Wahai Hati - Bab 14 Lalat yang menganggu (2)
setauku, Elis bukanlah sesosok orang yang suka membaca buku. dia hanya suka berdandan dan melakukan mimpi disiang hari. hari ini kemunculannya di perpustakaan dan bertemu denganku pasti bukanlah sebuah kebetulan. oleh karena itu, aku langsung bertanya dengan cuek :" ngapain?"
Elis menggerutu dan berkata dengan wajah yang serius :" ada yang perlu kukatakan padamu. kita bicarakan diluar saja!"
seperti dugaanku, dia sengaja datang untuk menemuiku. meskipun aku sangat terganggu olehnya, namun aku juga susah untuk menolaknya sekarang. didunia ini, penjahat dan wanitalah yang tidak boleh disinggung. Elis setiap hari sengaja menyindirku dan membuatku semakin menderita. demi mengurangi sindirannya padaku, aku terpaksa mengikutinya keluar.
kami datang kesebuah ruang kelas yang kosong. Elis lalu mengunci pintu dan dia berkata kepadaku :" Chandra, kamu seharunya jelas kalau nama baikmu sudah hancur disekolah ini. mungkin kamu akan sangat kesulitan untuk mencari seorang pacar sekarang. namun aku tidaklah sombong. aku masih memandang tinggi dirimu. semua perkataanku dulu masih berlaku hingga sekarang. bagaimana, apakah kamu menyetujuinya sekarang?"
setelah mendengar pengakuan cinta dari Elis, aku hampir muntah darah. aku tidak menyangka kalau gadis ini masih menyukaiku. ternyata selama ini dia menyindirku hanya untuk membuat nama baikku rusak agar tidak ada gadis lain yang menyukaiku. aku yang tidak ada pilihan lagi terpaksa harus memilihnya. dia benar benar sangatlah licik. mungkin bagi Elis, kampus adalah tempat untuk berpacaran. siapa yang tidak berpacaran dizaman ini, maka orang itu pastilah tidak bisa hidup dengan tenang.
aku tidak berpikir lagi dan langsung menolaknya sambil berkata :" maaf, aku tidak ingin berpacaran semasa kuliah. lebih baik jika tidak ada yang menyukaiku!"
setelah mendengar ini, Elis langsung marah dan berkata kepadaku dengan tidak puas :" kenapa kamu sangat keras kepala, apa yang buruk dariku? aku bisa menyukaimu mungkin karena berkat dari kebaikan yang kamu lakukan selama 8 abad yang lalu. dan apa yang kamu lakukan sekarang? kalau kamu tidak menerimaku, kamu pasti akan menyesal kedepannya!"
sebenarnya jika dilihat dengan teliti, Elis adalah wanita yang cantik dan berkulit putih. dia bisa dibilang cantik dikalangan wanita. namun dia terlalu percaya diri dan sombong. aku juga tidak menyukai sifatnya. setelah mendengar perkataannya, aku sedikit tidak senang dan langsung berkata :" aku tidak menginginkan berkat itu. tolonglah, jangan menyukaiku lagi. anggap saja aku tidak ada didalam pandanganmu. oke?"
Elis kembali merasakan sakit yang luar biasa karena ditolak kembali olehku. dia sangat marah dan menunjuk kearahku sambil berkata :" hei Chandra, kamu pikir kamu siapa? kamu hanyalah sebuah sampah dan seorang pengecut yang bergantung pada wanita. apakah kamu pikir kamu bisa hidup dengan tenang hanya dengan bergantung pada Olive? jangan bermimpi lagi, akan kukatakan kepadamu. sekarang Olive juga sudah terlibat hanya karena dirimu. Gunawan mullai mencari Olive. Mike juga memukuli Gunawan. sekarang Mike dan Gunawan sudah saling dendam. Gunawan tidak akan memperdulikan Mike lagi dan pasti akan menghajarmu. riwayatmu akan tamat jika dia keluar dari rumah sakit nanti!"
disaat ini, aku hanya ingin menarik nafas yang dalam. Elis benar benar sangat hebat, dia bisa memikirkan alasan apapun. aku tidak ingin mendengar omong kosongnya lagi dan berkata :" apakah sudah selesai berbicara? kalau sudah, bolehkan aku pergi sekarang!"
