Wahai Hati - Bab 87 Ayahmu
Bertahun-tahun telah berlalu, aku dan Olive akhirnya dapat duduk dengan suasana hati tenang mengobrol tentang peristiwa saat itu, aku juga akhirnya bisa melepaskan semua perasaan dihatiku, dan mengajukan pertanyaan yang tidak ingin kubicarakan dulunya.
Tetapi siapa yang menyangka, setelah Olive mendengar pertanyaanku ini, langsung mengerutkan kening dengan terkejut, dia melihatku, lalu berkata dengan bingung: “Sepupu? Sepupu apa?”
Mendengar perkataan ini, hatiku terkejut sejenak, sekelompok keributan tiba-tiba menghantam benakku, aku menatapi Olive, lalu berkata dengan gugup: “Si botak yang menculik ibuku itu, bukankah dia sepupumu?”
Olive masih membuka lebar matanya, lalu menyangkal: “Tentu saja bukan, bagaimana mungkin dia adalah sepupuku, dia hanyalah seseorang yang kukenal saat bermain di warnet dulunya.”
Setelah mendengar perkataan Olive, kilatan cahaya melintas dibenakku, aku teringat pada saat itu, si botak berkata bahwa dia adalah sepupunya Olive, tetapi sekarang tampaknya dia jelas berbohong. Benar, masalah itu tidak semudah kelihatannya, aku dengan tergesa-gesa lanjut bertanya kepada Olive: “Sebenarnya apa yang terjadi, kamu beritahu aku semuanya dengan jelas!”
Olive melihatku seperti ini, sepertinya juga mengerti bahwa ada terjadi kesalahpahaman dalam masalah ini, jadi dia dengan segera mengatakan semua yang dia ketahui.
Dulu, Ibuku memukul Olive didepan semua teman-teman sekelasnya, hati Olive memang sangat tidak nyaman, dia dipukuli dan kehilangan muka, dia tidak bisa menahan tindasan ini, tetapi setelah kejadian, Ibuku memberikan sejumlah uang kepada keluarga Olive, keluarganya juga mengambil uang itu dan tidak berencana untuk mempermasalahkan masalah ini lagi, jadi, bahkan jika Olive sangat tidak nyaman, juga hanya bisa diam saja. Dan terhadap masalah kehilangan muka, dia juga malu untuk pergi ke sekolah, dengan seperti itu membawa keengganan dan keberatan keluar ke masyarakat.
Dan pada saat itu, si botak tiba-tiba menemukan Olive, Olive dan si botak ini juga tidak memiliki hubungan khusus, hanyalah saling mengenal. Namun, karena selama beberapa waktu itu Olive tidak pergi ke sekolah, jadi sering pergi ke warnet untuk menghabiskan waktu, si botak juga sering pergi ke warnet tersebut, dia melihat ada yang aneh dengan Olive, lalu bertanya padanya apakah memiliki masalah, hati Olive memang sangat tertekan, lalu dia mencurahkan semua isi hatinya kepada si botak.
Setelah si botak selesai mendengarnya, dengan segera sangat marah, dia mengatakan tidak boleh menahan tindasan itu sepanjang waktu, harus membalas dendam, dia mengajukan diri, berkata bahwa dia bersedia membantu Olive untuk membalas dendam.
Olive dirangsang olehnya seperti ini, juga menyetujuinya. Pada saat itu, dia masih seorang gadis pemberontak, gadis yang tidak menerima kekalahan, jika dia tidak membalas dendam ini, perasaannya sangat tidak nyaman.
Tetapi, apa yang tidak disangka oleh Olive adalah perkembangan masalah itu jauh dari perkiraannya. Dia tidak akan menyangka bahwa si botak itu menculik Ibuku, bahkan membuat masalah sampai sangat parah, menyebabkan 2 orang mati 2 orang terluka, dan menyebabkan Ibuku masuk penjara.
Dan yang lebih membuat Olive tidak menyangka adalah 2 orang yang terluka itu, pada akhirnya mengalami kecelakaan dan meninggal.
Setelah Olive mengetahui masalah ini, mentalnya menerima sebuah pukulan yang sangat besar, keluarganya juga sangatlah ketakutan, orangtua Olive khawatir bahwa masalah ini akan melibatkan Olive, jadi mereka membawanya pergi dari tempat ini dengan secepat mungkin.
Olive meninggalkan kota kejadian ini, keadaan mentalnya berangsur-angsur membaik, tetapi sejak saat itu, dia sepenuhnya berubah, dari seorang gadis pemberontak menjadi seorang gadis yang bermoral baik, murid yang baik dan bermental baik.
