Wahai Hati - Bab 84 Dia, adalah Fetrin (1)
Setelah mendengar perkataan Michael Li, kepala ku tiba-tiba berdengung, dan langsung meraung, aku seperti melihat sebuah gambar yang mengerikan, di dalam gambar itu ada aku dan jeno, yang benar dimakamkan disini oleh Michael Li, sedangkan Olive, kondisi nya lebih menyedihkan dari sebelumnya.
Ini adalah akhir yang tidak berani aku bayangkan, tapi ternyata, kenyataan sebenarnya malah terjadi di hadapan ku, dan akhirnya benar seperti yang dikatakan Michael Li, sebelumnya dia membiarkan Yudis menahan Jeno, kelihatannya sekarang, bukan demi menangkap musuh utama agar pasukan ikut menyerah, bukan agar dia mudah menghadapi aku, yang disebutnya untuk menahan Jeno, rupanya hanya untuk mengulur waktu menunggu pasukannya datang, dia dari awal, sengaja berbicara omong kosong padaku, tujuannya untuk mengulur waktu, sehingga rombongan pasukannya tiba tepat waktu. Alasan mengapa dia begitu percaya diri, karena dari awal dia sudah merencanakan semuanya dengan baik.
Dalam keadaan setengah sadar, sekujur tubuh ku menjadi tidak bertenaga, hati ini juga seperti jatuh ke dalam jurang yang sangat dalam. Saat ini aku benar-benar seperti sedang menggali kuburan untuk diri sendiri, lalu mengantarnya kepada Michael Li untuk memakamkannya.
Setelah Jeno selesai mendengar perkataan Michael Li, dia benar-benar tertahan, dan tidak akan bisa mengeluarkan kata-kata yang sombong dan mengancam lagi, alisnya semakin tegang, mulutnya berbisik tanpa sadar :"terlalu ceroboh !"
Sangat jelas sekali, Jeno terhadap malapetaka yang terjadi di hadapannya, dia tidak tahu apa yang harus di lakukan, dari awal sampai akhir kita sudah terperangkap sama seperti seekor kura-kura dalam toples.
Olive yang berada disamping ku, tentu saja juga mengetahui dengan jelas situasi yang terjadi, dia tiba-tiba melihat ke arah ku, dengan gelisah dan merasa bersalah dia berkata :"Chandra, maaf, aku telah melibatkan kalian !"
Suara Olive, masih sedikit serak, nada bicaranya penuh dengan rasa terima kasih, dan rasa bersalah yang mendalam, dia tidak terpikir kalau aku akan menyelamatkannya, jadi terhadap kedatangan ku, dia tidak menduganya dan sangat terharu, tapi terperangkap dalam situasi seperti ini, selain merasa khawatir Olive juga merasa bersalah.
Sejujurnya, aku sendiri tidak berani percaya, aku sekali lagi mengambil resiko menyelamatkan Olive. Dari hari dimana Mike mengutarakan kepada Olive di depan umum, dalam hati ku telah bersumpah, sejak saat itu aku menganggap Olive sebagai orang asing, cinta hilang persahabatan pun hilang. Aku juga terus berjalan di situasi ini, sebisa mungkin tidak berurusan dengannya. Terakhir kali menyelamatkan Olive dari tangan seorang pemabuk, juga sepenuhnya kebetulan, itu karena aku ingin memanfaatkannya untuk memancing keluar Mike, jadi kebetulan sekalian menyelamatkannya.
Sedangkan kali ini, aku sampai ke tempat ini menyelamatkan Olive, bukan karena sedang terburu-buru, tapi aku sudah berpikir beberapa kali dengan matang baru bertindak.
Setelah melewati berbagai permasalahan, sebetulnya aku tidak ada lagi rasa benci kepada Olive. Malam itu aku menarik keluar Mike. Telah menusuk Mike dengan tak terhitung tusukan, semua karena bantuan dari Olive aku baru berhasil balas dendam. Pertempuran antara aku dan Mike semalam, juga Olive kembali membantu ku tanpa memperdulikan semuanya, bahkan demi menyelamatkan aku, dia berjanji akan melakukan apapun syarat memalukan yang di ajukan oleh Mike, biarpun akhirnya dia tidak membantu ku apa-apa, tapi ketulusan hatinya, sudah aku ingat, kebencian ku padanya, juga pelan-pelan menghilang.