Elis masih belum berhenti :" tunggu, aku katakan padamu Chandra, jika kamu baik padaku, aku akan menjamin keselamatanmu. namun kamu terlalu keras kepala. tunggu saja, kamu pasti akan mendapat balasannya dikampus nanti. Olive membantumu hanya karena mengasihanimu. dia hanya membantumu sesaat, bukan selamanya!"
perkataan Elis semakin keterlaluan, kesabaranku juga ada batasnya. aku mulai emosi dan berkata :" Cukup!"
melihat aku yang mulai marah, Elis malah semakin bersemangat. suaranya semakin kuat dan berkata :" kenapa? apakah perkataanku ada yang salah? dasar pengecut, bukankah kamu hanya bergantung pada bantuan dari Olive? sekarang dia juga terlibat karenamu. apakah kamu merasa dia akan membantumu lagi? dia juga bukanlah merupakan ibumu, dia tidak akan bertanggung jawab padamu seumur hidupmu!"
awalnya aku tidak akan menghiraukan semua perkataan Elis. namun sekarang dia telah membicarakan ibuku, ini merupakan sindiran terbesar bagiku. bagian paling sensitif dalam hatiku sudah disentuh olehnya. perasaan seperti ini sangatlah tidak baik!
aku menatapnya dengan cuek dan merasa geram sambil berkata :" diam, jangan bahas ibuku. kamu tidak berhak!"
jika Elis bisa diam hanya dengan dinasehati, maka aku juga tidak perlu marah lagi. tetapi wanita ini sangatlah tidak menghargai perasaanku. dia melanjutkan perkataannya :" kenapa rupanya kalau membahas ibumu? emangnya ibumu adalah wanita kudus? harus dikatakan kalau kamu yang pengecut seperti sekarang, pastilah karena selalu bersembunyi didalam lindungan ibumu. ibumu juga harus bertanggung jawab pada dirimu yang seperti sekarang!"
sekarang aku merasa otakku segera pecah. aku sangat marah dan menggepalkan tanganku dengan erat. aku lalu berteriak dengan kuat :" aku suruh kamu diam!"
Elis benar benar kekurangan urat malu. melihat diriku yang sudah marah, dia tidak tahu untuk menahan dirinya dan sengaja berjalan mendekatiku sambil berkata :" kenapa kamu kasar seperti ini? kenapa, apakah kamu ingin memukulku? tidak usah menakutiku, apakah aku tidak jelas pada sifatmu? kamu hanyalah pengecut yang tidak berani membalas jika dihajar. namun kenapa kamu begitu keras didepanku? aku sekarang sudah berada didepanmu, apakah kamu berani menyentuhku? apakah pria lemah sepertimu berani memukul orang? apakah kamu pernah memukul orang? kamu tahu..."
mulut Elis bagaikan keran air yang tidak bisa ditutup lagi. dia terus berkata tiada henti hentinnya.
semua perkataannya bagaikan duri dan semua itu merupakan sindiran. semua perkataannya seolah olah menstimulasi sarafku, pikiranku tiba-tiba muncul banyak gambaran. Sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, banyak wajah yang muncul didalam pikiranku. ejekan dan juga banyak orang menggertakku, tapi aku tidak berani melawan, dan keempat orang gangster itu, mereka menghina ibuku, aku hanya bisa melihat mereka tanpa bergerak, aku membenci diriku sendiri, aku benci, aku tidak boleh menjadi pria lemah lagi, benar benar tidak boleh!
disaat ini, kemarahanku meledak dan itu membakar logikaku. aku bahkan lupa kalau siapa yang sedang berdiri didepanku. ketika Elis masih sedang berbicara, aku langsung mengangkat tanganku dan menamparnya!
suara yang nyaring dan tamparan itu mendarat diwajah Elis. disaat ini, Elis pun terbengong. air mata bergelinang dimatanya. dia menatapku dengan tidak percaya dan berkata :" kamu berani memukulku?"
