Wahai Hati - Bab 121 Chandra, Kamu Tamat ( 2)
Tetapi meskipun begitu setiap kali Ruben merasa kesal dia selalu datang untuk mencari Marie, dia mungkin benar benar mencintai Marie, dan hubungan diantara keduanya sudah tidak bisa lagi disebut hubunga pertemanan. Tetapi masih saja belum bisa sampai ke tahap pasangan, Ruben hanya perlu bekerja keras maka hal itu bukanlah tidak mungkin lagi. Tetapi Ruben tidak terburu buru untuk membuat hubungan ini berhasil, dia merasa jika tidak ada hal yang mengancam hubungannya dengan Marie, meskipun dia sudah kehilangan paras dan kekuataannya, dia masih tidak takut jika Marie akan meninggalkannya, dia pada dasarnya sudah menganggap Marie sebagai perempuan miliknya.
Marie tidak memperlakukan Ruben sebagai orang luar, setiap kali Ruben datang berkunjung ke rumah dia selalu menyambutnya kapan saja dan tidak menunjukkan sikap keberatan. Tentu saja mungkin dia bisa bersikap tidak keberatan tetapi obrolan yang terjalin tidaklah menyenangkan, bisa di bilang entah sejak kapan sudah ada benih depresi di dalam hatinya, setiap hari dia hidup dalam depresi dan tidak ada kebahagiaan. Penyebab terbesar kesusahan yang dia alami tidak lain adalah diriku, aku sudah melukainya terlalu dalam, hingga membuat luka itu tidak mudah disembuhkan. Selain itu dia melihat Ruben yang mendapat hukuman sebesar ini hingga membuatnya berubah menjadi orang lain juga membuatnya tidak nyaman.
Sejak kejadian hari itu dia tidak pernah melihat Ruben tertawa sekalipun, yang ada dalam hatinya hanyalah kebencian, Marie tahu jika harapan terbesar Ruben saat ini adalah membalaskan dendamnya kepadaku, keras kepalanya yang seperti ini membuatnya berubah seperti monster, Marie tidak ingin melihat Ruben seperti ini, dia juga tidak berharap jika Ruben membalaskan dendamnya kepadaku, meskipun Marie juga membenciku tetapi dia juga tidak pernah terpikirkan membalas dendam, dia lebih tidak ingin agar Ruben masih saja terjerat denganku karena masalah ini.
Marie juga mendengar sebelumnya jika aku sempat masuk ke dalam sel tahanan dan mendapat siksaan yang tak kunjung berhenti, dia diam diam jika hal ini ada hubungannya dengan Ruben. Bagaimanapun juga Ruben setiap harinya hanya memikirkan bagaimana cara membalas dendam kepadaku, dan juga Marie juga tahu jika Ruben sepertinya mengenal sosok orang besar dan mungkin juga orang itulah yang memberikan pelajaran kepadaku, Marie tidak mengerti mengenai kebenaran ini secara spesifik, tetapi dia mengetahui dengan jelas setelah hubunganku dengannya berakhir aku secara terang terangan mengejar seseorang yang bernama Clara.
Berita ini membuat kebencian Marie kepadaku semakin dalam, pada awalnya dia sudah sangat kecewa kepadaku, meskipun dia sangat membenciku tetapi dia tidak akan dengan cepat membuka hatinya dengan orang lain, tetapi saat mengetahui jika aku mengejar Clara, baginya ini adalah pukulan yang sangat besar, Marie merasa jika aku mencintai siapapun yang aku temui, dan tidak pernah serius akan suatu hubungan.
