Wahai Hati - Bab 89 Perselisihan di Villa Keluarga Hu
Dengan kecepatan seperti angin puyuh, dalam sekejap aku tiba di depan pintu villa, pintunya tertutup rapat, aku dengan langsung mengangkat tangan dan mengetuk pintu dengan kuat.
Ketukan pintu sangat keras, di dalam villa yang awalnya ribut tiba-tiba kembali menjadi sunyi, segera, pintu villa terbuka, dan orang yang membuka pintu adalah Ibunya Marie Hu. Begitu dia melihatku, eskpresinya sedikit terkejut, tetapi dia tidak mengatakan apapun, dan mengundangku masuk kedalam rumah.
Aku masuk ke dalam, dan baru menyadari bahwa sangat banyak orang yang didalam villa, selain Ayah dan Ibunya Marie Hu, masih ada banyak orang asing, melihat dari penampilan mereka, tampaknya tidak begitu baik. Melihatku masuk, eskpresi mereka lebih tidak senang lagi, seorang pria paruh baya yang memimpin itu dengan sinis mencibir: “Wah, masih mengundang bantuan dari luar untuk datang!”
Aku menenangkan pikiranku, sedang mengamati sekelompok tamu yang tak diundang ini. Marie Hu yang disana berlari ke arahku dengan cepat, dan tiba dihadapanku lalu memegangi lenganku, berkata dengan gembira: “Chandra, kamu sudah datang!”
Aku sedikit memutar kepala melihat Marie Hu, dia sepertinya baik-baik saja, hatiku yang gelisah akhirnya menjadi tenang, aku menyentuh kepalanya dengan lembut, lalu berkata dengan suara kecil: “Ada apa ini?”
Marie Hu mencemberutkan bibirnya, tidak mengatakan apa-apa, hanya memandangi sekelompok orang asing itu. Pada saat ini, pria paruh baya yang memimpin itu juga menyipitkan mata untuk mengamatiku, tatapannya sangat tidak sungkan, menatap secara langsung, setelah beberapa saat dia baru melangkah maju, berjalan ke hadapanku, berkata: “Kamu adalah Chandra?”
Aku masih belum mengetahui situasi spesifiknya, tetapi tidak peduli bagaimanapun, aku harus tenang, bahkan jika aura pria paruh baya dihadapanku sangat menakutkan, aku juga harus tetap tenang. Aku melihatnya, lalu berkata dengan singkat: “Ya, siapa kamu?”
Pria paruh baya itu berkata dengan dingin: “Aku bernama Joshizkia Cai!”
Joshizkia Cai, nama ini bagiku sangat asing, tetapi di dalam benakku dengan segera terpikirkan sebuah keluarga, aku ingat Yongky Hu pernah mengatakan bahwa Marie Hu akan bertunangan dengan Tuan muda keluarga Cai, dan pria paruh baya dihadapanku juga bermarga Cai, memiliki kemungkinan yang besar bahwa dia adalah anggota keluarga Cai. Jika kenyataan seperti itu, aku lebih tidak boleh takut, karena sikapnya sangat buruk, aku juga tidak perlu bersikap sopan kepadanya, aku dengan langsung mengucapkan 2 kata kepadanya: “Tidak kenal!”
Ketika Joshizkia Cai mendengar itu, ekspresi wajahnya dengan langsung membeku, dia berkata dengan wajah dingin dan nada suara yang tidak senang: “Bocah yang lumayan sombong, Yongky, apakah ini adalah menantu lelakimu yang baik?”
Yongky Hu yang tidak jauh dari sana mendengar perkataan ini, dengan segera berjalan ke samping Joshizkia, dengan wajah tersenyum, berkata: “Saudara Joshizkia, ini memang adalah pacarnya putriku, kamu juga telah melihatnya bahwa hubungan mereka berdua sangatlah dalam. Aku juga tidak mudah memisahkan mereka berdua begitu saja, aku harap kamu dapat memakluminya!”
Yongky Hu memang adalah pengusaha yang telah berpengalaman, melakukan metode kemunafikan ini dengan baik, dia memperlakukan Joshizkia Cai dengan senyuman, dan sikap menyanjung, tetapi perkataannya dengan jelas sedang menentang maksud dari Joshizkia.