Setelah mendengar penjelasan dari Olive, aku berpikir sangat lama, hatiku masih berdebar, merasa sebuah ketegangan yang tak terlihat memenuhiku, aku masih tidak dapat mempercayainya, sepertinya semua berubah menjadi sangat aneh, aku mengkonfirmasi sekali lagi kepada Olive: “Maksudmu, kamu hanya menyuruh si botak itu memberi Ibuku sedikit pelajaran, dan kamu sama sekali tidak menyangka bahwa dia akan menculik Ibuku, juga tidak tahu masalah tentang dia akan memeras 6 miliar dari Ibuku?”
Olive menjawab dengan sangat pasti: “Aku tidak tahu dia akan melakukan semua itu, aku dan Ibumu tidak memiliki dendam yang sangat dalam, bagaimana aku bisa menyuruh orang menculik dan memerasnya?”
Setelah aku selesai mendengarnya, aku menarik nafas dalam-dalam, lalu lanjut bertanya: “2 pria yang terluka, apakah dua-duanya telah mati?”
Olive menganggukan kepala, berkata: “Ya, semuanya mati karena kecelakaan, saat itu aku hanya takut dan tidak memikirkannya terlalu banyak, tetapi setelah mendengar semua perkataanmu ini, aku tiba-tiba merasa ada sesuatu yang tidak beres!”
Aku tidak mengatakan apa-apa lagi, hanya berpikir dalam keheningan sejenak, yang dikatakan Olive benar, masalah ini sangatlah tidak beres, merasa bahwa hanya aku dan Olive yang berada dalam kegelapan, kebenaran yang dibalik semua ini, kami sama sekali tidak bisa mengetahuinya. Kami berdua seperti orang bodoh, masing-masing merasa bersalah selama lebih dari 4 tahun, aku mengalami trauma atas kejadian itu, aku selalu mengira bahwa aku yang menyebabkan masalah ini, selalu menyalahkan diriku sendiri atas keberanianku yang kecil. Olive sepertinya juga sama, dia juga merasa dirinya adalah pelakunya, merasa dirinya menyebabkan kematian keempat orang itu, dan menyebabkan Ibuku masuk penjara, dia selalu hidup dalam rasa bersalah. Tetapi, sebenarnya apa kebenaran dari masalah ini?
Olive melihatku tidak berbicara, dia mengerutkan kening lagi, lalu meminta maaf kepadaku: “Chandra, aku benar-benar minta maaf, tidak peduli bagaimanapun, semua ini terjadi karenaku, aku yang mencelakai Ibumu!”
Mendengar perkataan Olive, aku terkejut lagi, benar, selama bertahun-tahun ini aku selalu menyalahkan Olive, aku mengira bahwa dia yang mencelakai Ibuku, tetapi sekarang dipikirkan, dia bukanlah akar penyebab semua masalah ini terjadi!
Pertama, si botak yang mencari Olive terlebih dahulu, dia juga membohongi kami bahwa dia adalah sepupunya Olive, dan menculik lalu merampok Ibuku tanpa sepengetahuan Olive, dia melakukan semua ini, sama sekali tidak mungkin untuk membantu Olive balas dendam!
Kedua, karena Ibuku memiliki kekuatan yang begitu kuat, bagaimana mungkin bisa diculik oleh si botak dan penculik kecil lainnya, dan bahkan hukuman 10 tahun penjara atas masalah ini?
Semakin aku berpikir semakin merasa bahwa aku dan Olive hanyalah kambing hitam dalam masalah ini, kelihatannya bahwa aku dan dia adalah penyebab masalah ini, tetapi sebenarnya, pasti ada alasan yang lain.
Kalau begitu, bagaimana aku masih bisa menyalahkan Olive sekarang?
Kami berdua bernasib sama, kami berdua sebenarnya hanyalah korban, aku tahu bahwa dia tidak berniat mencelakai Ibuku, aku juga tahu bahwa penyebab utama masalah ini seharusnya bukanlah dia. Jadi, aku tidak akan membencinya lagi, kali ini, aku benar-benar melepaskan semua ketidaksenanganku, dan kebencianku yang menumpuk selama bertahun-tahun terhadapnya. Aku melihatnya, lalu dengan tulus menjawab: “Masalah ini tidak boleh menyalahkanmu, kamu juga tidak perlu menyalahkan diri sendiri lagi, masalah ini mungkin merupakan sebuah jebakan yang telah direncanakan, aku pasti akan mencari tahunya!”
Selesai mengatakan, aku dengan segera mengeluarkan ponsel, lalu menelefon Fetrin.
