Wahai Hati - Bab 114 Selalu ada orang yang lebih hebat
Perkataan Gadis bertopi yang baru muncul ini membuatku terasa sakit, ini membuatku tidak berkesan baik padanya, awalnya aku mengira dia berpenampilan tertutup karena wajah yang jelek, atau karna dia seperti dengan cewek mata duitan sehingga berpenampilan tertutup.
Namun, ketika dia melepas syalnya untuk memperlihatkan mukanya, aku langsung melongo.
Aku mengakui aku terpesona karena kecantikannya, aku sungguh tidak bisa menahannya.
Aku belum pernah melihat wanita secantik ini. Olivia dan Marie Hu memang sangat cantik, sejak aku mendekati mereka, sikapku terhadap gadis lain terlampau dingin biarpun cewek yang sangat cantik pun belum tentu aku suka. Tapi semenjak ketemu gadis bertopi ini hanya hitungan detik saja dia susah masuk kedalam hatiku, aku tidak menyaka bisa ketemu gadis yang secantik dia.
Meskipun Olivia dan Marie Hu cantik, tapi itu hanyalah kecantikan buatan saja, tapi gadis bertopi ini memiliki kecantikan yang alami, dia dia sangat polos dan tidak memerlukan aksesoris tambahan apa pun, bahkan bila dia hanya mengenakan sepotong kain, hal tersebut tidak akan mempengaruhi kecantikannya sama sekali. Postur tubunya yang tiada tandingnya. Aku tidak tahu bagaimana harus menggambarkannya. Aku hanya tahu bahwa setelah melihat penampilannya, aku tidak mampu bergeming. Mata terbuka dan detak jantungku tidak bisa berhenti berdebar.
Pria seperti aku yang biasa dekat dengan wanita saja bisa sampai ngiler. Apalagi laki-laki lain yang melihatnya, pasti akan mimisan!
Aku terdiam sejenak secara perlahan baru mulai bereaksi Dia berkata bahwa namanya Clara Xia, bukankah dia ini adalah bunga kampus yang paling misterius di kampus kita?
Aku sudah lama mendengarnya, bila ada tiga bunga utama di kampus, selain Olivia dan Marie Hu, ada juga Clara Xia yang sangat misterius. Aku sudah di sini begitu lama, tetapi aku belum pernah melihatnya. Tentu saja, aku tahu. jika aku melihatnya, aku pasti tidak akan mengenalnya. Semua orang di kampus mengetahui bahwa dia sangat misterius dan rendah hati, sehingga hampir tidak ada orang di kampus yang mengenalinya, hanya namanya yang sering terdengar.
Aku tidak mengerti angin apa yang meniup si bunga kampus misterius ini kesisiku. Meskipun aku dimarahi olehnya, namun hal itu telah terlupakan untuk sementara waktu, entah itu karena dia terlalu cantik, atau misteri kecil dibaliknya yang membangkitkan minatku. Lagipula, setelah mengetahui bahwa dia adalah Clara Xia, kemarahanku mereda. Aku beneran lupa bila aku marah, hanya tertegun di tempat. Setelah sekian lama, aku lalu bertanya kepadanya, "Apa maksudmu?"
Clara Xia senyum manis dan berkata kepadaku: "Tidak bermaksud apa-apa, hanya berbaik hati mengingatkanmu untuk sedikit waspada, jika tidak, hal itu akan menyakiti dirimu sendiri!"dari perkataannya aku sedikit mengerti maksud dia. Dia bukan tak beralasan sama sekali memarahiku, dia mengingatkanku layaknya seorang sahabat. Namun dia menyuruhku untuk merendah, ini terlalu menyindir bagiku. Dulu aku juga sangat rendah hati, tetapi sekarang dapatkah aku kembali ke masa lalu?
