Wahai Hati - Bab 60 Boleh Membunuh Tapi Tidak Boleh Menghina

Angin berhembus kencang, pahlawan pergi tanpa kembali!

Berani, percaya diri dan tidak takut mati, cukup menjelaskan suasana hatiku sekarang!

Angin terus menerpa dan aku terus menuju ke gudang bekas, di dalam lubuk hati diriku tidak merasa ketakutan, hanya tersisa keberanian yang besar. Sampai sekarang aku menyadari jadi orang harus benar-benar kejam terhadap orang lain, bahkan ke diri sendiri. Bukankah Mike ingin melawanku? Aku akan melihat bagaimana dirinya akan melawanku, aku tidak takut dengannya, paling parah mungkin aku mati bersamanya.

Dua-puluh menit kemudian, aku tiba di sekolah bagian utara, di ujung adalah gudang bekas. Belum mendekati tempat tersebut, aku sudah melihat Mike membawa empat hingga lima-puluh bawahan, mereka adalah teman Mike. Termasuk Evan dan Ivan adalah orang yang kukenal, Mike dan yang lain tengah merokok sembari mengobrol.

Mereka terlihat baik-baik saja, mereka ada yang tengah mengumpul di tempat yang kosong, ada yang tengah duduk, ada yang tengah jongkok, dan ada yang tengah berdiri. Gaya mereka terlihat sangat santai, mereka terlihat seperti tengah piknik di sini, terlihat sangat tidak peduli dan bersantai ria. Meskipun melihat kedatanganku, mereka juga tidak peduli dan terus mengobrol.

Melihatku mendekatinya, Mike membuang rokok yang berada di tangannya dan menatapku lalu berkata: "Yo, ternyata beneran sendiri, kamu berani juga ya!"

Nada bicara Mike terdengar bercanda dan juga sinis, tapi juga terdengar dingin dan menyeramkan. Ia menatapku, tatapannya seperti meremehkanku, pakaian yang ia kenakan juga terlihat sangat semangat, mungkin ia sudah pulih total.

Luka telah sembuh, Mike benar-benar melupakan pelajaran yang telah kuberikan kepadanya. Ia berubah menjadi sangat arogan, gayanya sungguh menyebalkan.

Aku malas basa-basi dengannya, lalu diriku mengeluarkan pisau dan menusuk ke tanah, setelah itu aku bertanya terhadapnya: "Di mana Gunawan?"

Ia tertawa saat melihat pisauku, lalu ia memanggil bawahannya: "Bawa Gunawan ke sini!"

Saat itu juga, dua orang membawa Gunawan keluar dari sebuah bangunan, saat aku menatap Gunawan, aku bahkan mengedipkan mataku untuk memastikan apa memang benar ia adalah Gunawan. Ia benar-benar babak belur, ia bahkan susah untuk berjalan dan membutuhkan dua orang untuk membantunya. Saat ia menatapku, ia berusaha mengeluarkan suara dan mengeluarkan suara yang tidak jelas: "Kak Chandra!"

Hatiku terasa sakit di saat Gunawan memanggilku 'Kak Chandra', kedua netraku langsung memerah dan diriku langsung teriak terhadap Mike: "Mike, kamu sangat kejam!"

Mike tersenyum sinis, tatapannya juga terlihat menyeramkan lalu ia berkata: "Ini tidak kejam, ini hanya permulaan. Setelah itu aku akan menyiapkan satu percobaan untukmu, aku menjamin dirimu akan merasakan kematian!"

Aku menggertakan gigiku lalu berkata: "Mike, apakah kamu lupa pembelajaran yang kuberikan kepadamu? Saat itu kamu telah bersumpah jika dirimu menyesal, kamu akan mati!"

Seketika emosi Mike langsung menggebu-gebu saat diriku membahas masalah tersebut, tatapannya penuh dengan amarah, ia menunjukku dan marah terhadapku: "Kamu masih berani membahas masalah tersebut? Saat itu dirimu curang dan menusukku berkali-kali, membuatku harus berada di rumah sakit selama setengah bulan. Hari ini aku akan membuatmu membayar berkali lipat penyiksaan yang selama ini kurasakan!"

