Wahai Hati - Bab 94 Ruben Yang Misterius (1)
Ruben yang selalu anggun dan elegan, tiba-tiba menunjukkan karakter liarnya, perubahan ini membuatku tampak menyedihkan, dan membuka pikiranku, aku tidak menyangka, dia seorang sarjana yang baru kembali dari luar negeri, memiliki kekuatan yang begitu mengejutkan.
Berjabat tangan sebelumnya, dia menggunakan kekuatannya ketika aku lengah, membuatku kesakitan dan tidak mampu melawan, aku hanya bisa melihat itu sebagai provokasi, yang dia miliki paling hanya kekuatan saja, karena itu aku tidak menganggap dia sebagai kutu buku yang belajar ke luar negeri, dan karena itu juga, aku menggunakan kata-kata mengancamnya, agar dia mundur. Tapi, aku tidak menyangka, pria ini seorang ahli bela diri, satu tendangannya yang kuat ibarat gemuruh petir, kekuatannya kuat dan keras, dalam sekejap membuatku mengalami luka.
Ruben ini. Tidak hanya tampan, berkharisma, hebat, ahli bela diri, dia juga tinggi, dia benar-benar seorang pria sempurna, pantas saja, kesombongannya begitu alami, tidak heran dia berani memandang remeh diriku, meskipun ayahnya mundur ditakuti olehku, dia berani datang menantangku, mengajak kencan pacarku, ternyata, dia benar-benar hebat, dari segala aspek dia mengalahkan diriku, tampaknya aku sudah tidak bisa sombong di depan matanya, satu-satunya yang bisa bersaing dengannya adalah latar belakang keluargaku.
Ketika aku sedang memikirkan ini, Ruben seolah bisa membaca isi hatiku, dia menginjak tubuhku, berkata dengan suara tajam: “Chandra, dengarkan aku. Tidak peduli apa latar belakangmu, tidak peduli betapa kamu mencintai Marie, aku sarankan, segera putus dengan Marie, karena aku sudah kembali!”
Selesai mengatakannya, dia meyingkirkan kakinya dari tubuhku, lalu berbalik, kembali ke mobil, ketika aku masih belum sempat merespon. Dia sudah menyalakan mobil melaju dengan kencang.
Mobil yang melaju kencang memercikkan debu ke tubuhku, membuat seluruh tubuhku semakin menyedihkan, aku terbaring di tanah, merasakan keputusasaan. Benar, aku memiliki latar belakang keluarga yang menonjol dan dukungan yang kuat, begitu ini semua diambil, aku tampak sangat lemah, menghadapi lawan seperti Ruben, aku tidak memiliki kekuatan untuk membalas balik, aku sangat membenci lawan ini, dan ingin menedangnya, tapi pada kenyataannya, akulah yang ditendang. Saat ini, yang terluka bukan tubuhku saja melainkan harga diri dan jiwaku.
Ruben, dia menghancurkan jiwa dan tubuhku, dan aku hanya bisa melihat dia pergi. Ketidakberdayaan ini, benar-benar membuatku depresi.
Sore tadi aku berjanji kepada Marie, kehidupanku nanti akan terbebas dari kekhawatiran, siapa sangka, selesai makan malam, malapetaka datang, lawan seperti Ruben benar-benar sangat kuat, dia tidak takut pada latar belakang keluargaku, dia memiliki penampilan dan kekuatan yang luar biasa, dia bahkan memiliki kenangan yang berharga bersama dengan Marie, kelebihan dia sangat banyak, membuat diriku merasa kecil. Perasaan ancaman ini benar-benar terasa kuat, aku tidak takut dia menghabisiku, aku takut dia merampas Marie, dan takut diriku kalah mengenaskan di tangannya.
Tiba-tiba, aku menghela nafas berat, lalu perlahan-lahan bangkit dari tanah. Berdiri, melirik Villa Marie dengan tatapan kuyuh, selang sesaat, aku pergi meninggalkan blok Greenland.