Aku tidak bisa kembali lagi seperti dulu. Aku telah didorong kepuncak. Aku sudah terbiasa dengan sikap ini dikampus. Bahkan jika aku ingin bersikap rendah hati, itu sudah tidak mungkin. Aku sudah berubah, menjadi tidak terkendali dan sewenang-wenang, aku mulai terbiasa dengan pemandangan dari ketinggian ini, aku tidak ingin terperosok ke bawah lagi. Oleh karena itu, tidak peduli apapun alasan Clara Xia mengingatkanku, aku tidak bisa melakukan apa yang dikatakannya. Aku menjawab langsung kepadanya dan berkata: "Terima kasih atas peringatannya, tetapi aku tidak ingin berubah, aku juga tidak berpikir ada seseorang yang dapat melukaiku"
Nada suaraku menonjolkan kesombonganku. Aku naik ke puncak dan benar-benar merasa aku sudah seperti mahakuasa. Bahkan Ruben telah dihancurkan olehku. Siapa lagi yang bisa aku takuti!
Setelah Clara Xia mendengar kata-kataku, dirinya menghela nafas. Dia menggeleng-gelengkan kepalanya tak berdaya, kemudian berkata kepadaku : "Di dunia ini tidak sesederhana yang kamu pikirkan. Percayalah orang yang lebih hebat selalu ada. kita sebagai manusia harus belajar rendah hati jangan terlalu sombong, karena itu akan membawa masalah buat kita. Kamu renungkanlah perkataanku ini.
Setelah selesai berbicara, dia memakai syalnya lalu menutupi hidung dan mulutnya lagi, kemudian mengambil satu langkah dan pergi dengan leluasa!
Aku melihat arah perginya seakan merasa dia seperti seorang ahli, datang dengan tiba-tiba dan pergi dengan tergesa-gesa, dia datang kepadaku secara khusus hanya untuk mengajariku beberapa prinsip Kebenaran menjadi seorang manusia? Atau, dia hanya ingin mengingatkanku bahwa bila aku tetap menonjolkan diri, maka akan berbahaya bagiku?
Sebenarnya apa maksudnya? Dan kenapa pula dia begitu baik padaku?
Aku benar-benar bingung, aku tidak bisa memahaminya, Clara Xia orang yang sangat rendah hati, muncul untuk memperdulikan hal yang bukan urusannya. Dia tak ada hubungan apapun denganku.
Setelah memikirkannya dalam waktu yang lama, aku masih tidak paham, akhirnya aku pergi ke restoran Hakka Yi.
setelah aku masuk ke dalam bilik restoran, teman-temanku mengelilingiku sambil bergosip dan berkata, "Kak Chandra, siapa gadis yang barusan itu? tampangnya seperti pencuri!"
Setelah aku duduk, aku menjawab dengan acuh tak acuh: "Clara Xia!"
Ketika mereka mendengar nama itu, teman-temanku semua tercengang, hanya bisa tertegun. Di dunia mereka, Clara Xia adalah karakter dalam mitologi, yang mereka hanya bisa mendengar legendanya, sulit untuk melihatnya. Jadi, ketika mereka menyadari bila barusan mereka telah melihat dewi yang paling misterius dalam legenda, semua orang nampak sangat bersemangat. Terlepas dari kegembiraan itu, mereka tidak bisa menahan gosip keingintahuan. Gunawan bertanya kepadaku terlebih dahulu: "Tidak mungkin, Clara Xia menyatakan cinta padamu? "
Aku hanya tersenyum pahit menjawab: "Bukan mengungkapkan isi hati, melainkan mengajariku untuk menjadi orang, dia bilang aku terlalu angkuh!"
Ketika teman-teman mendengarku, mereka segera menutup mulut, semua orang melihatku, aku melihat mereka, saling memandang satu sama lain. Bila dia adalah anak laki-laki yang mengatakan hal ini, teman-teman pasti telah menghajarnya, tetapi dia adalah seorang wanita, tak lain adalah bunga kampus misterius yang menyentuh hati mereka jadi mereka hanya bisa diam saja.