Tetapi Ruben berbeda, dia bisa merasakan jika Ruben benar benar mencintainya, dan satu satunya untuknya. Hal inilah yang membuatnya memiliki pemikiran baru tentangnya, selain itu dia juga berharap agar Ruben tidak selalu hidup dalam kesakitan dan tidak memikirkan dendam lagi, jadi saat Ruben datang mencarinya dia berkata kepadanya dengan sangat serius, ”kak Ruben aku tahu benar mengenai kebencian di dalam hatimu terhadap Chandra, tetapi dia sudah mendapatkan balasannya sekarang, dendam dalam dirimu terhadapnya seharusnya juga sudah harus kamu hilangkan, sekarang kamu tidak perlu memiliki niat untuk membalas dendam kepadanya, aku sudah tidak memiliki perasaan apapun juga kepadanya, kamu juga lebih baik melupakan dendam itu dan bersedia hidup bersamaku memulai kehidupan yang baru.” Perkataan Marie kali ini seperti ungkapan cintanya. Dia hanya ingin agar Ruben bisa melepaskan dendamnya demi perasaan ini. Jika Marie mengatakan ini sebelum wajahnya hancur pasti Ruben akan senang mendengarnya. Tetapi kali ini bahkan saat mendengar pengakuan itu dia merasa sangat dongkol, karena namaku baginya benar benar terlarang, mendengarnya saja membuatnya sangat marah. Dan yang terpenting adalah perkataannya ini terdengar seperti pernyataan cinta tetapi dengan dibarengi beberapa syarat, syarat dari pengakuannya itu adalah agar Ruben melepaskanku, dan setelah itu Marie baru bersedia untuk hidup bersama Ruben, hal ini semakin membuat Ruben tidak senang dan rasanya ingin menghancurkanku.
Ruben merupakan seseorang yang pendendam, dan kebenciannya kepadaku sudah mendarah daging.Tetapi dia tidak bisa menunjukan ini di depan Marie, dia benar benar sangat pandai berakting terutama saat berada di depan Marie, aktingnya itu terlihat sangat natural. Dia menyembunyikan kebenciannya itu dengan sangat rapih dan kemudian berpura pura bisa menerima semuanya di depan Marie, “iya aku akan mengakhiri semuanya, semua ini karenamu, meskipun sekarang aku menjadi seperti ini tetapi setidaknya aku berhasil mendapatkanmu dengan seperti ini saja aku sudah merasa puas.”
Sebuah kebohongan bisa dikatakan oleh Ruben dengan penuh penghayatan dan kesan yang sangat tulus, setiap perkataan yang keluar dari mulutnya terdengar sangat menyentuh, dan Marie yang mendengarnya juga sangat tersentuh, dia sangat lega ternyata Ruben bersedia melepaskan semua dendam di dalam hatinya demi dirinya, dia bisa merasakan dalamnya cinta Ruben untuk dirinya, dia menatap Ruben dengan penuh perasaan, “bukankah kamu sangat membenci Chandra, apa kamu benar benar bisa melepaskan dendam ini ?”
Kebohongan Ruben tidak memiliki celah sedikit pun, dia kembali melanjutkan aktingnya yang seakan dia adalah orang yang sangat hebat, kemudian berkata kepada Marie, “iya, orang jahat akan mendapatkan balasannya, pasti akan ada seseorang yang membuatnya mendapatkan balasan yang setimpal, dia merasa jika dirinya sangat hebat hingga sampai berani untuk mengejar Clara, tetapi dia tidak mengetahui seberapa besar dukungan yang Clara miliki hingga sekarang mendapatkan balasan yang seperti itu, cepat atau lambat dia akan mati di tangannya sendiri.”
Ruben ternyata memang berbahaya dan sangat cerdik, perkataannya kali ini benar benar menyingkirkan tanggung jawabnya, karena dia khawatir jika Marie berpikir Chandra yang masuk ke penjara adalah ulahnya, jadi dia menjelaskan dengan sangat jelas jika semua itu terjadi karena dia mengejar Clara, dan tidak ada hubungannya sedikitpun dengannya, dengan begitu Marie akan percaya kepadanya.
Ruben mungkin sudah terbiasa berpura pura baik di depan Marie karena itu berbohong menjadi sangan mudah untuknya dan dia melakukannya agar mendapat penilaian baik dari Marie. Tetapi setelah mengatakan semua itu sebuah pikiran terlintas mengenai ide untuk membalaskan dendamnnya untukku.