Joshizkia Cai juga seekor rubah tua, dia tidak mungkin akan mempercayai omong kosong Yongky Hu, dia melihat Yongky dengan sedikit mengejek, lalu berkata dengan nada bicara yang buruk: “Hubungan? Bagimu alias Yongky Hu, bukankah seharusnya uang lebih penting? Mengapa aku ingat bahwa saat itu kamu sangat bersedia menikahkan putrimu dengan putraku, baru beberapa hari berlalu dan sudah berubah pikiran? Oh, aku ingat, apakah sedang menyalahkanku karena tidak membantu mengatasi krisis perusahaanmu tempo lalu?”
Perkataan Joshizkia sangatlah terus terang, dia secara langsung menyalahkan Yongky Hu membalas dendam, Yongky Hu dikatakan oleh Joshizkia seperti itu, raut wajahnya juga menjadi kaku, namun, dia masih tidak berani untuk melawan Joshizkia secara langsung. Setelah jeda, dia berkata dengan sikap yang tulus lagi: “Juga tidak bisa dikatakan seperti itu, terutama karena hubungan putriku dengan Chandra, aku perlu menghormati pemikiran putriku. Namun terungkit krisis perusahaanku tempo lalu, Chandra juga telah membantuku dengan tepat waktu, aku adalah orang yang mengingat kebaikan orang lain, jadi tidak mungkin menolak penolongku, kalau begitu aku akan dianggap sebagai apa, benarkan?”
Sebuah perkataan, membuat raut wajah Joshizkia berubah drastis. Aku juga telah mengerti sekarang, Joshizkia Cai memang adalah Ayah dari Tuan muda keluarga Cai, dan krisis perusahaan yang dikatakan mereka, seharusnya adalah jebakan Fetrin saat itu, membuat Yongky Hu hampir bangkrut, saat itu Yongky hu tidak memiliki jalan lain lagi, baru datang memohonku. Tampaknya, sebelum datang kepadaku, Yongky Hu juga mendatangi Joshizkia Cai, tetapi Jochizika Cai tidak membantunya, dan kali ini dia masih berani datang untuk mengungkit masalah pernikahan kedua keluarga, apakah orang di keluarga Cai memang begitu tidak tahu malu?
Raut wajah Joshizkia Cai berubah terus, sampai akhhirnya kembali tenang, lalu dia memandangiku dengan dalam, lalu berkata dengan penuh arti: “Pantesan, kenapa Yongky Hu bersedia mengakui bocah ini sebagai menantu, ternyata karena latar belakang keluarganya yang lumayan, tidak heran, tidak heran!”
Ketika aku mendengarkan perkataan Joshizkia, hanya merasa sangat jijik. Dia benar-benar sangat menyebalkan, aku dengan jelas menunjukkan tidak sabar lagi, tanpa sungkan berkata: “Karena kamu sudah mengetahuinya, kalau begitu kamu masih tidak pergi?”
Joshizkia mendengus dengan buruk, lalu berkata: “Jangan menganggap keluargamu memiliki sedikit uang maka sangatlah sombong. Di dunia bisnis, siapa yang tidak memberi muka untuk aku, aku harap kamu mengerti bahwa kamu sedang berbicara dengan orang seperti apa!”
Mendengar perkataan Joshizkia Cai, dia benar-benar menganggap dirinya sebagai Tuhan, orang seperti ini, mungkin sudah terbiasa berada diketinggian, dan tanpa sadar akan memperlakukan orang lain seperti debu. Karena dia berpikir bahwa semua orang akan memberinya muka, maka aku tidak akan memberikannya. Aku meluruskan punggungku lalu menjawab dengan tidak sungkan: “Maaf, aku tidak berada di dunia bisnis, dan juga tidak tertarik dengan dunia bisnis, tetapi jika kamu ingin bermain denganku, aku tidak keberatan menemanimu bermain!”
Nada bicaraku juga sangatlah sombong, sama sekali tidak memberi muka kepada Joshizkia Cai. Siapa suruh keluarga Cai tidak tahu malu dan masih berencana menginginkan Marie Hu, tentang masalah ini, aku tidak akan mengalah sedikitpun, seperti yang dikatakan Fetrin, dia tidak pernah melihat orang-orang dikota ini masuk dalam daftar orang kaya, artinya, semua pengusaha di kota ini, dia tidak takut pada mereka, kalau begitu mengapa aku harus menghormati Joshizkia Cai ini.
Begitu Joshizkia selesai mendengarkan perkataanku, dengan langsung marah besar, dia memelototiku dengan marah, lalu berkata dengan kasar: “Bocah yang angkuh, jika tidak memberimu sedikit pelajaran, kamu bahkan tidak tahu bagaimana menjadi orang!”
