Wahai Hati - Bab 51 menganggapmu ayah jika kaya
kali ini, perkataanku sangatlah jelas, begitu juga dengan maksud dari perkataanku yang aku sampaikan begitu jelas. gadis berambut pendek itu langsung memahami maksudku. tidak lama kemudian, kedua matanya pun melotot dan tatapannya itu seperti sedang menatap orang gila. dia lalu berkata dengan suara yang begitu besar :" apa? menarik 20Miliyar?"
seluruh nasabah bank berkomunikasi dengan teller bank melalui sebuah speaker dan ketika gadis berambut pendek itu berteriak, dia mengeluarkan sebuah suara yang mengejutkan semua orang. hampir semua orang diruangan itu mendengarnya. ruangan itu mulai kacar, semua orang mulai panik dan kondisi disana seketika berubah. tatapan setiap orang penuh misteri dan ada juga beberapa orang yang berlari kesana untuk melihatnya.
gadis berambut pendek itu sadar kalau dirinya terlalu panik dan dia segera menenangkan suasana hatinya. dia lalu berkata dengan serius kepadaku :" pak, jangan bercanda seperti ini, ini tidak lucu!"
aku lalu berkata lebih serius dibanding dengannya :" aku tidak bercanda, aku ingin menarik 20M. aku butuh uang itu segera. mohon diproses dengan cepat!"
wajahku begitu tulus dan sikapku begitu benar. kecemasan juga terdapat dalam kedua mataku dan itu sama sekali tidak terlihat seperti sedang bercanda. namun gadis berambut pendek itu malah memastikan ulang kalau aku tidak sedang bercanda. dia tidak mempercayaiku dan bahkan dia seperti distereotipkan langsung oleh kesannya padaku dan dia tidak dapat langsung mengubahnya. dia bahkan langsung bertanya kepadaku dengan hina didepan semua orang :" 20M? apakah kamu punya uang sebanyak 20M?"
pertanyaannya itu sungguh wajar. bagaimanapun tidak semua orang bisa mempunyai uang sebesar 20M dengan gampang. baik itu bos kaya sekali pun, mungkin mereka menanam uang mereka pada perusahaan atau bidang lain, ataupun juga pada saham dan sejenisnya. intinya, tidak banyak orang yang mempunyai uang sebesar 20M. dan juga kalau memang ada bos kaya yang memiliki uang yang banyak, dia pastilah memiliki manajer keuangan. dia tidak perlu datang untuk mengambil uangnya sendiri pada bank. jadi, wajar saja kalau gadis berambut pendek itu tidak mempercayaiku.
pastinya,semua orang disekelilingku menganggap diriku sebagai orang gila. terdengar juga banyak pembahasan, ada yang berkata kalau aku sengaja untuk mengacaukan suasana, ada yang berkata juga kalau aku sedang bercanda dengan gadis itu. bahkan ada yang berkata kalau aku sedang tidur sambil berjalan dan aku belum bangun. intinya, tidak ada yang sadar akan keseriusanku dan juga ketulusanku.
aku tidak menghiraukan mereka dan hanya berkata dengan tidak sabar kepada wanita itu :" ada atau tidak, cek saja maka kamu akan tahu!"
jujur saja, semua kesabaranku sudah terpakai ketika antri tadi. sekarang sudah merupakan giliranku dan malah terjadi hal seperti ini. aku benar benar kehabisan kata kata dan semakin merasa cemas. aku tidak hanya ingin segera menyerahkan semua uang itu kepada orang tua Marie Hu dan aku juga sangat ingin bertemu dengan Marie. jadi, aku hanya berharap masalah ini bisa cepat selesai.
gadis berambut pendek itu terdiam mendengar perkataanku dan dia langsung memeriksa rekeningku.
mulutnya terbuka besar ketika melihat nominal uang pada komputer itu. tangannya yang sedang memegang mouse komputer pun bergetar. tatapannya begitu terkejut dan dia tidak menyangka kalau orang kampungan seperti aku bisa memiliki uang sebesar 20M. dia tidak percaya akan hal ini. setelah terbengong beberapa saat, dia pun menenangkan pikirannya dan bersikap seperti teller bank lainnya. dia berkata dengan sopan kepadaku :" halo pak, dikarenakan nominal yang terlalu banyak, kami perlu melaporkannya terlebih dahulu kepada atasan kami!"
setelah mengatakan itu, dia tidak berani lagi menunda dan langsung pergi melapor pada atasannya.
orang disekeliling itu menjadi semakin kacau. ekspresi gadis berambut pendek itu berhasil membuktikan kalau aku bukanlah orang gila. kedatanganku memanglah untuk mengambil uang sebesar 20M. suasana disana semakin panas dan terdengar banyak gosipan yang membahas :" sh*t, apakah dia benar datang untuk mengambil uang 20M?!"