Sebelum itu dia selalu saja berpikir jika dia akan membalaskan dendam melalui Ferdy dan Ferdy lah yang akan membantunya membalas dendam, tetapi setelah beberapa kali menemui jalan buntu Ruben menjadi tersadar jika sosoknya dimata Ferdy benar benar tidak penting, entah apa yang dia lakukan Ferdy tidak akan menganggapnya dan hanya menyanggupinya semaunya saja.
Tetapi mengenai Clara dia memberikan perhatian yang sangat berbeda, waktu itu karena aku mengejar Clara saja dia sampai berbuat seperti itu kepadaku. Jika aku melakukan sesuatu yang istimewa kepada Clara, bukankah aku sudah habis di tangannya.
Begitu terpikir akan hal ini sorot mata Ruben menjadi berbinar, dan pikirannya menjadi tercerahkan, satu ide jahat tiba tiba muncul dibenaknya, dia begitu antusias hingga tubuhnya gemetaran.
Tetapi entah seberapa dia berantusias, dia tidak menunjukkan ekspresi itu di wajahnya, dia hanya menggerutu pelan dan berkata, “Chandra kamu tamat.”
Novel Terkait
King Of Red Sea
Hideo TakashiMbak, Kamu Sungguh Cantik
Tere LiyeEternal Love
Regina WangAwesome Husband
EdisonMy Charming Lady Boss
AndikaMy Charming Wife
Diana AndrikaWahai Hati×
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (1)
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (2)
- Bab 2 Bu, Maaf (1)
- Bab 2 Bu, Maaf (2)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (1)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (2)
- Bab 4 Pria Perkasa (1)
- Bab 4 Pria Perkasa (2)
- Bab 5 Kemunculan Olive
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (1)
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (2)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(1)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(2)
- Bab 8 Musuhku(1)
- Bab 8 Musuhku(2)
- Bab 9 Sebelum badai datang
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (1)
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (2)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (1)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (2)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (1)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (2)
- Bab 13 Menjadi Pahlawan
- Bab 14 Lalat yang menganggu (1)
- Bab 14 Lalat yang menganggu (2)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (1)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (2)
- Bab 16 serangan yang terbuka mudah untuk ditangani, serangan kegelapan sulit untuk dihindari
- Bab 17 Harimau ingin menunjukkan kekuatan
- Bab 18 Aksi Balas Dendam
- Bab 19 Apa yang ditakutkan pasti akan terjadi
- Bab 20 Momen Menegangkan
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (1)
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (2)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (1)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (2)
- Bab 23 Majikan dan Anjingnya
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (1)
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (2)
- Bab 25 Rencana Licik (1)
- Bab 25 Rencana Licik (2)
- Bab 26 Satu Langkah Lagi
- Bab 27 Melukai Diri untuk Mendapatkan Kepercayaan
- Bab 28 Cinta dan Tidak Cinta
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (1)
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (2)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (1)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (2)
- Bab 31 Aura Seorang Ratu
- Bab 32 Pilihanmu Tidak Salah
- Bab 33 Pencegatan Mike
- Bab 34 Penyiksaan yang Kejam
- Bab 35 Ia adalah Ten Zhou
- Bab 36 Satu yang Menjaga, Tidak Ada yang Berani Menyerang
- Bab 37 Dendam dan Kewajiban
- Bab 38 Kecelakaan Gunawan
- Bab 39 Tokoh Kecil yang Tidak Dianggap
- Bab 40 Olive yang Sangat Terkejut
- Bab 41 Memancing ke dalam Jebakan
- Bab 42 Mike Berlutut
- Bab 43 Aura Pemenang
- Bab 44 Menginjak Jalan yang Buruk
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (1)
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (2)
- Bab 46 Pertarungan