Begitu perkataannya berhenti, dia dengan segera berkata kepada kedua pria berjas disampingnya: “Beri dia sedikit pelajaran!”
Yongky Hu melihat ini, dengan langsung membujuk Joshizkia Cai, berkata: “Saudara Joshizkia, apakah kamu sedang ingin menggunakan kekuatan di rumahku, bukankah ini terlalu tidak bagus?”
Ketika mengatakan perkataan ini, alis Yongky hu berkerut dengan dalam, sangat jelas bahwa dia sudah marah, meskipun dia tidak ingin menyinggung Joshizkia Cai, tetapi Joshizkia telah berbuat kelewatan, walaupun dia adalah orang lemah, juga pasti akan marah.
Joshizkia Cai tampaknya tidak ada maksud untuk berhenti, dia masih ingin mengatakan sesuatu, tetapi tepat pada saat ini, seorang wanita paruh baya datang ke samping Joshizkia Cai lalu berbisik ditelinganya. Joshizkia Cai baru berhenti, dia menahan amarah yang melonjak itu, kemudian dia melihat Yongky Hu dengan wajah dingin, berkata dengan serius: “Yongky Hu, aku akan berkata dengan langsung. Aku alias Joshizkia Cai adalah orang seperti apa kamu juga sangat mengerti, terkait masalah pernikahan putraku dan putrimu, kita sudah sepakati itu dari awal, putraku sekarang sudah kembali dari luar negeri, aku menelefonmu untuk makan bersama, kamu menolaknya, sekarag aku membawa sekeluarga secara pribadi datang untuk mengundangmu, kamu masih tidak memberi muka, sebagai teman lama, apakah kamu tidak merasa bahwa perbuataanmu ini begitu tidak sungkan?”
Perkataan ini dikeluarkan Joshizkia Cai dengan kesulitan, hari ini dia sudah sangatlah marah, selama ini hanya dia yang tidak memberi orang muka, sekarang malah orang lain yang tidak memberinya muka, dan masih begitu melukai martabatnya, bagaimana mungkin ini tidak membuat Joshizkia marah.
Setelah aku mendengarkan perkataan Joshizkia Cai, juga telah mengerti darimana datang amarahnya. Dulunya, Yongky Hu adalah orang yang ingin mendapatkan keuntungan dengan beragam cara, dia juga ingin mendapatkan keuntungan besar dari keluarga Cai ini, lalu Joshizkia juga karena berbagai keuntungan menyetujui pernikahan kedua keluarga. Tetapi hari ini, Yongky Hu menyesal dan tanpa memberinya muka, ini sama dengan memukul wajah Keluarga Cai dengan langsung, dan tepat disaat ini, aku menusuk lagi, dan terus-menerus memprovokasi martabat Joshizkia Cai, membuatnya kehilangan muka. Jika dia tidak marah baru aneh.
Yongky hu juga tahu bahwa dirinya sedikit rugi, bagaimanapun Keluarga Cai adalah keluarga yang lumayan terkenal di kota ini, dulunya dia dengan tidak mudah mendekati keluarga Cai, dan sekarang malah melepaskannya dengan mudah, sebenarnya dia juga tidak rela, hanya saja, Yongky hu juga tahu kekuatan latar belakang keluargaku, dia lebih tidak mungkin menolakku. Setelah memikirkannya, Yongky Hu berkata kepada Joshizkia: “Saudara Joshizkia, aku harap kamu juga dapat mengerti kesusahanku, aku sudah mengatakannya beberapa kali, putriku menyukai Chandra, ini adalah kenyataan yang tidak bisa diubah, aku tidak bisa memisahkan mereka, juga tidak bisa menghalanginya, sekarang aku hanya bisa berkata bahwa kedua keluarga kita tidak berjodoh!”
Amarah yang Joshizkia berusaha keras menahan, diprovokasi lagi oleh Yongky Hu. Wajahnya sangat ganas, lalu berkata dengan keras: “Omong kosong, jangan mengatakan hal yang tidak berguna ini padaku, apakah aku tidak tahu jelas kamu alias Yongky Hu orang seperti apa, kamu katakan saja langsung, sebenarnya kamu mendapatkan keuntungan apa dari keluarga Chandra, makanya kamu bersedia menjodohkan putrimu kepadanya!”