aku seketika menyadarkan diri ketika mendengar suara Elis. logikaku langsung pulih disaat ini. namun aku masih dalam kondisi emosi sekarang. aku tahu kalau aku baru saja memukuli Elis. namun jika aku tetap bersikap tenang tadi, aku pasti tidak akan memukuli seorang wanita. namun Elis sudah merobek kembali bekas luka didalam hatiku dan membuat aku kehilangan logikaku. hal itu juga membuat emosiku meledan. dialah yang meminta tamparan ini!
aku kembali menggepalkan tanganku dan mengancam Elis :" aku akan jujur kepadamu. aku rela jomblo seumur hidup dan aku tidak akan menerima wanita sepertimu. jangan ganggu aku lagi, kalau tidak jangan salahkan aku!"
setelah mengatakan itu, aku langsung pergi tanpa menolehkan kepala!
aku keluar dari ruang kelas dan mendengar suara tangisan Elis dan dia pun berkata :" Chandra, kita tidak akan pernah selesai!"
Novel Terkait
King Of Red Sea
Hideo TakashiBlooming at that time
White RoseMata Superman
BrickMy Secret Love
Fang FangSi Menantu Dokter
Hendy ZhangDemanding Husband
MarshallMy Enchanting Guy
Bryan WuWahai Hati×
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (1)
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (2)
- Bab 2 Bu, Maaf (1)
- Bab 2 Bu, Maaf (2)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (1)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (2)
- Bab 4 Pria Perkasa (1)
- Bab 4 Pria Perkasa (2)
- Bab 5 Kemunculan Olive
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (1)
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (2)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(1)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(2)
- Bab 8 Musuhku(1)
- Bab 8 Musuhku(2)
- Bab 9 Sebelum badai datang
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (1)
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (2)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (1)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (2)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (1)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (2)
- Bab 13 Menjadi Pahlawan
- Bab 14 Lalat yang menganggu (1)
- Bab 14 Lalat yang menganggu (2)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (1)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (2)
- Bab 16 serangan yang terbuka mudah untuk ditangani, serangan kegelapan sulit untuk dihindari
- Bab 17 Harimau ingin menunjukkan kekuatan
- Bab 18 Aksi Balas Dendam
- Bab 19 Apa yang ditakutkan pasti akan terjadi
- Bab 20 Momen Menegangkan
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (1)
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (2)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (1)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (2)
- Bab 23 Majikan dan Anjingnya
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (1)
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (2)
- Bab 25 Rencana Licik (1)
- Bab 25 Rencana Licik (2)
- Bab 26 Satu Langkah Lagi
- Bab 27 Melukai Diri untuk Mendapatkan Kepercayaan
- Bab 28 Cinta dan Tidak Cinta
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (1)
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (2)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (1)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (2)
- Bab 31 Aura Seorang Ratu
- Bab 32 Pilihanmu Tidak Salah
- Bab 33 Pencegatan Mike
- Bab 34 Penyiksaan yang Kejam
- Bab 35 Ia adalah Ten Zhou
- Bab 36 Satu yang Menjaga, Tidak Ada yang Berani Menyerang
- Bab 37 Dendam dan Kewajiban
- Bab 38 Kecelakaan Gunawan
- Bab 39 Tokoh Kecil yang Tidak Dianggap
- Bab 40 Olive yang Sangat Terkejut
- Bab 41 Memancing ke dalam Jebakan
- Bab 42 Mike Berlutut
- Bab 43 Aura Pemenang
- Bab 44 Menginjak Jalan yang Buruk
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (1)
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (2)
- Bab 46 Pertarungan
- Bab 47 Tidak Ada yang Bisa Menaklukkanku