Aku juga tahu bila teman-temanku ini ingin sekali bertanya tapi tidak tau mau mulai dari mana, lagian tentang Clara Xia aku juga tidak bisa menjawabnya, karena aku sendiri juga tidak tau bunga kampus misterius ini salah makan obat apa, kenapa bisa tiba-tiba datang mencariku ini sangat aneh!
Setelah makan, kelompok kami meninggalkan restoran. Teman-teman mengobrol satu per satu. Aku berjalan diam-diam seperti orang yang tak terlihat, namun ketika aku melewati pintu toko hot pot, langkah kakiku berhenti, detak jantungku berhenti, dan pandanganku tertuju pada seseorang yang aku kenal di dalam, dia duduk disana dan sedang makan hot pot, dia adalah clara xia yang barusan aku ketemu.
Aku mengenali pakaian dan topinya, dan agak terbiasa dengan sosoknya, jadi meskipun dia sedang menundukkan kepalanya, aku mengenalinya hanya dengan sekejap mata. Sejujurnya, dia ini benar-benar wanita misterius. Baru saja, aku berdekatan dengannya. Meskipun pakaian yang dia kenakan sangat sederhana dan biasa, tapi bahan pakaiannya sangat bagus. Sekali melihat bisa tau harganya mahal, Dan juga, aku dapat menyimpulkan bila keluarganya pasti bukan orang biasa. Aku tak bisa membayangkan bila dia akan datang untuk makan di toko kecil ini.
Ini adalah toko kecil yang sering aku lewati. Biasanya terlihat sedikit sepi, kemungkinan rasanya tidak enak, tidak ada yang suka. Lagi pula, aku belum pernah memakannya, dan tidak tahu kenapa Clara Xia menyukai toko ini, mungkin saja seleranya berbeda!
Saat aku memandangnya, teman-teman mengikuti arah pandanganku dan menyadari Clara Xia. Segera, mereka menjadi tertarik dan satu demi satu berkata: "Kak Chandra, ini jodoh, bertemu lagi. Aku pikir Clara Xia pasti suka kamu, makanya sengaja mengatakan beberapa kata untuk membangkitkan perasaanmu, membuatmu terpengaruh, mau tidak kamu masuk dan mengodanya , aku pikir kamu bisa melakukannya! "
Teman-teman memberikanku semangat. Meskipun mereka biasanya tidak berkata apa-apa, namun semua orang tahu bila setelah aku patah hati, aku berubah menjadi orang lain dan menjadi sedikit mati rasa. Ada rasa sakit di hatiku, tetapi aku tidak menunjukkannya. Semua orang berharap aku bisa bangkit berdiri lagi, jadi mereka semua ingin mencarikan aku hubungan baru, setiap kali seorang wanita cantik menyatakan cinta padaku, mereka semua dengan sadar diri menyelinap pergi, memberiku kesempatan untuk sendirian, hari ini, orang yang mencariku adalah salah satu wanita tercantik di kampus, Clara Xia, yang membuat mereka merasa lebih serasi. Bahkan bila Clara Xia bukan menyatakan cinta padaku, mereka juga berharap aku bisa berbicara dengannya.
Aku sedikit kagum terhadap imajinasi teman-temanku, apakah seorang dewi seperti Clara Xia masih perlu menggunakan metode ekstrem untuk mendapatkan perhatianku? Selama dia menunjukkan wajahnya, dia sudah bisa membuatku memperhatikannya sepenuhnya. Bila dia benar-benar ingin mengejar siapa pun, dia tidak perlu menghabiskan usaha apa pun untuk melakukannya. Aku masih memiliki sedikit pengetahuan, aku benar-benar tahu betul bila dia mengatakan hal tersebut kepadaku, pasti ada alasannya. Jadi, tidak peduli apa yang temanku pikirkan, aku langsung berkata kepada mereka: "Kalian pulanglah duluan, biarkan aku berbicara dengannya!"
