Wahai Hati - Bab 64 Insiden sensasional kampus (1)
Begitu kata-kata Ten Zhou keluar, saudara di belakangnya tiba-tiba bersemangat dan bersiap-siap untuk bergerak maju, saudara-saudaranya bahkan lebih bersemangat untuk maju, dan mereka tidak sabar untuk segera menerobos dan merobek Mike.
Baru saat itulah Mike menyadari bahwa keadaannya tidak menguntungkan, jika dia tidak mengambil tindakan apa pun, dia pasti akan menderita kerugian besar hari ini, dalam sekejap, Mike dengan cepat berteriak kepada Ten Zhou: "Apakah menurutmu adil jika bertarung seperti ini?"
Ten Zhou tersenyum dan berkata: "Lalu apa yang ingin kamu lakukan?"
Mike memutar bola matanya dua kali, dan berkata dalam kemarahan: "Ten Zhou, karena kamu memilih untuk ikut campur, aku Mike tidak keberatan untuk menemani sampai akhir, ini juga saatnya bagi kita berdua, untuk menentukan pemenang, begini saja, karena kamu ingin bertarung denganku, aku juga tidak berencana ingin buat keributan dalam skala kecil, tiga hari kemudian di siang hari, di sini. kita bertarung di depan penonton, berani tidak? "
Jelas, ini adalah rencana Mike untuk menunda waktu. Dalam situasi hari ini, dia jelas dalam posisi lemah. Jadi, bahkan jika dia ingin membereskanku, tetapi dia tidak akan impulsif untuk melakukan pertarungan kelompok dengan Ten Zhou, dia sengaja menunda waktu, dan setelah tiga hari, hanya untuk membuat persiapan yang cukup untuk menyingkirkan kami sekaligus. Pada saat itu, reputasinya kembali, dan dendam juga sudah terbalaskan, dan ketenarannya juga bisa menyebar luas, itu benaran satu panah untuk menaklukkan tiga burung, dia sangat pandai dalam menghitung. Orang licik ini, apa pun yang terjadi, tidak akan pernah membiarkan dirinya rugi. Pertarungan tiga hari kemudian, takutnya dia akan melakukan segala cara demi kemenangan.
Marie Hu dengar saja sudah mengetahui triknya Mike, tanpa memikirkannya dia lansgung menyangkal Mike: "Siapa yang ingin bertarung melawanmu, kamu ini orang licik tercela, pada saat itu pasti akan memanfaatkan hubungan keluarga kan!"
Mike mendengarkan kata-kata Marie Hu dan mengerutkan kening, dia mengertakkan giginya, dan dengan tegas berkata: "Menghadapi kalian para sampah ini, aku tidak perlu mencari keluargaku, masalahku sendiri, aku yang akan menyelesaikannya sendiri, aku hanya akan mencari saudara-saudaraku!"
Beberapa kata, kata Mike jujur, sombong dan memandang rendah orang lain, Ten Zhou tidak terprovokasi sedikit pun dari kata-katanya. Selain itu, begitu banyak saudara di sini, Ten Zhou, sebagai bosnya, karena sudah ditantang oleh Mike maka dia tidak mungkin mundur, oleh karena itu, dia secara langsung dengan jujur menyetujui Mike: "Baik, kalau begitu aku akan memberimu kesempatan ini! "
Melihat Ten Zhou setuju, Mike mengangguk puas, lalu tatapannya yang kejam tertuju padaku, dan kemudian mengulurkan tangannya. Menunjukku dan berteriak: "Chandra, siapa pun boleh tidak datang, tetapi kamu harus datang, dendam diantara kita berdua, harus diselesaikan, tiga hari kemudian, apakah kamu yang mati, atau aku yang akan mati!"
Begitu dia selesai berbicara, Mike melambaikan tangannya langsung, dan kemudian melangkah pergi.
Saudara-saudaranya segera mengikutinya dan berjalan pergi.