- Bab 48 Mencari Masalah
- Bab 49 Dua puluh miliar, itu hal yang kecil
- Bab 50 Menarik Uang
- Bab 51 menganggapmu ayah jika kaya
- Bab 52 keagungan
- Bab 53 Fetrin yang Percaya Diri
- Bab 54 Pengemis Tua
- Bab 55 Ada Uang, Sombong
- Bab 56 Krisis Ekonomi Keluarga Hu
- Bab 57 Merasa Terkejut
- Bab 58 Mike Kembali
- Bab 59 Datang Sendiri
- Bab 60 Boleh Membunuh Tapi Tidak Boleh Menghina
- Bab 61 Satu panggilan kak Chandra
- Bab 62 Mati dan hidup bersama
- Bab 63 Tidak berhenti sampai mati
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (1)
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (2)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (1)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (2)
- Bab 66 Waktu kematian sudah datang
- Bab 67 Perbuatan tercela Mike
- Bab 68 Fetrin Tiba
- Bab 69 Tuan Muda, Aku Terlambat
- Bab 70 Menjalani Keputusan Tuhan
- Bab 71 Amarah Michael Li
- Bab 72 Remehan Fetrin
- Bab 73 Bahaya Menyerang
- Bab 74 Namaku Jeno (1)
- Bab 74 Namaku Jeno (2)
- Bab 75 Michael Li Yang Jago
- Bab 76 Ada Orang di dalam Rumah
- Bab 77 Insting Orang hebat
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(1)
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(2)
- Bab 79 Jangan Mengulang ke Tiga Kalinya
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (1)
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (2)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (1)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (2)
- Bab 82 Balasan
- Bab 83 Posisi Defensif Michael Li
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (1)
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (2)
- Bab 85 Kematian Michael Li
- Bab 86 Kejadian saat itu
- Bab 87 Ayahmu
- Bab 88 Perasaan gelisah yang kuat.
- Bab 89 Perselisihan di Villa Keluarga Hu
- Bab 90 Sekeliling penuh dengan musuh
- Bab 91 Tuan Chandra
- Bab 92 Halo, Nama Aku Ruben
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (1)
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (2)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (1)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (2)
- Bab 95 Malu Ekstrim
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (1)
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (2)
- Bab 97 Kita Putus Saja (1)
- Bab 97 Kita Putus Saja (2)
- Bab 98 Kebencian
- Bab 99 Orang Belakang Ruben
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (1)
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (2)
- Bab 101 Menatap Semua orang
- Bab 102 Bersebrangan Dengan Marie Hu
- Bab 103 Ruben Yang Penuh Percaya Diri
- Bab 104 Tangkap Ruben dengan cara apapun
- Bab 105 Pertempuran Sengit
- Bab 106 Amarah Ruben
- Bab 107 Chris VS Ruben
- Bab 108 Kemampuan Fetrin
- Bab 109 Marie Berlutut
- Bab 110 Membalas Dendam Kepada Ruben
- Bab 111 Maaf, Aku Tidak Terima
- Bab 112 Pria Besar muncul
- Bab 113 Bunga Kampus yang Ketiga
- Bab 114 Selalu ada orang yang lebih hebat
- Bab 115 Putra Godi chen
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (1)
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (2)
- Bab 117 Ferdy Yang bertindak
- Bab 118 Keputusasaan Tanpa Akhir
- Bab 119 Lebih Baik Mati Daripada Hidup
- Bab 120 Pengemis Dan orang kaya generasi kedua (1)
- Bab 120 Pengemis dan orang kaya generasi kedua (2)
- Bab 121 Candra, Kamu Tamat (1)
- Bab 121 Chandra, Kamu Tamat ( 2)
- Bab 122 Ciuman Clara
- Bab 123 Kemarahan Ferdy
- Bab 124 Kobaran Api
- Bab 125 Hidup Mati
- Bab 126 Kematian Ruben Cai
- Bab 127 Ucapan Marie
- Bab 128 Menuju Ke Lokasi Perang
- Bab 129 Tuan Muda Ferdy Yang Susah Ditebak
- Bab 130 Ibuku Datang
- Bab 131 Keangkuhan Tuan muda Ferdy
- Bab 132 Api Peperangan Menyala
- Bab 133 Ibuku VS Tuan Muda Ferdy
- Bab 134 Berjuanglah Untuk Tetap Bertahan Hidup
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (1)
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (2)