Wahai Hati - Bab 101 Menatap Semua orang
disaat ini, hatiku dipenuhi oleh rasa kemegahan yang luar biasa, begitu banyak kejutan yang ada didalamnya yang membuatku tidak bisa menyimpan seluruh kebahagiaan yang ada padaku. meskipun aku sudah tahu dari awal kalau Fetrin akan datang mencariku dan aku juga tahu kalau dia akan membawa banyak orang, namun aku tidak menyangka dia akan datang dengan gaya yang begitu keren, dia bahkan menggunakan helikopternya sendiri. ini merupakan turun dari langit yang sebenarnya, benar benar keren.
aku benar benar dikejutkan oleh hal itu, para murid yang sedang berada dilapangan juga merasakan hal yang sama. kemunculan Fetrin mengejutkan semua orang, dan terdapat aura yang begitu mengagumkan semua orang. semua orang pun tercengang melihat ini, apalagi orang orang yang sebelumnya belum pernah menyaksikan pertandingan di bangunan mangkrak, mereka semakin terkejut dan berkata dengan penuh kejutan :" wah, siapa gadis itu, ini terlalu keren!"
“ aku pernah melihatnya, dia adalah orang yang pernah menolong Chandra sebelumnya. dengar dengar dia adalah asisten dari ibunya Chandra."
" ya Tuhan, seorang asisten saja bisa begitu keren, aku belum pernah melihat ini seumur hidupku!"
" iya, kelihatannya keluarga Chandra bukanlah seperti yang kita bayangkan. tidak heran juga kenapa dia bisa melakukan semua yang dia inginkan, karena dia memiliki latar belakang keluarga yang seperti ini."
" siapa sebenarnya Chandra itu!"
langit lapangan itu menjadi sangat berisik, semua orang tidak berhentinya membahas hal itu. karena begitu dikejutkan oleh hal itu, mereka tampaknya mulai melupakan rumor negatif tentang diriku dan Olive. mereka hanya terus membahas tentang keluargaku sambil menikmati kekerenan Fetrin.
Fetrin sama sekali tidak menghiraukan suara suara yang berisik itu. dia menganggap mereka semua sebagai angin dan langsung menemuiku setelah turun dari helikopter. dia berjalan kearahku dengan gaya seperti seorang ratu dan setela sampai disampingku, dia menatap kedua abang beradik Evan dan Ivan dengan tatapan yang cuek. dia lalu bertanya :" tuan, ada apa?"
tatapan Fetrin begitu sensitif, dia sudah merasa ada yang tidak beres setelah dia sampai tadi. oleh karena itu, dia dengan otomatisnya bertanya kepadaku apa yang terjadi.
aku yang awalnya masih tenggelam didalam rasa kejutan itu pun menyadarkan diri setelah mendengar suara Fetrin yang penuh perhatian itu. otakku tiba tiba sadar akan hal yag baru saja terjadi itu. sebelum Fetrin datang, aku sedang digosipi oleh banyak orang yang telah bekerja sama dengan Evan dan Ivan. waktu itu aku begitu panik namun aku tetap menahannya. aku membenci diriku yang tidak memiliki kekuatan untuk mengalahkan kedua abang beradik itu dan sekarang Fetrin sudah datang, kedua abang beradik itu akan segera dihancurkan dan aku juga sudah boleh menghajar mereka dengan sesukaku.
setelah memikirkan itu, aku langsung mendaratkan pandanganku kearah Ivan dan Evan. mereka mulai gemetaran dan wajah mereka yang awalnya terlihat sombong itu pun seketika menjadi panik. tatapan mereka dipenuhi oleh rasa takut. mereka mungkin tidak menyangka kalau beberapa saat lalu mereka masih menyerangku namun beberapa saat kemudian, penolongku seketika muncul. ini terlalu mengejutkan, ini juga membuat Evan terlihat ketakutan. dia tidak lagi berani untuk melawanku dan bahkan dia tidak berani menatapku lagi. dia berusaha untuk mengalihkan pandangannya.
namun tatapanku terus tertuju padanya, setelah menatapnya beberapa saat, aku pun bertanya dengan cuek :" apakah kamu merasa aku bisa mematikanmu sekarang?"
