnya, tidak ada tempat bagiku untuk berbicara di sini, bahkan untuk memulai pertarungan juga bukan urusanku, semua saudara sudah beraksi, aku masih tertegun. Ketika aku mulai bereaksi, kedua belah sudah bertarung dengan sengit, mereka yang berada di bawah matahari, sudah bercucuran keringat, setiap orang yang ikut bertarung, berjuang dengan sekuat tenaga mereka, gairah mereka sedang mendidih. Gairah dan energi mereka tanpa batas. Mungkin banyak di antara mereka tidak mengerti, apa maksud pertarungan ini, tapi selama mereka di medan perang, semua orang berjuang supaya bisa menang dan kemenangan adalah hal yang sangat penting. Tentu saja, menang juga harus menang dengan bagus, menang dengan bangga, karena, begitu banyak mata yang menyaksikan, banyak wanita cantik di antara para penonton, pada saat seperti ini, siapa yang tidak ingin menunjukkan kehebatan mereka.
Namun, saudara-saudaraku yang dipimpin oleh Gunawan, mereka bertarung untuk keyakinan dan kebencian, mereka tahu maksud dari pertarungan ini, maka dari itu, mereka bertarung dengan lebih semangat dan berani. Terutama Gunawan, dia memegang sebuah pisau dan bertarung dengan keras, dia sepertinya tidak mempedulikan luka di badannya, dia hanya berjuang keras, badannya tinggi, tenaganya kuat dan pukulannya juga kejam, maka dari itu, orang dari pihak lawan tidak ada yang berani mendekatinya, mereka takut terluka oleh pisaunya.
Mahasiswa tetaplah mahasiswa, pertarungan seperti ini juga bukan pertarungan hidup dan mati, tidak perlu membuat orang mati, maka, tidak banyak yang membawa pisau, dari pihak kami total ada tiga pisau, sedangkan dari pihak Mike, ada empat pisau. Orang lainnya, membawa senjata yang tidak mematikan. Tentu saja, beberapa karakter yang kuat tidak memerlukan senjata sama sekali, tinju dan tendangan mereka adalah senjata yang paling tajam, misalnya, Evan dan Ivan Chen bersaudara. Misalnya Ten Zhou.
Tidak diragukan lagi, Ten Zhou adalah orang yang paling kuat di sini, begitu dia beraksi, dia benar-benar tidak terkalahkan, medan perang yang kacau seperti ini, dia juga dapat mengatasinya dengan stabil, kekuatannya juga bisa digunakan, dia sendirian menantang Chen bersaudara, dia sama sekali tidak jatuh bahkan dapat dikatakan dia bisa menghadapi mereka dengan mudah.
Chen bersaudara adalah simbol kekuatan pihak Mike, mereka adalah anggota terlatih, kungfu mereka sangat kuat, mereka sangat hebat bertarung, orang biasa tidak bisa menandinginya sama sekali, aku juga tidak bisa berkutik di tangan mereka. Tapi, Ten Zhou bisa menghadapi mereka berdua dengan mudah, dari segi ini bisa terlihat, kekuatan Ten Zhou sangat luar biasa, tidak heran dia hanya perlu berdiri di sana maka auranya akan kelihatan, karena tulangnya sangat kuat, ketika meledak maka kekuatannya hampir tidak ada habisnya.
Pertarungan semakin sengit, namun, di mana ada perang maka akan ada pertumpahan darah, setelah beberapa saat, daerah ini penuh suara jeritan dan ratapan, bau darah di mana-mana, seluruh tempat sangat kacau dan sedikit tragis.
Aku berada di tengah-tengah medan perang, tetapi aku sepertinya tidak ada hubungannya dengan pertarungan ini, aku hanya karakter kecil dalam pertarungan ini dan tidak menonjol. Hanya saja, meskipun tidak menonjol, ada juga orang yang memperhatikanku, dalam kekacauan, seorang pria kurus tiba-tiba menyerangku.
Ketika bahaya datang, aku mulai bereaksi, aku juga menyadari bahwa meskipun aku terluka, juga tidak harus berdiri diam di sini, ini bukan di luar pinggiran tapi ini adalah medan perang, tidak bisa bersikap lengah, aku harus bersemangat untuk bergabung dalam pertarungan dan mengalahkan pihak Mike.
Memikirkan hal ini, aku segera bersemangat, darah panasku mengalir, aku meremas tinjuku dengan erat dan menyambut pria kurus itu.
Jika aku dalam keadaan normal, aku seharusnya sangat kuat dalam bertarung, tidak masalah jika aku harus melawan dua orang seperti Mike, tapi sekarang, karena luka beratku belum sembuh, aku harus melawan seorang pria kurus dan ini sangat menguras tenaga. Di dadaku masih ada perban, ketika melakukan gerakan sedikit kuat maka aku merasa bekas lukaku akan terbuka, aku belum dipukul orang tapi aku sudah merasa sangat kesakitan sampai keluar keringat dingin, kondisiku tidak cocok sama sekali dengan medan perang, tapi karena aku telah datang, meskipun aku kesakitan juga harus bertarung.