" jika dilihat dari respon karyawan itu, seharusnya semua ini nyata!"
" namun penampilan orang ini tidaklah layak. penampilannya tidak terlihat seperti orang kaya, dia malah terlihat seperti seorang supir dari pemimpin perusahaan yang hanya datang untuk mengambil uang saja!"
" bagaimana mungkin, jika ingin menarik uang sebanyak itu, harus menggunakan KTP asli dan tidak boleh diwakilkan!"
" dia pastilah merupakan anak orang kaya. tapi untuk apa dia menarik uang sebanyak itu? sungguh tidak dimengerti!"
" haiz, selama hidupku, aku tidak akan pernah memiliki uanh sebanyak itu. bahkan aku tidak berani mengharapkannya!"
" benar benar."
ruangan itu semakin bising dikarenakan pembahasan itu. bahkan mereka terlihat seperti tidak bisa diatur lagi. pihak bank pun menyuruh beberapa satpam datang untuk menjaga ketertiban.
tidak lama kemudian, manajer bank itu datang untuk melayaniku dan mengundangku untuk masuk ke ruangan VIP.
kali ini, manajer itu tidak memandang orang dari penampilannya, melainkan memandangku melalui nominal rekeningku. dia melayaniku bagaikan tamu VIP. dia menuangkan air untukku dan setelah selesai melayaniku, dia pun berkata :" pak, apakah kamu telah melakukan reservasi sebelumnya?"
aku menggelengkan kepala dan berkata :" belum, aku terburu buru untuk menggunakan uang cash, jadi aku langsung datang kesini untuk menariknya!"
mendengar ini, tatapan manajer itu sedikit berubah. dia pun menjelaskannya kepadaku :" begini pak, jika nominal yang ingin diambil lewat dari 20M, maka harus melakukan reservasi sehari sebelum pengambilan. itu mempermudah kami untuk menyiapkan uang!"
mendengar ini, aku merasa sedikit cemas dan aku tidak menghiraukan itu. intinya aku harus mendapatkan uang itu hari ini. oleh karena itu, aku pun berkata dengan keras kepada manajer itu :" aku butuh sekarang, jika kalian tidak bisa memberikannya, aku akan langsung pergi ke bank lain!"
sambil mengatakan itu, aku pun berpura pura hendak pergi.
melihat ini, manajer itu langsung menahanku dan berkata dengan penuh sopan :" pak, coba dengar aku dulu. semua bank butuh melakukan reservasi terlebih dahulu. namun kebetulan bank kami hari ini mempunyai uang cadangan dan kami bisa memuaskan semua pemintaanmu. namun dikarenakan nominalnya terlalu besar, kami butuh waktu untuk menyiapkannya. mohon bersabar sebentar, aku akan segera menyuruh bawahan untuk mengurusnya!"
meskipun aku sangat panik, namun perkataan manajer itu masuk akal. aku tidak bisa melawannya dan hanya bisa duduk diam untuk menunggu disana.
ketika menunggu, manajer itu pun mengeluarkan kemampuannya dan mulai menawarkan beberapa jenis produk pengelolaan kekayaan mereka dengan begitu berlebihan. sayangnya aku tidak tertarik akan hal itu dan aku menolak semua itu tanpa tertinggal satu pun."
manajer itu juga tidak marah. dia begitu sabar dan pelayanannya begitu baik. dia menganggapku seperti raja. dia bahkan menukarkan kartu atm milikku menjadi kartu platinum dan berkata kalau aku adalah nasabah terpenting bagi mereka. jika membutuhkan pelayanan lainnya, dia menyuruhku untuk kembali mencari mereka disini.
melihat manajer ini, aku terpikir kembali akan sikap gadis berambut pendek itu tadi. dia begitu membedakan orang kaya dan miskin. jika memiliki uang, maka dia akan menganggapmu sebagai ayahnya dan jika kamu tidak ada uang, maka dia akan menganggapmu sebagai cucunya saja. dunia ini terlalu realistis!
