Wahai Hati - Bab 21 Marie Hu yang menggoda (2)
Memikirkan hal ini, aku segera mengambil kesempatan untuk mengatakan kepada Marie Hu:”Apakah kamu bisa berjanji padaku, kedepannya kamu dan adik sepupumu tidak boleh menargetku lagi!”
Setelah mengatakan ini, alisku terus berkerut, meskipun aku sudah sadar tetapi aku masih di infus, tubuhku masih dalam kondisi sangat lemah, berbicara saja susah, kalau bicaranya terlalu kencang maka lukanya akan terasa sakit, sakit sampai mukaku berubah warna.
Melihat kondisiku yang seperti itu, Marie Hu merasa lebih bersalah lagi, wajahnya yang cantik sedikit memerah, dia sedikit mengernyit dan meyakinkanku dengan sungguh-sungguh:”Tentu saja, aku pasti tidak akan menargetkanmu lagi, dulu aku terlalu meremehkanmu, aku pikir kamu adalah seorang pengecut yang lemah, aku paling benci melihat orang yang seperti itu, tapi aku tidak menyangka bahwa kamu ternyata begitu berani, keberanian yang cukup membuat orang kagum!”
Setelah mengatakan ini, mata Marie Hu bersinar seperti baru menemukan sebuah benua baru, dia benar-benar terkejut, kata-kata tidak cukup untuk mengekspresikan pikirannya.
Dia mengatakan kepadaku bahwa semua orang di kampus merasa bahwa aku adalah seorang yang lemah dan berpikir aku adalah banci, tentu saja, ketika dia melihatku berlari kembali dan bertarung dengan berandalan itu tanpa banyak omong kosong, dia menjadi tertegun, dia tahu bahwa aku bukan pengecut seperti yang dibicarakan orang. Sebaliknya, aku sangat kuat, tulang-tulang di tubuhku sangat kuat dan aku sangat jantan, terutama pada saat aku menghadang tikamannya, Marie Hu benar-benar mengubah pandangannya terhadapku.
Marie Hu mengatakan kepadaku bahwa ketika saat aku ditikam aku bahkan tidak mengedipkan mata sama sekali, keberanianku sangat mengagumkan, dia merasa bahwa aku adalah pria terkuat yang pernah dia dilihat, bahkan dia merasa Ten Zhou juga tidak bisa dibandingkan denganku, kepribadianku tidak bisa disembunyikan, jadi Marie Hu merasa sangat penasaran, mengapa pria sekuat aku bisa ditindas di sekolah dan disebut pengecut.
Aku mendengar kata-kata itu, aku menjelaskan dengan tersenyum pahit:”Tidak mudah untukku diterima di universitas ini, aku sangat menghargainya, aku ingin belajar dengan tenang, aku tidak ingin dihukum karena berkelahi. Maka, pada awalnya aku mencoba menahannya dan kemudian menemukan bahwa menahannya saja tidak berguna, jadi aku berusaha melawan, dan kamu yang pertama aku cari!”
Setelah mendengarkan penjelasanku, Marie Hu menganggukkan kepalanya dengan kagum, dia berkata:”Bagus, ada keberanian, ada pesona, ada prinsip dan masih bisa mengendalikan diri yang tidak bisa dilakukan oleh orang biasa, aku mengagumimu!”
Aku cemberut dan tidak mengatakan apa-apa.
Marie Hu terdiam selama dua detik dan bertanya lagi:”Oh iya, aku membuatmu terluka parah dan sangat masuk akal kalau kamu menghukumku dan mengikatku di pohon, tetapi mengapa kamu akhirnya kembali lagi?”
Setelah menanyakan kata-kata ini, ekspresi muka Marie Hu berubah, sepasang matanya yang begitu menggoda menatap lurus ke arahku, bibirnya yang tipis sedikit memancarkan aroma harum yang samar.
Ketika aku menatap matanya, jantungku berdegup kencang, aku buru-buru menjelaskan:”Kamu jangan salah paham, aku tidak menyukaimu!”