Didalam telefon, aku meminta Fetrin untuk bertemu denganku. Fetrin mengatakan bahwa dia sibuk siang ini, dan mengajakku bertemu malam saja, sekalian makan malam bersama.
Setelah selesai menentukan waktu dan tempat, aku menutup telefon.
Menyimpan ponsel, aku baru menyadari bahwa Olive sedang menatapiku, aku merasa tatapan matanya hari ini tidak terlepas dariku, meskipun aku bertebal muka, tetapi terus-menerus dilihatnya seperti ini, juga akan sedikit canggung, terutama dikamar ini hanya ada kami berdua, seorang pria dan gadis, begitu tidak hati-hati akan muncul percikan api, demi menghindari masalah yang merepotkan ini, aku mengusulkan untuk mengantar Olive kembali ke sekolah.
Olive juga tidak mengatakan apapun, dengan hening bersamaku meninggalkan hotel, dan berjalan kearah sekolah.
Dalam perjalanan, kami tetap diam, hanya berjalan dengan tenang. Sampai ketika tiba di depan gerbang sekolah, dan akan berpisah, Olive akhirnya berbicara, berkata kepadaku dengan suara kecil: “Chandra, kamu sudah berubah, berubah menjadi sangat berbeda, kamu yang dulunya begitu pemalu, bahkan tidak berani berbicara dengan keras, sekarang, tidak ada sedikitpun sifatmu yang dulu lagi, kamu dan Chandra dulunya, sama sekali bertolak belakang!”
Mendengar perkataan Olive, aku menjawab: “Kamu juga telah berubah, kamu yang dulunya, bagiku adalah iblis wanita. Aku sangat takut kepadamu, tetapi pada saat itu, aku sebenarnya juga sangatlah bahagia, tetapi, itu semua adalah masa lalu, sudah tidak dapat kembali lagi!”
Setelah Olive selesai mendengarnya, tatapan matanya tersentuh sejenak, dan menganggukan kepala seperti sedang memikirkan sesuatu, kemudian melihatku sekilas lagi dengan dalam, lalu berbalik badan dan berjalan kearah sekolah.
Aku berdiri ditempat, memandangi sosok belakangnya, dan melihatnya masuk kedalam. Aku bukanlah kayu, aku dapat membaca sedikit pemikiran Olive dari matanya, tetapi aku dan dia, mungkin sepertinya yang dikatakan orang-orang, berjodoh tetapi tidak bisa bersama, diantara kami selalu ada kesalahan, hubungan kami sangatlah rumit, ada kebencian, ada kesalahpahaman, ada saling membantu, dan ada segala jenis keterikatan, hanya saja, kami ditakdirkan tidak boleh bersama, karena aku sudah memiliki Marie Hu, aku tidak boleh mengecewakan Marie Hu!
Melihat Olive menjauh sampai menghilang, aku baru berbalik badan dan kembali ke hotel.
Jam 7 malam, aku tiba tepat waktu ditempat yang telah kusepakati dengan Fetrin, tempat ini adalah restoran barat, Fetrin datang lebih awal dariku, dia sudah memesan tempat dan menungguku.
Begitu aku masuk ke dalam restoran, dari kejauhan dapat melihat Fetrin duduk disudut, dia masihlah dia, berpakaian sopan, aura yang dingin, hanya saja, perasaan yang dia berikan kepadaku telah berubah, sekarang aku benar-benar sedikit tidak mengenalinya, dia dan Ibuku telah menyembunyikan terlalu banyak hal dariku, merasa diriku sendiri tidak mengetahui apapun tentang segalanya, sama seperti orang bodoh, sekarang, aku juga harus memiliki pendapatku sendiri.
Setelah duduk, aku tidak beromong kosong lagi, dan dengan tidak sabar berkata kepada Fetrin: “Aku ingin mengetahui kebenaran tentang Ibuku masuk penjara!”
Fetrin tiba-tiba mendengarkan ku bertanya seperti itu, dia tertengun sesaat. Dia menatapku, lalu berkata: “Mengapa kamu tiba-tiba menanyakan ini, mari kita pesan makanan dulu!”
Aku tidak memikirkan hal lain lagi, dan dengan bersikeras berkata: “Tidak, aku hanya ingin tahu tentang hal ini, apakah hal tentang Ibuku tidak sesederhana yang terlihat, hanya dengan beberapa preman kecil bagaimana mungkin dapat menculiknya, bagaimana mungkin dapat mencelakainya masuk penjara, sebenarnya apa yang terjadi padanya?”