Ketika teman-teman mendengarkan perkataanku itu, mereka semua menunjukkan pandangan 'Aku mengerti'. Mereka menghela napas padaku dan pergi dengan riang.
Aku tidak menjelaskan apa pun kepada mereka, terserah mereka mau salah paham atau tidak, bagaimanapun aku tidak punya pemikiran untuk berpacaran, biarpun kecantikan clara sudah menyentuh nadi jantungku, tetapi hal itu tidak akan membuatku tergila-gila dengannya, aku tidak percaya cinta pada pandangan pertama, sekarang aku mati rasa dengan cinta, aku ingin berbicara dengannya, hanya untuk memahami keraguan dalam hatiku.
Setelah beberapa detik, aku mengambil langkah dan berjalan masuk ke Restoran hot pot. Di dalam toko hanya ada Clara Xia sendiri. Dia masih makan hot pot dengan serius. Dia tidak memperhatikan siapa pun yang datang. Tanpa ragu-ragu, aku langsung ke kursi di hadapannya, duduk dan berkata, "hai cantik, kebetulan sekali!"
Ini adalah cara paling kuno untuk berbicara dengan seorang wanita cantik, yang paling sulit bagiku adalah berbicara dengan wanita cantik, jadi aku hanya bisa mengucapkan kata paling kuno seperti itu.
Clara Xia melirikku, dia tampak tidak terkejut sama sekali. Dia hanya makan bihun secara perlahan kemudian berkata kepadaku , "Kursi itu ada yang punya!"
Kata-katanya membuat senyumanku tiba-tiba membeku. Tak dapat menahan rasa maluku. Ini adalah pertama kalinya aku duduk dan ngobrol dengannya Meskipun Clara Xia bukanlah tipe orang yang angkuh, saat itu dia mengambil inisiatif mencariku, jadi aku pikir sikapnya akan berbeda, namu aku tidak menyangka dia tak mengenaliku lagi hanya dalam sekejap mata, dan mengucapkan kalimat yang membuatku merasa kurang nyaman, aku benar-benar tidak dapat berkata apa-apa.
jika aku tahu dia tidak sendirian, aku tidak akan datang untuk membuat diriku terlihat konyol, tetapi sekarang aku sudah duduk disini, jika aku pergi begitu saja maka hal ini akan lebih memalukan. Jadi, aku berpura-pura seperti tak terjadi apa-apa, dan mencoba bertanya: "Pria atau wanita?"
Clara Xia dengan tenang berkata: "Pria!"
Aku tertegun dan berkata: "Pacar?"
Clara Xia mejawab dengan sangat singkat: "Tidak!"
Mendengar ini, aku langsung menjadi berani dan berkata dengan bangga: "Tidak apa-apa, tunggu sampai dia datang!"
Karena dia bukan pacar Clara Xia, jadi aku pun tidak perlu sungkan pada pria ini. Seorang pria berjanji dengan Clara Xia di toko kecil ini, jelas bukan orang yang mengejarnya, orang seperti ini pasti orang yang pelit.
Namun, yang sangat mengejutkanku adalah setelah mendengarkan kata-kataku, Clara Xia berkata kepadaku dengan sangat serius: "Sebaiknya kamu pergi secepatnya, bila dia datang dan melihatmu duduk di sini, konsekuensinya akan jadi sangat serius!"
Ketika aku mendengar kata-kata Clara Xia, aku menjadi malu lagi, aku merasa hatiku yang tadinya bangga dipalu lagi, tiba-tiba terasa sangat aneh, mengapa Clara Xia selalu memandang rendah diriku, meskipun dia begitu baik di kampus mengingatkanku, tetapi dia selalu merendahku dalam pernyataannya. Dia berpikir bila ada orang yang lebih kuat dariku. Dan sekarang, aku hanya duduk di kursi seseorang, dia pikir orang itu bisa menghancurkanku?