Siang hari ini, aku kebetulan melihatnya saat berada di jalan yang tak jauh dari sekolah, dia berjalan sendirian, penampilannya kusam dan lesu, tidak bersemangat, kelihatan seperti kesepian, aku melihatnya sangat muram, dalam hati juga merasa sedih. Saat itu, aku terus memperhatikannya dari kejauhan, aku juga ragu apa harus pergi menemui nya dan berbicara dengan nya, dan menyelesaikan semua permasalahan yang ada.
Jika aku berinisiatif pergi berbicara dengannya, maka kami berdua seolah-olah akan berbelit-belit lagi, cinta dan benci tidak akan berakhir, tapi dalam hati terdalam ku ada sebuah suara lagi, biarkan aku ngobrol baik-baik dengan nya, dan menjelaskan semua permasalahan yang terjadi sebelumnya.
Aku terus merasa, dalam kasus ibu ku, Olive memiliki kesulitan yang sukar diutarakan, tapi aku sama sekali tidak memberikan dia sedikitpun kesempatan untuk menjelaskannya. Dan semalam setelah ngobrol dengan Fetrin, aku menyadari, ibu ku ini tidak sembarangan, tenaganya yang tak terlihat sangat kuat, begitu kuat sehingga aku tidak sanggup membayangkannya, inilah sumber masalahnya, meskipun ibu ku sangat hebat, tapi kenapa tahun itu Si botak dan beberapa buaya darat bisa menculiknya, bahkan dia di penjara karena beberapa perampok ini ?
Masalah ini semakin dipikirkan semakin tidak wajar, atau dengan kata lain, masalah tahun itu aku hanya mengerti sepihak saja, karena itu, siang tadi saat melihat Olive, aku tiba-tiba ingin menemuinya dan menjelaskan padanya, tapi karena ada sedikit rasa khawatir akan akibatnya sehingga ragu dan tidak berani untuk maju. Namun, pada saat aku sedang kebingungan, tiba-tiba sebuah mobil van datang, membawa Olive pergi, Tuhan sepertinya memberiku sebuah jawaban, membiarkan aku melanjutkan pertengkaran dan perselisihan dengan Olive, dia membantu ku membuat sebuah keputusan, mengenai kebetulan yang terjadi beberapa kali, telah memberikan kesempatan kepada aku dan Olive, diantara kami, tampaknya ada jodoh buruk, ada keinginan untuk mengakhirinya tapi masih cinta, sangat ingin melepaskannya tapi masih tidak rela.
Dan sekarang, karena jodoh buruk ini, aku seperti terperangkap dalam krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya, apakah Olive boleh disalahkan? tidak ! salahkan aku sendiri? tidak, aku tidak menyesal, aku tidak menyesal telah menyelamatkan Olive, jika aku tidak datang. Olive pasti sudah rusak di perkosa oleh beberapa orang itu, tahun ini, yang paling tidak biasa dan nyaman aku lihat adalah tindakan memperkosa perempuan, jadi, masalah ini, akan aku urus sampai selesai, mengenai berada di situasi yang terjadi sekarang ini, aku hanya bisa mengatakan, Tuhan ingin aku mati
Setelah bergumam beberapa lama, akhirnya, aku berbicara kepada Olive : "tidak apa-apa ! "
Selesai berbicara, aku membantu Olive untuk berdiri, kemudian melepaskannya, lalu aku maju ke depan, berhadapan dengan Michael Li, dengan suara keras berkata :"Michael Li, apa maksud mu ini, mengandalkan orang banyak ?"