Setelah Marie Hu selesai mendengarnya, dia melotot padaku dan berkata dengan marah:”Apa yang kamu bicarakan? Aku menanyakan pertanyaan yang serius!”
Aku memejamkan mata sedikit, lalu berkata dengan penuh arti:”Kamu mengingatkanku pada ibuku!”
Sewaktu mengungkit masalah ini, emosiku sangat dalam, jika hari itu, aku juga seberani dan seganas seperti sekarang, maka, ibuku tidak perlu masuk penjara, akankah akhir ceritanya berbeda?
Aku sedang tenggelam dalam emosi yang dalam, tetapi Marie Hu salah mengerti apa yang aku maksud dan dia berteriak dan berkata:”Apa! Apakah aku setua itu?”
Ketika aku mendengar suara Marie Hu, aku segera sadar dari lamunanku dan aku menjelaskan kepadanya:”Tidak, maksudnya kamu sama cantiknya dengan ibuku!”
Setelah Marie Hu mendengar ini, dia segera tersenyum dan berkata dengan puas:”Begini baru benar!”
Kamar rumah sakit sangat sunyi, aku dan Marie Hu mengobrol satu sama lain, kebanyakan Marie Hu yang berbicara dan aku mendengarkannya dengan diam.
Pada akhirnya, Marie Hu memintaku memulihkan diri di sini, dia telah membantuku mengambil cuti sakit di kampus, Marie Hu meyakinkanku bahwa dia tidak akan memberitahu siapa pun termasuk adik sepupunya Elis tentang aku yang cedera dan masuk rumah sakit.
Dalam beberapa hari berikutnya, aku melewati hari seperti seorang kaisar, semuanya diurus oleh orang lain, aku tinggal di kamar VIP, Marie Hu juga mengundang perawat khusus untuk merawatku kapan saja, dan Marie Hu selalu datang kalau dia ada waktu, datang mengurusku dan menjagaku dengan baik.
Setelah sering bergaul dengannya maka aku perlahan-lahan mulai mengenalnya, dia sebenarnya sangat baik, sangat cerdas dan memiliki kepribadiannya sendiri, dia bukan orang yang akan takluk dengan aturan, dia melakukan sesuatu sesuai kemauannya, tetapi, dia akan memperlakukan musuhnya dengan buruk dan akan tulus memperlakukan teman-temannya. Aku merasa, semakin aku banyak tahu tentang dirinya, semakin aku menyukainya, dan bahkan sifatnya yang seksi itu terkadang membuatku terpesona.
Bagaimanapun juga, aku adaalah seorang pria dan Marie Hu adalah wanita seksi yang cantik, ketika kami berdua bersama, tidak dapat dihindari bahwa ada banyak ketidaknyamanan dan kecanggungan. Orang yang belum pernah berpacaran sepertiku, akan merasa sangat malu, tetapi Marie Hu tidak peduli sama sekali, dia menganggapku dan mengurusku sama seperti pasien stroke, bahkan dia juga menyuapiku makan.
Itu adalah hari keempat setelah aku bangun dari koma, Marie Hu mengantarkan sup ikan untukku, pada saat ini, keadaanku sudah jauh membaik, setidaknya sudah bisa bergerak apalagi untuk makan sendiri. Tetapi, Marie Hu terlalu perhatian, dia berkata aku adalah seorang pasien dan sulit untuk bergerak dan dia harus menyuapiku makan. Dan juga, Marie Hu selalu mengenakan pakaian yang sangat seksi dan hari ini dia mengenakan kemeja sifon tipis. Yang paling utama adalah ketika dia menyuapiku, dia duduk di atas tempat tidurku dan badannya sedikit condong ke depan.
Melalui cela kerahnya, aku melihat sentuhan cahaya musim semi dan pemandangan yang bergejolak, sungguh pemandangan yang sulit ditolak oleh pria mana pun juga, termasuk pria perjaka sepertiku. Meskipun umurku sudah tidak kecil lagi, aku berusia sembilan belas tahun, tetapi untuk urusan hubungan antara pria dan wanita, aku masih seperti selembar kertas kosong, bahkan aku tidak sebanding dengan anak TK, aku belum pernah menonton film yang sering ditonton laki-laki, sekarang, ketika pemandangan yang begitu menggoda ada di dekatku, aku benar-benar tidak bisa menahan detak jantungku yang berdetak semakin cepat dan hidungku sudah hampir mimisan.