Aku membeku sesaat, dan tiba-tiba tertawa, aku berkata kepadanya sambil tersenyum: "Wanita cantik, kamu terlalu meremehkanku, apakah kamu benar-benar berpikir bahwa orang biasa dapat mengerjainku?"
Seusai berkata, seseorang menepuk pundakku dan mengeluarkan suara yang datar: "Saudaraku, ini kursiku!"
tubuhku tiba-tiba menegang, kemudian aku menoleh dengan cepat, seorang lelaki berseragam militer ini memberiku Kesan dia orang yang sangat dingin...
Novel Terkait
Hanya Kamu Hidupku
RenataPRIA SIMPANAN NYONYA CEO
Chantie LeeBeautiful Lady
ElsaPredestined
CarlyMy Lady Boss
GeorgeThe Winner Of Your Heart
ShintaWahai Hati×
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (1)
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (2)
- Bab 2 Bu, Maaf (1)
- Bab 2 Bu, Maaf (2)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (1)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (2)
- Bab 4 Pria Perkasa (1)
- Bab 4 Pria Perkasa (2)
- Bab 5 Kemunculan Olive
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (1)
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (2)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(1)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(2)
- Bab 8 Musuhku(1)
- Bab 8 Musuhku(2)
- Bab 9 Sebelum badai datang
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (1)
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (2)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (1)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (2)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (1)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (2)
- Bab 13 Menjadi Pahlawan
- Bab 14 Lalat yang menganggu (1)
- Bab 14 Lalat yang menganggu (2)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (1)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (2)
- Bab 16 serangan yang terbuka mudah untuk ditangani, serangan kegelapan sulit untuk dihindari
- Bab 17 Harimau ingin menunjukkan kekuatan
- Bab 18 Aksi Balas Dendam
- Bab 19 Apa yang ditakutkan pasti akan terjadi
- Bab 20 Momen Menegangkan
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (1)
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (2)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (1)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (2)
- Bab 23 Majikan dan Anjingnya
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (1)
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (2)
- Bab 25 Rencana Licik (1)
- Bab 25 Rencana Licik (2)
- Bab 26 Satu Langkah Lagi
- Bab 27 Melukai Diri untuk Mendapatkan Kepercayaan
- Bab 28 Cinta dan Tidak Cinta
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (1)
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (2)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (1)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (2)
- Bab 31 Aura Seorang Ratu
- Bab 32 Pilihanmu Tidak Salah
- Bab 33 Pencegatan Mike
- Bab 34 Penyiksaan yang Kejam
- Bab 35 Ia adalah Ten Zhou
- Bab 36 Satu yang Menjaga, Tidak Ada yang Berani Menyerang
- Bab 37 Dendam dan Kewajiban
- Bab 38 Kecelakaan Gunawan
- Bab 39 Tokoh Kecil yang Tidak Dianggap
- Bab 40 Olive yang Sangat Terkejut
- Bab 41 Memancing ke dalam Jebakan
- Bab 42 Mike Berlutut
- Bab 43 Aura Pemenang
- Bab 44 Menginjak Jalan yang Buruk
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (1)
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (2)
- Bab 46 Pertarungan
- Bab 47 Tidak Ada yang Bisa Menaklukkanku
- Bab 48 Mencari Masalah
- Bab 49 Dua puluh miliar, itu hal yang kecil
- Bab 50 Menarik Uang
- Bab 51 menganggapmu ayah jika kaya
- Bab 52 keagungan
- Bab 53 Fetrin yang Percaya Diri
- Bab 54 Pengemis Tua