Mike benar-benar berubah, wajahnya yang terlihat pucat berubah menjadi penuh dengan kebencian, ia susah untuk melupakan hal tersebut! Di saat emosi Mike sudah menggebu-gebu, bawahannya mematikan rokoknya dan berdiri di belakangnya, siap untuk melawan.

Diriku tidak takut saat menghadapi mereka, aku hanya khawatir terhadap Gunawan, oleh karena itu aku langsung berkata terhadap Mike: "Sudah, kamu tidak perlu menakutiku. Jika aku takut denganmu, aku tidak akan berani untuk ke sini. Kini aku sudah menuruti apa maumu, segera lepaskan Gunawan, lawan saja diriku!"

Kini diriku terlihat sangat tegas, aku mengeluarkan aura yang tidak pernah kumancarkan, darah dan hatiku berdesir sangat cepat!

Mike menggelengkan kepalanya saat mendengar kata-kataku, lalu ia berkata: "Tidak Chandra, tidak. Pikiranmu terlalu simple, tentunya aku akan melawanmu, tapi aku tidak ingin kamu dengan mudahnya langsung mati, aku ingin menyiksamu secara perlahan!"

Setelah selesai berujar, Mike menampakan ekspresi yang benar-benar menyeramkan.

Aku bisa mendengar dengan jelas bahwa orang licik ini merubah pikirannya, ia sama sekali tidak ingin melepaskan Gunawan dengan mudah. Mendadak emosiku menggebu-gebu, kedua netraku berubah menjadi merah dan menatap Mike dengan sinis lalu berkata: "Kamu adalah orang licik, kata-katamu tidak bisa dipercayai!"

Mendadak Mike tertawa dan dengan tidak tahu dirinya ia berkata: "Kamu salah, aku hanya menyuruhmu untuk datang sendiri, tapi diriku tidak mengatakan akan melepaskan Gunawan. Tapi melihat kamu sangat setia kawan, aku tidak akan membuatnya buta!"

Kata-kata Mike membuatku tidak bisa membantahnya, diriku hanya bisa menggertakan gigiku dan berkata terhadapnya: "Apa tujuan kamu?"

Saat aku selesai berujar, Mike langsung berkata: "Bersujud!"

Kata-kata Mike membuatku sangat terkejut, mendadak aku mengingat malam itu saat diriku menusuknya menggunakan pisau dan menyuruh Mike untuk bersujud, jika ia tidak bersujud aku akan membuatnya tersiksa. Ternyata ia menggunakan cara yang sama tapi bedanya ia lebih kejam, dan mendadak aku merasa panik dan memiliki firasat buruk.

Tapi aku tidak akan seperti Mike bersujud dan memohon, aku tidak akan bersujud demi orang licik sepertinya. Aku bahkan langsung menolaknya dan berkata: "Aku tidak sepertimu, bisa semudah itu langsung bersujud untuk orang lain!"

Tatapan Mike langsung berubah saat mendengar kata-kataku, ia langsung mengeluarkan pisau dan meletakan di leher Gunawan, setelah itu ia berujar dengan nada dingin terhadapku: "Bukankah kamu ingin aku melepaskan Gunawan? Kamu bersujud, aku akan melepaskan Gunawan. Jika dirimu tidak bersujud, aku akan menghancurkan Gunawan. Pilih salah satu!"

Kepalaku terasa penat saat mendengar kata-kata Mike, aku merasa diriku mulai memasuki jebakan Mike, ia melihat aku datang sendiri demi Gunawan, oleh karena itu ia terus mengancamku bersujud dengan alasan tersebut. Meskipun ia tahu aku akan melakukan segala hal demi Gunawan, tapi aku tahu ia tidak akan semudah itu melepaskan Gunawan setelah diriku bersujud, aku tidak percaya orang licik sepertinya. Tentunya aku tidak akan bersujud, aku berusaha menenangkan hatiku dan berkata terhadap Mike: "Apakah kamu merasa aku percaya denganmu?"