Sejak awal, Yongky Hu telah menutupinya dari Joshizkia Cai, tetapi saat ini, dia sangat jelas tidak bisa menutupinya lagi dari Joshizkia Cai, tidak ada cara lain lagi, dia hanya bisa mengatakan yang sebenarnya kepda Joshizkia Cai: “Bos Joshizkia, karena kamu telah mengatakannya sampai disini, aku juga tidak akan menutupinya lagi. Keluarga Chandra memang seseorang yang tidak sanggup aku singgung, jangankan aku, bahkan kamu, juga tidak sanggup untuk menyinggungnya!”
Joshizkia mendengar itu, wajahnya yang marah tiba-tiba terkejut, dia mengerutkan kening, raut wajahnya menjadi serius, lalu berkata dengan suara yang rendah kepada Yongky Hu: “Oh, apa latar belakang keluarganya?”
Yongky Hu menenangkan pikirannya, lalu menjawab dengan jujur: “Bukankah perusahaanku menghadapi krisis tempo lalu, dalam waktu sehari hampir saja musnah, saat itu kamu juga telah mengatakannya, orang yang menyerangku adalah keberadaan yang tidak sanggup aku singgung!”
Setelah Joshizkia mendengar, matanya menyipit lagi, dia menatapi Yongky Hu dengan dalam, tatapan matanya berangsur-angsur berubah, dia yang licik, sepertinya sudah menebak sesuatu, pandangannya menoleh ke arahku, menatapiku beberapa detik, kemudian menoleh kearah Yongky Hu dan bertanya: “Maksudmu adalah, hal ini ada kaitannya dengan Keluarga Chandra?”
Yongky Hu menganggukan kepala dengan kuat, kemudian menjawab dengan nada bicara heboh: “Ya, hal ini adalah perbuatan dari asisten Keluarga Chandra, dan, itu masih sedikit peringatan dari asisten keluarganya!”
Novel Terkait
After The End
Selena BeeBeautiful Love
Stefen LeeMeet By Chance
Lena TanMy Secret Love
Fang FangWaiting For Love
SnowThe Comeback of My Ex-Wife
Alina QueensKing Of Red Sea
Hideo TakashiCinta Yang Dalam
Kim YongyiWahai Hati×
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (1)
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (2)
- Bab 2 Bu, Maaf (1)
- Bab 2 Bu, Maaf (2)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (1)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (2)
- Bab 4 Pria Perkasa (1)
- Bab 4 Pria Perkasa (2)
- Bab 5 Kemunculan Olive
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (1)
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (2)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(1)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(2)
- Bab 8 Musuhku(1)
- Bab 8 Musuhku(2)
- Bab 9 Sebelum badai datang
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (1)
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (2)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (1)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (2)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (1)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (2)
- Bab 13 Menjadi Pahlawan
- Bab 14 Lalat yang menganggu (1)
- Bab 14 Lalat yang menganggu (2)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (1)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (2)
- Bab 16 serangan yang terbuka mudah untuk ditangani, serangan kegelapan sulit untuk dihindari
- Bab 17 Harimau ingin menunjukkan kekuatan
- Bab 18 Aksi Balas Dendam
- Bab 19 Apa yang ditakutkan pasti akan terjadi
- Bab 20 Momen Menegangkan
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (1)
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (2)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (1)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (2)
- Bab 23 Majikan dan Anjingnya
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (1)
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (2)
- Bab 25 Rencana Licik (1)
- Bab 25 Rencana Licik (2)
- Bab 26 Satu Langkah Lagi
- Bab 27 Melukai Diri untuk Mendapatkan Kepercayaan
- Bab 28 Cinta dan Tidak Cinta
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (1)
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (2)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (1)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (2)
- Bab 31 Aura Seorang Ratu
- Bab 32 Pilihanmu Tidak Salah
- Bab 33 Pencegatan Mike
- Bab 34 Penyiksaan yang Kejam
- Bab 35 Ia adalah Ten Zhou
- Bab 36 Satu yang Menjaga, Tidak Ada yang Berani Menyerang
- Bab 37 Dendam dan Kewajiban
- Bab 38 Kecelakaan Gunawan
- Bab 39 Tokoh Kecil yang Tidak Dianggap