Aku melihat bagian belakang kepergian Mike, dan ada getaran di hatiku, pertarungan tiga hari kemudian, yang datang tiba-tiba, seolah-olah itu tidak ada hubungannya denganku, tetapi itu malah berkaitan erat denganku. Aku adalah tokoh sentral dalam masalah ini, tetapi bukan pemimpin partai mana pun. Di pihak kami, Ten Zhou adalah pemimpinnya. Di pihak lain, Mike adalah seorang pemimpin, dia terlihat percaya diri bahwa kemenangan ada di tangannya, ini bukan hanya gaya saja, tetapi dia benar-benar yakin akan membalikkan kami. Tiba-tiba aku merasa bahwa aku telah melibatkan banyak orang.
Tetapi pada saat ini, kepalaku terlalu sakit, tubuhku terlalu lemah, dan tidak punya kekuatan untuk berpikir terlalu banyak, aku hanya tahu bahwa aku telah diselamatkan dan Gunawan juga baik-baik saja, jadi setelah Mike pergi, aku berkata dengan tulus kepada Ten Zhou satu kalimat: "Terima kasih!"
Begitu kata-kata terima kasih keluar, aku tiba-tiba merasakan kepalaku terasa berat, dan di depanku menjadi gelap, dan tiba-tiba aku kehilangan kesadaran!
Ketika aku sadar kembali, aku mencium aroma obat cair yang kuat, kemudian membuka mata dan melihat perawat yang sedang mengganti obat untukku, dan Marie Hu, dia duduk di samping tempat tidur dan memegang tanganku dengan erat.
Melihatku bangun dan mataku terbuka, Marie Hu bersemangat dan langsung memelukku, dengan bahagia berkata: "Chandra, akhirnya kamu bangun!"
Dadaku sakit tertekan oleh pelukannya yang tiba-tiba, dan sudah tidak bisa menahannya, aku mendengus pelan.
Marie Hu mendengar gumamanku dan segera berdiri dan dengan malu-malu berkata, "Maaf, aku terlalu bersemangat."
Aku tidak berbicara, dan hanya tersenyum lembut. Faktanya, otakku masih agak lambat sekarang, hanya rasa sakit yang merangsang sarafku, satu-satunya hal yang aku rasakan adalah sakit, dan otak tidak dapat memikirkan hal-hal ekstra untuk saat ini. Ketika perawat selesai menggantung cairan obat dan keluar, Aku sedikit sadar, aku melihat Marie Hu yang menawan dan gugup di depanku, dan berkata dengan lembut, "Marie, maaf, sudah membuat kamu khawatir!"
Ketika Marie Hu mendengar perkataanku, matanya langsung memerah, dia duduk lagi, memegang tanganku dengan erat, dan berkata dengan penuh kasih: "Chandra. Aku mengerti kamu, kamu melakukan apa yang dilakukan seorang pria jantan, tetapi kamu benar-benar harus peduli dengan tubuhmu, apakah kamu tahu bahwa beberapa tusukan ini telah melukai tulangmu, sangat parah! "
Setelah berbicara, air mata Marie Hu masih mengalir tak tertahankan, matanya merah dan wajahnya sedih, ketika aku melihatnya seperti ini, aku tidak bisa menahan kedutan di hatiku, aku menyanyanginya dan menyalahkan diriku sendiri. Jika aku memiliki kemampuan, aku tidak akan membiarkan Marie Hu mengkhawatirkanku, jika aku memiliki kemampuan, juga tidak akan membutuhkan bantuan dari Ten Zhou, aku benar-benar tidak berguna, aku merasa sangat tertekan.