- Bab 55 Ada Uang, Sombong
- Bab 56 Krisis Ekonomi Keluarga Hu
- Bab 57 Merasa Terkejut
- Bab 58 Mike Kembali
- Bab 59 Datang Sendiri
- Bab 60 Boleh Membunuh Tapi Tidak Boleh Menghina
- Bab 61 Satu panggilan kak Chandra
- Bab 62 Mati dan hidup bersama
- Bab 63 Tidak berhenti sampai mati
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (1)
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (2)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (1)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (2)
- Bab 66 Waktu kematian sudah datang
- Bab 67 Perbuatan tercela Mike
- Bab 68 Fetrin Tiba
- Bab 69 Tuan Muda, Aku Terlambat
- Bab 70 Menjalani Keputusan Tuhan
- Bab 71 Amarah Michael Li
- Bab 72 Remehan Fetrin
- Bab 73 Bahaya Menyerang
- Bab 74 Namaku Jeno (1)
- Bab 74 Namaku Jeno (2)
- Bab 75 Michael Li Yang Jago
- Bab 76 Ada Orang di dalam Rumah
- Bab 77 Insting Orang hebat
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(1)
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(2)
- Bab 79 Jangan Mengulang ke Tiga Kalinya
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (1)
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (2)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (1)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (2)
- Bab 82 Balasan
- Bab 83 Posisi Defensif Michael Li
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (1)
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (2)
- Bab 85 Kematian Michael Li
- Bab 86 Kejadian saat itu
- Bab 87 Ayahmu
- Bab 88 Perasaan gelisah yang kuat.
- Bab 89 Perselisihan di Villa Keluarga Hu
- Bab 90 Sekeliling penuh dengan musuh
- Bab 91 Tuan Chandra
- Bab 92 Halo, Nama Aku Ruben
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (1)
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (2)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (1)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (2)
- Bab 95 Malu Ekstrim
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (1)
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (2)
- Bab 97 Kita Putus Saja (1)
- Bab 97 Kita Putus Saja (2)
- Bab 98 Kebencian
- Bab 99 Orang Belakang Ruben
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (1)
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (2)
- Bab 101 Menatap Semua orang
- Bab 102 Bersebrangan Dengan Marie Hu
- Bab 103 Ruben Yang Penuh Percaya Diri
- Bab 104 Tangkap Ruben dengan cara apapun
- Bab 105 Pertempuran Sengit
- Bab 106 Amarah Ruben
- Bab 107 Chris VS Ruben
- Bab 108 Kemampuan Fetrin
- Bab 109 Marie Berlutut
- Bab 110 Membalas Dendam Kepada Ruben
- Bab 111 Maaf, Aku Tidak Terima
- Bab 112 Pria Besar muncul
- Bab 113 Bunga Kampus yang Ketiga
- Bab 114 Selalu ada orang yang lebih hebat
- Bab 115 Putra Godi chen
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (1)
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (2)
- Bab 117 Ferdy Yang bertindak
- Bab 118 Keputusasaan Tanpa Akhir
- Bab 119 Lebih Baik Mati Daripada Hidup
- Bab 120 Pengemis Dan orang kaya generasi kedua (1)
- Bab 120 Pengemis dan orang kaya generasi kedua (2)
- Bab 121 Candra, Kamu Tamat (1)
- Bab 121 Chandra, Kamu Tamat ( 2)
- Bab 122 Ciuman Clara
- Bab 123 Kemarahan Ferdy
- Bab 124 Kobaran Api
- Bab 125 Hidup Mati
- Bab 126 Kematian Ruben Cai
- Bab 127 Ucapan Marie
- Bab 128 Menuju Ke Lokasi Perang
- Bab 129 Tuan Muda Ferdy Yang Susah Ditebak
- Bab 130 Ibuku Datang
- Bab 131 Keangkuhan Tuan muda Ferdy
- Bab 132 Api Peperangan Menyala
- Bab 133 Ibuku VS Tuan Muda Ferdy
- Bab 134 Berjuanglah Untuk Tetap Bertahan Hidup
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (1)
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (2)