Wahai Hati - Bab 121 Candra, Kamu Tamat (1)
Aku dengan tampang seperti ini tiba tiba datang mendekat ke depan Ferdy dengan mengajukan pertanyaan seperti itu rasanya sedang menagih hutang saja, benar benar menyedihkan. Wajah dingin Ferdy masih terlihat begitu tenang meskipun sempat sedikit tertegun, dia menaikkan alisnya mengamatiku, kemudian berkata, “iya, itu aku, apa kamu ingin membalaskan dendam?”
Dari perkataan yang Ferdy katakan penuh dengan hinaan, dia hanya menganggapku sebagai serangga konyol, dan dia menganggapku yang berdiri di depannya dengan mengatakan hal seperti itu hanya untuk bersenang senang dan melucu.
Aku tidak memberikan reaksi apapun karena perkataannya, aku tidak merasa ketakutan karena kekuatan yang dia miliki, pertama kali melihatnya aku memang terkejut, tetapi kali ini aku benar benar tidak merasa takut sedikitpun kepadanya, aku sudah dibuat menjadi semenyedihkan ini olehnya, aku juga tidak takut akan dibuat lebih menyedihkan lagi olehnya, karena aku merasa sudah mati, jadi aku tidak takut akan apapun. Hatiku yang sudah mati rasa ini masih saja begitu tenang, aku masih memandangnya dengan wajah tanpa ekspresi, “tidak, aku tidak akan membalas dendam, kecuali suatu hari nanti aku bisa lebih hebat darimu, maka aku pasti akan membalasmu!”
Setelah mengatakan perkataan konyol itu aku langsung berbalik badan dan pergi meninggalkan restoran malatang.
Clara masih menatap punggungku yang terlihat sangat menyedihkan, dalam hatinya merasa sedikit tersentuh, kemudian dia membalikkan kepalanya melihat ke arah Ferdy, dia terlihat masih menunjukkan sikap tidak peduli, dia hanya menatap ke arah dimana aku pergi dan kemudian berkata kepada dirinya sendiri, “menarik sekali.”
Meskipun tidak bisa membantu apa apa, tetapi dalam hati Clara seketika muncul percikan api kemarahan, meskipun dia tidak membenci atau bahkan menyukaiku, tetapi melihat aku yang disiksa sampai seperti ini membuat hatinya terasa getir, terutama aku bisa sampai seperti ini semua adalah berawal dari dirinya. Dia semakin kesal, kembali ke tempat duduknya dan memarahi Ferdy, “Ferdy, kamu sudah keterlaluan!”
Ferdy malah tidak merasa jika dia sudah melewati batas, “aku tidak merasa begitu, aku hanya menghukumnya sedikit, dia tidak akan lebih bijaksana, malah akan menjadi lebih sombong. Dia mengandalkan latar belakang keluarganya dan membuatnya menjadi sangat sombong, kali ini aku membuatnya mengenali dirinya sendiri dan membuatnya mengerti, entah seberapa kuat keluarga yang dia miliki, maka pasti akan ada seseorang yang akan menghabisinya dengan mudah.”
Apa yang dikatakan oleh Ferdy memang terdengar masuk akal, dan Clara tidak menemukan apapun untuk bisa membantahnya.
Sebenarnya Clara mengerti jika pelajaran kecil saja tidak akan mampu menyadarkanku, aku datang ke sekolah sudah untuk waktu yang lama, keributan dan masalah masalah juga sudah banyak aku hadapi, tetapi setiap kali aku menghadapi semua itu, aku selalu saja mengandalkan keluargaku untuk membereskannya, dan hal itulah yang membuatku semakin menggila, hingga tidak ada hukum yang berani menghentikanku.
Dan tindakan Ferdy kali ini benar benar menghentikan kegilaanku dengan membuatku mendapatkan pelajaran yang setimpal, dan membuatku menjadi lebih realistis, ini adalah hal yang sangat ingin dilihat oleh Clara dalam diriku, tetapi dia baru saja melihat dengan kedua matanya sendiri sosok diriku yang begitu menyedihkan, tentu saja itu membuatnya tidak tega. Tetapi semua itu langsung dia tepis, dia hanya berharap jika aku bisa menjadi orang yang baik, mengenali diriku sendiri dan sadar akan kesalahan yang sudah aku lakukan selama ini, dan menjadi sosok yang lebih baik lagi di masa depan, ini adalah harga yang pantas untuk apa yang sudah aku terima selama dalam tahanan.