Marie Hu tampaknya melihat kekhawatiranku, dia dengan cepat menyeka air matanya dan menghiburku: "Chandra, jangan terlalu banyak berpikir sekarang. Jaga tubuhmu dan beristirahatlah dengan tenang dan yang paling penting adalah merawat lukamu dengan baik, jangan khawatir, aku akan menemanimu! "
Setelah mendengarkan kata-kata Marie Hu, hatiku masam dan juga terharu, aku tidak bisa membuatnya khawatir lagi denganku, dan hanya bisa mengikutinya berkata: "Ehm, baik."
Setelah beberapa saat, Gunawan dengan bantuan dari beberapa saudara berjalan ke bangsalku, begitu dia sampai di samping tempat tidur, Gunawan berkata dengan rasa bersalah: "Kak Chandra, akhirnya kamu bangun, kamu telah pingsan sepanjang hari, saudara-saudara juga sangat khawatir. "
Setelah Gunawan selesai berbicara, si pendek yang membantu dia segera berkata: "Benar, kami semua mengkhawatirkanmu, tetapi orang yang paling mengkhawatirkanmu adalah Kak Gunawan, luka dia sendiri masih belum sembuh, beberapa kali dalam sehari ke bangsalmu, jika kamu tidak bangun, dia tidak ada nafsu makan! "
Mendengar ini, aku tidak dapat menahan untuk mengalihkan pandanganku ke Gunawan, kepala dan wajahnya babi sekarang sedikit bengkak, tetapi aku tahu bahwa luka di kedua bahunya tidak ringan, dan luka internalnya juga tidak kecil, tetapi bagaimanapun juga, dia baik-baik saja, aku juga bisa tenang. Aku berkata dengan lembut, dan tenang: "Kalian tidak perlu khawatir denganku, aku baik-baik saja, aku masih bisa menanggung luka ini!"
Setelah mendengarkan, Gunawan bahkan lebih tersentuh. Dia menatapku dengan sangat serius dan dengan serius berkata: "Kak Chandra, serius, jika terjadi sesuatu denganmu kali ini, aku akan sangat sedih dan merasa menyesal seumur hidupku."
Sebuah kalimat yang sangat sederhana, tetapi mengungkapkan perasaan Gunawan yang paling tulus, dia berterima kasih kepadaku karena telah menyelamatkannya, berterima kasih kepadaku karena telah pergi ke sarang harimau untuknya, dan pergi ke pertemuan sendirian, dan dia merasa bersalah karena aku terluka, dan khawatir dengan lukaku.
Sebenarnya. Mengapa aku mengatakan seperti itu, Gunawan berpikir bahwa dia telah melibatkanku, tetapi aku merasa, aku yang melibatkannya ke dalam masalah. Sebenarnya dia bisa menjalani hidupnya dengan baik, tetapi aku yang telah memaksanya untuk mengkhianati Mike, dan aku membuat Mike balas dendam dengannya. Tetapi ada beberapa hal yang terlibat, dan akhirnya tidak jelas. Pada akhirnya, satu-satunya hal yang kami yakini adalah persaudaraan ini, karena masalah ini, hubungan persaudaraan di antara kami telah menjadi lebih dalam dan lebih kuat, mungkin inilah yang disebut dengan persaudaraan sejati di saat kesulitan!
Perasaan yang bagus, demi saudara menanggung pengorbanan besar!
Ketika aku diam, Gunawan berkata kepadaku dengan serius, "Kak Chandra, aku mengatakan yang sebenarnya padamu, awalnya, aku memilih untuk bergaul denganmu, karena aku menghargai keberanianmu, aku pikir kamu akan menjadi orang yang luar biasa ke depannya. Dan hari ini, aku lebih yakin bahwa aku tidak mengikuti orang yang salah. Caramu bertindak, sangat hebat dan menyentuhku. Ketika aku diculik oleh Mike, aku tahu bahwa hidupku sudah selesai, jika jatuh di tangannya pasti akan cacat, pada waktu itu aku telah bersiap menghadapi yang terburuk, ingin membunuh atau mencincangku, aku sudah tidak peduli, tapi ketika aku tahu bahwa Mike memintamu untuk datang sendiri, aku tahu kamu benar-benar dalam dilema. Aku percaya kamu akan datang untuk menyelamatkanku, tapi kupikir setidaknya kamu akan membawa orang atau memanggil polisi, tetapi ternyata kamu datang sendirian untuk mencari mati, ketika aku melihat kamu dengan berani dan tanpa rasa takut memegang pisau, aku benar-benar terharu sampai hatiku hancur. "
Ketika dia berbicara, Gunawan, pria tua itu, bahkan meneteskan air mata, ini adalah ekspresi kasih sayangnya yang alami.