Mungkin, ini yang disebut perjuangan sekarat, bahkan dalam hatiku sangat tegang, tapi aku tidak boleh karena ini kalah dari rasa percaya diri dan semangat, ini adalah modal terakhir ku, sebelumnya di kamar pribadi, dari perkataan Michael Li aku mendengar, dia meragukan latar belakang keluarga ku, kalau begitu, mengapa aku tidak menggertaknya dengan menggunakan wibawa orang yang berkuasa, mungkin masih ada sedikit harapan untuk bertahan hidup.
Michael Li berhenti tidak jauh di depan kami, dia menatap ku dengan dingin, dengan maksud memprovokasi berkata : "benar, aku memang hanya mengandalkan orang banyak, kenapa?"
Jeno mendengar perkataan arogan Michael Li, akhirnya tidak bisa menahan diri untuk berteriak: "karena orang kamu banyak, jadi tidak usah memakai cara licik, kita tentukan tempatnya, lakukan pertarungan yang adil dan terhormat, bagaimana ? "
Dapat diketahui, Jeno juga sedang menggunakan caranya, berusaha mencari kesempatan untuk bertahan hidup, dia berpikir ingin mendorong Michael Li, melakukan pertarungan yang adil dan terhormat, tapi sangat disayangkan, Michael Li sama sekali tidak terpengaruh dengan ucapannya, setelah selesai mendengar, dia tanpa berpikir berkata menyindir : "kamu si pincang, jangan bermimpi, sekarang ini kalian telah masuk dalam perangkapku, kalian punya hak apa membahas tentang persyaratan dengan ku ? tadi bukannya kamu sangat sombong ? bukannya ingin menghancurkan ku? sini lah ? "
Orang seperti Michael Li ini dasarnya memang hina dan keji, sekarang sudah memiliki pasukan penjaga di luar, dia bahkan terlihat lebih hina dan keji, setiap saat menunjukkan ekspresi seperti ingin ditampar, membuat orang geram.
Aku melihat bentuk Michael Li yang hina dan keji, aku hanya di penuhi amarah, tapi saat ini, sama sekali tidak boleh gegabah, begitu pertarungan dimulai, aku dan Jeno pasti akan dikepung oleh 2ratusan pasukan tentara, jadi, bagaimanapun juga, aku harus sabar. Aku menggertakan gigi, terhadap Michael Li berkata dengan marah : "baiklah, aku juga tidak ingin omong kosong denganmu, katakan terus terang, sebenarnya apa mau mu ? "
Michael Li mendengar kata ini, ekpresi wajahnya tiba-tiba berubah, matanya galak, dia menatapku dengan tajam, dengan mata melotot dia berkata :"bagaimana? bukankah sudah ku katakan? aku ingin kalian mati !"
Ini tentu merupakan jawaban yang sudah diduga, tapi aku tidak punya cara lagi, terakhir hanya bisa memegang akar jerami, terhadap Michael Li berkata dengan maksud mengancam: "membunuh aku? kamu berani? kamu harus nya mengetahui latar belakang keluargaku, kalau kamu berani menyentuhku, maka akan berakhir dengan sangat menyedihkan !"
Setelah Michael Li selesai mendengar perkataan ini, dia tertawa dengan seram, kemudian dengan ekspresi dingin berkata kepada ku: "Huh, sekarang baru mengatakan hal ini apa ada guna nya? sebenarnya kali ini aku berencana melepaskan kalian, tapi kalian sendiri yang tak tahu diuntung, mengambil inisiatif sendiri, juga memprovokasi, ingin menghancurkan ku, maka jika hari ini aku tidak membunuh mu, kelak aku tidak akan berpijak pada seluruh penjuru dunia ! "
Selesai berkata, ekspresi wajah Michael Li sangat mengerikan, dia yang awalnya menahan kandung kemihnya yang hampir meledak, akhirnya baru bisa menahan tidak balas dendam padaku, sedangkan aku tidak mengetahui baik dan buruk, malah memprovokasi martabatnya, bahkan membiarkan keselamatannya terancam, dia mana mungkin melepaskan ku, semua dendam lama dan baru diperhitungkan, tidak peduli bagaimanapun dia tetap akan membunuhku.