Aku berjalan sendirian di malam yang gelap, langkahku lamban, pikiranku kacau, dan hatiku gelisah. Tanpa terasa, waktu sudah menunjukkan pukul 12, pintu asrama saat ini sudah ditutup, aku sudah tidak bisa kembali ke sekolah, hanya bisa tinggal di hotel terdekat.
Ketika membuka pintu, hal pertama yang aku lakukan adalah mandi, membersihkan debu dan kotoran, menghilangkan rasa lelah dan kegalauan, menghilangkan bekas yang tak tertahankan, setelah mandi, aku berbaring di tempat tidur. Berpikir dengan tenang seorang diri.
Hari ini aku tidak memberitahu siapapun tentang penindasan Ruben, anggap saja diriku bisu, tapi ini tidak menandakan, aku akan melepaskan Ruben. Dia lawan yang kuat, tidak mudah dihadapi, tapi aku harus memikirkan cara untuk melawannya, aku harus menyingkirkan sampah yang ada di depan mataku. Kalau tidak, dia akan terus mengejar Marie, meskipun aku yakin perasaan Marie padaku, aku tahu dia tidak akan dengan mudah berubah pikiran, tapi Ruben ini benar-benar luar biasa, mungkin dia akan menggunakan segala macam cara untuk merayu Marie, persyaratan dirinya juga sangat bagus, membuat diriku merasa berada dalam bahaya, aku harus menghentikan segala tindakannya sebelum dia berhasil.
Tapi masalahnya adalah, aku harus bagaimana melawannya. Pemikiran pertamaku adalah mencari bantuan Fetrin, tapi ide ini dengan cepat dihancurkan olehku, aku benar-benar tidak ingin mencari orang tua untuk masalah kecil ini, perasaan ini seperti aku kembali seperti dulu, dulu ketika aku ditindas teman, aku selalu mencari ibuku, segala sesuatu aku mengandalkan ibuku, dan ini membuatku semakin pengecut, sekarang, aku berubah, berubah menjadi kejam, berubah menjadi tidak pengecut, kalau begitu, ada alasan apa setiap aku ada masalah pergi mencari Fetrin?
Aku bukan bertemu ancaman mematikan, melainkan hanya bertemu lawan cinta yang kuat, masalah ini, lebih baik mengandalkan diri sendiri menyelesaikannya, kalau tidak akan menang dengan memalukan, hanya saja, dari perselisihan hari ini dengan Ruben, aku pribadi sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan dia, bagaimana bisa aku mengalahkannya?
Berpikir sana-sini, akhirnya aku kembali ke titip awal, aku benar-benar sedikit pusing, tepat ketika aku berkecil hati, aku tiba-tiba mengingat, bukankah aku memiliki sekumpulan teman? Mereka juga termasuk kekuatanku, kalau aku ada masalah aku bisa bersama dengan mereka menyelesaikannya, iya, benar begitu saja.
Keesokan pagi hari, aku pergi mencari Gunawan, aku tidak bertele-tele dan langsung bertanya kepadanya: “Apakah kamu mengenal Ruben, putra Keluarga Cai?”
Hanya tahu sekilas. Ingin melawan Ruben, terlebih dahulu harus memahami dirinya, Gunawan adalah orang lokal, dan Keluarga Cai merupakan keluarga yang terkenal di kota ini, lebih kurang Gunawan pasti memahami Ruben.
Hanya saja, Gunawan memalingkan matanya berpikir sekian lama, dia masih tampak bingung, dia menjawabku dengan jujur: “Terkait Keluarga Cai, aku tahu sedikit, mereka termasuk bangsawan di kota ini, tapi tuan muda Cai ini, aku tidak tahu terlalu banyak, sejak kecil dia sudah keluar negeri, aku tidak familiar dengannya. Ada apa, kak Chandra, untuk apa kamu mencari tahu tentang dirinya?”