Evan semakin ketakutan ketika mendengar suaraku, dia lalu berkata dengan gemetaran :" apa.. apa yang ingin kamu lakukan?"
aku menjilat bibirku dan berkata :" apa yang ingin aku lakukan? aku sudah pernah memperingatimu agar tidak mengangguku, namun kenapa kamu tidak mendengar perkataanku?"
setelah mengatakan itu, aku pun melirik dan menunjuk kearah Evan lalu berkata kepada Fetrin :" Hajar dia!"
Fetrin menerima perintah itu dan langsung memberi aba aba kepada pria berkaca mata hitam yang ada disampingnya.
pria berkaca mata hitam itu memiliki wajah yang sangatlah cuek dan langsung melaju kearah Evan.
Evan yang awalnya masih terlihat ketakutan itu pun mengumpulkan seluruh kekuatan yang ia miliki ketika melihat pria berkaca mata hitam itu menghampirinya. dia berusaha melawan dengan sekuat tenaga. namun sayangnya, dia sangatlah lemah. hanya dalam beberapa saat, dia telah berhasil dikalahkan oleh pria berkacamata itu hingga membuatnya kesakitan dan sama sekali tidak memiliki kekuatan untuk melawan.
lapangan yang besar itu seketika menjadi sunyi. orang orang pembela keadilan yang tadinya menggosipiku itu tidak berani lagi berkata apapun sekarang. mereka melihat Evan dihajar, namun mereka tidak berani membantu. mereka semua menciut seperti seorang anak anak.
memang benar, manusia adalah makhluk hidup yang bodoh, dengan digertak saja, mereka sudah tidak memiliki kekuatan untuk menyerangku lagi. mereka juga terdiam ketika melihat diriku dikelilingi oleh kekuatan yang super kuat. apa itu keadilan ataupun etika sudah menjadi hampa ketika berada didepan hak hak yang absolut ini. sekarang, tidak ada satupun dari mereka yang membahas tentang keadilan lagi. semua hanya tahu untuk melindungi diri mereka sendiri saja.
tentu saja semua orang boleh tidak menghiraukan Evan, namun berbeda dengan Ivan. dia tidak boleh melakukan itu karena Evan merupakan abang kadungnya. meskipun dia merasa bersalah, namun dia tetap berani untuk berdiri didepan. dia menatapku dengan penuh amarah dan berkata :" Chandra, jangan keterlaluan, abangku tidak mengatakan hal yang salah, kamulah yang sudah mengkhianati cinta dan berselingkuh dengan Olive. sekarang, semua orang disekolah ini sudah tahu, apa yang ingin kamu katakan lagi? sekarang kamu ingin menindas orang dengan sesuka hatimu hanya karena keluargamu yang kaya dan memiliki kekuasaan?"
semua orang menatapku dengan aneh ketika mendengar perkataan Ivan, meskipun mereka tidak berani berbicara, namun dapat dilihat dari tatapan mereka kalau mereka sangatlah tidak puas kepadaku. dan orang orang yang sebelumnya telah bersekongkol dengan kedua abang beradik itu sudah mulai berani bergosip dengan suara yang kecil setelah mendengar perkataan Ivan. mereka berkata kalau aku berani mendiskriminasi karena memiliki keluarga yang hebat, berkata kalau aku tidak berani mengakui pengkhianatanku atas cinta dan bahkan memukul orang didepan umum, ini terlalu keterlaluan.
aku tentu saja tahu kalau sekelompok orang ini telah disogok dan mereka semua telah dikontrol oleh seseorang dibalik layar dan orang itu pastilah Ruben. jikalau Ruben tidak melakukan semua ini dibalik layar, maka hal ini juga tidak akan menjadi seperti ini. meskipun dia hanyalah orang kecil biasa, namun dampak dari perkataanya begitu besar. apalagi mereka yang terus mengkritik diriku, berkata kalau diriku seperti seorang penjahat asli. itu juga membuat para penonton yang berusaha melindungi diri mereka sendiri pun tidak bisa menahan diri dan ingin ikut menggosipi diriku. mereka tidak bisa menerima penindasan uang aku lakukan ini. meskipun orang yang lemah takut pada orang yang kuat, namun ini tidak menandakan mereka bisa menerima kalau orang kuat bisa melakukan penindasan sesuka dirinya. oleh karena itu, banyak orang memiliki prespektif sebagai orang yang lemah dan menyalahkan perlakuanku. aku menghajar Evan didepan begitu banyak orang merupakan bukti dari penindasan orang lemah.