Terakhir akar jerami ku juga tidak ada gunanya, kelihatan nya hari ini benar tidak ada jalan keluar lagi, tubuhku seperti digigit serangga dan semut, rasanya seperti tidak nyaman, terakhir aku melihat situasi di hadapanku, dibelakang adalah 2ratus pasukan tentara, didepan adalah Michael Li dan Yudis, kami ini di kepung depan belakang, ingin melarikan diri dari sini, hampir tidak ada kemungkinan, terutama aku dan Olive yang terlibat, sama sekali tidak mungkin berpikir untuk melarikan diri. Dalam buku strategi perang 36 strategi, melarikan diri sudah tidak termasuk dalam rencana, jadi, masih ada 1 rencana, menangkap tokoh utama maka pasukannya akan ikut menyerah, asalkan bisa menangkap Michael Li. Kami baru ada harapan keluar dari sini dengan selamat.
Novel Terkait
Si Menantu Buta
DeddyUnplanned Marriage
MargerySi Menantu Dokter
Hendy ZhangAwesome Guy
RobinYama's Wife
ClarkLove And War
JanePengantin Baruku
FebiWahai Hati×
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (1)
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (2)
- Bab 2 Bu, Maaf (1)
- Bab 2 Bu, Maaf (2)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (1)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (2)
- Bab 4 Pria Perkasa (1)
- Bab 4 Pria Perkasa (2)
- Bab 5 Kemunculan Olive
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (1)
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (2)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(1)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(2)
- Bab 8 Musuhku(1)
- Bab 8 Musuhku(2)
- Bab 9 Sebelum badai datang
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (1)
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (2)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (1)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (2)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (1)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (2)
- Bab 13 Menjadi Pahlawan
- Bab 14 Lalat yang menganggu (1)
- Bab 14 Lalat yang menganggu (2)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (1)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (2)
- Bab 16 serangan yang terbuka mudah untuk ditangani, serangan kegelapan sulit untuk dihindari
- Bab 17 Harimau ingin menunjukkan kekuatan
- Bab 18 Aksi Balas Dendam
- Bab 19 Apa yang ditakutkan pasti akan terjadi
- Bab 20 Momen Menegangkan
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (1)
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (2)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (1)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (2)
- Bab 23 Majikan dan Anjingnya
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (1)
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (2)
- Bab 25 Rencana Licik (1)
- Bab 25 Rencana Licik (2)
- Bab 26 Satu Langkah Lagi
- Bab 27 Melukai Diri untuk Mendapatkan Kepercayaan
- Bab 28 Cinta dan Tidak Cinta
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (1)
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (2)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (1)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (2)
- Bab 31 Aura Seorang Ratu
- Bab 32 Pilihanmu Tidak Salah
- Bab 33 Pencegatan Mike
- Bab 34 Penyiksaan yang Kejam
- Bab 35 Ia adalah Ten Zhou
- Bab 36 Satu yang Menjaga, Tidak Ada yang Berani Menyerang
- Bab 37 Dendam dan Kewajiban
- Bab 38 Kecelakaan Gunawan
- Bab 39 Tokoh Kecil yang Tidak Dianggap
- Bab 40 Olive yang Sangat Terkejut
- Bab 41 Memancing ke dalam Jebakan
- Bab 42 Mike Berlutut
- Bab 43 Aura Pemenang
- Bab 44 Menginjak Jalan yang Buruk
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (1)
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (2)
- Bab 46 Pertarungan
- Bab 47 Tidak Ada yang Bisa Menaklukkanku
- Bab 48 Mencari Masalah
- Bab 49 Dua puluh miliar, itu hal yang kecil