Fetrin melihatku begitu keras kepala, baru meletakkan menu yang ada ditangannya, dan menjelaskan kepadaku dengan tulus dan berbobot, berkata: “Masalah ini memang sedikit rumit, beberapa preman itu hanyalah sebuah alat, mereka paling tidak hanya catur yang dikendalikan oleh orang, orang yang benar-benar ingin mencelakai ibumu adalah berlatar belakang hebat, seseorang yang sangatlah berkuasa!”
Mendengar ini, aku menjadi sangat tegang, aku memandangi Fetrin dengan dalam, lalu berkata dengan suara dalam: “Siapa dia?”
Fetrin bangkit, lalu berkata dengan sangat serius: “Chandra, dunia yang kamu lihat sekarang sangatlah kecil. Dunia ini sangatlah besar, sangatlah banyak orang sangatlah banyak masalah, semua ini bukanlah sesuatu yang dapat kamu bayangkan, tetapi kamu juga tidak perlu mengetahuinya, kamu hanya perlu menjalani hidupmu dengan baik, terkait siapa orang itu, kamu tidak perlu mengetahuinya, aku juga tidak akan memberitahumu!”
Dunia ini sangatlah besar, duniaku sangatlah kecil, aku tidak perlu khawatir tentang hal besar, aku hanya perlu menjadi diriku sendiri, apakah, ini sebabnya Ibuku menyembunyikan semuanya dariku? Apakah dia sengaja menjadikanku sebagai seseorang yang tidak mengetahui apapun?
Mungkin, Ibuku berbuat seperti ini demi kebaikanku, dia berharap aku dapat hidup didunia kecil tanpa kekhawatiran, dia yang akan melindungiku, tetapi sekarang, dia sendiri telah dipenjara, apakah aku masih bisa berpura-pura tidak mengetahui semuanya?
Aku tidak bisa melakukannya, bahkan jika aku tidak bisa membantu, aku juga ingin mencari tahu semuanya dengan jelas, setelah jeda, aku bertanya kepada Fetrin lagi: “Mengapa orang itu ingin mencelakai Ibuku?”
Fetrin merenung sejenak, lalu menjawab dengan nada bicara yang mendalam: “Karena seorang pria!”
Aku dengan refleks berkata: “Siapa?”
Fetrin menatapku dengan dalam, lalu mengucapkan sebuah kata yang bermakna: “Ayahmu!”
Novel Terkait
Ternyata Suamiku Seorang Milioner
Star AngelCantik Terlihat Jelek
SherinPredestined
CarlyAdore You
ElinaMy Charming Wife
Diana AndrikaWahai Hati×
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (1)
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (2)
- Bab 2 Bu, Maaf (1)
- Bab 2 Bu, Maaf (2)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (1)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (2)
- Bab 4 Pria Perkasa (1)
- Bab 4 Pria Perkasa (2)
- Bab 5 Kemunculan Olive
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (1)
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (2)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(1)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(2)
- Bab 8 Musuhku(1)
- Bab 8 Musuhku(2)
- Bab 9 Sebelum badai datang
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (1)
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (2)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (1)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (2)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (1)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (2)
- Bab 13 Menjadi Pahlawan
- Bab 14 Lalat yang menganggu (1)
- Bab 14 Lalat yang menganggu (2)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (1)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (2)
- Bab 16 serangan yang terbuka mudah untuk ditangani, serangan kegelapan sulit untuk dihindari
- Bab 17 Harimau ingin menunjukkan kekuatan
- Bab 18 Aksi Balas Dendam
- Bab 19 Apa yang ditakutkan pasti akan terjadi
- Bab 20 Momen Menegangkan
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (1)
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (2)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (1)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (2)
- Bab 23 Majikan dan Anjingnya
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (1)
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (2)
- Bab 25 Rencana Licik (1)
- Bab 25 Rencana Licik (2)
- Bab 26 Satu Langkah Lagi
- Bab 27 Melukai Diri untuk Mendapatkan Kepercayaan
- Bab 28 Cinta dan Tidak Cinta
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (1)
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (2)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (1)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (2)
- Bab 31 Aura Seorang Ratu
- Bab 32 Pilihanmu Tidak Salah
- Bab 33 Pencegatan Mike
- Bab 34 Penyiksaan yang Kejam
- Bab 35 Ia adalah Ten Zhou