Setelah mendengar jawaban Gunawan, hatiku sedih, Ruben ini cukup hebat dan misterius, sulit bagiku untuk memahaminya. Namun, sesulit apapun, aku juga harus melawannya. Aku tidak menyembunyikannya, dan langsung menjawab Gunawan: “Pria ini berencana merayu Marie, aku harus memberinya pelajaran!”
Mendengar ini, Gunawan marah, dan berkata: “Anj*r, keberanian dari mana, beraninya merayu kakak ipar, langsung habisi dia!”
Gunawan termasuk teman terdekatku, tentu saja dia tahu seberapa kuat keluargaku, terkait kematian Michael, dia pasti tahu ini ada hubungannya denganku. Jadi baginya, aku adalah raja yang harus dihormati, dia lebih menghormatiku dari sebelumnya, dia merasa, di dunia ini tidak ada masalah yang tidak bisa aku selesaikan, meskipun pihak lawan adalah tuan muda Keluarga Cai, Gunawan juga merasa ini tidak perlu dipikirkan lagi, habisi saja bila perlu!
Novel Terkait
Rahasia Istriku
MahardikaPengantin Baruku
FebiDemanding Husband
MarshallUnlimited Love
Ester GohJalan Kembali Hidupku
Devan HardiDark Love
Angel VeronicaInnocent Kid
FellaWahai Hati×
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (1)
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (2)
- Bab 2 Bu, Maaf (1)
- Bab 2 Bu, Maaf (2)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (1)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (2)
- Bab 4 Pria Perkasa (1)
- Bab 4 Pria Perkasa (2)
- Bab 5 Kemunculan Olive
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (1)
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (2)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(1)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(2)
- Bab 8 Musuhku(1)
- Bab 8 Musuhku(2)
- Bab 9 Sebelum badai datang
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (1)
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (2)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (1)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (2)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (1)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (2)
- Bab 13 Menjadi Pahlawan
- Bab 14 Lalat yang menganggu (1)
- Bab 14 Lalat yang menganggu (2)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (1)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (2)
- Bab 16 serangan yang terbuka mudah untuk ditangani, serangan kegelapan sulit untuk dihindari
- Bab 17 Harimau ingin menunjukkan kekuatan
- Bab 18 Aksi Balas Dendam
- Bab 19 Apa yang ditakutkan pasti akan terjadi
- Bab 20 Momen Menegangkan
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (1)
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (2)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (1)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (2)
- Bab 23 Majikan dan Anjingnya
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (1)
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (2)
- Bab 25 Rencana Licik (1)
- Bab 25 Rencana Licik (2)
- Bab 26 Satu Langkah Lagi
- Bab 27 Melukai Diri untuk Mendapatkan Kepercayaan
- Bab 28 Cinta dan Tidak Cinta
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (1)
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (2)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (1)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (2)
- Bab 31 Aura Seorang Ratu
- Bab 32 Pilihanmu Tidak Salah
- Bab 33 Pencegatan Mike
- Bab 34 Penyiksaan yang Kejam
- Bab 35 Ia adalah Ten Zhou
- Bab 36 Satu yang Menjaga, Tidak Ada yang Berani Menyerang
- Bab 37 Dendam dan Kewajiban
- Bab 38 Kecelakaan Gunawan
- Bab 39 Tokoh Kecil yang Tidak Dianggap
- Bab 40 Olive yang Sangat Terkejut
- Bab 41 Memancing ke dalam Jebakan
- Bab 42 Mike Berlutut
- Bab 43 Aura Pemenang
- Bab 44 Menginjak Jalan yang Buruk
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (1)
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (2)
- Bab 46 Pertarungan
- Bab 47 Tidak Ada yang Bisa Menaklukkanku