perkataan yang keluar dari mulut manusia benar benar hebat, jikalau dulu, aku tidak akan menghiraukan mereka demi menjaga nama baik ku. namun sekarang, aku sudah bosan melihat pembela pembela keadilan itu, mereka semua merupakan orang orang yang tidak punya kerjaan, aku sudah malas untuk menghiraukan mereka lagi. aku juga tidak bisa membahas logika kepada mereka lagi. aku hanya akan menerima ini karena aku tidak bisa menutup semua mulur mereka. tetapi aku bisa memulai untuk bertindak, tujuannya adalah untuk memperingati mereka. oleh karena itu, aku menunjuk kearah Ivan dan berkata kepada Fetrin :" hajar orang ini dengan sesadis mungkin!"
kejadian selanjutnya lebih menarik lagi. kedua abang beradik itu sudah dihajar habis habisan, kedua pria kacamata hitam masing masing menghajar satu orang dengan sadis. semua orang disana melihat adegan itu dengan penuh ketakutan. meskipun mereka tidak puas dengan perlakuanku, namun tidak ada yang berani bertindak. mereka hanya menatap kedua abang beradik itu dengan ketakutan sambil bergosip dengan suara yang kecil. suara gosipan yang awalnya terdengar pelan itu semakin pelan hingga tidak terdengar lagi. suasana menjadi begitu hening, meskipun terdapat pembela keadilan disana, namun mereka juga tidak berani berkata apapun. mereka memilih untuk menjaga keselamatan mereka sendiri. tidak ada yang berani untuk mengambil resiko ini dan hanya bisa menatap kedua abang adik itu dihajar habis habisan.
setelah kedua abang beradik itu selesai dihajar hingga mereka tidak lagi bersuara, pria berkaca mata lalu menghentikannya. aku lalu berjalan kearah kedua abang beradik itu dan menatap mereka dengan hina sambil berkata :" aku Chandra, tidak pernah duluan untuk menganggu orang, namun orang lain juga tidak usah berharap bisa mengangguku. jika kalian ingin menganggu ku, maka kalian harus bersiap menerima semua resikonya. ada sebuah kata yang kalian katakan itu benar, aku hanya mengandalkan keluargaku untuk melakukan semua yang aku inginkan. kenapa rupanya? ini adalah sumber dayaku, aku bisa menggunakannya sesukaku. jikalau kalian tidak memilikinya, siapa yang harus kalian salahkan? hanya bisa menyalahkan kalian sendiri yang tidak dilahirkan dikeluarga seperti itu. kalian juga tidak usah bertingkah lagi, aku punya uang dan juga kekuasaan, kenapa aku tidak menggunakannya? aku sudah mengahajar kalian hari ini, namun apa yang bisa kalian lakukan padaku?"
nada suaraku begitu kuat dan nyaring, perkataanku aku tujukan kepada kedua abang beradik itu dan juga kepada seluruh orang yang ada ditempat itu. aku ingin memberitahu mereka kalau aku memiliki latar belakang yang sangat kuat. aku tidak merasa malu jikalau aku mengandalkan keluargaku. ini adalah kekuasaan yang diberikan Tuhan kepadaku, kenapa aku tidak boleh menggunakannya? aku juga ingin memberitahu mereka agar tidak menggangguku lagi. aku bukan lagi merupakan seseorang yang bisa diajak kompromi. siapa yang mengangguku, aku akan membalasnya berkali lipat. aku juga tidak akan membalas orang dengan kata kata melainkan dengan tumbukan tangan.
setelah mendengar ini, semua orang disana terlihat berhati hati. mereka tidak berani lagi melawanku dan tidak berani memberi ekspresi wajah yang buruk kepadaku lagi. mereka hanya bisa menatapku dengan pandangan yang penuh ketakutan.
ditengah keheningan itu, aku pun berjalan kearah Fetrin sambil berkata :" mari pergi!"