Faktanya sama persis seperti apa yang dipikirkan Clara, aku benar benar berubah, aku tidak lagi merasa sombong dan bangga dengan latar belakang keluargaku, dan aku juga tidak lagi menganggap diriku sangat hebat. Malah sebaliknya, pukulan yang sangat kejam dan tidak manusiawi ini aku merasa sangat rendah diri, bahkan memandang rendah diriku sendiri yang sangat tidak berguna, bahkan sekarang aku tidak berani menatap tepat ke mata seseorang, karena khawatir mereka akan menatapku dengan tatapan yang begitu merendahkan.
Semua orang di sekolah mengetahui jika aku ditangkap oleh polisi, dan mereka juga tau benar jika aku sudah mendapatkan penderitaan yang teramat dalam, entah aku menggila seperti apa, masih saja ada orang yang akan menghentikanku, jadi semua orang sudah tidak begitu merasa takut kepadaku lagi, aku berubah menjadi sosok orang biasa di mata semua orang, sampai sampai ada yang sudah tidak menganggapku lagi, dan dimata mereka aku bahkan sudah tidak memiliki bayangan penting lagi.
Aku sekarang tidak mengharapkan akan ada seseorang yang akan menganggapku tinggi, bagaimanapun juga dunia yang aku milikki bukanlah yang terkuat, dan aku hanyalah sampah, bahkan aku tidak bisa membalaskan dendamku sendiri, aku tidak memiliki kemampuan untuk melakukan itu. Aku benar benar tidak berguna, tidak bisa lagi bersikap arogan, tidak ingin mengandalkan keluargaku lagi, dan aku tidak boleh melibatkan mereka lagi, satu satunya yang aku miliki sekarang ini adalah hanya mengandalkan diriku sendiri.
Setelah tiga hari keluar dari kantor polisi, aku benar benar menjadi orang biasa, tidak mengejar Clara dengan cara yang aneh lagi, bahkan memberikan perintah kepada yang lainnya jika kelak tidak boleh mengungkit lagi masalah Clara.
Meskipun mereka tidak tau alasan tepatnya kenapa aku sampai ditangkap oleh polisi, tetapi mereka mengetahui jika aku berubah karena kejadian itu, dan perubahanku ini membuat mereka menjadi semakin realistis, tidak berbuat sembarangan dan tidak akan memprovokasi Clara lagi.
Tentu saja, ketenangan pikiran ini juga merubah hidupku yang singkat ini, aku tidak membalas dendam, tidak mengejar Clara lagi, dan Ferdy juga tidak akan mencari gara gara lagi denganku, jadi dalam beberapa hari ini tidak ada yang terjadi denganku, dan kehidupanku menjadi sangat tenang.
Bisa dikatakan jika aku tetap merendah seperti ini maka jalan hidupku juga akan berangsur angsur kembali ke dalam lintasan hidupku yang sebenarnya, hanya saja walaupun kamu tidak ingin menyinggung seseorang, tetap saja akan ada orang yang akan menyinggungmu.
Asalkan aku masih hidup di dunia ini, dan akan ada seseorang yang tidak henti hentinya memperhatikanku, dia adalah Ruben.
Kebencian dan dendam yang dia miliki terhadapku sudah mendarah daging, setiap saat dia selalu terpikirkan untuk membalaskan dendam kepadaku, dan berkeinginan untuk menghancurkanku, kebencian di dalam hatinya sudah tidak bisa terangkat lagi, tentu saja dia juga mengetahui jika aku sempat terjebak di dalam sel tahanan dengan penderitaan tiada akhir, tetapi pengajaran kecil seperti ini masih saja tidak bisa meredam kebencian dalam hatinya, dia menginginkan agar aku mati, atau mungkin dia harus membalaskan dendamnya kepadaku terlebih dahulu.
Dia melihat aku yang sudah dibebaskan selama beberapa hari ini dan menjalani kehidupan yang damai, kebencian yang dia miliki semakin mendidih, dia merasa jika dia sudah tidak tahan lagi dengan membiarkanku hidup bebas.
Akhirnya malam saat tiga hari aku dilepaskan dia pergi ke Blok Greenland untuk mencari Ferdy sekali lagi.
Ruben juga tidak berbasa basi, begitu bertemu dengan Ferdy dia langsung membahas mengenaiku. Dia menambahkan begitu macam bumbu dalam ceritanya, mengatakan semua keburukanku untuk memicu pertikaian, dia hanya berharap agar Ferdy bisa semakin geram hingga timbul niat di dalam hatinya untuk memusnahkanku.