Novel Terkait
Love and Trouble
Mimi XuUnlimited Love
Ester GohThe Richest man
AfradenLoving Handsome
Glen ValoraDoctor Stranger
Kevin WongMy Secret Love
Fang FangCinta Yang Paling Mahal
Andara EarlyThis Isn't Love
YuyuWahai Hati×
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (1)
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (2)
- Bab 2 Bu, Maaf (1)
- Bab 2 Bu, Maaf (2)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (1)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (2)
- Bab 4 Pria Perkasa (1)
- Bab 4 Pria Perkasa (2)
- Bab 5 Kemunculan Olive
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (1)
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (2)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(1)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(2)
- Bab 8 Musuhku(1)
- Bab 8 Musuhku(2)
- Bab 9 Sebelum badai datang
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (1)
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (2)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (1)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (2)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (1)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (2)
- Bab 13 Menjadi Pahlawan
- Bab 14 Lalat yang menganggu (1)
- Bab 14 Lalat yang menganggu (2)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (1)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (2)
- Bab 16 serangan yang terbuka mudah untuk ditangani, serangan kegelapan sulit untuk dihindari
- Bab 17 Harimau ingin menunjukkan kekuatan
- Bab 18 Aksi Balas Dendam
- Bab 19 Apa yang ditakutkan pasti akan terjadi
- Bab 20 Momen Menegangkan
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (1)
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (2)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (1)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (2)
- Bab 23 Majikan dan Anjingnya
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (1)
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (2)
- Bab 25 Rencana Licik (1)
- Bab 25 Rencana Licik (2)
- Bab 26 Satu Langkah Lagi
- Bab 27 Melukai Diri untuk Mendapatkan Kepercayaan
- Bab 28 Cinta dan Tidak Cinta
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (1)
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (2)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (1)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (2)
- Bab 31 Aura Seorang Ratu
- Bab 32 Pilihanmu Tidak Salah
- Bab 33 Pencegatan Mike
- Bab 34 Penyiksaan yang Kejam
- Bab 35 Ia adalah Ten Zhou
- Bab 36 Satu yang Menjaga, Tidak Ada yang Berani Menyerang
- Bab 37 Dendam dan Kewajiban
- Bab 38 Kecelakaan Gunawan
- Bab 39 Tokoh Kecil yang Tidak Dianggap
- Bab 40 Olive yang Sangat Terkejut
- Bab 41 Memancing ke dalam Jebakan
- Bab 42 Mike Berlutut
- Bab 43 Aura Pemenang
- Bab 44 Menginjak Jalan yang Buruk
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (1)
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (2)
- Bab 46 Pertarungan
- Bab 47 Tidak Ada yang Bisa Menaklukkanku
- Bab 48 Mencari Masalah
- Bab 49 Dua puluh miliar, itu hal yang kecil
- Bab 50 Menarik Uang
- Bab 51 menganggapmu ayah jika kaya
- Bab 52 keagungan
- Bab 53 Fetrin yang Percaya Diri
- Bab 54 Pengemis Tua
- Bab 55 Ada Uang, Sombong
- Bab 56 Krisis Ekonomi Keluarga Hu
- Bab 57 Merasa Terkejut
- Bab 58 Mike Kembali
- Bab 59 Datang Sendiri
- Bab 60 Boleh Membunuh Tapi Tidak Boleh Menghina
- Bab 61 Satu panggilan kak Chandra