- Bab 36 Satu yang Menjaga, Tidak Ada yang Berani Menyerang
- Bab 37 Dendam dan Kewajiban
- Bab 38 Kecelakaan Gunawan
- Bab 39 Tokoh Kecil yang Tidak Dianggap
- Bab 40 Olive yang Sangat Terkejut
- Bab 41 Memancing ke dalam Jebakan
- Bab 42 Mike Berlutut
- Bab 43 Aura Pemenang
- Bab 44 Menginjak Jalan yang Buruk
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (1)
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (2)
- Bab 46 Pertarungan
- Bab 47 Tidak Ada yang Bisa Menaklukkanku
- Bab 48 Mencari Masalah
- Bab 49 Dua puluh miliar, itu hal yang kecil
- Bab 50 Menarik Uang
- Bab 51 menganggapmu ayah jika kaya
- Bab 52 keagungan
- Bab 53 Fetrin yang Percaya Diri
- Bab 54 Pengemis Tua
- Bab 55 Ada Uang, Sombong
- Bab 56 Krisis Ekonomi Keluarga Hu
- Bab 57 Merasa Terkejut
- Bab 58 Mike Kembali
- Bab 59 Datang Sendiri
- Bab 60 Boleh Membunuh Tapi Tidak Boleh Menghina
- Bab 61 Satu panggilan kak Chandra
- Bab 62 Mati dan hidup bersama
- Bab 63 Tidak berhenti sampai mati
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (1)
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (2)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (1)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (2)
- Bab 66 Waktu kematian sudah datang
- Bab 67 Perbuatan tercela Mike
- Bab 68 Fetrin Tiba
- Bab 69 Tuan Muda, Aku Terlambat
- Bab 70 Menjalani Keputusan Tuhan
- Bab 71 Amarah Michael Li
- Bab 72 Remehan Fetrin
- Bab 73 Bahaya Menyerang
- Bab 74 Namaku Jeno (1)
- Bab 74 Namaku Jeno (2)
- Bab 75 Michael Li Yang Jago
- Bab 76 Ada Orang di dalam Rumah
- Bab 77 Insting Orang hebat
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(1)
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(2)
- Bab 79 Jangan Mengulang ke Tiga Kalinya
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (1)
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (2)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (1)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (2)
- Bab 82 Balasan
- Bab 83 Posisi Defensif Michael Li
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (1)
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (2)
- Bab 85 Kematian Michael Li
- Bab 86 Kejadian saat itu
- Bab 87 Ayahmu
- Bab 88 Perasaan gelisah yang kuat.
- Bab 89 Perselisihan di Villa Keluarga Hu
- Bab 90 Sekeliling penuh dengan musuh
- Bab 91 Tuan Chandra
- Bab 92 Halo, Nama Aku Ruben
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (1)
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (2)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (1)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (2)
- Bab 95 Malu Ekstrim
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (1)
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (2)
- Bab 97 Kita Putus Saja (1)
- Bab 97 Kita Putus Saja (2)
- Bab 98 Kebencian
- Bab 99 Orang Belakang Ruben
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (1)
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (2)
- Bab 101 Menatap Semua orang
- Bab 102 Bersebrangan Dengan Marie Hu
- Bab 103 Ruben Yang Penuh Percaya Diri
- Bab 104 Tangkap Ruben dengan cara apapun
- Bab 105 Pertempuran Sengit
- Bab 106 Amarah Ruben
- Bab 107 Chris VS Ruben
- Bab 108 Kemampuan Fetrin
- Bab 109 Marie Berlutut
- Bab 110 Membalas Dendam Kepada Ruben
- Bab 111 Maaf, Aku Tidak Terima
- Bab 112 Pria Besar muncul
- Bab 113 Bunga Kampus yang Ketiga
- Bab 114 Selalu ada orang yang lebih hebat
- Bab 115 Putra Godi chen
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (1)
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (2)
- Bab 117 Ferdy Yang bertindak
- Bab 118 Keputusasaan Tanpa Akhir
- Bab 119 Lebih Baik Mati Daripada Hidup
- Bab 120 Pengemis Dan orang kaya generasi kedua (1)
- Bab 120 Pengemis dan orang kaya generasi kedua (2)
- Bab 121 Candra, Kamu Tamat (1)
- Bab 121 Chandra, Kamu Tamat ( 2)
- Bab 122 Ciuman Clara
- Bab 123 Kemarahan Ferdy
- Bab 124 Kobaran Api
- Bab 125 Hidup Mati
- Bab 126 Kematian Ruben Cai
- Bab 127 Ucapan Marie
- Bab 128 Menuju Ke Lokasi Perang
- Bab 129 Tuan Muda Ferdy Yang Susah Ditebak
- Bab 130 Ibuku Datang
- Bab 131 Keangkuhan Tuan muda Ferdy
- Bab 132 Api Peperangan Menyala
- Bab 133 Ibuku VS Tuan Muda Ferdy
- Bab 134 Berjuanglah Untuk Tetap Bertahan Hidup
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (1)
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (2)