Ferdy tentu saja memiliki pemikirannya sendiri, dia sama sekali tidak menghiraukan hasutan yang Ruben katakan kepadanya, dan dia hanya berkata kepada Ruben jika aku tidak menyentuhnya, maka dia tidak akan menghabisiku. Waktu itu dia sudah memberikan pelajaran kepadaku karena aku mengejar Clara, dan hal itu sudah berakhir, Ferdy tentu saja tidak akan mencari gara gara denganku atau menjadi musuhku, entah apa yang dikatakan Ruben kepadanya juga tidak akan ada gunanya.
Ruben meninggalkan kediaman Ferdy dalam keadaan tidak puas. Setelah itu dia pergi ke rumah Marie yang juga berada di dalam satu kompleks perumahan.
Penampilan Ruben hancur, dan kemampuan seni bela dirinya menghilang, dia selalu hidup dalam kegelapan selama ini, satu satunya yang dia miliki adalah Marie. Pertarunganya denganku membuatnya kehilangan begitu banyak hal, tetapi dia masih memiliki Marie yang selalu membuatnya merasa tenang.
Marie merasa bersalah kepada Ruben, dia memiliki simpati yang dalam kepadanya, dia tau jika Ruben bisa menjadi seperti ini semua karena dirinya, entah bagaimanapun juga dia harus memikul tanggung jawab ini, jadi dia memberitahu Ruben, jika tidak ada yang menginginknnya, maka masih ada Marie yang selalu menerimanya.
Dengan adanya perkataan seperti itu dari Marie seharusnya bisa membuat Ruben bahagia, tetapi dia sudah kehilangan pesona dalam dirinya, apa gunanya hubungan yang seperti itu, dia tidak memiliki kebahagiaan dalam hatinya, yang ada hanyalah kebencian dan dendam yang sudah mendarah daging dalam dirinya. Setiap dia bersama dengan Marie membuatnya teringat kepadaku, dia teringat akan siksaan dan rasa sakit yang aku berikan kepadanya, dia memikirkan dirinya yang sudah hancur, hingga kehilangan kemampuan dan kekuatan yang dia miliki, kenyataan ini membuatnya merasakan sakit dan kebencian yang semakin hari semakin menyesakkan hatinya.
Novel Terkait
My Superhero
JessiCinta Dibawah Sinar Rembulan
Denny AriantoGue Jadi Kaya
Faya SaitamaCinta Tak Biasa
SusantiMy Perfect Lady
AliciaCinta Di Balik Awan
KellyPernikahan Kontrak
JennyWahai Hati×
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (1)
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (2)
- Bab 2 Bu, Maaf (1)
- Bab 2 Bu, Maaf (2)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (1)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (2)
- Bab 4 Pria Perkasa (1)
- Bab 4 Pria Perkasa (2)
- Bab 5 Kemunculan Olive
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (1)
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (2)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(1)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(2)
- Bab 8 Musuhku(1)
- Bab 8 Musuhku(2)
- Bab 9 Sebelum badai datang
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (1)
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (2)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (1)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (2)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (1)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (2)
- Bab 13 Menjadi Pahlawan
- Bab 14 Lalat yang menganggu (1)
- Bab 14 Lalat yang menganggu (2)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (1)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (2)
- Bab 16 serangan yang terbuka mudah untuk ditangani, serangan kegelapan sulit untuk dihindari
- Bab 17 Harimau ingin menunjukkan kekuatan
- Bab 18 Aksi Balas Dendam
- Bab 19 Apa yang ditakutkan pasti akan terjadi
- Bab 20 Momen Menegangkan
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (1)
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (2)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (1)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (2)
- Bab 23 Majikan dan Anjingnya
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (1)
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (2)
- Bab 25 Rencana Licik (1)
- Bab 25 Rencana Licik (2)
- Bab 26 Satu Langkah Lagi
- Bab 27 Melukai Diri untuk Mendapatkan Kepercayaan
- Bab 28 Cinta dan Tidak Cinta
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (1)
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (2)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (1)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (2)
- Bab 31 Aura Seorang Ratu
- Bab 32 Pilihanmu Tidak Salah
- Bab 33 Pencegatan Mike
- Bab 34 Penyiksaan yang Kejam