- Bab 47 Tidak Ada yang Bisa Menaklukkanku
- Bab 48 Mencari Masalah
- Bab 49 Dua puluh miliar, itu hal yang kecil
- Bab 50 Menarik Uang
- Bab 51 menganggapmu ayah jika kaya
- Bab 52 keagungan
- Bab 53 Fetrin yang Percaya Diri
- Bab 54 Pengemis Tua
- Bab 55 Ada Uang, Sombong
- Bab 56 Krisis Ekonomi Keluarga Hu
- Bab 57 Merasa Terkejut
- Bab 58 Mike Kembali
- Bab 59 Datang Sendiri
- Bab 60 Boleh Membunuh Tapi Tidak Boleh Menghina
- Bab 61 Satu panggilan kak Chandra
- Bab 62 Mati dan hidup bersama
- Bab 63 Tidak berhenti sampai mati
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (1)
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (2)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (1)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (2)
- Bab 66 Waktu kematian sudah datang
- Bab 67 Perbuatan tercela Mike
- Bab 68 Fetrin Tiba
- Bab 69 Tuan Muda, Aku Terlambat
- Bab 70 Menjalani Keputusan Tuhan
- Bab 71 Amarah Michael Li
- Bab 72 Remehan Fetrin
- Bab 73 Bahaya Menyerang
- Bab 74 Namaku Jeno (1)
- Bab 74 Namaku Jeno (2)
- Bab 75 Michael Li Yang Jago
- Bab 76 Ada Orang di dalam Rumah
- Bab 77 Insting Orang hebat
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(1)
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(2)
- Bab 79 Jangan Mengulang ke Tiga Kalinya
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (1)
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (2)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (1)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (2)
- Bab 82 Balasan
- Bab 83 Posisi Defensif Michael Li
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (1)
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (2)
- Bab 85 Kematian Michael Li
- Bab 86 Kejadian saat itu
- Bab 87 Ayahmu
- Bab 88 Perasaan gelisah yang kuat.
- Bab 89 Perselisihan di Villa Keluarga Hu
- Bab 90 Sekeliling penuh dengan musuh
- Bab 91 Tuan Chandra
- Bab 92 Halo, Nama Aku Ruben
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (1)
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (2)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (1)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (2)
- Bab 95 Malu Ekstrim
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (1)
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (2)
- Bab 97 Kita Putus Saja (1)
- Bab 97 Kita Putus Saja (2)
- Bab 98 Kebencian
- Bab 99 Orang Belakang Ruben
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (1)
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (2)
- Bab 101 Menatap Semua orang
- Bab 102 Bersebrangan Dengan Marie Hu
- Bab 103 Ruben Yang Penuh Percaya Diri
- Bab 104 Tangkap Ruben dengan cara apapun
- Bab 105 Pertempuran Sengit
- Bab 106 Amarah Ruben
- Bab 107 Chris VS Ruben
- Bab 108 Kemampuan Fetrin
- Bab 109 Marie Berlutut
- Bab 110 Membalas Dendam Kepada Ruben
- Bab 111 Maaf, Aku Tidak Terima
- Bab 112 Pria Besar muncul
- Bab 113 Bunga Kampus yang Ketiga
- Bab 114 Selalu ada orang yang lebih hebat
- Bab 115 Putra Godi chen
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (1)
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (2)
- Bab 117 Ferdy Yang bertindak
- Bab 118 Keputusasaan Tanpa Akhir
- Bab 119 Lebih Baik Mati Daripada Hidup
- Bab 120 Pengemis Dan orang kaya generasi kedua (1)
- Bab 120 Pengemis dan orang kaya generasi kedua (2)
- Bab 121 Candra, Kamu Tamat (1)
- Bab 121 Chandra, Kamu Tamat ( 2)
- Bab 122 Ciuman Clara
- Bab 123 Kemarahan Ferdy
- Bab 124 Kobaran Api
- Bab 125 Hidup Mati
- Bab 126 Kematian Ruben Cai
- Bab 127 Ucapan Marie
- Bab 128 Menuju Ke Lokasi Perang
- Bab 129 Tuan Muda Ferdy Yang Susah Ditebak
- Bab 130 Ibuku Datang
- Bab 131 Keangkuhan Tuan muda Ferdy
- Bab 132 Api Peperangan Menyala
- Bab 133 Ibuku VS Tuan Muda Ferdy
- Bab 134 Berjuanglah Untuk Tetap Bertahan Hidup
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (1)
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (2)