- Bab 50 Menarik Uang
- Bab 51 menganggapmu ayah jika kaya
- Bab 52 keagungan
- Bab 53 Fetrin yang Percaya Diri
- Bab 54 Pengemis Tua
- Bab 55 Ada Uang, Sombong
- Bab 56 Krisis Ekonomi Keluarga Hu
- Bab 57 Merasa Terkejut
- Bab 58 Mike Kembali
- Bab 59 Datang Sendiri
- Bab 60 Boleh Membunuh Tapi Tidak Boleh Menghina
- Bab 61 Satu panggilan kak Chandra
- Bab 62 Mati dan hidup bersama
- Bab 63 Tidak berhenti sampai mati
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (1)
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (2)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (1)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (2)
- Bab 66 Waktu kematian sudah datang
- Bab 67 Perbuatan tercela Mike
- Bab 68 Fetrin Tiba
- Bab 69 Tuan Muda, Aku Terlambat
- Bab 70 Menjalani Keputusan Tuhan
- Bab 71 Amarah Michael Li
- Bab 72 Remehan Fetrin
- Bab 73 Bahaya Menyerang
- Bab 74 Namaku Jeno (1)
- Bab 74 Namaku Jeno (2)
- Bab 75 Michael Li Yang Jago
- Bab 76 Ada Orang di dalam Rumah
- Bab 77 Insting Orang hebat
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(1)
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(2)
- Bab 79 Jangan Mengulang ke Tiga Kalinya
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (1)
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (2)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (1)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (2)
- Bab 82 Balasan
- Bab 83 Posisi Defensif Michael Li
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (1)
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (2)
- Bab 85 Kematian Michael Li
- Bab 86 Kejadian saat itu
- Bab 87 Ayahmu
- Bab 88 Perasaan gelisah yang kuat.
- Bab 89 Perselisihan di Villa Keluarga Hu
- Bab 90 Sekeliling penuh dengan musuh
- Bab 91 Tuan Chandra
- Bab 92 Halo, Nama Aku Ruben
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (1)
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (2)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (1)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (2)
- Bab 95 Malu Ekstrim
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (1)
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (2)
- Bab 97 Kita Putus Saja (1)
- Bab 97 Kita Putus Saja (2)
- Bab 98 Kebencian
- Bab 99 Orang Belakang Ruben
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (1)
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (2)
- Bab 101 Menatap Semua orang
- Bab 102 Bersebrangan Dengan Marie Hu
- Bab 103 Ruben Yang Penuh Percaya Diri
- Bab 104 Tangkap Ruben dengan cara apapun
- Bab 105 Pertempuran Sengit
- Bab 106 Amarah Ruben
- Bab 107 Chris VS Ruben
- Bab 108 Kemampuan Fetrin
- Bab 109 Marie Berlutut
- Bab 110 Membalas Dendam Kepada Ruben
- Bab 111 Maaf, Aku Tidak Terima
- Bab 112 Pria Besar muncul
- Bab 113 Bunga Kampus yang Ketiga
- Bab 114 Selalu ada orang yang lebih hebat
- Bab 115 Putra Godi chen
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (1)
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (2)
- Bab 117 Ferdy Yang bertindak
- Bab 118 Keputusasaan Tanpa Akhir
- Bab 119 Lebih Baik Mati Daripada Hidup
- Bab 120 Pengemis Dan orang kaya generasi kedua (1)
- Bab 120 Pengemis dan orang kaya generasi kedua (2)
- Bab 121 Candra, Kamu Tamat (1)
- Bab 121 Chandra, Kamu Tamat ( 2)
- Bab 122 Ciuman Clara
- Bab 123 Kemarahan Ferdy
- Bab 124 Kobaran Api
- Bab 125 Hidup Mati
- Bab 126 Kematian Ruben Cai
- Bab 127 Ucapan Marie
- Bab 128 Menuju Ke Lokasi Perang
- Bab 129 Tuan Muda Ferdy Yang Susah Ditebak
- Bab 130 Ibuku Datang
- Bab 131 Keangkuhan Tuan muda Ferdy
- Bab 132 Api Peperangan Menyala
- Bab 133 Ibuku VS Tuan Muda Ferdy
- Bab 134 Berjuanglah Untuk Tetap Bertahan Hidup
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (1)
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (2)