- Bab 35 Ia adalah Ten Zhou
- Bab 36 Satu yang Menjaga, Tidak Ada yang Berani Menyerang
- Bab 37 Dendam dan Kewajiban
- Bab 38 Kecelakaan Gunawan
- Bab 39 Tokoh Kecil yang Tidak Dianggap
- Bab 40 Olive yang Sangat Terkejut
- Bab 41 Memancing ke dalam Jebakan
- Bab 42 Mike Berlutut
- Bab 43 Aura Pemenang
- Bab 44 Menginjak Jalan yang Buruk
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (1)
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (2)
- Bab 46 Pertarungan
- Bab 47 Tidak Ada yang Bisa Menaklukkanku
- Bab 48 Mencari Masalah
- Bab 49 Dua puluh miliar, itu hal yang kecil
- Bab 50 Menarik Uang
- Bab 51 menganggapmu ayah jika kaya
- Bab 52 keagungan
- Bab 53 Fetrin yang Percaya Diri
- Bab 54 Pengemis Tua
- Bab 55 Ada Uang, Sombong
- Bab 56 Krisis Ekonomi Keluarga Hu
- Bab 57 Merasa Terkejut
- Bab 58 Mike Kembali
- Bab 59 Datang Sendiri
- Bab 60 Boleh Membunuh Tapi Tidak Boleh Menghina
- Bab 61 Satu panggilan kak Chandra
- Bab 62 Mati dan hidup bersama
- Bab 63 Tidak berhenti sampai mati
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (1)
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (2)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (1)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (2)
- Bab 66 Waktu kematian sudah datang
- Bab 67 Perbuatan tercela Mike
- Bab 68 Fetrin Tiba
- Bab 69 Tuan Muda, Aku Terlambat
- Bab 70 Menjalani Keputusan Tuhan
- Bab 71 Amarah Michael Li
- Bab 72 Remehan Fetrin
- Bab 73 Bahaya Menyerang
- Bab 74 Namaku Jeno (1)
- Bab 74 Namaku Jeno (2)
- Bab 75 Michael Li Yang Jago
- Bab 76 Ada Orang di dalam Rumah
- Bab 77 Insting Orang hebat
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(1)
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(2)
- Bab 79 Jangan Mengulang ke Tiga Kalinya
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (1)
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (2)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (1)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (2)
- Bab 82 Balasan
- Bab 83 Posisi Defensif Michael Li
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (1)
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (2)
- Bab 85 Kematian Michael Li
- Bab 86 Kejadian saat itu
- Bab 87 Ayahmu
- Bab 88 Perasaan gelisah yang kuat.
- Bab 89 Perselisihan di Villa Keluarga Hu
- Bab 90 Sekeliling penuh dengan musuh
- Bab 91 Tuan Chandra
- Bab 92 Halo, Nama Aku Ruben
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (1)
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (2)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (1)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (2)
- Bab 95 Malu Ekstrim
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (1)
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (2)
- Bab 97 Kita Putus Saja (1)
- Bab 97 Kita Putus Saja (2)
- Bab 98 Kebencian
- Bab 99 Orang Belakang Ruben
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (1)
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (2)
- Bab 101 Menatap Semua orang
- Bab 102 Bersebrangan Dengan Marie Hu
- Bab 103 Ruben Yang Penuh Percaya Diri
- Bab 104 Tangkap Ruben dengan cara apapun
- Bab 105 Pertempuran Sengit
- Bab 106 Amarah Ruben
- Bab 107 Chris VS Ruben
- Bab 108 Kemampuan Fetrin
- Bab 109 Marie Berlutut
- Bab 110 Membalas Dendam Kepada Ruben
- Bab 111 Maaf, Aku Tidak Terima
- Bab 112 Pria Besar muncul
- Bab 113 Bunga Kampus yang Ketiga
- Bab 114 Selalu ada orang yang lebih hebat
- Bab 115 Putra Godi chen
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (1)
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (2)
- Bab 117 Ferdy Yang bertindak
- Bab 118 Keputusasaan Tanpa Akhir
- Bab 119 Lebih Baik Mati Daripada Hidup
- Bab 120 Pengemis Dan orang kaya generasi kedua (1)
- Bab 120 Pengemis dan orang kaya generasi kedua (2)
- Bab 121 Candra, Kamu Tamat (1)
- Bab 121 Chandra, Kamu Tamat ( 2)
- Bab 122 Ciuman Clara
- Bab 123 Kemarahan Ferdy
- Bab 124 Kobaran Api
- Bab 125 Hidup Mati
- Bab 126 Kematian Ruben Cai
- Bab 127 Ucapan Marie
- Bab 128 Menuju Ke Lokasi Perang
- Bab 129 Tuan Muda Ferdy Yang Susah Ditebak
- Bab 130 Ibuku Datang
- Bab 131 Keangkuhan Tuan muda Ferdy
- Bab 132 Api Peperangan Menyala
- Bab 133 Ibuku VS Tuan Muda Ferdy
- Bab 134 Berjuanglah Untuk Tetap Bertahan Hidup
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (1)
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (2)