sekitar satu jam, proses penarikan uang pun selesai. manajer itu menyerahkan uang sebesar 20M itu kepadaku dan bank itu punmemberikan sebuah kotak besar dengan pengunci kode kepadaku dikarenakan nominalnya yang tidak sedikit. dengan begitu juga uang uang itu bisa disimpan dengan baik dan aman.
ketika aku hendak pergi, jalan yang aku lewati bukanlah jalan umum. pihak bank begitu ramah, mereka menyuruh orang untuk menuntunku melalui jalan alternatif yang biasanya digunakan oleh karyawan dan juga menyuruh orang untuk melindungiku dan juga mengantarku. orang yang mengantarku itu adalah manajer itu dan juga gadis berambut pendek itu.
manajer itu membantu menuntun jalan dan gadis berambut pendek itu membantuku menarik kotak besar yang berat itu. ketika kami sampai di pintu luar, gadis berambut pendek itu bertanya dengan sopan kepadaku :" pak Chandra, dimanakah kamu memberhentikan mobilmu?"
aku pun berkata :" aku tidak punya mobil, aku akan memesan taksi saja. kalian tidak perlu mengantarku lagi!"
mendengar ini, kedua orang itu terbengong dan menatapku dengan tatapan kagum.
mungkin bagi mereka, aku adalah seorang manusia aneh. semua perlakuanku merupakan hal diluar dugaan mereka. bahkan mereka tidak tahu harus memandangku menggunakan tatapan seperti apa. pertama, aku cukup mengejutkan mereka dengan menarik yang sebesar 20M, selanjutnya, aku membawa uang sebanyak ini tanpa ajudan dan juga kendaraan pribadi, bahkan ingin memesan taksi? bukankah ini sama saja membahayakan diri sendiri? terakhir, aku sebagai seorang anak orang kaya tidak mempunyai mobil?
manajer dan wanita berambut pendek itu tidak mengerti. setelah beberapa saat, manajer itu pun berkata :" aku ada mobil. pak Chandra, kemana kamu ingin pergi? aku akan mengantarmu!"
aku tersenyum dan berkata :" tidak perlu, kamu terlalu segan. aku tidak begitu terhormat. aku akan memesan taksi saja!"
manajer itu adalah seseorang yang bisa mengerti sikon. ketika aku menyuruhnya untuk tidak mengantar, dia pun tidak berkata apapun lagi. dia lalu menyuruh gadis berambut pendek itu untuk memesan taksi.
ketika taksi itu datang, aku langsung memindahkan kotak itu kedalam bagasi mobil. aku memindahkannya sembarangan seperti sedang memindahkan koper biasa. setelah melakukan itu, aku pun berkata kepada manajer dan wanita berambut pendek itu :" sampai jumpa!"
manajer itu lalu berkata :" kamu harus hati hati dijalan!"
aku tersenyum dan masuk kedalam mobil. mobil itu pun mulai berkendara.
didalam perjalanan, aku hanya memikirkan untuk segera sampai dirumah Marie dan tidak memikirkan keselamatanku. semua orang akan merasa kalau aku yang membawa uang sebanyak itu sama saja sedang membawa sebuah bom disisiku, mudah menyebabkan kecelakaan. namun aku tidak berpikir seperti itu, bagiku, 20M ini hanyalah uang pinangku untuk keluarga Hu. aku hanya ingin menukarkan uang ini dengan kebahagiaan aku dan Marie. aku sama sekali tidak menganggapnya sebagai uang.
setelah setengah jam terlewati, mobil itu pun sampai di gunung longqing. setelah sampai di lereng bukit, aku pun segera membayar ongkos dan segera turun dari mobil. aku lalu menarik kotak besar itu dan berjalan menuju ke villa besar tempat Marie tinggal.
tidak terasa, hari sudah senja, matahari pun hampir tenggelam dan warna merah kuning menghiasi seluruh langit itu. sebuah pemandangan yang ajaib terlihat di gunung Longqing, aku mulai masuk kedalam pemandangan itu. perasaanku sangat panik dan juga senang. langkah kakiku semakin cepat dan roda pada kotak itu mengeluarkan suara karena tarikanku yang cepat. suara roda itu hampir sama seperti irama detak jantungku yang mendatangkan perasaan yang luar biasa.