Setelah bertarung sebentar, aku sudah ditekan oleh pria kurus dan sangat menyedihkan. Pada akhirnya, aku benar-benar keluar untuk bertarung, aku menahan sakit lukaku dan mengayunkan dua pukulan kayu kepadanya dan itu membuatnya terjatuh dan aku memukulnya dengan keras lagi, sampai dia tidak bisa bangun!
Orang lain juga sedang berjuang, jeritan dicampur suara raungan terdengar tanpa henti di medan perang, semua orang mencoba yang terbaik untuk bertarung. Darah segar semakin banyak di tanah, kedua belah pihak terluka, lokasinya sangat kacau, ada orang yang sudah jatuh di tanah dan ada orang yang masih berjuang mati-matian.
Orang yang melihat di samping sudah bersembunyi jauh, mereka takut terluka, mereka semakin bersemangat dan juga semakin panik. Banyak orang mengeluarkan ponsel dan merekam adegan itu. Bagi mereka, ini benar-benar pertarungan yang mendebarkan, adegan berdarah seperti ini hanya bisa disaksikan di TV, tapi sekarang mereka bisa melihatnya secara langsung, mereka merasakan pemandangan yang mengerikan ini, mereka hampir pingsan melihatnya, mereka sangat bersemangat juga sangat panik.
Pertarungan masih berlangsung sampai saat ini, kekuatan sangat terlihat jelas, kungfu Ten Zhou paling tinggi, dia masih bertarung melawan Evan dan Ivan Chen bersaudara, tetapi terlihat jelas mereka berdua hampir tidak bisa menghadapinya, mereka hanya berjuang dengan lemah dan hanya menahan Ten Zhou saja. Dapat dikatakan, kekuatan pihak Mike sudah kalah, kemenangan ada di pihak kami.
Dilihat dari jumlah orang, kedua belah pihak sama, dari segi senjata yang dibawa, kedua belah pihak juga hampir sama, perbedaan satu-satunya adalah saudara-saudara Mike, jarang orang terlatih, sedangkan orang-orang terlatih yang di bawa Ten Zhou lebih banyak, maka lebih unggul dalam pertempuran, seiring berjalannya waktu, kemenangannya sangat jelas, pihak yang jatuh dari pihak Mike semakin banyak, pihak kami juga ada yang terluka, tetapi lebih baik jika dibandingkan dengan pihak mereka, maka sampai saat ini, kemenangan sudah di depan mata.
Pada saat ini, aku baru saja selesai mengurus si kurus. Tapi ketika aku berdiri, aku merasa ada kesejukan dari belakangku, ini adalah reaksi bawah sadar dalam menghadapi bahaya, segera, aku berbalik dan melihat Mike membawa pisau ke arahku, wajahnya sangat sadis, matanya sangat tajam dan kejam, pisau ditangannya bersinar kena pantulan cahaya matahari.
Untuk sesaat, aku merasa jantungku berdetak kencang, kepalaku pusing, aku ingin bereaksi, tapi aku sangat lambat, kakiku seperti dipaku ke tanah dan tidak bisa bergerak, aku hanya bisa melihat Mike memegang pisau datang ke arahku, pada saat ini, aku sepertinya mencium aroma kematian, aku merasakan ketakutan di hatiku, otakku benar-benar tidak bisa berpikir, badanku juga membeku, aku pikir, aku akan berakhir seperti ini.
Tapi pada detik berikutnya, badan Mike tiba-tiba terbang ke samping, pisau yang ada di tangannya jatuh ke tanah. Segera setelah itu, Ten Zhou muncul di hadapanku, dia berkata dengan terengah-engah:”Aku baru saja berjanji kepada Marie Hu untuk melindungimu dengan baik, kamu tidak boleh terluka.”
Segalanya berubah dengan sangat cepat, sehingga aku tidak bisa bereaksi, sebelumnya aku hanya berbalik saja, pisau Mike segera datang ke arahku, ketika aku pikir aku akan mati, Mike tiba-tiba melayang dan ditendang. Kemudian Ten Zhou datang dan berkata kepadaku, Marie Hu menyuruhnya melindungiku.