- Bab 40 Olive yang Sangat Terkejut
- Bab 41 Memancing ke dalam Jebakan
- Bab 42 Mike Berlutut
- Bab 43 Aura Pemenang
- Bab 44 Menginjak Jalan yang Buruk
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (1)
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (2)
- Bab 46 Pertarungan
- Bab 47 Tidak Ada yang Bisa Menaklukkanku
- Bab 48 Mencari Masalah
- Bab 49 Dua puluh miliar, itu hal yang kecil
- Bab 50 Menarik Uang
- Bab 51 menganggapmu ayah jika kaya
- Bab 52 keagungan
- Bab 53 Fetrin yang Percaya Diri
- Bab 54 Pengemis Tua
- Bab 55 Ada Uang, Sombong
- Bab 56 Krisis Ekonomi Keluarga Hu
- Bab 57 Merasa Terkejut
- Bab 58 Mike Kembali
- Bab 59 Datang Sendiri
- Bab 60 Boleh Membunuh Tapi Tidak Boleh Menghina
- Bab 61 Satu panggilan kak Chandra
- Bab 62 Mati dan hidup bersama
- Bab 63 Tidak berhenti sampai mati
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (1)
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (2)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (1)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (2)
- Bab 66 Waktu kematian sudah datang
- Bab 67 Perbuatan tercela Mike
- Bab 68 Fetrin Tiba
- Bab 69 Tuan Muda, Aku Terlambat
- Bab 70 Menjalani Keputusan Tuhan
- Bab 71 Amarah Michael Li
- Bab 72 Remehan Fetrin
- Bab 73 Bahaya Menyerang
- Bab 74 Namaku Jeno (1)
- Bab 74 Namaku Jeno (2)
- Bab 75 Michael Li Yang Jago
- Bab 76 Ada Orang di dalam Rumah
- Bab 77 Insting Orang hebat
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(1)
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(2)
- Bab 79 Jangan Mengulang ke Tiga Kalinya
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (1)
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (2)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (1)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (2)
- Bab 82 Balasan
- Bab 83 Posisi Defensif Michael Li
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (1)
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (2)
- Bab 85 Kematian Michael Li
- Bab 86 Kejadian saat itu
- Bab 87 Ayahmu
- Bab 88 Perasaan gelisah yang kuat.
- Bab 89 Perselisihan di Villa Keluarga Hu
- Bab 90 Sekeliling penuh dengan musuh
- Bab 91 Tuan Chandra
- Bab 92 Halo, Nama Aku Ruben
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (1)
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (2)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (1)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (2)
- Bab 95 Malu Ekstrim
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (1)
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (2)
- Bab 97 Kita Putus Saja (1)
- Bab 97 Kita Putus Saja (2)
- Bab 98 Kebencian
- Bab 99 Orang Belakang Ruben
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (1)
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (2)
- Bab 101 Menatap Semua orang
- Bab 102 Bersebrangan Dengan Marie Hu
- Bab 103 Ruben Yang Penuh Percaya Diri
- Bab 104 Tangkap Ruben dengan cara apapun
- Bab 105 Pertempuran Sengit
- Bab 106 Amarah Ruben
- Bab 107 Chris VS Ruben
- Bab 108 Kemampuan Fetrin
- Bab 109 Marie Berlutut
- Bab 110 Membalas Dendam Kepada Ruben
- Bab 111 Maaf, Aku Tidak Terima
- Bab 112 Pria Besar muncul
- Bab 113 Bunga Kampus yang Ketiga
- Bab 114 Selalu ada orang yang lebih hebat
- Bab 115 Putra Godi chen
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (1)
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (2)
- Bab 117 Ferdy Yang bertindak
- Bab 118 Keputusasaan Tanpa Akhir
- Bab 119 Lebih Baik Mati Daripada Hidup
- Bab 120 Pengemis Dan orang kaya generasi kedua (1)
- Bab 120 Pengemis dan orang kaya generasi kedua (2)
- Bab 121 Candra, Kamu Tamat (1)
- Bab 121 Chandra, Kamu Tamat ( 2)
- Bab 122 Ciuman Clara
- Bab 123 Kemarahan Ferdy
- Bab 124 Kobaran Api
- Bab 125 Hidup Mati
- Bab 126 Kematian Ruben Cai
- Bab 127 Ucapan Marie
- Bab 128 Menuju Ke Lokasi Perang
- Bab 129 Tuan Muda Ferdy Yang Susah Ditebak
- Bab 130 Ibuku Datang
- Bab 131 Keangkuhan Tuan muda Ferdy
- Bab 132 Api Peperangan Menyala
- Bab 133 Ibuku VS Tuan Muda Ferdy
- Bab 134 Berjuanglah Untuk Tetap Bertahan Hidup
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (1)
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (2)