hanya saja ketika aku hampir sampar divilla milik keluarga Hu, aku mendengar suara pertengkaran yang hebat dari dalam. aku sepertinya mendengar suara Marie. saat ini, aku seketika panik. aku mempercepat langkahku dan berlari kecil kedepan pintu besi villa itu.
dari pintu besi itu, aku bisa melihat seluruh kejadian didalam taman itu. meskipun Marie sedang bertengkar hebat dengan kedua orang tuanya, namun dia masih terlihat begitu cantik. hanya saja ekspresi wajahnya terlihat buruk. matanya memerah dan terlihat seperti telah menangis. dia terlihat begitu kacau, dia terus menyalahkan kedua orang tuanya. jika didengar dari perkataannya, dia sepertinya sudah tahu masalah tentang kedua orang tuanya yang melarangku masuk. jadi, dia sangat marah dan ingin keluar untuk menemuiku.
mungkin kedua orang tuanya tidak setuju dan sikap mereka begitu tegas, mereka bahkan memerintahkan Marie untuk tidak berhubungan denganku.
Marie memiliki temperamen yang kuat. dia akan terlihat seperti seekor harimau betina ketika dia marah, terlihat sangat kasar, dia bahkan melawan kedua orang tuanya. dan Elis hanyalah orang tengah yang berusaha menasehati namun itu tidak membantu sama sekali.
taman Villa yang awalnya indah itu seketika berubah menjadi kacau. kondisi disana benar benar terlihat sangat buruk. aku lalu mengulurkan tanganku dan perlahan menekan bel pada pintu....
Novel Terkait
Lelah Terhadap Cinta Ini
Bella CindyMenantu Bodoh yang Hebat
Brandon Li1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaSuami Misterius
LauraAwesome Guy
RobinMy Charming Lady Boss
AndikaWahai Hati×
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (1)
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (2)
- Bab 2 Bu, Maaf (1)
- Bab 2 Bu, Maaf (2)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (1)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (2)
- Bab 4 Pria Perkasa (1)
- Bab 4 Pria Perkasa (2)
- Bab 5 Kemunculan Olive
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (1)
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (2)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(1)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(2)
- Bab 8 Musuhku(1)
- Bab 8 Musuhku(2)
- Bab 9 Sebelum badai datang
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (1)
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (2)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (1)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (2)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (1)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (2)
- Bab 13 Menjadi Pahlawan
- Bab 14 Lalat yang menganggu (1)
- Bab 14 Lalat yang menganggu (2)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (1)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (2)
- Bab 16 serangan yang terbuka mudah untuk ditangani, serangan kegelapan sulit untuk dihindari
- Bab 17 Harimau ingin menunjukkan kekuatan
- Bab 18 Aksi Balas Dendam
- Bab 19 Apa yang ditakutkan pasti akan terjadi
- Bab 20 Momen Menegangkan
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (1)
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (2)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (1)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (2)
- Bab 23 Majikan dan Anjingnya
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (1)
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (2)
- Bab 25 Rencana Licik (1)
- Bab 25 Rencana Licik (2)
- Bab 26 Satu Langkah Lagi
- Bab 27 Melukai Diri untuk Mendapatkan Kepercayaan
- Bab 28 Cinta dan Tidak Cinta
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (1)
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (2)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (1)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (2)
- Bab 31 Aura Seorang Ratu
- Bab 32 Pilihanmu Tidak Salah
- Bab 33 Pencegatan Mike
- Bab 34 Penyiksaan yang Kejam
- Bab 35 Ia adalah Ten Zhou
- Bab 36 Satu yang Menjaga, Tidak Ada yang Berani Menyerang
- Bab 37 Dendam dan Kewajiban
- Bab 38 Kecelakaan Gunawan
- Bab 39 Tokoh Kecil yang Tidak Dianggap
- Bab 40 Olive yang Sangat Terkejut
- Bab 41 Memancing ke dalam Jebakan