Saat aku selesai berujar, Mike sudah menggores pundak Gunawan yang membuat dirinya teriak terhadapku: "Kesempatan terakhir aku tanya, bersujud atau tidak?"

Mike benar-benar teriak dengan kasar, tatapannya terlihat menyeramkan. Terlihat jelas jika diriku tidak bersujud, ia akan menghancurkan Gunawan.

Sedangkan Gunawan benar-benar babak belur karena dihantam oleh mereka, ia seperti hilang kesadaran diri. Tapi saat pundaknya digores oleh Mike ia benar-benar teriak histeris, wajah yang bengkak terlihat semakin menyeramkan. Tapi meskipun Gunawan kesakitan ia tidak memohon, bahkan tidak memohonku untuk bersujud demi menolongnya, ia benar-benar sedang berusaha untuk menahan!

Hatiku seperti berdarah di saat melihat Gunawan tersiksa, kalau boleh aku berharap diriku yang tersiksa melainkan bukan Gunawan. Diriku tidak takut sakit dan mati, tapi sesungguhnya aku merasa sedih jika melihat temanku tersiksa karena diriku.

Mike adalah orang berengsek yang benar-benar licik, ia tahu tidak ada gunanya menyiksaku secara kejam, oleh karena itu ia menggunakan cara menyiksa orang untuk mengancamku, memang benar aku tidak bisa melihat Gunawan tersiksa karena diriku. Aku akan segera menyetujuinya jika Mike membuat pilihan yang diriku bisa terima, tapi aku tidak ingin jika dirinya menyuruhku bersujud. Aku lebih milih untuk mati dibanding diriku dihina oleh orang berengsek seperti Mike.

Aku mengerutkan dahiku lalu berkata terhadap Mike: "Aku tidak akan bersujud terhadap siapa pun kecuali ibuku, apalagi orang sepertimu!"

Kata-kataku terdengar sangat meyakinkan, tidak ada toleransi.

Mike tidak melakukan apapun terhadap Gunawan saat mendengar kata-kataku, ia justru dengan serunya menatapku dan bertanya: "Oh? Kamu berani banget, ya? Apakah kamu tidak peduli dengan nyawa temanmu? Kamu harus tahu, ia adalah orang pertama yang ingin mengikuti orang sampah sepertimu, ia begitu percaya denganmu, apakah kamu tidak ingin menolongnya?"

Mendengar kata-kata Mike yang terdengar sengaja, aku justru harus berusaha tenang dan berkata: "Karena aku peduli dengannya jadi diriku datang, aku tidak malu terhadap diriku karena aku sudah melakukan kewajiban sebagai bos. Jika kamu ingin mempergunakan Gunawan untuk menghinaku, itu tidak akan mungkin terjadi!"

Aku terdiam sejenak lalu tatapanku berubah menjadi dingin, mencabut pisau yang berada di tanah dan menunjuk ke arah Mike, setelah itu dengan seriusnya aku berkata: "Tapi kalau dirimu berani melukai Gunawan, aku bersumpah akan membunuhmu!"

Saat teriak diriku mengeluarkan hawa-hawa menyeramkan dan tubuhku penuh dengan kekuatan, diriku seperti binatang buas yang siap menyerang mangsanya.

Gunawan yang sudah terluka parah menghentikan teriakannya dan menatapku, kedua netranya yang bengkak mengeluarkan ekspresi bangga dan kagum terhadapku.

Mike mematung selama dua detik saat mendengar kata-kataku, tapi setelah itu ia dengan seramnya tertawa dan berkata: "Seru juga, kalau begitu bunuhlah aku!"

Setelah selesai berujar, ia mengangkat pisau tersebut dan dengan kuat menusuk pundak Gunawan.

Novel Terkait

Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu