Wahai Hati - Bab 78 Malam yang Menakutkan(1)
Ketika Marie Hu melihat ke luar jendela karena khawatir pada diriku, aku benar-benar terjebak dalam situasi mendesak, perkataan Jeno yang seperti itu, membuat udara di sekitarnya menjadi aneh, dengarkan dengan teliti, sepertinya ada suara angin yang bertiupan, untuk pertama kalinya aku merasakan malam hari yang begitu mengerikan, suram, dan dingin, yang membuat hatiku tidak bisa menahan dingin ini, aku menahan napasku dan saraf menjadi tegang, sambil menunggu orang-orang Jeno keluar.
Hanya saja, tunggu aku sudah hampir tercekik, tetap saja disekitar ini tidak ada satupun bayangan hantu, aku terengah-engah mengambil napas dan menatap Jeno lagi, dengan wajah yang serius, seperti tidak ingin bercanda, tapi apa yang terjadi lagi dengan keadaan yang sekarang ini? Bukannya terkadang persepsi Jeno juga bisa salah?
Ketika hatiku sedang gelisah, tiba-tiba ponsel ku berbunyi nada dering pesan teks dengan jelas, tiba-tiba melintas dalam kesunyian malam, berbunyi keras di ruang yang aneh itu, tiba-tiba sampai tidak bisa berkata-kata, ketakutan sampai tidak sadar seluruh tubuhku gemetaran, bahkan Jeno sampai menoleh menatapku, dengan besar berteriak: "cepat lihat, pasti orang jahat yang telah mengirim sinyal ini!"
Aku bergegas mengeluarkan ponsel, dan melihat kalau itu adalah pesan teks dari Marie Hu, kali ini aku merasa seperti bola yang kempes, saraf ku yang tegang tiba-tiba menjadi rileks, aku sia-sia melirik Jeno, dan dengan hening berkata, "Pacarku yang mengirim pesan! "
Malam ini aku tidak ditakuti oleh orang-orang jahat, itu pasti Jeno yang membuat kaget.
Jeno menjulur-julurkan lidahnya dan melihat lagi ke arah yang dia lihat tadi.
Aku tidak akan memperdulikan dia lagi, dengan segera menghidupkan ponsel dan memeriksa sebentar pesan teks, yang berisi tentang: "Chandra, hari ini orang tua ku akan datang ke sini untuk membawaku pulang ke rumah. Mereka memberitahu ku bahwa Michael Li berjanji dalam tiga hari ini ia menginginkan nyawamu, aku akan ikut terlibat jika aku bersamamu, demi keselamatanku, mereka akan membawaku pulang, dan mengatakan bahwa aku tidak bisa menghubungimu selama tiga hari ini, jika setelah tiga hari kedepan kamu sudah aman, maka aku bisa bersamamu. Kamu harus tahu bahwa aku tidak takut pada hal-hal itu, tapi tetap saja aku sudah berjanji dengan mereka. Bukan karena yang lain, hanya karena kepercayaan, dulu aku tidak memiliki kepercayaan padamu sama sekali, selalu khawatir dan cemas kamu akan ada masalah, dan alhasil kamu selalu bisa melampaui harapanku, untungnya kali ini aku memutuskan untuk mempercayaimu, aku percaya bahwa kamu pasti akan dapat mengatasi situasi mendesak ini, dan pada akhirnya akan aman dan tidak ada masalah, aku tidak bisa membantumu, tapi aku bisa melakukan dengan tidak membebanimu. Kamu harus melindungi dirimu dengan baik, mencintaimu selamanya, Marie Hu! "
Aku melihat pesan teks ini berulang kali, hatiku yang tidak bisa menahan pancaran kehangatan, cinta dan kepercayaan Marie Hu padaku, yang membuatku tersentuh dan juga memberikanku keberanian untuk terus berjalan maju dengan tegas, bagaimanapun aku harus bisa melewati bencana ini, lalu dengan tenang bersama Marie Hu.
Tetapi berbicara tentang situasi mendesak ini, menurut pesan teks dari Marie Hu, kali ini Michael Li memberiku perintah kematian, meskipun sebelumnya pria tanpa jari itu dibuat Jeno lari ketakutan, tapi aku tidak menjamin bahwa Michael Li akan terus menyerang. Mungkin firasat Jeno tadi bukan tidak benar, mungkin situasi mendesak benar-benar sudah datang. Memikirkan hal ini, aku harus dengan cepat mengambil kembali ponselku dan bertanya pada Jeno: "Apakah benar ada orang yang bersembunyi dalam kegelapan?"
Jeno mengangguk-angguk kepalanya dengan sangat pasti, dan berkata dengan serius, "Ya!"
Setelah berbicara, kedua matanya yang tajam sama seperti cetakan printer, dengan cepat menscan sekelilingnya, dan kemudian dia berkata lagi dengan perlahan-lahan, "Jangan bersembunyi lagi, apakah ini menarik? Jika tidak keluar, aku akan pergi!"
Ketika suara Jeno jatuh ke bawah, beberapa gerakan yang abnormal akhirnya terjadi di depannya, seperti udara yang terpencar, tetapi tidak ada suara atau napas lagi, setelah itu, di bawah cahaya redup, bayangan gelap secara perlahan muncul, orang ini sama seperti hantu itu, berjalan saja tidak ada suara langkahan kaki, tetapi langkahnya sangat cepat, hampir dalam sekejap mata, dia langsung datang di hadapan kami.
Ini adalah seorang pria paruh baya yang tidak tinggi dan juga tidak pendek, tubuh yang kurus dan mengenakan setelan jas hitam, rambutnya sangat pendek, umumnya dikenal sebagai pria tangguh, berambut pendek dan rapi dengan bagian atas kepala yang datar, dan wajahnya sedikit kasar, penampilannya yang biasa-biasa saja dengan ciri khas terbesarnya adalah berkulit gelap, dan bagian yang terbuka semuanya gelap dengan setelan jas hitam, dia merasakan dirinya telah bercampur dalam kegelapan malam, kebanyakan orang dimalam hari tidak dapat menemukan keberadaannya. Setelah dia melayang di hadapan kami, kalimat pertamanya adalah: "Ini sedikit menarik, semua ini bisa kamu sadari, benar-benar tidak mengecewakanku."
Sangat jelas, perkataan yang dia katakana ke Jeno ini, jika didengar, dia sepertinya mengagumi kemampuan Jeno, tetapi pada kenyataannya, dia tidak memandang Jeno sama sekali, perkataan dan tindakannya menunjukkan kesombongannya yang tanpa batas.
Jeno menatap dengan kedua matanya, dan dengan sikap menghina, berkata dengan perlahan, "Masih ada orang kan, kenapa keluarnya tidak bersama-sama?"
Begitu Jeno selesai berbicara, dibelakang pria yang berpakaian hitam itu terdengar suara yang keras, langkah kaki yang berat, berbeda terbalik dengan pria yang berpakaian hitam tadi, langkah kaki ini sangat keras, persis seperti gajah yang sedang berjalan dengan kecepatan yang sangat cepat, datang kehadapan kami dengan hanya dua atau tiga langkah
berbaris dengan pria berpakaian hitam itu dan bertarung.
Pria ini juga seorang pria paruh baya, dan dia tidak tinggi atau tidak pendek, tapi dengan tubuh yang gemuk, dia sama seperti pria berpakaian hitam tadi, yang meninggalkan sedikit rambut pendek, berpenampilan yang biasa saja, tetapi yang mengejutkan adalah kulitnya sangat pucat dan pucatnya itu sedikit menakutkan orang-orang, sedikit darah pun tidak ada, dia juga mengenakan setelan jas, tapi itu merupakan setelan jas putih murni. Dilihat secara keseluruhan, dia pucatnya sampai menyilaukan mata terutama di malam hari, benar-benar sangat menarik. Setelah dia berdiri diam, dia langsung menunjukkan senyum diwajahnya, dia sambil tertawa dan sambil berkata terus terang: "Hei hitam tua, sepertinya hari ini kita akan bersenang-senang."
Nada Pria berpakaian putih itu penuh dengan candaan, senyumnya yang cemberut cukup untuk menunjukkan rasa percaya diri dan kegilaannya. Orang hitam dan orang putih ini semuanya tidaklah mudah.
Aku tiba-tiba melihat kedua orang ini, entah kenapa hatiku menjadi panik, aku merasakan seperti sepasang dewa pencabut nyawa ini datang untuk mencari nyawaku, seperti perasaan mati lemas yang sulit dikatakan Meskipun aku tidak seperti Jeno memiliki kemampuan persepsi yang begitu tajam, tapi kedua orang yang ada dihadapanku sangatlah aneh, sangat menakutkan, dan aku termasuk orang awam. Ketahuilah bahwa kekuatan mereka juga tentu sangat luar biasa, dan rasa penindasan yang mereka berikan kepada orang-orang sangatlah kuat.
Setelah aku tertegun untuk beberapa saat, otakku tiba-tiba menjadi sadar kembali, aku tahu bahwa kedua orang ini pasti diutus oleh Michael Li, tetapi yang harus ku perhatikan adalah Michael Li berada di pria tanpa jari itu yang membuat Jeno sampai mundur ketakutan, baru mengutus kedua pria paruh baya itu, bisa dikatakan, Michael Li sangat percaya akan kekuatan kedua pria ini, Bahkan mungkin mereka berdua adalah lawannya Jeno, Michael Li sengaja menggunakan mereka untuk menaklukkan Jeno, Kalau tidak, bagaimana mungkin dia hanya mengutus dua orang ini ketika dia tahu bahwa disekelilingku ada seorang master yang hebat!
Selain itu, mendengarkan perkataan mereka, mereka berdua seolah-olah seperti sudah lama menjadi seorang master yang hebat, dan akhirnya hari ini mereka keluar, mencari lawan untuk dimakan. Rasanya, mereka mau bersaing dengan Jeno sama seperti bermain, sama sekali tidak khawatir kalah atau menang, yang penting cukup buat mereka bersenang-senang saja.
Semakin aku memikirkannya, semakin aku merasa tidak nyaman, Awalnya aku benar-benar merasa yakin kepada Jeno, tetapi pada saat ini aku lebih tidak yakin lagi dan merasakan gugup.
Tetapi Jeno , seperti biasa begitu santai, dia memalingkan wajahnya, dengan serius berkata kepadaku, "penampilan dialog kedua orang aneh ini lumayan bagus, kamu harus membantuku mengingatnya , lain kali aku bisa belajar darinya!"
Setelah mendengarkan perkataan Jeno, kecemasan di hatiku tiba-tiba mereda, aku sangat tahu betul bahwa meskipun Jeno suka bercanda, tapi ketika dia harus serius, dia pasti juga bisa serius jika dia benar-benar dalam kesulitan, dia tidak akan bisa begitu santai. Jadi, aku pikir aku harus tetap percaya padanya, tetapi pada saat yang sama, aku hanya bisa mengingatkannya saja: "kamu harus berhati-hati, kelihatannya mereka bukanlah orang biasa."
Jeno mendengar itu, dengan refleks melambaikan tangannya, berkata dengan sambil bergaya: "shift satu, shift dua apaan itu lihatlah, cara berpenampilan bagus itu sangatlah penting,mereka baru mengatakan dua kalimat pun sudah menakutkanmu sampai seperti ini, coba katakan bagaimana mungkin aku tidak memikirkannya, sudahlah, tugasmu adalah menunggu disana dan melihat penampilanku yang tampan. Jangan menyakiti dirimu sendiri, kamu sekarang adalah orang yang bisa membantuku menghasilkan uang! "
Novel Terkait
Wonderful Son-in-Law
EdrickPengantin Baruku
FebiLove In Sunset
Elina1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaAsisten Wanita Ndeso
Audy MarshandaCintaku Pada Presdir
NingsiWahai Hati×
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (1)
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (2)
- Bab 2 Bu, Maaf (1)
- Bab 2 Bu, Maaf (2)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (1)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (2)
- Bab 4 Pria Perkasa (1)
- Bab 4 Pria Perkasa (2)
- Bab 5 Kemunculan Olive
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (1)
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (2)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(1)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(2)
- Bab 8 Musuhku(1)
- Bab 8 Musuhku(2)
- Bab 9 Sebelum badai datang
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (1)
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (2)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (1)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (2)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (1)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (2)
- Bab 13 Menjadi Pahlawan
- Bab 14 Lalat yang menganggu (1)
- Bab 14 Lalat yang menganggu (2)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (1)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (2)
- Bab 16 serangan yang terbuka mudah untuk ditangani, serangan kegelapan sulit untuk dihindari
- Bab 17 Harimau ingin menunjukkan kekuatan
- Bab 18 Aksi Balas Dendam
- Bab 19 Apa yang ditakutkan pasti akan terjadi
- Bab 20 Momen Menegangkan
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (1)
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (2)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (1)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (2)
- Bab 23 Majikan dan Anjingnya
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (1)
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (2)
- Bab 25 Rencana Licik (1)
- Bab 25 Rencana Licik (2)
- Bab 26 Satu Langkah Lagi
- Bab 27 Melukai Diri untuk Mendapatkan Kepercayaan
- Bab 28 Cinta dan Tidak Cinta
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (1)
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (2)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (1)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (2)
- Bab 31 Aura Seorang Ratu
- Bab 32 Pilihanmu Tidak Salah
- Bab 33 Pencegatan Mike
- Bab 34 Penyiksaan yang Kejam
- Bab 35 Ia adalah Ten Zhou
- Bab 36 Satu yang Menjaga, Tidak Ada yang Berani Menyerang