Marie Hu jelas merupakan reinkarnasi dari peri, bentuk tubuhnya sangat bagus dan napas yang dipancarkannya sangat menggoda, terutama sekarang karena pemandangan yang samar-samar terungkap itu sungguh menggoda, bahkan pria yang tidak berniat jahat sepertiku juga akan terpana, mataku tidak bisa berpaling, aku menatap cela kerahnya tanpa berkedip sehingga ketika Marie Hu menyuapiku, aku lupa membuka mulutku.
Yang membuatku lebih buruk adalah bahwa Marie Hu memergoki tindakan bodohku ini, dia bukan saja tidak menyalahkanku, tetapi dia sengaja menurunkan badannya dan menatapku dengan tatapan menggoda dan berkata:”Apakah terlihat bagus?”
Novel Terkait
Beautiful Love
Stefen LeePrecious Moment
Louise LeeBehind The Lie
Fiona LeeIstri Yang Sombong
JessicaLoving The Pain
AmardaWahai Hati×
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (1)
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (2)
- Bab 2 Bu, Maaf (1)
- Bab 2 Bu, Maaf (2)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (1)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (2)
- Bab 4 Pria Perkasa (1)
- Bab 4 Pria Perkasa (2)
- Bab 5 Kemunculan Olive
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (1)
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (2)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(1)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(2)
- Bab 8 Musuhku(1)
- Bab 8 Musuhku(2)
- Bab 9 Sebelum badai datang
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (1)
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (2)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (1)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (2)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (1)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (2)
- Bab 13 Menjadi Pahlawan
- Bab 14 Lalat yang menganggu (1)
- Bab 14 Lalat yang menganggu (2)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (1)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (2)
- Bab 16 serangan yang terbuka mudah untuk ditangani, serangan kegelapan sulit untuk dihindari
- Bab 17 Harimau ingin menunjukkan kekuatan
- Bab 18 Aksi Balas Dendam
- Bab 19 Apa yang ditakutkan pasti akan terjadi
- Bab 20 Momen Menegangkan
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (1)
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (2)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (1)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (2)
- Bab 23 Majikan dan Anjingnya
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (1)
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (2)
- Bab 25 Rencana Licik (1)
- Bab 25 Rencana Licik (2)
- Bab 26 Satu Langkah Lagi
- Bab 27 Melukai Diri untuk Mendapatkan Kepercayaan
- Bab 28 Cinta dan Tidak Cinta
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (1)
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (2)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (1)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (2)
- Bab 31 Aura Seorang Ratu
- Bab 32 Pilihanmu Tidak Salah
- Bab 33 Pencegatan Mike
- Bab 34 Penyiksaan yang Kejam
- Bab 35 Ia adalah Ten Zhou
- Bab 36 Satu yang Menjaga, Tidak Ada yang Berani Menyerang
- Bab 37 Dendam dan Kewajiban
- Bab 38 Kecelakaan Gunawan
- Bab 39 Tokoh Kecil yang Tidak Dianggap
- Bab 40 Olive yang Sangat Terkejut
- Bab 41 Memancing ke dalam Jebakan
- Bab 42 Mike Berlutut
- Bab 43 Aura Pemenang
- Bab 44 Menginjak Jalan yang Buruk
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (1)
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (2)
- Bab 46 Pertarungan
- Bab 47 Tidak Ada yang Bisa Menaklukkanku
- Bab 48 Mencari Masalah
- Bab 49 Dua puluh miliar, itu hal yang kecil
- Bab 50 Menarik Uang
- Bab 51 menganggapmu ayah jika kaya