Fetrin mengangguk dan menyambutku masuk kedalam helikopter.
sinar matahari begitu terik dan aku berjalan dibawah pancaran sinar terik itu lalu memasuki helikopter itu didepan semua orang.
jujur saja, ini merupakan kali pertamaku naik helikopter, namun bagi mereka, aku tidak terlihat begitu asing akan helikopter ini dan bahkan terlihat begitu perngalaman. aku lalu memasuki helikopter itu dengan tenang. tujuanku melakukan ini adalah agar mereka semua tidak lagi bisa mengatai diriku.
ketika aku dan Fretin masuk kedalam helikopter, helikopter itu pun mulai lepas landas secara perlahan.
disaat ini, aku merasa kalau diriku terbang diatas langit, merasa diriku semakin tinggi dan semakin kuat. orang orang dibawah sana semakin kecil seperti semut. aku lalu menatap kebawah dengan cuek dan dengan kondisi pikiran yang perlahan-lahan melebar dan tumbuh, seolah-olah aku memandang makhluk-makhluk kecil itu, seberapa besar dunia ini, seberapa tinggi saya terbang, semua itu ada di bawah mata saya, perasaan ini sangat keren!
ini merupakan kali pertamaku mendapatkan kesenangan dari menindas, tanpa alasan, tanpa basa basi dan langsung menghajar kedua orang itu dan menggemparkan semua orang disana. ini adalah kekuatan dari penindasan. siapa lagi yang bisa melawanku sekarang!
aku masih saja tenggelam dirasa keagungan ini dan setelah bangunan sekolah sudah tidak terlihat dari atas lagi, aku baru sadar kalau aku masih harus menyelesaikan sebuah hal. tujuanku hari ini adalah bukan untuk berpura pura, melainkan membalas dendamku pada Ruben. jadi, aku langsung bertanya pada Fetrin :" kemana kita pergi?"
Novel Terkait
Wonderful Son-in-Law
EdrickHarmless Lie
BaigeMr. Ceo's Woman
Rebecca WangHalf a Heart
Romansa UniverseAwesome Guy
RobinCEO Daddy
TantoWahai Hati×
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (1)
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (2)
- Bab 2 Bu, Maaf (1)
- Bab 2 Bu, Maaf (2)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (1)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (2)
- Bab 4 Pria Perkasa (1)
- Bab 4 Pria Perkasa (2)
- Bab 5 Kemunculan Olive
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (1)
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (2)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(1)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(2)
- Bab 8 Musuhku(1)
- Bab 8 Musuhku(2)
- Bab 9 Sebelum badai datang
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (1)
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (2)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (1)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (2)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (1)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (2)
- Bab 13 Menjadi Pahlawan
- Bab 14 Lalat yang menganggu (1)
- Bab 14 Lalat yang menganggu (2)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (1)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (2)
- Bab 16 serangan yang terbuka mudah untuk ditangani, serangan kegelapan sulit untuk dihindari
- Bab 17 Harimau ingin menunjukkan kekuatan
- Bab 18 Aksi Balas Dendam
- Bab 19 Apa yang ditakutkan pasti akan terjadi
- Bab 20 Momen Menegangkan
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (1)
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (2)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (1)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (2)
- Bab 23 Majikan dan Anjingnya
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (1)
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (2)
- Bab 25 Rencana Licik (1)
- Bab 25 Rencana Licik (2)
- Bab 26 Satu Langkah Lagi
- Bab 27 Melukai Diri untuk Mendapatkan Kepercayaan
- Bab 28 Cinta dan Tidak Cinta
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (1)
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (2)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (1)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (2)
- Bab 31 Aura Seorang Ratu
- Bab 32 Pilihanmu Tidak Salah
- Bab 33 Pencegatan Mike
- Bab 34 Penyiksaan yang Kejam
- Bab 35 Ia adalah Ten Zhou
- Bab 36 Satu yang Menjaga, Tidak Ada yang Berani Menyerang
- Bab 37 Dendam dan Kewajiban
- Bab 38 Kecelakaan Gunawan