- Bab 42 Mike Berlutut
- Bab 43 Aura Pemenang
- Bab 44 Menginjak Jalan yang Buruk
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (1)
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (2)
- Bab 46 Pertarungan
- Bab 47 Tidak Ada yang Bisa Menaklukkanku
- Bab 48 Mencari Masalah
- Bab 49 Dua puluh miliar, itu hal yang kecil
- Bab 50 Menarik Uang
- Bab 51 menganggapmu ayah jika kaya
- Bab 52 keagungan
- Bab 53 Fetrin yang Percaya Diri
- Bab 54 Pengemis Tua
- Bab 55 Ada Uang, Sombong
- Bab 56 Krisis Ekonomi Keluarga Hu
- Bab 57 Merasa Terkejut
- Bab 58 Mike Kembali
- Bab 59 Datang Sendiri
- Bab 60 Boleh Membunuh Tapi Tidak Boleh Menghina
- Bab 61 Satu panggilan kak Chandra
- Bab 62 Mati dan hidup bersama
- Bab 63 Tidak berhenti sampai mati
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (1)
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (2)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (1)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (2)
- Bab 66 Waktu kematian sudah datang
- Bab 67 Perbuatan tercela Mike
- Bab 68 Fetrin Tiba
- Bab 69 Tuan Muda, Aku Terlambat
- Bab 70 Menjalani Keputusan Tuhan
- Bab 71 Amarah Michael Li
- Bab 72 Remehan Fetrin
- Bab 73 Bahaya Menyerang
- Bab 74 Namaku Jeno (1)
- Bab 74 Namaku Jeno (2)
- Bab 75 Michael Li Yang Jago
- Bab 76 Ada Orang di dalam Rumah
- Bab 77 Insting Orang hebat
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(1)
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(2)
- Bab 79 Jangan Mengulang ke Tiga Kalinya
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (1)
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (2)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (1)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (2)
- Bab 82 Balasan
- Bab 83 Posisi Defensif Michael Li
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (1)
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (2)
- Bab 85 Kematian Michael Li
- Bab 86 Kejadian saat itu
- Bab 87 Ayahmu
- Bab 88 Perasaan gelisah yang kuat.
- Bab 89 Perselisihan di Villa Keluarga Hu
- Bab 90 Sekeliling penuh dengan musuh
- Bab 91 Tuan Chandra
- Bab 92 Halo, Nama Aku Ruben
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (1)
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (2)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (1)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (2)
- Bab 95 Malu Ekstrim
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (1)
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (2)
- Bab 97 Kita Putus Saja (1)
- Bab 97 Kita Putus Saja (2)
- Bab 98 Kebencian
- Bab 99 Orang Belakang Ruben
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (1)
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (2)
- Bab 101 Menatap Semua orang
- Bab 102 Bersebrangan Dengan Marie Hu
- Bab 103 Ruben Yang Penuh Percaya Diri
- Bab 104 Tangkap Ruben dengan cara apapun
- Bab 105 Pertempuran Sengit
- Bab 106 Amarah Ruben
- Bab 107 Chris VS Ruben
- Bab 108 Kemampuan Fetrin
- Bab 109 Marie Berlutut
- Bab 110 Membalas Dendam Kepada Ruben
- Bab 111 Maaf, Aku Tidak Terima
- Bab 112 Pria Besar muncul
- Bab 113 Bunga Kampus yang Ketiga
- Bab 114 Selalu ada orang yang lebih hebat
- Bab 115 Putra Godi chen
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (1)
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (2)
- Bab 117 Ferdy Yang bertindak
- Bab 118 Keputusasaan Tanpa Akhir
- Bab 119 Lebih Baik Mati Daripada Hidup
- Bab 120 Pengemis Dan orang kaya generasi kedua (1)
- Bab 120 Pengemis dan orang kaya generasi kedua (2)
- Bab 121 Candra, Kamu Tamat (1)
- Bab 121 Chandra, Kamu Tamat ( 2)
- Bab 122 Ciuman Clara
- Bab 123 Kemarahan Ferdy
- Bab 124 Kobaran Api
- Bab 125 Hidup Mati
- Bab 126 Kematian Ruben Cai
- Bab 127 Ucapan Marie
- Bab 128 Menuju Ke Lokasi Perang
- Bab 129 Tuan Muda Ferdy Yang Susah Ditebak
- Bab 130 Ibuku Datang
- Bab 131 Keangkuhan Tuan muda Ferdy
- Bab 132 Api Peperangan Menyala
- Bab 133 Ibuku VS Tuan Muda Ferdy
- Bab 134 Berjuanglah Untuk Tetap Bertahan Hidup
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (1)
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (2)