- Bab 37 Dendam dan Kewajiban
- Bab 38 Kecelakaan Gunawan
- Bab 39 Tokoh Kecil yang Tidak Dianggap
- Bab 40 Olive yang Sangat Terkejut
- Bab 41 Memancing ke dalam Jebakan
- Bab 42 Mike Berlutut
- Bab 43 Aura Pemenang
- Bab 44 Menginjak Jalan yang Buruk
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (1)
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (2)
- Bab 46 Pertarungan
- Bab 47 Tidak Ada yang Bisa Menaklukkanku
- Bab 48 Mencari Masalah
- Bab 49 Dua puluh miliar, itu hal yang kecil
- Bab 50 Menarik Uang
- Bab 51 menganggapmu ayah jika kaya
- Bab 52 keagungan
- Bab 53 Fetrin yang Percaya Diri
- Bab 54 Pengemis Tua
- Bab 55 Ada Uang, Sombong
- Bab 56 Krisis Ekonomi Keluarga Hu
- Bab 57 Merasa Terkejut
- Bab 58 Mike Kembali
- Bab 59 Datang Sendiri
- Bab 60 Boleh Membunuh Tapi Tidak Boleh Menghina
- Bab 61 Satu panggilan kak Chandra
- Bab 62 Mati dan hidup bersama
- Bab 63 Tidak berhenti sampai mati
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (1)
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (2)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (1)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (2)
- Bab 66 Waktu kematian sudah datang
- Bab 67 Perbuatan tercela Mike
- Bab 68 Fetrin Tiba
- Bab 69 Tuan Muda, Aku Terlambat
- Bab 70 Menjalani Keputusan Tuhan
- Bab 71 Amarah Michael Li
- Bab 72 Remehan Fetrin
- Bab 73 Bahaya Menyerang
- Bab 74 Namaku Jeno (1)
- Bab 74 Namaku Jeno (2)
- Bab 75 Michael Li Yang Jago
- Bab 76 Ada Orang di dalam Rumah
- Bab 77 Insting Orang hebat
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(1)
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(2)
- Bab 79 Jangan Mengulang ke Tiga Kalinya
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (1)
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (2)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (1)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (2)
- Bab 82 Balasan
- Bab 83 Posisi Defensif Michael Li
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (1)
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (2)
- Bab 85 Kematian Michael Li
- Bab 86 Kejadian saat itu
- Bab 87 Ayahmu
- Bab 88 Perasaan gelisah yang kuat.
- Bab 89 Perselisihan di Villa Keluarga Hu
- Bab 90 Sekeliling penuh dengan musuh
- Bab 91 Tuan Chandra
- Bab 92 Halo, Nama Aku Ruben
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (1)
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (2)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (1)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (2)
- Bab 95 Malu Ekstrim
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (1)
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (2)
- Bab 97 Kita Putus Saja (1)
- Bab 97 Kita Putus Saja (2)
- Bab 98 Kebencian
- Bab 99 Orang Belakang Ruben
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (1)
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (2)
- Bab 101 Menatap Semua orang
- Bab 102 Bersebrangan Dengan Marie Hu
- Bab 103 Ruben Yang Penuh Percaya Diri
- Bab 104 Tangkap Ruben dengan cara apapun
- Bab 105 Pertempuran Sengit
- Bab 106 Amarah Ruben
- Bab 107 Chris VS Ruben
- Bab 108 Kemampuan Fetrin
- Bab 109 Marie Berlutut
- Bab 110 Membalas Dendam Kepada Ruben
- Bab 111 Maaf, Aku Tidak Terima
- Bab 112 Pria Besar muncul
- Bab 113 Bunga Kampus yang Ketiga
- Bab 114 Selalu ada orang yang lebih hebat
- Bab 115 Putra Godi chen
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (1)
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (2)
- Bab 117 Ferdy Yang bertindak
- Bab 118 Keputusasaan Tanpa Akhir
- Bab 119 Lebih Baik Mati Daripada Hidup
- Bab 120 Pengemis Dan orang kaya generasi kedua (1)
- Bab 120 Pengemis dan orang kaya generasi kedua (2)
- Bab 121 Candra, Kamu Tamat (1)
- Bab 121 Chandra, Kamu Tamat ( 2)
- Bab 122 Ciuman Clara
- Bab 123 Kemarahan Ferdy
- Bab 124 Kobaran Api
- Bab 125 Hidup Mati
- Bab 126 Kematian Ruben Cai
- Bab 127 Ucapan Marie
- Bab 128 Menuju Ke Lokasi Perang
- Bab 129 Tuan Muda Ferdy Yang Susah Ditebak
- Bab 130 Ibuku Datang
- Bab 131 Keangkuhan Tuan muda Ferdy
- Bab 132 Api Peperangan Menyala
- Bab 133 Ibuku VS Tuan Muda Ferdy
- Bab 134 Berjuanglah Untuk Tetap Bertahan Hidup
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (1)
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (2)