- Bab 52 keagungan
- Bab 53 Fetrin yang Percaya Diri
- Bab 54 Pengemis Tua
- Bab 55 Ada Uang, Sombong
- Bab 56 Krisis Ekonomi Keluarga Hu
- Bab 57 Merasa Terkejut
- Bab 58 Mike Kembali
- Bab 59 Datang Sendiri
- Bab 60 Boleh Membunuh Tapi Tidak Boleh Menghina
- Bab 61 Satu panggilan kak Chandra
- Bab 62 Mati dan hidup bersama
- Bab 63 Tidak berhenti sampai mati
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (1)
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (2)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (1)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (2)
- Bab 66 Waktu kematian sudah datang
- Bab 67 Perbuatan tercela Mike
- Bab 68 Fetrin Tiba
- Bab 69 Tuan Muda, Aku Terlambat
- Bab 70 Menjalani Keputusan Tuhan
- Bab 71 Amarah Michael Li
- Bab 72 Remehan Fetrin
- Bab 73 Bahaya Menyerang
- Bab 74 Namaku Jeno (1)
- Bab 74 Namaku Jeno (2)
- Bab 75 Michael Li Yang Jago
- Bab 76 Ada Orang di dalam Rumah
- Bab 77 Insting Orang hebat
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(1)
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(2)
- Bab 79 Jangan Mengulang ke Tiga Kalinya
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (1)
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (2)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (1)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (2)
- Bab 82 Balasan
- Bab 83 Posisi Defensif Michael Li
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (1)
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (2)
- Bab 85 Kematian Michael Li
- Bab 86 Kejadian saat itu
- Bab 87 Ayahmu
- Bab 88 Perasaan gelisah yang kuat.
- Bab 89 Perselisihan di Villa Keluarga Hu
- Bab 90 Sekeliling penuh dengan musuh
- Bab 91 Tuan Chandra
- Bab 92 Halo, Nama Aku Ruben
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (1)
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (2)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (1)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (2)
- Bab 95 Malu Ekstrim
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (1)
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (2)
- Bab 97 Kita Putus Saja (1)
- Bab 97 Kita Putus Saja (2)
- Bab 98 Kebencian
- Bab 99 Orang Belakang Ruben
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (1)
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (2)
- Bab 101 Menatap Semua orang
- Bab 102 Bersebrangan Dengan Marie Hu
- Bab 103 Ruben Yang Penuh Percaya Diri
- Bab 104 Tangkap Ruben dengan cara apapun
- Bab 105 Pertempuran Sengit
- Bab 106 Amarah Ruben
- Bab 107 Chris VS Ruben
- Bab 108 Kemampuan Fetrin
- Bab 109 Marie Berlutut
- Bab 110 Membalas Dendam Kepada Ruben
- Bab 111 Maaf, Aku Tidak Terima
- Bab 112 Pria Besar muncul
- Bab 113 Bunga Kampus yang Ketiga
- Bab 114 Selalu ada orang yang lebih hebat
- Bab 115 Putra Godi chen
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (1)
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (2)
- Bab 117 Ferdy Yang bertindak
- Bab 118 Keputusasaan Tanpa Akhir
- Bab 119 Lebih Baik Mati Daripada Hidup
- Bab 120 Pengemis Dan orang kaya generasi kedua (1)
- Bab 120 Pengemis dan orang kaya generasi kedua (2)
- Bab 121 Candra, Kamu Tamat (1)
- Bab 121 Chandra, Kamu Tamat ( 2)
- Bab 122 Ciuman Clara
- Bab 123 Kemarahan Ferdy
- Bab 124 Kobaran Api
- Bab 125 Hidup Mati
- Bab 126 Kematian Ruben Cai
- Bab 127 Ucapan Marie
- Bab 128 Menuju Ke Lokasi Perang
- Bab 129 Tuan Muda Ferdy Yang Susah Ditebak
- Bab 130 Ibuku Datang
- Bab 131 Keangkuhan Tuan muda Ferdy
- Bab 132 Api Peperangan Menyala
- Bab 133 Ibuku VS Tuan Muda Ferdy
- Bab 134 Berjuanglah Untuk Tetap Bertahan Hidup
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (1)
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (2)