Aku berdiri di tempat untuk waktu yang lumayan lama, aku akhirnya sadar sepenuhnya, Ten Zhou yang telah menyelamatkanku. Selain itu, sebelumnya Marie Hu sengaja mencari Ten Zhou ternyata adalah untuk melindungiku. Pada saat ini, aku tidak tahu apa yang dirasakan hatiku. Semua perasaan bercampur aduk. Aku beruntung bisa selamat dari pisau Mike, aku bersyukur karena telah diselamatkan oleh Ten Zhou, pada saat yang sama, aku merasa bersalah kepada Marie Hu. Ternyata benar, aku yang terlalu kecil hati, aku salah berpikir bahwa Marie Hu meminta Ten Zhou untuk berhati-hati. Ternyata, aku orang yang seperti dikatakan oleh Marie Hu, aku hanya akan menyusahkan orang lain jika aku datang ke sini, sehingga orang harus membagi perhatiannya untuk menjagaku. Aku benar-benar tidak berguna.
Dadaku terasa berat. Aku merasa sangat bersalah, tiba-tiba, aku melihat ke arah Mike yang jatuh di tanah, ketika aku melihatnya, aku merasa sangat marah, kemarahanku meledak, seharusnya ini diselesaikan, aku dan Mike harus berakhir.
Aku mengigit gigiku dengan keras, kemudian aku membungkuk, aku memungut pisau di tanah, segera, aku melangkah maju, aku memegang pisau Mike dan berjalan ke arahnya sambil berkata:”Mike, waktu kematianmu telah tiba!”
Pada saat ini, seluruh tubuhku dipenuhi aura pembunuhan yang sangat kejam dan dingin, hatiku sangat keras.
Pemenang adalah raja, yang kalah adalah debu, pertempuran besar hari ini, pihak Mike sudah jelas terlihat kalah, pemimpin Mike juga sudah terkapar di tanah, meskipun aku tidak banyak berkontribusi dalam pertempuran ini dan tidak bertindak sebagai komandan, tapi pada akhirnya, Mike harus diselesaikan sendiri olehku, ini adalah akhir sebuah dendam. Aku tidak akan berbelas kasihan kepada Mike.
Hanya saja, hal yang tidak bisa aku duga adalah dalam situsi seperti ini, Mike tidak terlihat takut sama sekali, dia melihatku membawa pisau ke arahnya, dia juga tidak panik, sebaliknya, dia bangun dari tanah dengan santai, kemudian dia menatapku dan berkata dengan suara yang keras:”Tidak, kamu salah, waktu kematianmu yang telah datang!”
Setelah dia selesai berbicara, dia tiba-tiba meletakkan jarinya ke bibirnya, dia meniupkan siulan yang keras.
Siulan itu tiba-tiba membuat situasinya berubah drastis, sekelompok orang di bangunan mangkrak tiba-tiba muncul, badan mereka sangat kekar, mereka bukan orang biasa, mereka jelas adalah gangster yang ada di masyarakat ... ...
Novel Terkait
Menantu Bodoh yang Hebat
Brandon LiUntouchable Love
Devil BuddyMy Lady Boss
GeorgeDewa Perang Greget
Budi MaMata Superman
BrickAfter Met You
AmardaWahai Hati×
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (1)
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (2)
- Bab 2 Bu, Maaf (1)
- Bab 2 Bu, Maaf (2)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (1)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (2)
- Bab 4 Pria Perkasa (1)
- Bab 4 Pria Perkasa (2)
- Bab 5 Kemunculan Olive
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (1)
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (2)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(1)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(2)
- Bab 8 Musuhku(1)
- Bab 8 Musuhku(2)
- Bab 9 Sebelum badai datang
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (1)
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (2)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (1)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (2)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (1)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (2)
- Bab 13 Menjadi Pahlawan
- Bab 14 Lalat yang menganggu (1)
- Bab 14 Lalat yang menganggu (2)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (1)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (2)
- Bab 16 serangan yang terbuka mudah untuk ditangani, serangan kegelapan sulit untuk dihindari
- Bab 17 Harimau ingin menunjukkan kekuatan
- Bab 18 Aksi Balas Dendam
- Bab 19 Apa yang ditakutkan pasti akan terjadi
- Bab 20 Momen Menegangkan
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (1)
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (2)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (1)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (2)
- Bab 23 Majikan dan Anjingnya
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (1)
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (2)
- Bab 25 Rencana Licik (1)
- Bab 25 Rencana Licik (2)
- Bab 26 Satu Langkah Lagi
- Bab 27 Melukai Diri untuk Mendapatkan Kepercayaan
- Bab 28 Cinta dan Tidak Cinta
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (1)
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (2)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (1)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (2)
- Bab 31 Aura Seorang Ratu
- Bab 32 Pilihanmu Tidak Salah
- Bab 33 Pencegatan Mike
- Bab 34 Penyiksaan yang Kejam
- Bab 35 Ia adalah Ten Zhou
- Bab 36 Satu yang Menjaga, Tidak Ada yang Berani Menyerang
- Bab 37 Dendam dan Kewajiban
- Bab 38 Kecelakaan Gunawan
- Bab 39 Tokoh Kecil yang Tidak Dianggap
- Bab 40 Olive yang Sangat Terkejut
- Bab 41 Memancing ke dalam Jebakan
- Bab 42 Mike Berlutut
- Bab 43 Aura Pemenang
- Bab 44 Menginjak Jalan yang Buruk
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (1)
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (2)
- Bab 46 Pertarungan
- Bab 47 Tidak Ada yang Bisa Menaklukkanku
- Bab 48 Mencari Masalah
- Bab 49 Dua puluh miliar, itu hal yang kecil
- Bab 50 Menarik Uang
- Bab 51 menganggapmu ayah jika kaya
- Bab 52 keagungan
- Bab 53 Fetrin yang Percaya Diri
- Bab 54 Pengemis Tua
- Bab 55 Ada Uang, Sombong
- Bab 56 Krisis Ekonomi Keluarga Hu
- Bab 57 Merasa Terkejut
- Bab 58 Mike Kembali
- Bab 59 Datang Sendiri
- Bab 60 Boleh Membunuh Tapi Tidak Boleh Menghina
- Bab 61 Satu panggilan kak Chandra
- Bab 62 Mati dan hidup bersama
- Bab 63 Tidak berhenti sampai mati
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (1)
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (2)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (1)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (2)
- Bab 66 Waktu kematian sudah datang
- Bab 67 Perbuatan tercela Mike
- Bab 68 Fetrin Tiba
- Bab 69 Tuan Muda, Aku Terlambat
- Bab 70 Menjalani Keputusan Tuhan
- Bab 71 Amarah Michael Li
- Bab 72 Remehan Fetrin
- Bab 73 Bahaya Menyerang
- Bab 74 Namaku Jeno (1)
- Bab 74 Namaku Jeno (2)
- Bab 75 Michael Li Yang Jago
- Bab 76 Ada Orang di dalam Rumah
- Bab 77 Insting Orang hebat
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(1)
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(2)
- Bab 79 Jangan Mengulang ke Tiga Kalinya
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (1)
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (2)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (1)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (2)
- Bab 82 Balasan
- Bab 83 Posisi Defensif Michael Li
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (1)
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (2)
- Bab 85 Kematian Michael Li
- Bab 86 Kejadian saat itu
- Bab 87 Ayahmu
- Bab 88 Perasaan gelisah yang kuat.
- Bab 89 Perselisihan di Villa Keluarga Hu
- Bab 90 Sekeliling penuh dengan musuh
- Bab 91 Tuan Chandra
- Bab 92 Halo, Nama Aku Ruben
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (1)
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (2)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (1)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (2)
- Bab 95 Malu Ekstrim
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (1)
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (2)
- Bab 97 Kita Putus Saja (1)
- Bab 97 Kita Putus Saja (2)
- Bab 98 Kebencian
- Bab 99 Orang Belakang Ruben
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (1)
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (2)
- Bab 101 Menatap Semua orang
- Bab 102 Bersebrangan Dengan Marie Hu
- Bab 103 Ruben Yang Penuh Percaya Diri
- Bab 104 Tangkap Ruben dengan cara apapun
- Bab 105 Pertempuran Sengit
- Bab 106 Amarah Ruben
- Bab 107 Chris VS Ruben
- Bab 108 Kemampuan Fetrin
- Bab 109 Marie Berlutut
- Bab 110 Membalas Dendam Kepada Ruben
- Bab 111 Maaf, Aku Tidak Terima
- Bab 112 Pria Besar muncul
- Bab 113 Bunga Kampus yang Ketiga
- Bab 114 Selalu ada orang yang lebih hebat
- Bab 115 Putra Godi chen
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (1)
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (2)
- Bab 117 Ferdy Yang bertindak
- Bab 118 Keputusasaan Tanpa Akhir
- Bab 119 Lebih Baik Mati Daripada Hidup
- Bab 120 Pengemis Dan orang kaya generasi kedua (1)
- Bab 120 Pengemis dan orang kaya generasi kedua (2)
- Bab 121 Candra, Kamu Tamat (1)
- Bab 121 Chandra, Kamu Tamat ( 2)
- Bab 122 Ciuman Clara
- Bab 123 Kemarahan Ferdy
- Bab 124 Kobaran Api
- Bab 125 Hidup Mati
- Bab 126 Kematian Ruben Cai
- Bab 127 Ucapan Marie
- Bab 128 Menuju Ke Lokasi Perang
- Bab 129 Tuan Muda Ferdy Yang Susah Ditebak
- Bab 130 Ibuku Datang
- Bab 131 Keangkuhan Tuan muda Ferdy
- Bab 132 Api Peperangan Menyala
- Bab 133 Ibuku VS Tuan Muda Ferdy
- Bab 134 Berjuanglah Untuk Tetap Bertahan Hidup
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (1)
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (2)