- Bab 39 Tokoh Kecil yang Tidak Dianggap
- Bab 40 Olive yang Sangat Terkejut
- Bab 41 Memancing ke dalam Jebakan
- Bab 42 Mike Berlutut
- Bab 43 Aura Pemenang
- Bab 44 Menginjak Jalan yang Buruk
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (1)
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (2)
- Bab 46 Pertarungan
- Bab 47 Tidak Ada yang Bisa Menaklukkanku
- Bab 48 Mencari Masalah
- Bab 49 Dua puluh miliar, itu hal yang kecil
- Bab 50 Menarik Uang
- Bab 51 menganggapmu ayah jika kaya
- Bab 52 keagungan
- Bab 53 Fetrin yang Percaya Diri
- Bab 54 Pengemis Tua
- Bab 55 Ada Uang, Sombong
- Bab 56 Krisis Ekonomi Keluarga Hu
- Bab 57 Merasa Terkejut
- Bab 58 Mike Kembali
- Bab 59 Datang Sendiri
- Bab 60 Boleh Membunuh Tapi Tidak Boleh Menghina
- Bab 61 Satu panggilan kak Chandra
- Bab 62 Mati dan hidup bersama
- Bab 63 Tidak berhenti sampai mati
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (1)
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (2)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (1)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (2)
- Bab 66 Waktu kematian sudah datang
- Bab 67 Perbuatan tercela Mike
- Bab 68 Fetrin Tiba
- Bab 69 Tuan Muda, Aku Terlambat
- Bab 70 Menjalani Keputusan Tuhan
- Bab 71 Amarah Michael Li
- Bab 72 Remehan Fetrin
- Bab 73 Bahaya Menyerang
- Bab 74 Namaku Jeno (1)
- Bab 74 Namaku Jeno (2)
- Bab 75 Michael Li Yang Jago
- Bab 76 Ada Orang di dalam Rumah
- Bab 77 Insting Orang hebat
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(1)
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(2)
- Bab 79 Jangan Mengulang ke Tiga Kalinya
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (1)
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (2)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (1)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (2)
- Bab 82 Balasan
- Bab 83 Posisi Defensif Michael Li
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (1)
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (2)
- Bab 85 Kematian Michael Li
- Bab 86 Kejadian saat itu
- Bab 87 Ayahmu
- Bab 88 Perasaan gelisah yang kuat.
- Bab 89 Perselisihan di Villa Keluarga Hu
- Bab 90 Sekeliling penuh dengan musuh
- Bab 91 Tuan Chandra
- Bab 92 Halo, Nama Aku Ruben
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (1)
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (2)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (1)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (2)
- Bab 95 Malu Ekstrim
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (1)
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (2)
- Bab 97 Kita Putus Saja (1)
- Bab 97 Kita Putus Saja (2)
- Bab 98 Kebencian
- Bab 99 Orang Belakang Ruben
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (1)
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (2)
- Bab 101 Menatap Semua orang
- Bab 102 Bersebrangan Dengan Marie Hu
- Bab 103 Ruben Yang Penuh Percaya Diri
- Bab 104 Tangkap Ruben dengan cara apapun
- Bab 105 Pertempuran Sengit
- Bab 106 Amarah Ruben
- Bab 107 Chris VS Ruben
- Bab 108 Kemampuan Fetrin
- Bab 109 Marie Berlutut
- Bab 110 Membalas Dendam Kepada Ruben
- Bab 111 Maaf, Aku Tidak Terima
- Bab 112 Pria Besar muncul
- Bab 113 Bunga Kampus yang Ketiga
- Bab 114 Selalu ada orang yang lebih hebat
- Bab 115 Putra Godi chen
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (1)
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (2)
- Bab 117 Ferdy Yang bertindak
- Bab 118 Keputusasaan Tanpa Akhir
- Bab 119 Lebih Baik Mati Daripada Hidup
- Bab 120 Pengemis Dan orang kaya generasi kedua (1)
- Bab 120 Pengemis dan orang kaya generasi kedua (2)
- Bab 121 Candra, Kamu Tamat (1)
- Bab 121 Chandra, Kamu Tamat ( 2)
- Bab 122 Ciuman Clara
- Bab 123 Kemarahan Ferdy
- Bab 124 Kobaran Api
- Bab 125 Hidup Mati
- Bab 126 Kematian Ruben Cai
- Bab 127 Ucapan Marie
- Bab 128 Menuju Ke Lokasi Perang
- Bab 129 Tuan Muda Ferdy Yang Susah Ditebak
- Bab 130 Ibuku Datang
- Bab 131 Keangkuhan Tuan muda Ferdy
- Bab 132 Api Peperangan Menyala
- Bab 133 Ibuku VS Tuan Muda Ferdy
- Bab 134 Berjuanglah Untuk Tetap Bertahan Hidup
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (1)
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (2)