- Bab 62 Mati dan hidup bersama
- Bab 63 Tidak berhenti sampai mati
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (1)
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (2)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (1)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (2)
- Bab 66 Waktu kematian sudah datang
- Bab 67 Perbuatan tercela Mike
- Bab 68 Fetrin Tiba
- Bab 69 Tuan Muda, Aku Terlambat
- Bab 70 Menjalani Keputusan Tuhan
- Bab 71 Amarah Michael Li
- Bab 72 Remehan Fetrin
- Bab 73 Bahaya Menyerang
- Bab 74 Namaku Jeno (1)
- Bab 74 Namaku Jeno (2)
- Bab 75 Michael Li Yang Jago
- Bab 76 Ada Orang di dalam Rumah
- Bab 77 Insting Orang hebat
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(1)
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(2)
- Bab 79 Jangan Mengulang ke Tiga Kalinya
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (1)
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (2)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (1)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (2)
- Bab 82 Balasan
- Bab 83 Posisi Defensif Michael Li
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (1)
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (2)
- Bab 85 Kematian Michael Li
- Bab 86 Kejadian saat itu
- Bab 87 Ayahmu
- Bab 88 Perasaan gelisah yang kuat.
- Bab 89 Perselisihan di Villa Keluarga Hu
- Bab 90 Sekeliling penuh dengan musuh
- Bab 91 Tuan Chandra
- Bab 92 Halo, Nama Aku Ruben
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (1)
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (2)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (1)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (2)
- Bab 95 Malu Ekstrim
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (1)
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (2)
- Bab 97 Kita Putus Saja (1)
- Bab 97 Kita Putus Saja (2)
- Bab 98 Kebencian
- Bab 99 Orang Belakang Ruben
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (1)
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (2)
- Bab 101 Menatap Semua orang
- Bab 102 Bersebrangan Dengan Marie Hu
- Bab 103 Ruben Yang Penuh Percaya Diri
- Bab 104 Tangkap Ruben dengan cara apapun
- Bab 105 Pertempuran Sengit
- Bab 106 Amarah Ruben
- Bab 107 Chris VS Ruben
- Bab 108 Kemampuan Fetrin
- Bab 109 Marie Berlutut
- Bab 110 Membalas Dendam Kepada Ruben
- Bab 111 Maaf, Aku Tidak Terima
- Bab 112 Pria Besar muncul
- Bab 113 Bunga Kampus yang Ketiga
- Bab 114 Selalu ada orang yang lebih hebat
- Bab 115 Putra Godi chen
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (1)
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (2)
- Bab 117 Ferdy Yang bertindak
- Bab 118 Keputusasaan Tanpa Akhir
- Bab 119 Lebih Baik Mati Daripada Hidup
- Bab 120 Pengemis Dan orang kaya generasi kedua (1)
- Bab 120 Pengemis dan orang kaya generasi kedua (2)
- Bab 121 Candra, Kamu Tamat (1)
- Bab 121 Chandra, Kamu Tamat ( 2)
- Bab 122 Ciuman Clara
- Bab 123 Kemarahan Ferdy
- Bab 124 Kobaran Api
- Bab 125 Hidup Mati
- Bab 126 Kematian Ruben Cai
- Bab 127 Ucapan Marie
- Bab 128 Menuju Ke Lokasi Perang
- Bab 129 Tuan Muda Ferdy Yang Susah Ditebak
- Bab 130 Ibuku Datang
- Bab 131 Keangkuhan Tuan muda Ferdy
- Bab 132 Api Peperangan Menyala
- Bab 133 Ibuku VS Tuan Muda Ferdy
- Bab 134 Berjuanglah Untuk Tetap Bertahan Hidup
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (1)
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (2)