- Bab 48 Mencari Masalah
- Bab 49 Dua puluh miliar, itu hal yang kecil
- Bab 50 Menarik Uang
- Bab 51 menganggapmu ayah jika kaya
- Bab 52 keagungan
- Bab 53 Fetrin yang Percaya Diri
- Bab 54 Pengemis Tua
- Bab 55 Ada Uang, Sombong
- Bab 56 Krisis Ekonomi Keluarga Hu
- Bab 57 Merasa Terkejut
- Bab 58 Mike Kembali
- Bab 59 Datang Sendiri
- Bab 60 Boleh Membunuh Tapi Tidak Boleh Menghina
- Bab 61 Satu panggilan kak Chandra
- Bab 62 Mati dan hidup bersama
- Bab 63 Tidak berhenti sampai mati
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (1)
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (2)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (1)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (2)
- Bab 66 Waktu kematian sudah datang
- Bab 67 Perbuatan tercela Mike
- Bab 68 Fetrin Tiba
- Bab 69 Tuan Muda, Aku Terlambat
- Bab 70 Menjalani Keputusan Tuhan
- Bab 71 Amarah Michael Li
- Bab 72 Remehan Fetrin
- Bab 73 Bahaya Menyerang
- Bab 74 Namaku Jeno (1)
- Bab 74 Namaku Jeno (2)
- Bab 75 Michael Li Yang Jago
- Bab 76 Ada Orang di dalam Rumah
- Bab 77 Insting Orang hebat
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(1)
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(2)
- Bab 79 Jangan Mengulang ke Tiga Kalinya
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (1)
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (2)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (1)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (2)
- Bab 82 Balasan
- Bab 83 Posisi Defensif Michael Li
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (1)
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (2)
- Bab 85 Kematian Michael Li
- Bab 86 Kejadian saat itu
- Bab 87 Ayahmu
- Bab 88 Perasaan gelisah yang kuat.
- Bab 89 Perselisihan di Villa Keluarga Hu
- Bab 90 Sekeliling penuh dengan musuh
- Bab 91 Tuan Chandra
- Bab 92 Halo, Nama Aku Ruben
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (1)
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (2)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (1)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (2)
- Bab 95 Malu Ekstrim
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (1)
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (2)
- Bab 97 Kita Putus Saja (1)
- Bab 97 Kita Putus Saja (2)
- Bab 98 Kebencian
- Bab 99 Orang Belakang Ruben
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (1)
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (2)
- Bab 101 Menatap Semua orang
- Bab 102 Bersebrangan Dengan Marie Hu
- Bab 103 Ruben Yang Penuh Percaya Diri
- Bab 104 Tangkap Ruben dengan cara apapun
- Bab 105 Pertempuran Sengit
- Bab 106 Amarah Ruben
- Bab 107 Chris VS Ruben
- Bab 108 Kemampuan Fetrin
- Bab 109 Marie Berlutut
- Bab 110 Membalas Dendam Kepada Ruben
- Bab 111 Maaf, Aku Tidak Terima
- Bab 112 Pria Besar muncul
- Bab 113 Bunga Kampus yang Ketiga
- Bab 114 Selalu ada orang yang lebih hebat
- Bab 115 Putra Godi chen
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (1)
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (2)
- Bab 117 Ferdy Yang bertindak
- Bab 118 Keputusasaan Tanpa Akhir
- Bab 119 Lebih Baik Mati Daripada Hidup
- Bab 120 Pengemis Dan orang kaya generasi kedua (1)
- Bab 120 Pengemis dan orang kaya generasi kedua (2)
- Bab 121 Candra, Kamu Tamat (1)
- Bab 121 Chandra, Kamu Tamat ( 2)
- Bab 122 Ciuman Clara
- Bab 123 Kemarahan Ferdy
- Bab 124 Kobaran Api
- Bab 125 Hidup Mati
- Bab 126 Kematian Ruben Cai
- Bab 127 Ucapan Marie
- Bab 128 Menuju Ke Lokasi Perang
- Bab 129 Tuan Muda Ferdy Yang Susah Ditebak
- Bab 130 Ibuku Datang
- Bab 131 Keangkuhan Tuan muda Ferdy
- Bab 132 Api Peperangan Menyala
- Bab 133 Ibuku VS Tuan Muda Ferdy
- Bab 134 Berjuanglah Untuk Tetap Bertahan Hidup
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (1)
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (2)